Prolog 1

You're My Trauma

Japan, 2003

Disebuah padang rumput di pinggir kota Tokyo, dua orang anak laki-laki bermain bersama. Salah satu dari mereka sibuk mengejar seekor kupu-kupu yang terbang menjauh. Sementara namja yang lebih muda -em.. sekitar 9 tahun kalau tidak salah- mengikuti namja yang tadi mengejar kupu-kupu.

Hap..

Akhirnya namja itu berhasil menangkap kupu-kupu cantik itu dengan tangannya.

"Kyungsoo lihat ini!" anak laki-laki berusia 15 tahun itu berteriak pada anak laki-laki lain yang dipanggil Kyungsoo. namja itu segera merendahkan tubuhnya saat Kyungsoo hendak melihat kupu-kupu yang dia tangkap.

"Aaa... Kupu-kupu. Kawai!" mata Kyungsoo berbinar saat melihat kupu-kupu yang ada ditangan namja disampingnya.

"Tapi kau lebih kawai Kyungsoo." namja berkulit tan itu mencubit hidung Kyungsoo.

"Ya! Jongin hyung. Kyungsoo itu perem- eh maksudku laki-laki. Masa dibilang kawai sih?" Kyungsoo mempoutkan bibirnya.

"Iya-iya Kyungsoo emang namja tapi bagi Jongin hyung, keimutan Kyungsoo melebihi yeoja." Jongin atau yang lebih sering dipanggil Kai itu terkekeh pelan.

"Benarkah? Kalau Kyungsoo imut, Jongin hyung mau tidak jadi suami Kyungsoo kalau Kyungsoo udah besar?" Kyungsoo menunjukkan binar matanya pada Kai.

"Tentu saja. Kyungsoo kan cantik."

Cup..

Kai mengecup pipi Kyungsoo pelan tapi tetap saja membuat wajah Kyungsoo merah padam.

"Saranghae Jongin hyung."

"Nado saranghae."

.

4 tahun kemudian... (Alurnya cepet banget ye?)

2007

Kyungsoo menyangga kepalanya dengan tangannya di atas pagar balkon. Ia menatap lurus kearah sebuah balkon lain di seberang sana. Ia menunggu seseorang yang mungkin akan muncul beberapa saat lagi. Mengingat sekarang sudah pukul 4 sore, sudah pasti beberapa saat lagi 'dia' akan muncul.

"Kenapa Jongin hyung belum pulang ya?" dia bergumam tanpa mengalihkan pandangannya dari balkon kamar Kai.

"Kyungsoo kau sedang apa?" tiba-tiba seorang namja cantik masuk ke dalam kamar kyungsoo.

"Aniyo Bummie. Aku hanya menunggu Jongin hyung pulang." Lagi-lagi Kyungsoo tidak mengalihkan perhatiannya

"Kenapa kau menunggunya? Dia pasti akan pulang Kyungsoo jadi tidak usah di tunggu." Namja cantik itu mengusap kepala Kyungsoo lembut.

"Tapi aku khawatir Bummie. Ini sudah jam 4 lebih dan Jongin hyung belum pulang."

"Jongin hyung pasti ada urusan hingga ia pulang telat. Kau tidak perlu khawatir. Lebih baik sekarang kau masuk. Udara sudah mulai dingin." Kibum kini mengusap kepala Kyungsoo sekali lagi sebelum keluar dari kamar anaknya itu.

"Bummie mana Kyungsoo?" tanya seorang namja tampan yang baru saja pulang dari kantornya.

"Dia masih menunggu Kai pulang. Hah.. aku khawatir padanya. Bagaimana jika dia tahu bahwa Kai sudah punya kekasih? Dia pasti sangat sedih." Namja cantik yang merupakan eomma Kyungsoo itu (OMO!) duduk di sebelah suaminya dengan wajah sedih.

"Jangan khawatir. Kyungsoo pasti bisa menghadapi semua ini Bummie." Namja tampan itu menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik istrinya.

"Semoga saja Wonnie."

.

Kyungsoo masih tetap memandang balkon kamar Kai. Jam sudah menunjukkan jam 5 tapi Kai belum juga pulang.

"Sebenarnya kau kemana hyung?" gumam Kyungsoo.

Cklek..

Blam...

Suara pintu yang dibuka dan ditutup itu terdengar samar di telinga Kyungsoo. matanya berbinar kala tahu bahwa itu adalah Kai yang masuk ke dalam kamarnya sendiri.

"Jongin-" teriakan Kyungsoo terhenti saat melihat ada seseorang yang ikut masuk ke dalam kamar Kai. Seorang yeoja bertubuh seksi dan berkulit putih. Dilihat dari penampilannya pastilah dia adalah seorang model.

Mata Kyungsoo terbelalak saat melihat Kai dan yeoja itu berciuman.

'mereka sedang apa?' Kyungsoo menatap mereka berdua tanpa berkedip. Tentu saja Kyungsoo tidak mengerti apa yang sedang mereka lakukan. Dia masih terlalu polos sebagai anak berusia 10 tahun.

Ciuman Kai dan yeoja itu berhenti sejenak. Mereka berdua saling menatap satu sama lain sebelum Kai mendorong tubuh yeoja itu ke atas tempat tidur lalu menciuminya lagi.

Kyungsoo bisa melihat tangan Kai yang dengan perlahan membuka satu persatu kancing baju sang yeoja lalu membuang seragam sekolah itu sembarangan arah. Meninggalkan bra hitam yang menutupi kedua payudara besar yeoja itu. (Bentar! Author mau ambil tissue dulu buat ngelap ingus. Biasa kan author masih anak ingusan#plak. Anak ingusan aja bangga.)

Kai menatap yeoja itu dengan tatapan mesumnya. Ia menjilat bibir bagian atasnya yang tiba-tiba terasa kering. Dengan sigap dia membuka bra itu lalu mengulum 'isi'nya dengan rakus.

'Sebenarnya mereka sedang apa?! Aku tidak mengerti!" Kyungsoo mengacak rambutnya frustasi sambil terus memperhatikan tingkah laku mereka berdua.

Tiba-tiba pandangan Kyungsoo dan yeoja itu bertemu. Cukup lama hingga sang yeoja membisikkan sesuatu ke telinga Kai.

Kyungsoo semakin bingung saat Kai beranjak dari tempat tidur dan menuju ke arah pintu balkon kamarnya.

"Jo-" lagi-lagi panggilan Kyungsoo terputus karena Kai sudah lebih dulu menutup tirai pintu balkon itu setelah sebelumnya tersenyum manis pada Kyungsoo.

