Mitos

.

.

.

Disclaimer: They are belongs to God, themselves, their family, their fans, and also SM Entertainment.

Cast: Kim Jongwoon, Lee Hyukjae, Lee Donghae, Kim Kibum, Kim Ryeowook, Cho Kyuhyun, Kim Minseok, Xi Luhan, Wu Yifan, Kim Junmyeon, Zhang Yixing, Do Kyungsoo, Huang Zitao.

Pair: Multi. Ntar juga tau sendiri :D

Genre: Romance, dan er... saya gak jago ginian.

Rate: T

Warning: Gaje banget yakin. Gak masuk akal juga. Maksa. Tekan tombol exit atau back sebelum kecewa. Please. Please. Please.

Don't like? I beg you to don't read!

.

.

.

Back song: Falling by Hyolyn Sistar. Album Love and Hate, track 8. Sumpah saya detil banget.

Mitos 1: Lee Donghae - Kim Kibum.

"Jika berhasil menangkap guguran kelopak bunga Sakura pertama di musim semi yang diterbangkan angin sebelum menyentuh tanah, maka cintamu akan terkabul."

.

.

.

Hyukjae sudah siap untuk hari pertamanya di Infinity Art Academy. Seragamnya sudah dia pakai dengan rapi. Jas biru gelap, kemeja putih, celana kotak-kotak biru gelap-putih-biru cerah dan dasi putih karena dia angkatan kelas satu. Dia bercermin sambil merapikan rambut auburn-nya yang halus dan memamerkan gummy smile-nya yang begitu manis.

Setelah memastikan penampilannya rapi untuk terakhir kalinya, Hyukjae meraih tasnya dan keluar dari kamar asramanya.

Kim Kibum, teman sekamar Hyukjae, masih pulas dalam tidurnya. Hyukjae hanya melirik Kibum. Antara ingin membangunkannya atau tidak.

Mengingat jika teman sekamarnya itu tipe Tuan Muda yang sangat cuek, Hyukjae jadi agak sebal untuk membangunkannya. Kemarin dia dengan semangat memperkenalkan diri, tetapi Kibum ini hanya membalas dengan datar.

"Annyeong~! Lee Hyukjae imnida! Aku kelas satu! Kau bisa memanggilku Hyukkie! Aku teman sekamarmu! Namamu siapa?" tanya Hyukjae ramah dan bersemangat. Tetapi euforia Hyukjae karena mendapatkan teman baru luntur karena Kibum hanya menatapnya datar.

"Kim Kibum. Meski kita sekamar, tetapi aku mau kita tidak saling mencampuri urusan masing-masing, Hyukjae-ssi," kata Kibum datar.

Singkat. Datar. Tanpa salam.

Hyukjae ingin sekali melempari wajah cantik Kibum saat itu.

Sekarang, mengabaikan rasa tidak sukanya pada Tuan Muda Kim (Hyukjae memanggil Kibum begitu dalam hati), Hyukjae memutuskan untuk membangunkan Kibum. Hyukjae bukan tipe orang yang bisa mengabaikan orang lain: dia terlalu peduli pada semua hal.

"Ya, Kibum-ah, ireonna," kata Hyukjae sambil menggoyang-goyangkan kaki Kibum.

Tidak berhasil. Kibum hanya menggeliat dalam selimut.

"Kibum-ah, ireonna. Ireonna ireonna ireonna," kata Hyukjae lagi. Kali ini dia menepuk-nepuk pipi chubby Kibum.

"Ngh… lima menit lagi…" igau Kibum.

Masih tidak berhasil rupanya.

"Kibum-ah! Ireonna!" seru Hyukjae habis kesabaran.

Spontan Kibum terbangun dan duduk. Dia menatap Hyukjae dengan pandangan bingung.

"Cepat bangun, cuci muka atau apa saja, pakai seragam, dan berangkat sekolah," kata Hyukjae lalu meninggalkan Kibum yang masih belum sadar betul.

Keluar dari kamar asramanya, Hyukjae menatap dua orang namja yang juga keluar dari kamar asrama. Hyukjae tersenyum. "Annyeong," sapa Hyukjae.

