Perjalanan : Awal Menuju Perubahan
.
Warning
Hai.. Maaf kalau ficnya ancur..
Bisa dibilang ini Fic pertamaku, hehe..
Yakin deh Typo, OOC, 'dan istilah-istilah kesalahan yang belum aku mengerti' banyak..
Fic buatan bocah! Dan amat sangat membosankan 'mungkin'
Maaf kalau Idenya rada atau mungkin emang gak Kreatif.. hehe..
Dan kemungkinan fict ini bahasanya akan serius jadi, jangan dibawa serius juga bacanyanya.. XD
...
Disclaimer
Masashi-Ojisama
Fict ancur ini Punya Nha yoo
Pair : SasuNaru
Genre : Friendship, Drama
Rate : Mungkin T hehe
Happy Reading yak..
Don't Like Don't Read
PERJALANAN : Awal menuju Perubahan
.
Namikaze Naruto seorang pemuda 17th yang kelewat ceria, Jahil, boros, dan manja. Ternyata pemuda itulah yang akan mewarisi Namikaze Corp.. Apa tidak salah? Jawabannya tidak.. Karena kini umurnya yang beranjak dewasa harus bersiap untuk menentukan masa depannya kelak, duduk di samping sang kakak yang kini menjabat sebagai atasan tertinggi di Namikaze Corp. Yah.. sebenarnya sih ia yang akan menggantikan kakaknya memimpin Namikaze Corp di Tokyo. 'Diserahi tugas berat, yang notabene adalah Perusahaan yang mengatur cabang-cabangnya di Jepang'. Yah.. dengan alasan, kakaknya akan menangani Perusahaannya di Amerika bersama Kakak Sahabatnya.
Tidak lain dengan Sahabatnya, Uchiha Sasuke yang juga berumur 17tahun. Pemuda dingin dengan tampang yang bisa dibilang Keren, pemuda ini memiliki sifat yang sedikit bertolak belakang dengan sahabatnya walau pun ada miripnya 'Manja' dan beberapa sifat OOCyang lain. Pemuda ini benar-benar bisa dibilang pemuda yang tak punya perasaan, cuek kelewat cuek, arogan, bertindak semena-mena, Pelit bicara 'Yah.. itu memang karakter Uchiha kan?' pada orang lain.
.
..Di kediaman Namikaze..
Pagi yang cerah, suasana yang cocok untuk melakukan aktivitas di luar sana. Seorang pria perambut merah sedang duduk santai di ruang tamu sembari sesekali meneguk kopinya yang masih hangat.
"Mana Naruto?" Tanya pria itu pada seorang maid yang tak sengaja lewat di belakangnya. Maid itu berhenti dan segera manghadap Pria berambut merah itu.
"Tuan muda masih tidur di kamarnya tuan, sepertinya ia kelelahan. Jadi saya tidak berani membangunkannya." Jawab maid itu sopan.
"Hn.. Paksa dia untuk bangun! Kalau dia masih marah-marah seperti biasa katakan saja padaku." Tegas pemuda berambut merah itu datar sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ta-ta-pi.. tuan! Saya tidak berani." Jawab maid itu terbata bata dan menunduk.
"Sudahlah.. bilang padanya aku mencarinya. Aku tidak mau dia bermalas malasan terus. Dan tidak ada alasan! Kau paham?" Tegas pria merah itu, lagi!
Mau tidak mau maid itu mengangguk dan berjalan pergi menuju kamar Naruto di lantai dua. Sampai di tempat tujuanya, maid itu menelan ludah sebelum membuka kenop pintu kamar Naruto. Di putarnya kenop itu, perlahan –dengan efek dramatisasi yang di perlambat-, setelah pintu terbuka setengah dilangkahkan kakinya satu per satu masuk ke dalam dan dengan perlahan pula ia mendekati sang majikan yang sangat malas itu!
Digoyangkannya dengan pelan tubuh Naruto, pelan.. sangat pelan.. Naruto tidak kunjung bereaksi, 'Benar benar kebo[kerbau] pemuda ini. Dengan umur yang mulai mematang, sikapnya masih ke kanak-kanakan begini.' Pikir maid itu. Dicobanya sekali lagi menggoyangkan tubuh Naruto dengan 'sedikit' lebih keras. Ah.. akhirnya pemuda jabrik acak-acakan itu merespon juga, ia sedikit menggeliat karena merasa terganggu. Perlahan dibuka matanya menampakan batu safir menempel di matanya..