"Sungguh mereka menyebalkan!" Kyungsoo berjalan masuk ke dalam rumah sambil mempoutkan bibirnya. Walau sebenarnya dia masih penasaran dengan apa yang dilakukan Kai dengan wanita itu. Dan kejadian barusan membuat Kyungsoo CUKUP cemburu.

.

Sinar matahari pagi masuk ke sela-sela kain korden kamar Kyungsoo. namja kecil bermata bulat itu mengerjapkan matanya guna menyesuaikan dengan cahaya di ruangan itu.

"Kyungsoo. dicariin Kai nih." Mata Kyungsoo langsung terbuka sempurna saat ibunya berteriak bahwa KaiNYA telah datang. Dengan kecepatan cahaya(?) Kyungsoo langsung berlari keluar kamar tanpa ganti baju ataupun menggosok gigi terlebih dahulu.

"Jongin hyung~"

Bruk..

Kyungsoo menubruk tubuh Kai yang jauh lebih tinggi darinya. "Kemarin kau kemana? Kenapa tidak kesini?" tanya Kyungsoo sambil mendongakkan kepalanya. menatap wajah Kai yang menunjukkan senyuman manis.

"Kemarin hyung ada sedikit urusan. Jadi tidak bisa kemari. Sebagai gantinya, bagaimana kalau kita jalan-jalan pagi ini?" tanya Kai sambil merendahkan tubuhnya.

Mata Kyungsoo berbinar saat mendengar ajakan dari Kai.

"Ne Hyung. Aku mau ganti baju dulu sebentar. Jangan ditinggal ne!" Kyungsoo langsung berlari menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

"Kai dia siapa?" Kai menoleh kearah Kibum lalu pandangannya mengarah pada seorang yeoja diluar rumah Kyungsoo.

"Dia yeojachinguku eomma. Namanya Krystal." Jangan tanya kenapa Kai memanggil Kibum dengan sebutan eomma. Karena keluarganya dan keluarga Kyungsoo sangat dekat jadi Kai terbiasa memanggil Kibum dengan sebutan eomma begitu pula sebaliknya.

"Dia cantik. Kau pintar memilih Jongin."

"Gomawo eomma." Kai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

"Hyung ayo berangkat!" Kyungsoo keluar dari kamarnya dengan baju kesayangannya (Read: gambar tedy bear)

"Kajja Kyungsoo. eomma kami berangka dulu ne." Kai pamit ke Kibum.

"Bummie, Kyungsoo pergi dulu ne~ Pay-pay." Kyungsoo melambai kearah ibunya.

"Semoga kau tidak menyakiti Kyungsoo kecilku, Kai." Kibum menatap tubuh kedua anaknya itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Sedih, senang, kecewa, khawatir. Semuanya bercampur menjadi satu. "Dan yaampun apa anak itu memanggilku 'Bummie' lagi? Haish.. aku ini kan ibunya kenapa dia memanggilku seperti seseorang yang memanggil istrinya? Ini pasti gara-gara si kuda itu yang terlalu sering memanggilku Bummie. Sialan kau!"

Kai menggandeng tangan kecil Kyungsoo menuju ke arah pintu pagar rumah Kyungsoo.

"Nah Kyungsoo. kenalkan ini Krystal eonnie. Dia yeojachingunya Hyung."

Deg..

Jantung Kyungsoo serasa berhenti. Ia menatap yeoja didepannya itu dengan tatapan kosong. Ia masih sangat ingat bahwa yeoja ini adalah yeoja yang bersama Kai kemarin sore.

"Annyeong Kyungsoo. panggil aku Krystal ne." Krystal mensejajarkan tubuhnya dengan Kyungsoo. senyuman manis terpantri di wajahnya yang imut.

Namun Kyungsoo tetap diam. Dia tetap menatap Krystal dengan pandangan tidak suka. Kai yang menyadari hal itu langsung mengalihkan perhatian.

"Em sudahlah. Ayo kita jalan-jalan." Kai mengandeng Kyungsoo dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya untuk mengandeng tangan Krystal.

Mereka bertiga berjalan pelan menuju taman yang letaknya tak jauh dari tumah Kyungsoo dan Kai.

"Oppa lihat mereka. mereka manis ya." Krystal menunjuk dua orang anak laki-laki yang asik bermain pasir di box pasir(?)

"Ne. mereka manis, tapi tidak semanis dirimu." Wajah Krystal langsung memerah sedetik setelah Kai menggombalinya.

"Oppa gombal." Krystal memukul bahu Kai pelan.

"Tapi aku berani bersumpah Krystal. Kau orang paling cantik, paling imut dan paling manis yang pernah aku kenal. Ya setelah ibuku." Wajah Krystal benar-benar merah sekarang. Ia hanya diam dan menundukkan kepalanya.

"Cih. Pembohong." Kyungsoo berdecih pelan tapi Kai masih dapat mendengarnya.

"Kau bilang apa Kyungsoo?" Tanya Kai.

"Ah tidak hyung. Aku hanya em.. mau naik ayunan. Ya ayo naik ayunan hyung." Kyungsoo menarik tangan Kai mendekati ayunan hingga pegangan tangan Kai dan Krystal terlepas.

"Hyung dorongkan ayunannya!" teriak Kyungsoo riang setelah dia berhasil menaiki ayunan yang sebenarnya lumayan tinggi untuknya. Kai dengan senang hati mendorongkan ayunan itu.

"Whoa~ Lebih cepat hyung!"

"Tidak bisa. Kau nanti jatuh lagi. Bisa repot kan kalau aku membawamu pulang dengan hidung yang berdarah karena jatuh dari ayunan." Kyungsoo hanya bisa manyun.

"Kai bisakah kau dorongkan ayunanku juga?" Kyungsoo menoleh ke ayunan sebelah kanannya. 'Hey sejak kapan dia disitu?' Kyungsoo sedikit terkejut saat melihat Krystal yang juga sudah duduk diatas ayunan.

"Tentu chagi." Kai beralih ke ayunan Krystal. Dan itu membuat bibir Kyungsoo tambah manyun.

'MENYEBALKAN!'

"Kai aku ingin es krim. Bisakah kau membelikannya untukku?" Krystal menunjukkan puppy eyesnya. Kyungsoo merasa mual saat melihat tingkah Krystal yang menurutnya menjijikan itu.

"Tentu chagi. Kyungsoo kau juga mau?" tanya Kai pada Kyungsoo.

"Tentu hyung." Kyungsoo tersenyum.

"Baiklah tunggu disini ne." Kai menepuk kepala Kyungsoo sekilas sebelum ia berjalan menuju sebuah kedai es krim di seberang jalan.