"Annyeong~!" balas kedua namja itu bersemangat.

"Lee Hyukjae imnida. Kelas satu," kata Hyukjae.

"Annyeong, Hyukkie! Kim Ryeowook imnida, dan ini Do Kyungsoo! Kami juga kelas satu!" kata Ryeowook.

"Hyukkie mau berangkat bersama?" ajak Kyungsoo. Hyukjae mengangguk.

"Mana teman sekamar Hyukkie?" tanya Ryeowook.

"Dia baru bangun, karena sepertinya lama, dia kutinggal," kata Hyukjae.

"Mwo? Jam segini baru bangun? Dia mau terlambat?" seru Kyungsoo tak percaya. Hyukjae lagi-lagi mengangguk.

Sambil mengobrol, ketiganya berjalan menuju cafe sekolah untuk sarapan. Setelah sarapan, ketiganya menuju gedung utara tempat kelas satu. Di jalan menuju gedung utara itu sepanjang jalan di kanan kiri tumbuh pohon Sakura yang baru saja mekar.

Kibum, yang berhasil tidak terlambat sarapan, berjalan agak jauh di belakang Hyukjae. Dia ingin menyapanya, tetapi mengingat sikapnya yang buruk kemarin dia mengurungkan niatnya. Dia hanya berjalan sendiri dengan mata lurus memperhatikan Hyukjae yang sudah mendapat teman baru.

Siswa baru Infinity Art Academy menatap terpesona Jalan Sakura itu. Mereka tak henti-hentinya memuji keindahan Jalan Sakura. Bahkan banyak yeoja yang asyik foto-foto.

"Indahnya… bunga Sakura yang baru mekar dan belum berguguran," kata Hyukjae-Ryeowook-Kyungsoo.

"Ahahaha! Hyukkie! Andai saja kau melihat wajahmu sendiri! Wajahmu kelihatan bodoh dan polos!" seru seorang namja tampan. Hyukjae menoleh. Dia tersenyum dan menuju ke sosok itu.

"Haeee~!" seru Hyukjae lalu memeluk sosok yang dipanggilnya Hae itu.

Hae, atau nama lengkapnya Lee Donghae, tertawa melihat tingkah sepupunya.

Hyukjae melepaskan pelukannya, lalu dia menoleh ke Ryeowook dan Kyungsoo.

"Wookie, Kyungie, ini Lee Donghae, sepupuku. Dia kelas dua," ujar Hyukjae.

"Annyeong, Donghae Sunbae" kata Ryeowook dan Kyungsoo.

"Annyeong," balas Donghae.

"Bagaimana hari pertamamu di asrama, Hyukkie? Dapat teman sekamar yang baik?" tanya Donghae.

Mendengar kata 'teman sekamar,' Hyukjae menceritakan dengan semangat mengenai Kibum.

"Baik? Orang kayak dia nggak bisa disebut baik! Bicaranya datar, cuek, tidak mempedulikan aku, pokoknya tipe Tuan Muda yang penyendiri! Aku tidak bisa membayangkan jika setahun kedepan aku sekamar dengan orang senyebelin itu!" kata Hyukjae sambil mem-pout-kan bibirnya imut.

Kibum, yang mendengar perkataan Hyukjae hanya mengangkat alis. Aku seburuk itu, ya? Pikirnya.

"Jangan begitu, Hyukkie. Itu kan masih awal-awal saling mengenal. Siapa tahu teman sekamarmu itu orang yang baik dan asik diajak berteman," bela Donghae bijak.

Kibum, yang mendengar perkataan Donghae, merasa dadanya menghangat. Jarang yang memujinya 'baik dan asik diajak berteman.' Biasanya dia dipuji sempurna, jenius, terlalu serius, dan lain-lain. Tak sadar matanya menatap lekat seorang Lee Donghae yang menurut Kibum sangat... tampan.

Di pipi Kibum muncul semburat pink saat memikirkan jika Donghae tampan.

Aish! Apa-apaan kau Kim Kibum! Pikir Kibum.