"Haah.. kan aku sudah bilang, jangan ganggu aku di hari mingguku. Huh.. kau itu bodoh atau apa hah? Bisa-bisanya masuk kamar orang seenaknya!" Teriak Naruto diikuti dengan makian kasar pada maid tak bersalah itu.
Sedangkan maid itu hanya diam menunduk, yah sebenarnya ia sudah kebal dengan semua perlakuan Naruto padanya. Hanya saja kosa kata yang Naruto berikan bertambah lagi, tambah kasar. Maid itu kan juga wanita, sudah 20 tahun ia bekerja di kediaman Namikaze. Bisa ditebakkan bagaimana perasaannya pada pemuda di depannya itu kan?
Tiba.. tiba.. pintu kamar yang sebelumnya hanya terbuka setengah kini telah terbuka lebar karena seseorang membukanya sampai pintu itu 'sedikit' terbanting ke tembok. Naruto dan maid itu menatap pria merah yang berdiri di depan pintu dengan tangan yang masih memegang gagang pintu. Naruto yang melihatnya cuma bisa mendengus kesal pada kakaknya yang seenaknya membanting pintu kamar tercintanya.
"Sikapmu tidak berubah baka otouto, ternyata kepergianku sebulan ini tidak membuahkan hasil." Ujar pemuda merah itu sedikit menampakkan seringai yang amat dibenci Naruto.
"Jadi ini ulahmu 'Kyuu' baka aniki? Khu.. khu.. khu.. kau tidak pulang pun aku tidak peduli." Naruto balik menyeringai.
"Ingat otouto, kau tidak akan selamat jika aku ada di rumah ini. Haha.." Seringai pria yang dipanggil Kyuu itu makin mengerikan, tatapannya seolah mengatakan 'I'll kill you otouto, dan bersiaplah'.
Maid itu makin ngeri melihat dua pamuda Tampan yang sedang adu deathglare juga seringai. Ditatapnya pemuda jabrik yang masih duduk di atas kasur King-sizenya terlihat kesal, marah, dan ungkapan perasaan yang tidak bisa didefinisikan lagi.
Akan ku ceritakan tentang mereka. Namikaze Naruto(17th) dan Namikaze Kyuubi(20th) mereka memang kakak beradik, tapi kalau dilihat tidak bisa disebut begitu, karena selain mereka yang selalu saja bertengkar. Mereka jadi seperti dua orang yang saling bermusuhan walau hanya anggapan sepihak dari Naruto. Tapi percayalah, mungkin dunia akan kiamat jika melihat mereka akur.
"Cih.." Gumam Pemuda jabrik acak-acakan itu lagi. Ia berusaha berdiri dan langsung pergi ke kamar mandi membersihkan diri tentunya, dengan meninggalkan pesan singkat pada maid yang membangunkannya,
"Bersihkan segera!" Perintah Naruto seenaknya. Ia berjalan cepat menuju kamar mandi hingga..
Syuut.. Jduak.. Bruuk..
Kyuubi tertawa terbahak bahak mendapati adiknya yang paling manja itu terpeleset kulit pisang tadi malam yang Naruto buka 'sendiri', makan 'sendiri', buang 'sendiri', dan jatuh 'sendiri'. Sungguh Tragis.. Naruto masih terduduk dengan pantat mencium bibir lantai di bawahnya.
Kesal, malu, Marah itulah yang di rasakan Naruto sekarang ini. kenapa orang itu harus jadi kakaknya, pulang kerumahnya –eh- pula. Segera ia berdiri menepuk pelan pantatnya dan langsung pergi begitu saja. Maid itu hanya mendesah pelan..
"Sudah.. biarkan saja Baka Otouto itu yang membersihkan kamar ini. Toh, ini kan kamarnya sudah kewajibannya membersihkan semua ini. Haha Ayo Baa-san." Ajak Kyuu pada maid di kamar Naruto. Maid itu hanya mengangguk pelan lalu pergi. Kyuubi memang sudah menganggap Maid yang diketahui bernama Chiyoo itu sebagai neneknya sendiri.