"Hey anak kecil. Jangan coba-coba menghalangiku dengan Kai! Arraseo?! Kalau tidak kupastikan kau tidak akan pernah bertemu lagi dengan Kai." Kyungsoo sangat kaget saat mendengar suara Krystal yang menyeramkan. Ia menegug salivanya berat.

"Kau punya 2 kepribadian ya?"

"Aku hanya punya satu kepribadian. Dan ini yang asli." Krystal memasang smirknya yang tentu saja membuat Kyungsoo merinding.

"Maaf lama menunggu. Tadi sedikit antri. Ini es krimnya my princess. Dan ini er krimmu em.. Pororo." Kyungsoo membulatkan matanya saat Kai memanggilnya Pororo sementara memanggil Krystal dengan 'My Princess'

"Aku bukan pororo hyung!" Kyungsoo mengerucutkan bibirnya sambil merebut es krimnya dari tangan Kai.

"Mian. Aku hanya bercanda." Kai kembali menepuk kepala Kyungsoo. lalu dia menoleh ke arah Krystal.

"Aigo Krystal. Mukamu belepotan." Kai segera mengeluarkan sapu tangannya lalu mengusap bibir Krystal dengan sapu tangannya.

"Aish makan saja seperti anak kecil." Decak Kyungsoo yang dapat didengar oleh Krystal.

"Apa kau bilang? Lebih baik kau bercermin dulu. Mukamu juga belepotan tau!" Kyungso langsung mengusap sudut bibirnya. Ah benar ada noda coklat es krim disana.

"Sudah-sudah sini Kyungsoo juga kubersihkan." Kai mendekatkan wajahnya pada Kyungsoo.

Chup..

Kai menghisap bibir Kyungsoo pelan. Ia juga menjulurkan lidahnya untuk membersihkan noda es krim di bibir Kyungsoo.

Sementara Krystal... entahlah pikirkan sendiri.

Kai melepaskan ciumannya.

"Sudah bersih sekarang." Ucap Kai sambil mengusap salivanya yang ada di bibir Kyungsoo.

"Arigatou Jongin hyung." Kyungsoo tersenyum manis pada Kai.

"K-Kai kau?" Krystal menunjuk Kyungsoo dan Kai bergantian.

"Ah maaf Krystal. Tapi itu kebiasaanku untuk membersihkan noda es krim di bibir Kyungsoo. hehehe.." Kai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sementara Krystal hanya mengangguk walau sebenarnya dia masih tak percaya dengan apa yang dia lihat barusan.

Drrt... drrt...

Tiba-tiba ponsel Krystal bergetar. Menandakan sebuah pesan baru saja masuk. Krystal membaca pesan itu dan seketika matanya membulat.

"Kai sepertinya aku harus segera pulang. ada masalah dirumah." Krystal menatap Kai dengan tatapan menyesal yang terkesan dibuat-buat.

"Ada masalah apa? Apa perlu kuantar?"

"Tidak perlu! Kau menemani Kyungsoo saja. annyeong Kai." dan setelah itu Krystal langsung berlari menjauh.

Kai sebenarnya sedikit penasaran dengan 'masalah' Krystal, tapi ia merasa itu bukan urusannya. Sementara itu Kyungsoo menatap Krystal yang telah menghilang dibalik pepohonan dengan tatapan curiga.

"hyung, Kyungsoo mau pipis."

"Apa? Baiklah, ayo kekamar mandi." Kai hendak menggandeng tangan Kyungsoo sampai namja kecil itu menghentikannya.

"Tidak usah. Kyungsoo bisa sendiri. Ini ice creamnya buat Jongin hyung saja." Kyungsoo langsung berlari kearah dimana Krystal berjalan tadi. Sementara Kai hanya menatap namja kecil itu dengan heran.

"Aneh. Biasanya dia yang selalu merengek ditemani." Kai mengangkat bahunya sambil memakan ice cream Kyungsoo.

.

"Maaf Taem, aku ada sedikit urusan tadi." Ucap yeoja cantik itu pada namja dihadapannya.

"Urusan apa? Urusan dengan namja tan itu? hah, sebenarnya siapa yang lebih penting krys, Aku atau Kai?!"

"Tentu saja kau. Aku hanya memanfaatkan hartanya saja. ayolah jangan marah. Aku hanya mencintaimu." Krystal menunjukkan puppy eyesnya.

"benarkah? Kalau begitu buktikan padaku!" dan sedetik kemudian, bibir mereka bertemu. Menciptakan kecipak dan desahan yang terdengar menjijikkan di telinga namja kecil itu. ya, namja kecil itu.

.

Kyungsoo menendang kerikil-kerikil kecil yang dirasanya menganggu jalan. Hari ini dia harus pulang pergi sekolah sendirian. Orang tuanya sedang pergi ke Nagoya sementara Kai... dia sudah punya kepentingan sendiri sekarang.

"Menyebalkan."

"Urmm.. ahh.." Kyungsoo menghentikan langkahnya. Dia menoleh kearah rumah Kai yang tepat berada di sebelah kanannya. Seorang namja tampan sedang menciumi seorang wanita yang ada didepannya. Ciuman itu terlihat er.. panas.

"K-Krystal?" Kyungsoo membelalakan matanya saat mengetahui seseorang yang mendesah itu Krystal. Dan..

"Jongin hyung!" Kyungsoo langsung berlari kearah Kai dan Krystal yang belum juga melepaskan ciuman mereka. dengan tidak sabar, Kyungsoo langsung menarik tangan Kai menjauhi Krystal.

"Ya! Kyungsoo." Kai mencoba melepaskan genggaman tangan Kyungsoo.

"Apa yang kau lakukan wanita jalang?!" Kyungsoo berteriak ke arah Krystal yang masih terkejut.

"Kyungsoo siapa yang mengajarimu kata-kata itu?! Krystal mianhae. Kyungsoo tidak pernah seperti ini sebelumnya mungkin dia-" ucapan Kai terputus saat Kyungsoo tiba-tiba berteriak.

"Dia memang jalang Hyung! Aku bahkan melihat dia berciuman dengan namja lain kemarin!"

Plak..

Tamparan Jongin sukses membuat cap merah di pipi kiri Kyungsoo.

"Jaga bicaramu Do Kyungsoo. sekarang masuk ke rumahku." Kai mendorong Kyungsoo masuk kedalam rumahnya.

"Krystal mianhae. Sepertinya aku tidak bisa menemanimu hari ini. Maaf ne."

Cup..

Kai mencium bibir Krystal sejenak lalu masuk kedalam rumahnya.

'Apa anak itu melihatku berciuman dengan Taemin kemarin?'.

.

Buagh..

Kai mendorong Kyungsoo hingga namja kecil itu terbaring dikasurnya.

"Siapa yang mengajarimu kata-kata seperti itu Kyungsoo?" tanya Kai dingin sambil menatap mata Kyungsoo yang sembab.

"Hyung tidak perlu tahu dari mana aku tahu kata-kata itu! Yang pasti aku hanya ingin menjauhkan Hyung dari 'Dia'" Kyungsoo mendudukkan dirinya.

"Kau kenapa Kyungsoo? Krystal itu gadis yang baik. Kenapa kau begitu membencinya?" Kai mulai melembut terhadap Kyungsoo.

"Dia bukan gadis yang baik hyung! Dia berselingkuh dibelakangmu!" Kyungsoo berteriak keras hingga membuat Kai terkejut.

"Jangan berteriak di depan orang yang lebih tua Kyungsoo!" Kai mencengkram bahu Kyungsoo hingga namja kecil itu merasa kesakitan.

"Terserah aku mau berteriak atau tidak. Aku tidak peduli!"

"Kenapa kau berubah hah?"

"Yang berubah itu Hyung! Hyung tidak pernah lagi peduli padaku! Hyung hanya peduli dengan Krystal! Hyung berubah! Hiks.."

"Maaf Kyungsoo, aku-"

"Dia tidak mencintaimu hyung! Untuk kali ini percayalah padaku. Aku melihatnya berciuman dengan namja lain kemarin!"

"KYUNGSOO!" Kai benar-benar kehilangan kesabaran sekarang.

"Kenapa hyung? Kenapa kau selalu membelanya yang jelas-jelas hanya mempermainkanmu? Tapi kenapa kau tidak pernah peduli padaku yang mencintaimu dari dulu? Hiks.. kau jahat hyung.." Kai membeku ditempatnya.

"K-Kyungsoo kau, apa?" Kai menatap Kyungsoo tak percaya.

"Aku mencintaimu hyung. Aku bahkan lebih dulu mencintaimu dari pada yeoja itu!"

"K-Kyungsoo kau ini bicara apa?"

"Kau tuli hyung?! Aku mencintaimu! Apa itu kurang jelas hah?"

"Kyungsoo dengarkan hyung. Kau itu masih kecil dan kau em.. namja, Kyungsoo."

"Memangnya kenapa kalau aku masih kecil? Memangnya kenapa kalau aku namja? Cinta tidak mengenal perbedaan hyung!" Kai tersentak dengan ucapan Kyungsoo. dari mana dia belajar kata-kata bijak itu?

"Kau tidak mengerti-"

"AKU MENGERTI! Aku cukup mengerti perasaanku sendiri hyung!"

"Hilangkan perasaan itu sebelum kau menyesal!" Kai menyengkram bahu Kyungsoo lagi. Ia menatap Kyungsoo sedih. Sedih karena dongsaeng kesayangannya mempunyai 'kelainan'.

"Aku tidak menyesal mencintai hyung." Nada bicara Kyungsoo mulai melembut. Sementara Kai berusaha berfikir keras.

'Apa harus pakai cara itu? Ah tidak, itu terlalu beresiko. Tapi kalau tidak begitu...'

"Benarkah? Bahkan kalau aku melakukan 'itu' padamu kau tidak akan menyesal?" Kai menatap Kyungsoo tajam.

Kyungsoo yang sebenarnya tidak mengerti apa yang dibicarakn Kai hanya mengangguk pasti.

"Kalau begitu jangan menyesal!"

.

.

NC Mode on!

Bruk..

Kai mendorong tubuh Kyungsoo dengan kasar ke tempat tidurnya. Dan dengan cepat dia menyambar bibir Kyungsoo. menyesap dan melumatnya dengan kasar.

"Emp.. hhyung.." Kyungsoo berusaha mendorong tubuh Kai menjauhi tubuhnya. Tapi sepertinya itu sia-sia saja karena Kai malah semakin ganas melumat bibir Kyungsoo.

'seperti biasa. Rasanya tetap manis.'

Kai melepaskan ciumannya saat merasakan bahunya dipukul keras oleh Kyungsoo. jika dia tidak ingat bahwa manusia butuh oksigen, Kai tidak akan pernah melepaskan ciumannya tadi.

Kai memandang wajah Kyungsoo yang memerah dan basah karena air mata. Belum lagi saliva yang entah milik siapa menetes turun dari bibir Kyungsoo membuatnya em.. semakin terlihat seksi.

"H-hyung. Kau kenapa?" Kyungsoo menatap Kai takut saat menyadari tatapan hyungnya yang mulai berubah ganas. Kyungsoo semakin bergidik ngeri saat melihat Kai yang mulai melepaskan seragam atasan miliknya.

"Diam dan nikmati! itupun jika kau bisa menikmatinya." Kai mengangkat tubuh Kyungsoo hingga tubuh kecil itu kini sudah duduk dipahanya. sementara Kyungsoo hanya bisa memeluk leher Kai agar tidak jatuh.

"Kenapa lehermu putih sekali eoh?" Kai meraba leher putih mulus Kyungsoo. tanpa sadar Kai menjilat bibir atasnya yang terasa kering.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Kai langsung menggigit leher Kyungsoo dengan kuat hingga meninggalkan kissmark disana.

"Argh.. hhyung.. ah.." Kyungsoo hanya bisa meremas baju seragam Kai untuk melampiaskan rasa asing yang melanda tubuhnya.

Kai menjilat leher Kyungsoo dengan seduktif yang terasa manis di indra pengecapnya.

"Bagaimana Kyung? Huft.." Kyungsoo menggeliat kegelian karena Kai meniup telinganya.

"Eung.."

"Bibir ini sangat menggoda." Kai menjulurkan lidahnya untuk menjilat bibir Kyungsoo. namja berkulit tan itu menarik kepala Kyungsoo dengan tangan kirinya hingga bibir kedua namja itu bertemu. Kai menghisap, mengigit dan menjilat bibir Kyungsoo yang semakin dilumat rasanya akan semakin manis. Tangan kanannya yang sedari tadi menganggur mulai bergerak diatas permukaan kulit perut Kyungsoo. membuat namja kecil itu sedikit mendesah diantara ciumannya.

Tangan Kai semakin naik keatas. Mencari sesuatu yang mungkin bisa membuat Kyungsoo mendesah tak karuan.

Gocha..

Dia menemukannya. Kai memainkan nipple Kyungsoo. menjepit nipple kanan Kyungsoo itu dengan kedua jarinya. Kai melepaskan ciumannya karena ingin melihat bagaimana terangsangnya bocah kecil dihadapannya itu.