Naruto mendengus kesal dengan tindakan kakaknya yang semena-mena padanya, yang tentu tak Naruto sadari jika dirinyalah yang lebih semena-mena. Di percepat mandinya..
..Di Kediaman Uchiha..
Di Kediaman Uchiha yang amat sangat besar, dengan cat gelap yang mendominasi ruangan di dalamnya. Merah Darah.. ya, itulah warnanya.. Pemuda Raven itu sedang asik dengan pekerjaannya yang benar-benar membuatnya naik darah, ia menatap pekerjaan 'itu' dengan serius, pekerjaan yang benar-benar menguras otak dan juga keringatnya. Kefokusan mata sangat dibutuhkan sekarang, juga kelihaian tangan yang juga tidak kalah penting. Nafasnya memburu saat..
.
.
.
.
'HAHAHA..'
Tawa licik seseorang menggema di sebuah ruangan yang digunakan pemuda raven itu, diikuti suara binatang berlarian tidak jelas.
.
.
.
.
'GAME OVER'
Suara orang yang tertawa tadi kembali terdengar nyaring dengan mengatakan dua patah kata 'GAME OVER'.
"Akh.. Sial aku Kalah lagi.. Tch.." Umpat pemuda raven itu sembari membanting Joysticknya dan berjalan pergi menuju kamarnya lalu mandi. ('Nha: Uaapphhaa.. Uciha Sasuke belum mandi jam 10? Memalukan! ==?' _ 'Sasu: Diam author gila! Gua OOC banget tau!')
Itachi yang duduk di sofa belakang Sasuke hanya menggelang-gelengkan kepala maratapi nasib adiknya yang di buat Author jadi OOC seperti itu. Sungguh kejam Author jadi-jadian yang menulis cerita ini. Hufth.. Sebelum Sasuke berjalan terlalu jauh di panggilnya pemuda Raven itu.
"Baka Otouto kemarilah!" Perintah Itachi lembut bak seorang raja yang terdampar di kota gedong (Besar).
"Arrrggggghhhh... Ada apa lagi baka aniki?" Teriak Sasuke yang masih mangkel hatinya gegara kalah melulu dari tadi, tentu tanpa memalingkan muka menghadap Itachi.
Drrrt... Drrrt.. Teme yoo teme.. angkat telfonku atau kau ku penggal!
Itachi hanya bisa berSweatdrop ria mendengar nada dering dari Android Sasuke.
"Moshi.. moshi.. Hn?" Jawab Sasuke masih dengan tampang kucel.
'Kau dimana Temeee..' triak orang di sebrang.
"Tak usah berteriak Dobe! Sudah cukup kemaren, aku periksa ke THT!"
Itachi yang mendengar penuturan langsung dari bibir Sasuke hanya bisa terkikik geli karena mendengar kata yang amat langka 'THT'. Bukan langka tapi banyak.
'Ah, ka-ka-kalau yang itu gomene hehe.. aku bosan nih, kita pergi yuk. Have fun maksudku.'
"Oke.. aku juga udah jengah disini sama aniki yang lagaknya kayak raja. Hufth.."
Curi pandang ke Itachi. Itachi cuma Sweatdrop menatap adik 'kecilnya' sudah besar.
'Jaa nee Temee..'
"Jaa.."
Tanpa basa-basi lagi ia berjalan dengan cepat menuju kamarnya ingin segera melakukan Ritual wajibnya (Mandi). Itachi makin Sweatdrop dibuatnya..
10 menit kemudian
Sasuke berjalan tenang memasang topeng Stoicnya yang beberapa waktu yang lalu ia lepas. Ia berjalan dengan tegap menampakkan pemuda yang gagah sedang berjalan menyisir udara di sekitarnya. Ia siap untuk pergi bersama Naruto *Ingat! Bukan Kencan!*. Kita lihat penampilan Sasuke, Celana Jeans biru dongker, di padu Baju lengan pendek yang berwarna senada, yang ditutupi dengan jaket hitam yang hanya menampakkan dadanya yang bidang, ah ketinggalan satu. Ia memakai Sepatu Kets warna senada juga. (Alamakk.. Coba warna kulitnya juga berwarna seperti Krisna di tv, ah bisa di sangka Colorblue versi Cool. Haha #Plakkk..) Hwaah.. Aroma maskulin bro.. menambah daya tariknya. Tapi yang paling menarik adalah rambutnya itu lhoo.. kenapa warnanya jadi kuning begitu?