"ah.. Anndwe.." Kyungsoo menahan tangan kanan Kai yang terus memainkan nipplenya. Kai menatap Kyungsoo dengan puppy eyesnya.

"Wae? Apa kurang enak baby? Kau mau yang seperti apa? Yang seperti ini?" Kai mencubit kedua nipple Kyungsoo dengan keras hingga membuat Kyungsoo jatuh ke belakang karena terkejut.

"Sakithh..." Kyungsoo terus merintih kesakitan karena cubitan Kai yang cukup keras. Kai memandang Kyungsoo dengan pandangan kilatan nafsu(?) dimatanya.

"Ah nipplemu kecil juga ya. Sepertinya bisa kuhabiskan." Kai menundukkan kepalanya kearah nipple kiri Kyungsoo. ia menjilat dan sesekali mengigit nipple Kyungsoo.

Kyungsoo pov.

Entah apa yang dilakukan Jongin hyung. Yang aku tahu, semua sentuhannya terasa menyakitkan bagiku. Selama ini aku belum pernah mendapatkan perlakuan kasar dari Jongin hyung. Dan kali ini, dia berhasil membuatku benar-benar takut pada sosoknya.

Jongin hyung masih tetap memainkan tonjolan di dadaku yang dia sebut 'nipple'. Entahlah kenapa aku merasa geli dengan nama itu.

"Ah.." suara menjijikkan itu keluar dari mulutku. Aku melihat ke bawah. Kearah Jongin hyung yang menjilat dan menggigit nippleku dengan ganas. Aku bisa merasakan cairan keluaran dari nippleku itu.

"Aigo.. kau berdarah baby. Lihat, sepertinya ini enak." Jongin hyung mencolek darah yang mengalir dari nippleku yang baru saja digigit olehnya. Lalu dengan menjilat darahku yang kini sudah ada dijarinya. "Seperti yang kuduga. Rasanya manis sepertimu." Jongin hyung kembali mencium bibirku saat dia sudah puas menjilati jarinya sendiri.

Sret..

Aku merasa celanaku ditarik.

"Andwe hyung!" aku menahan tangannya yang tadi hendak melepaskan celanaku.

"Wae? Aku sudah sering melihatmu naked kok." Jongin hyung menghempaskan tanganku lalu kembali menurunkan celanaku.

"Jangan kali ini hyung!" entah kenapa, walaupun jongin hyung sudah sering melihatku telanjang tetapi untuk kali ini aku berfikir bahwa ini salah.

"Kau hanya cukup diam bodoh!"

Sret..

Jongin hyun menarik celana sekaligus underwearku hingga kini aku benar-benar telanjang. Aku bisa merasakan wajahku memanas sekarang dan sudah bisa dipastikan wajahku pasti sudah sangat merah.

"Wah sudah lama aku tidak bertemu denganmu. Little Soo. Huft.."

"Eung.. hyung.." desahan itu kemabali keluar dari mulutku saat Jongin hyung menghembuskan nafasnya di depan 'itu'ku.

"Juniormu kecil berarti kau masih kecil dan berarti kau tidak pantas jadi namjachinguku!"

"Argh!" kuremas seprei tempat tidur Jongin hyung. Aku berteriak tertahan karena 'itu'ku diremas kuat oleh Jongin hyung. Sepertinya dia mau menghancurkan 'itu'ku terbukti dengan rasanya yang sangat sakit.

"Kau mau lihat punyaku? Aku yakin kau akan langsung terkejut setelah melihatnya." Jongin hyung turuh dari tempat tidur. dia melepaskan seragam sekolahnya. Aku bisa melihat perutnya yang kotak-kotak seperti Siwon appa. Sejenak, dia menatapku dengan pandangan yang aneh. Lalu dia menurunkan celananya...

Ya Tuhan...

Kyungsoo pov end

Kai pov.

Kulihat dia membelalakkan matanya saat melihat juniorku. Apa juniorku terlihat sangat besar baginya?

"Wae Baby? Kau kaget hah?" aku berjalan mendekatinya.

"H-hyung aapapun yang akan kau lakukan. Kumohon jangan!" tubuhnya bergetar hebat.

Bruk..

Aku menindih tubuh kecilnya.

Lihat itu... wajah putihnya, mata belonya, bibir sexynya. Semua itu benar-benar membuatku gila. Tunggu, ada apa denganku? Kenapa aku malah terpesona olehnya? Kau ini Straight! Dan kau melakukan semua ini agar dongsaengmu ini jadi normal. Kenapa malah kau yang jadi abnormal? ARGH! Kau membuatku gila Do Kyungsoo!

Kai pov end

Author pov.

Kai menindih tubuh kecil Kyungsoo yang masih bergetar. Ia menatap intens wajah namja kecil dihadapannya itu. Ia bagai terhipnotis dengan wajah bocah 10 tahun itu.

"Ahn.. Hyung.." Kyungsoo mendesah pelan saat merasakan Kai menggesekkan juniornya dengan junior kecil Kyungsoo.

"Kau suka em?" Kai terus menggesekkan junior mereka dengan cepat.

"Ah..ahh..ah.." Kyungsoo mencengkram bahu Kai sambil terus mendesah keenakan. Mendengar desahan Kyungsoo yang semakin keras membuat Kai menghentikan gesekannya.

"Em.. hyungie wae?" Kyungsoo yang tadi ketakutan sekarang mengeluarkan puppy eyesnya.

"Kita masuk ke inti Kyungsoo. aku sudah tidak tahan!" Kai melebarkan kedua kaki Kyungsoo. ia menatap hole kemerahan Kyungsoo dengan tatapan nafsu(?)

"H-hyung."

"Kyungsoo bagaimana menurutmu kalau juniorku ini masuk.." Kai mengusap hole Kyungsoo dengan jari telunjuknya membuat Kyungsoo kembali mendesah kecil. "..kesini?"

Sleb..

"Ah.." Kyungsoo mencengkram bantal dibawahnya saat Kai memasukkan 1 jarinya kedalam hole Kyungsoo dalam satu dorongan.

"So tight... sayang kalau aku melakukan foreplay. Hole ini pasti akan semakin lebar sebelum aku memasukkimu." Kai menggerakkan jarinya perlahan dalam hole Kyungsoo. "Bagaimana kalau kau langsung merasakan juniorku? Ah kau pasti sangat tidak sabar ya? Lihat holemu menghisap jariku dengan kuat. Oh.."

Kyungsoo hanya bisa mendesah dan menatap Kai tak mengerti. Ia tidak melepaskan pandangannya dari namja berkulit tan itu.

"Kita mulai sekarang Kyungsoo." tanpa Kyungsoo sadari, ia telah menatap wajah Kai sangat lama hingga dia tidak menyadari bahwa Kai sudah melepaskan jari telunjuknya.

Kai mengocok sebentar juniornya yang sebenarnya sudah tegang dari tadi. Ia menatap Kyungsoo yang juga menatapnya. Sebenarnya dia tidak tega melakukannya pada bocah sekecil Kyungsoo tapi mau bagaimana lagi. Dia berfikir ini demi Kyungsoo juga.

Kai mendekatkan wajahnya ke wajah Kyungsoo. ia menggunakan tangan kanannya sebagai tumpuan agar tidak jatuh menimpa dongsaengnya. ia mengecup bibir Kyungsoo sekilas sebelum mendekatkan wajahnya pada telinga Kyungsoo.

"Setelah ini, aku yakin kau akan menyesal karena mencintaiku. Dan aku yakin kau akan membenciku. Tapi percayalah, ini demi dirimu sendiri." Bisik Kai yang membuat Kyungsoo semakin tidak mengerti. Tanpa ia tahu, Kai telah mempersiapkan juniornya yang bisa dibilang extra large untuk remaja seusianya (Bentar author bernafas dulu.)

Kai dan Kyungsoo masih saling bertatapan dalam jarak wajah kurang dari 10 cm hingga akhirnya Kai melihat perubahan raut wajah Kyungsoo. namja kecil itu mengernyitkan dahinya saat merasakan sesuatu masuk dengan paksa kedalam single holenya.

"H-hyung.. appohh.. eung.." Kyungsoo mencengkram bahu Kai dengan keras guna melampiaskan rasa sakit yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Sementara Kai hanya menatap Kyungsoo yang bergerak kesakitan. Dia tidak peduli lagi bagaimana sakitnya Kyungsoo saat ini. Yang ia pikirkan hanyalah cara agar dongsaeng kesayangannya itu menjadi seseorang yang 'normal'

"Hhyung.. berh..hentihh.. jebal... Argh!" Kai tidak mengidahkan rintihan Kyungsoo, ia terus mendorong juniornya semakin masuk kedalam hole Kyungsoo yang kering dan belum pernah dijamah oleh benda apapun-kecuali jarinya Kai-.

"Ah.. sempit..hh.." Kai kini mulai mendesah saat merasakan setengah dari juniornya sudah masuk. Dia berhenti sebentar sekedar untuk memberikan waktu beradaptasi bagi Kyungsoo. ia kembali mendekatkan wajahnya pada telinga Kyungsoo.

"Mianhae. Setelah ini aku pasti akan bermain kasar." Kyungsoo membulatkan matanya. Ia bisa sedikit mengerti dengan ucapan Kai barusan.

"Eung.." Kyungsoo melengkuh lirih saat merasakan junior Kai perlahan keluar dari holenya.

"Sekali lagi maafkan aku."

JLEEB...

"ARGH! APPO!" Kyungsoo menjerit keras saat merasakan junior Kai masuk kedalam holenya dalam sekali hentak. Holenya serasa dirobek secara paksa sekarang. Oh tunggu.. sepertinya holenya memang robek. Bisa dilihat dari darah yang menetes dan mengotori sprei warna putih milik Kai. Dan tanpa berperikemanusiaan, Kai langsung menggerakkan juniornya dengan kecepatan sedang dalam hole Kyungsoo.

"Appo hyung... berhentihh.. hiks.." wajah Kyungsoo sudah penuh dengan keringat dan air mata. Wajahnya sudah memerah karena menahan sakit yang berlebihan.(?)

"Seperti ini sudah sakit eoh? Bagaimana dengan ini?" Kai mempercepat gerakan in-outnya hingga membuat ranjangnya kini berdecit tak jelas.

"HYUNG! ARGH! KEPARAT!" Kyungsoo berteriak semakin keras. Tubuhnya tersentak-sentak seirama dengan sodokan Kai.

"Siapa yang ah.. mengajarimu kata-kata itu hah?" tanya Kai dingin sambil terus bergerak cepat.

"Eungh.. appo.. hiks.. akh.." Kyungsoo tak menjawab. Dia sibuk merintih hingga tidak mempedulikan pertanyaan Kai.

"JAWAB!"

Plak..

Sebuah tamparan dari Kai lagi-lagi mendarat di pipi Kyungsoo yang basah. Pipi itu kini berubah warna menjadi semakin merah karena tamparan Kai yang tidak bisa dibilang pelan. Kyungsoo terisak semakin keras.

"Argh sial!" Kai mengangkat tubuh Kyungsoo tanpa melepaskan tautan tubuh mereka hingga kini tubuh kecil itu duduk dipangkuannya. Dengan begini Kai benar-benar bisa melihat air mata kyungsoo yang berjatuhan dengan derasnya.

"Aku sudah bilang, you'll regret it." Tangan Kai meraih pinggang Kyungsoo yang kecil. Ia mengangkat dan menurunkan tubuh itu.

"Argh.." Kyungsoo mendesah pelan karena kepala junior Kai menyentuh titik sensitifnya didalam sana. Kai menyeringai saat menyadari dia telah menyentuh prostat Kyungsoo.

"Ah.." Kyungsoo kembali mendesah. Jika kalian berfikir itu adalah desahan kenikmatan kalian salah besar. Kyungsoo mendesah kecewa saat tidak merasakan junior Kai yang menumbuk prostatnya lagi.

"Jangan pikir aku akan membuatmu menikmati ini Kyungsoo." Kai kembali mempercepat gerakan in-outnya tanpa menyodok Prostat Kyungsoo yang membuat namja kecil itu selalu mendesah kecewa.

"Ah.. Kenapa kauhh diam huh?" Kai memcengkram dagu Kyungsoo dengan keras lalu mencium bibir ranumnya. Namja kecil itu hanya bisa menangis tanpa suara. Dia sudah terlalu lelah untuk mengeluarkan suaranya.

Kai melepaskan pangutannya. Ia menatap Kyungsoo yang menangis dan menatap kosong kearahnya. Tatapan yang belum pernah Kai lihat sebelumnya.

"You're boring kid!"

JLEB..

JLEB..

JLEB..

"akh pelaaan hyung ssaaakitt..." Kyungsoo kembali mengeluarkan suaranya saat Kai benar-benar kesetanan memainkan holenya. Semakin banyak darah yang mengalir dari hole Kyungsoo dan dengan santainya, Kai malah menjadikan darah itu sebagai pelumas juniornya.