"Sasuke.." Panggil Itachi menahan geli.
"Apa lagi aniki. Huuh.." Geram Sasuke menatap malas anikinya.
"Ram.. ram..but kau.. hwahaha.. Rambut kau warnanya kuning! Hmmph.. kau apakan otouto. Hwahaha..." Tawa Itachi yang hampir menyamai kikikan Naruto kalau lagi ketawa.
"Hah.. benarkah?" Pecahlah sudah Topeng Stoic yang barusan ia pakai. Ia buru-buru lari ke kamarnya membersihkan sesuatu err- yang salah pada penampilan Kerennya.
.
Tak usah lama-lama ya hehe.. (Sasu: Mulai malesnya kumat!)
.
Tak lama kemudian Sasuke keluar dari kamarnya, Tak mau ada yang salah lagi sebelum ia keluar kamar mengaca pada kaca kamarnya yang sepanjang 5 meter dengan tinggi 3 meter. Entah untuk apa kaca sebesar itu ada di kamar Uchiha bungsu itu. Segera ia keluar meminta supir mengeluarkan mobil Sport Mitsubishi Lancer hitamnya, segera ia naiki mobil itu ah tentu masuk ke dalam! Bukan naik di atas mobilnya. Lalu keluar dari kediaman Uchiha menuju Cafe tempat ia dan Naruto bertemu..
Di lain tempat, Naruto sedang mengemudikan mobil Ferarinya menuju tempatnya dan Sasuke berkencan. Ah.. maksudku Janjian.
.
Mereka sampai di Cafe tepat pada waktu yang sama hanya interval 1 detik dari Sasuke. Kesimpulannya Sasuke datang duluan. Dengan cepat mobil mereka terparkir rapi di depan Cafe. Haah.. tentu mereka mahir berkendara, kalian belum tau siapa mereka berdua (Ditimpukin sama Readers).
Perlahan mereka keluar dari mobil yang mereka tumpangi. Naruto memakai celana Jeans hitam ketat, kaos polos warna Hitam ditutupi dengan baju kotak kotak warna Oranye berpadu dengan Hitam, Memakai Sepatu Kets warna Hitam, dan bau Cytrus menguar dari tubuh tegapnya. Satu kata untuknya Keren!
Mereka berjalan beriringan masuk ke dalam Cafe, pandangan semua mata di dalam ruangan itu tertuju pada dua pemuda Keren yang baru saja masuk. Seorang maid mengantar mereka duduk di tempat yang mereka pesan, di tempat itu mereka bisa melihat pemandangan yang amat sangat indah.. Hijaunya pepohonan membuat tempat itu serasa sejuk, biru kehijauannya laut membuat tempat itu serasa tenang, di tambah pemandangan Gunung yang menusuk langit membuatnya terlihat 'Amazing'.
.
..Kembali ke kediaman Uchiha..
Terlihat dua orang pemuda sedang membicarakan sesuatu yang serius. Sesekali pemuda berambut hitam berdiri_duduk_lalu berdiri lagi_dan duduk lagi. Sedangkan pemuda satunya dengan Rambut merah beriris jingga terlihat geram dan tidak setuju dengan apa yang mereka bicarakan..
"Apa itu tidak terlalu cepat Kyu-chan?" Tanya pemuda berambut arang.
"Tidak, kita harus bertindak cepat Tachi-kun!" Tegas pemuda beriris jingga itu.
"Hn.. baiklah.. kapan akan kita langsungkan rencana itu?" Tanya pemuda berambut arang, Lagi!
"Mungkin Lusa saja Tachi-kun." Jawab pemuda beriris jingga.
Mereka saling pandang lalu mengangguk bersama..
.
..Kembali ke Cafe..
Naruto mulai ngedumel bercerita apa yang ia alami saat bangun tidur tadi, dari saat Chiyo membangunkannya, adu deathglare dengan anikinya, di tambah kesialan-kesialan saat ia terjatuh dengan pantat yang mencium bibir lantai, plus harus membersihkan kamarnya yang memang sudah sangat kotor.