Kai menunduk kebawah. Ia menatap junior dan sprei tempat tidurnya yang ternodai dengan noda merah Kyungsoo. ada raut kekecewaan di wajah namja berkulit tan itu. Ia benar-benar kecewa dengan tindakannya sendiri. Namun kekecewaan itu segera ditepisnya begitu mengingat penyebab kenapa ia melakukan ini. Kai kembali menatap wajah Kyungsoo yang lagi-lagi basah air mata. Dengan cepat Kai melingkarkan tangannya ke perut keci Kyungsoo sembari terus menggerakkan juniornya. Ia kembali menggigit dan menyesap leher Kyungsoo hingga kini sudah berubah warna menjadi keunguan.

Kyungsoo melingkarkan tangannya ke leher Kai agar tidak jatuh lagi seperti tadi.

"Hhyung.. hyungiehh.. ahhh.. Jeongmalyeo.. saranghae..mianhaeyeo..akh.."

"Wae? Kenapa kau belum mengerti juga? Aku melakukan ini untuk membuatmu tidak mencintaiku lagi! Bukan untuk mengatakan kalau kau mencintaiku!" Kai menghentikan sodokannya. Ia meraih gagang laci meja nakasnya. Ia mengambil..

OH NO! BIG NO!

Kai mengangkat tubuh Kyungsoo hingga 'kontak' mereka terlepas. Kyungsoo sedikit mendesah lega. Tapi rupanya dia salah. Kai langsung membuatnya menjadi posisi doggy style yang membuat Kai bisa melihat holenya dengan sangat jelas.

Kai mengarahkan benda yang baru saja dia ambil deri meja nakas kearah hole Kyungsoo.

Drrt..

Kyungsoo bisa mendengar suara getaran dari benda yang dipegang Kai tapi ia memutuskan tidak melihatnya karena hati kecilnya berkata bahwa ini pertanda buruk.

JLEB

"Akh.."

JLEEB..

"HYUNG! Appoh hiks.." Kyungsoo mencengkram bantal dibawahnya-lagi-

Sakit. Sangat sakit. Hanya itu yang dirasakan Kyungsoo sekarang. Sekarang bukan hanya junior Kai yang bersarang di holenya tapi juga sebuah benda berbentuk kapsul yang masuk sangat dalam akibat dorongan dari junior Kai yang baru saja masuk.

Sleeb..

Jleeb..

Sleeb..

Jleeb..

"Mianhae.."

.

2 jam kemudian..

"Ah.. ah.. Kyung.." kini Kai telah menindih tubuh Kyungsoo dengan terus menghentak-hentakkan juniornya. Sementara Kyungsoo? mata sembabnya sudah tertutup rapat. Ia pingsan ditengah permainan Kai yang sungguh kejam terhadapnya. Terhadap seorang anak kecil berumur 10 tahun.

"Akuhh.. hampir sam... AKH!" Kai berteriak keras saat merasakan orgasmenya yang semakin dekat. Ia menyemburkan benihnya didalam hole Kyungsoo. beberapa saat ia berdiam diri. Ia memandang wajah Kyungsoo yang terlihat sangat menyedihkan. Ia mengelus permukaan wajah Kyungsoo dari dahi hingga dagunya.

"Bagaimana bisa aku menyakiti namja secantik dirimu Kyungsoo?" gumam Kai. Cairan bening milik Kai jatuh ke pipi Kyungsoo yang masih basah karena air matanya sendiri. Kai merasa sangat bersalah pada Kyungso. SANGAT.

Kai mengeluarkan juniornya dari hole Kyungsoo lalu pergi masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang terasa sangat lengket akibat aktifitasnya barusan.

Blam..

Tepat setelah Kai masuk ke dalam kamar mandi, Kyungsoo membuka matanya. Ia menatap langit-langit kamar Kai dengan tatapan kosong. Ia berusaha mendudukkan dirinya.

"Akh.." ia merintih saat merasakan sesuatu mengganjal di holenya. Ia menunduk kebawah. Menatap kabel yang terhubung dengan sesuatu didalam holenya. Ia menarik kabel itu perlahan.

"Ahh.. hh.."Kyungsoo mendesah lega saat benda berwarna merah muda yang sempat masuk sangat dalam itu keluar dari holenya diikuti dengan cairan putih dan merah. Kyungsoo menoleh kearah kanan dimana ada sebuah kaca besar disana. Ia memandang dirinya sendiri. Tampak bercak-bercak merah tersebar di hampir setiap bagian leher dan pundaknya.

Kyungsoo turun dari kasur Kai lalu berjalan pelan kearah cermin dengan langkah tertatih. Meninggalkan bercak darah di lantai kamar Kai.

"Ini apa?" Kyungsoo menyentuk salah satu kissmark dilehernya lalu mendesis pelan saat merasakan sedikit nyeri disana.

"Kenapa tidak mau hilang?" Kyungsoo menggosok kissmark itu. berharap tanda merah itu menghilang. Tapi bukannya menghilang malah jadi semakin merah. "Bagaimana ini?"

Air mata Kyungsoo mengalir deras sambil memandangi dirinya sendiri di cermin yang menggambarkan bagaimana berantakannya namja kecil itu.

Cklek...

Pandangan Kyungsoo langsung beralih pada pintu kamar mandi Kai yang terbuka. menampilkan seorang namja berkulit tan yang baru saja selesai membersihkan diri.

"k-kyungsoo." Kyungsoo membelalakan matanya saat melihat Kai yang berjalan mendekatinya.

"Berhenti! Jangan mendekat!" Kyungsoo berjalan mundur untuk menghindari.

"Kenapa kau menghindar seperti itu?" Entah apa yang sedang dipikirkan oleh namja tampan itu. entah dia terbentur saat mandi atau memang sudah bodoh dari sananya. Tentu saja Kyungsoo menghindar karena takut denganmu!

Duk..

Dan entah untuk yang kesekian kalinya, Kyungsoo kembali mengumpat. Kali ini ia mengumpat pada dinding yang menghalangi jalannya. Tubuhnya jatuh terduduk dengan tubuh yang bergetar hebat.

"Pergi! Jangan dekati Kyungsoo lagi! Huks.. Kyungsoo benci Jongin hyung!"

Kai memeluk Kyungsoo erat. Mengelus helaian rambut Kyungsoo yang berantakan.

"Sst... uljuma. Jangan menangis aku mohon."

"Napeun hyung!" Kyungsoo memukul punggung Kai dan berusaha melepaskan diri dari pelukan namja yang lebih tua.