"Kau tidak tau SasuTeme betapa kotornya kamarku itu. Butuh waktu berjam-jam untuk membersihkannya. Akh.. aku benci saat Aniki bodoh itu tinggal di rumahku." Teriak Naruto sembari memukul meja.
"Rumah kalian!" Intrupsi Sasuke dengan nada datar. Yah syukurlah dia mau mendengar omelan sahabat pirangnya itu..
"Bodo ah, pokoknya aku sangat kesal Temee.. kau tak tau rasanya penderitaanku kan.. hufth.." Jerit Naruto terdengar sangat berlebihan.
"Hn, jangan berlebihan begitu Dobe." Ujar Sasuke kelewat datar tanpa menatap Naruto sama sekali.
"Kau menyebalkan Teme! Yah.. setidaknya kau jadi pendengar yang baik, tapi ada kelemahanmu juga! Kau Pembicara yang amat saaangaaaaat buruk!" Cerca Naruto.
Dan kau tau? Hanya di jawab dengan gumaman tak jelas dari Sasuke di tambah plus-plus Deathglare mematikan yang rasanya sangat tak enak dipandang.
Sesi curhat NaruSasu berlanjut sampai raja siang pergi berjalan menuju barat dan kini sudah tidak nampak lagi, datanglah sang dewi malam dengan anggunnya berjalan ke singgasananya menggantikan sang raja. Yah.. sebenarnya hanya Naruto saja yang curhat, Sasuke tidak mungkin mau melakukannya. Harga dirinya terlalu tinggi untuk itu..
Merasa sudah tak nyaman lagi berada disana berjam-jam, mereka berjalan menuju Parkiran dan Segera pulang..
Drrttt... Drrttt.. Baka Otouto angkat sekarang juga!
Nada dering yang unik.
"Ada apa Aniki? Hhuuh.." Tanya Naruto sangat malas.
'Cepat kau pergi kekediaman Uchiha. Ada yang ingin aku bicarakan padamu!"
"Bic-"
Tuut... Tuut.. Tuut..
"Akh.. dasar aniki sialan!" Umpat Naruto lagi.
Naruto dan Sasuke sehera menuju ke kediaman Uchiha..
.
..Tepat di Depan kediaman Uchiha..
Dua pemuda tampan berjalan beriringan menuju pintu Utama kediaman Uchiha itu, dengan tampang kucel nan lesu. Berjalan semakin mendekat.. dibukanya pintu Hitam itu oleh pemilik rumah 'Uchiha Sasuke' mereka berjalan gontai masuk melewati ruang tamu. Di dapatinya dua orang yang amat mereka kenal sedang duduk manis di atas sofa lalu menatap Intens Naruto dan Sasuke secara bergantian.
"Duduk!" Perintah Kyuubi tegas.
Mau tidak mau mereka duduk, jika tak ingin nyawanya melayang sia-sia.
"Kami mempunyai rencana untuk perayaan besar untuk kalian. Kalian sangat cocok sih jadi ya begitulah. Kami berencana merayakannya Lusa. Kalian tak boleh keberatan." Jelas Itachi tegas.
"Eh?" NaruSasu tercekat mendengar penuturan Itachi.
'Apa aku akan di tunangkan dengan Sasuke? Kenapa Itachi-nii bilang begitu?' Pikir Naruto yang masih menatap horor ke kakaknya dan Itachi.
'Hah.. Aku Stright, kenapa malah di jodohkan kayak gini?' Pikir Sasuke yang tetap menggunakan topeng stoicnya.
Naruto dan Sasuke masih saja berkutat dengan fikirannya masing masing..
Hingga beberapa saat kemudian...
.
"TIIIDDDAAAAAAKKKKKK..." Triak SasuNaru bersamaan.
.
.
TBC
Tolong Reviewnya ya minna..
Maaf kalau banyak yang salah...
Kira – kira layak tidak ya di lanjutkan fic ini?
Kalau boleh minta Kritik dan Saran hehehe...
No YAOI or Shonen Ai
.
Salam Author
Anaatha Namikaze