"Iya. Hyung tau hyung jahat. Kau boleh membenci hyung. Tapi hyung mohon, jangan meminta hyung untuk menjauhimu. Karna hyung tidak akan bisa." Kai menangis dipelukan Kyungsoo. Kini pundak kecil Kyungsoo sudah basah akibat air mata Kai.

Sreet..

Kai merasakan tangan Kyungsoo melemah begitu pula dengan tubuhnya. Dan akhirnya Kai menyadari bahwa Kyungsoo kehilangan kesadarannya.

"Kyungsoo irona.. irona.." Kai menepuk pipi Kyungsoo dan berharap dongsaeng kecilnya itu bangun. Dan pada akhirnya tatapannya beralih pada bercak darah Kyungsoo yang terlihat sangat jelas dilantai.

Dengan cepat, Kai menarik selimut yang ada didekatnya lalu memakaikannya pada Kyungsoo. ia mengangkat tubuh kecil Kyungsoo ala bridal style berlari menuju mobilnya yang terpakir di garasi. Dan beberapa saat kemudian mobil itu telah melesat menuju rumah sakit terdekat.

.

Kai duduk termenung sambil menatap pintu UGD dengan gelisah. Pasalnya sudah setengah jam ia menunggu, tetapi sang uisa yang menangani Kyungsoo tak juga keluar.

"Kai!" Kai menoleh kearah asalnya suara dan melihat 4 orang dewasa tengah berlari kearahnya.

"Kai katakan padaku bahwa Kyungsoo baik-baik saja!" Kibum bertanya pada Kai dengan wajah yang memerah menahan tangis.

"Maaf aku tidak tahu Bummie umma. Dari tadi uisa belum keluar." Kai tidak sanggup menatap Kibum. Ia benar benar tidak punya nyali untuk memandang namja cantik itu. ia takut Kibum akan kecewa padanya karena dia telah menyakiti Kyungsoo.

"Tenanglah Bummie. Kyungsoo pasti baik-baik saja." Ryeowook –umma kai- berusaha menenangkan sahabatnya itu.

Ckleek..

Pintu itu akhirnya terbuka. Seorang uisa keluar dari ruangan itu.

"Apakah disini ada keluarga dari Kyungsoo?"

"Kami uisa." Ucap Siwon sambil menggenggam tangan Kibum mendekati sang uisa.

"Baiklah sebaiknya kalian ikut saya."

.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada Kyungsoo, Kai?" Tanya Yesung –Appa Kai-

Kai diam. ia menunduk dalam sambil memainkan jarinya. sehingga kedua orang tuanya tahu persis, bahwa anak semata wayangnya itu tengah gelisah.

"Mengapa saat kami pulang tadi, ada bercak darah dilantai?" Kali ini Umma Kai yang bertanya.

"I-itu.."

"Bicaralah Kai." Kini Ucapan Appa Kai terdengar lebih tegas.

"Kyungsoo diperkosa." Ucapan Kai cukup membuat appa dan ummanya terbelalak kaget.

"Bagaimana- kau bisa tahu?" Tanya Umma Kai.

"Karna.. karna aku yang memperkosanya." Suasana diantara mereka bertiga kini berubah hening. Ryeowook dan Yesung memandang Kai tak percaya.

PLAK

"SIAPA YANG MENGAJARI BERTINDAK SEPENGECUT ITU HAH?!" Kai merasakan panas menjalar di pipi kirinya.

"Yeobo tahan emosimu. Ini rumah sakit." Ryeowook berusaha menenangkan suaminya.

"Tapi dia.. dia gila!"

"Kai bagaimana bisa kau lakukan semua ini? Kenapa kau..."

"Maaf."

"Hanya itu yang bisa kau katakan?!"

"Kai." Kai mendongakkan kepalanya. dan mendapati Kibum yang memandangnya sendu. Entah sejak kapan pasangan keluarga Do itu telah kembali dari ruang dokter. "Apa benar yang tadi kau katakan?"

"Mianhae Bummie umma." Kai menunduk lagi.

Sesaat ia menyesali perbuatan bodohnya tapi apa mau dikata, penyesalan tidak ada gunanya kali ini.

"Kenapa kau lakukan ini? Kau tahu bagaimana Kyungsoo sekarang? Hah.. bahkan aku tidak yakin dia akan hidup dengan baik setelah ini." Kibum terduduk dilantai dengan air mata yang terus mengucur keluar dari matanya.

"Aku akan bertanggung jawab atas apa yang aku perbuat."

"Segitu gampangnya kau bicara! Kau pikir dengan begitu, dia akan melupakan semuanya?" Yesung menarik kerah baju Kai dengan kasar.

"LALU AKU HARUS BAGAIMANA?! SEMUA SUDAH TERJADI!" Kai berteriak frustasi dengan air mata yang mengalir di kedua belah kristalnya.

"Jangan temui Kyungsoo lagi. Paling tidak itu akan membantu agar traumanya sedikit berkurang." Siwon menatap Kai yang menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"I-itu tidak mungkin! Aku tidak mau. Aku ingin tetap bersamanya!"

"Kau pikir setelah apa yang kau lakukan padanya dia akan mau bertemu dengannya? Apa yang kau pikirkan sebenarnya bocah kecil!" Yesung bersiap memukul Kai kembali sebelum Ryeowook menenangkannya.

Kai bersimpuh didepan Siwon dan Kibum yang masih terisak.

"Aku mohon jangan pisahkan kami." Keempat namja dewasa itu menatap Kai tak percaya. Baru kali ini namja tan itu menunjukan sisi lemahnya. Dia bahkan sampai terisak keras.

"Maaf tapi itu pilihan terbaik Kai. untuk Kyungsoo maupun untuk..."

"Itu bukan yang terbaik untuk kyungsoo! itu juga bukan yang terbaik untukku! Aku ingin bersamanya, appa. Aku ingin menebus kesalahanku. Akan kubuat dia bahagia bersamaku. Aku mohon. Aku hanya ingin menunjukkan bahwa aku benar-benar mancintainya. AKU MENCINTAI KYUNGSOO!"

.

.

TBC

.

A/N: Wah kayanya pemasangan tanda TBCnya kurang pas ya? Gantung banget! Otak saya lagi eror soalnya. Gak bisa mikir lagi! Maaf banyak typo dan cerita yang kaya sinetron..

Sebenernya gak yakin sih sama FF ini habis ada NC-nya -_-

Oh iya ini masih prolog. Jangan tanya kenapa prolog bisa sepanjang ini...

Ini adalah Prolog buat Kaisoo

Chap depan (kalau ada yang review), Prolog buat Sulay dan yang pasti lebih pendek dari pada ini.

Mind To Review? ^^