Saat Hyukjae ingin mengatakan sesuatu pada Donghae, angin yang kencang tiba-tiba berhembus dari arah berlawanan, menerbangkan beberapa kelopak Sakura.

Hyukjae dan Donghae juga beberapa siswa Infinity memekik.

"Ambil kelopaknya! Ambil kelopaknya sebelum menyentuh tanah!" seru Hyukjae.

Banyak yeoja dan beberapa namja berusaha menggapai-gapai kelopak Sakura. Ryeowook, Kyungsoo dan dua namja di dekat Hyukjae spontan melaksanakan perintah Hyukjae dengan bingung.

Kibum hanya menatap Hyukjae heran. Apa maksudnya? Pikir Kibum. Tiba-tiba sebuah kelopak Sakura menerpa matanya. Kibum segera mengambilnya. Di tangannya terdapat kelopak pink bunga berbau harum itu dengan bentuk unik.

Bentuk yang menyerupai... hati.

Angin berhenti berhembus. Kelopak bunga Sakura sudah berceceran mengotori jalan.

Hyukjae, Donghae, Ryeowook, Kyungsoo dan dua namja di dekat Hyukjae tidak berhasil menangkap satu pun kelopak bunga Sakura. Termasuk juga semua siswa-siswi Infinity.

Mereka semua mendesah kecewa.

"Apa maksudmu ambil kelopak sakuranya, Hyukkie?" tanya Ryeowook heran.

Hyukjae menatap Ryeowok horor. "Kau tidak tahu?" lengking Hyukjae. Ryeowook dan Kyungsoo menggeleng.

"'Jika berhasil menangkap guguran kelopak bunga Sakura pertama yang mekar di Infinity yang diterbangkan angin sebelum menyentuh tanah, maka cintamu akan terkabul.' Itu salah satu mitos cinta di akademi ini,'' kata Hyukjae.

Serempak, Ryeowook, Kyungsoo dan dua namja di dekat Hyukjae memekik. "Jinjjayo?!"

"Ne. Iya, kan, Hae?" kata Hyukjae sambil menoleh ke Donghae yang mengangguk.

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi! Aduuuh~! Aku tidak berhasil menangkap satu pun kelopaknya... padahal aku ingin jadian dengan Minseokkie!" seru salah seorang dari dua namja di dekat Hyukjae, seorang namja berambut pirang kotor.

"Eh? Kan aku sudah meminta kalian untuk mengambil kelopaknya," jawab Hyukjae polos. "Ngomong-ngomong, kau siapa?" tanya Hyukjae pada namja berambut pirang kotor itu.

"Mian, kami belum memperkenalkan diri. Xi Luhan imnida, dan si panda ini Huang Zitao. Kami kelas satu," kata Luhan.

"Annyeong, Hyukkie imnida," kata Hyukjae memperkenalkan diri disusul Donghae, Ryeowook, dan Kyungsoo.

"Jadi, Hyukkie Hyung, di sekolah ini ada mitos-mitos yang bisa mengabulkan percintaan kita?" tanya Tao.

"Ne. Aku diberitahu appa dan ummaku mengenai enam mitos itu. Dan mengapa kau memanggilku Hyung? Kita kan seangkatan?" kata Hyukjae.

Luhan tersenyum. "Tao ini setahun lebih muda dari kita, Hyukkie. Makanya dia memanggil semuanya Hyung," jelas namja China itu.

Mereka berenam jalan sambil mengobrol.

"Ngomong-ngomong, ada enam mitos?" tanya Kyungsoo.

"Ne. Ada enam, kalau aku tidak salah ingat… eh, atau ada mitos ketujuh, ya?" kata Hyukjae.

Mereka sampai di depan gedung utara. Donghae kemudian belok ke kiri, menuju sebuah gedung yang cukup jauh dari gedung utara sambil melambaikan tangan. Hyukjae dan yang lain balas melambai.

"Hyukkie Hyung, bisa kau kasih tahu lima mitos sisanya? Mitos pertama kan gagal, tadi. Kita harus menunggu lama sampai sakuranya mekar lagi," kata Tao di aula samping gedung utara untuk upacara tahun ajaran baru khusus kelas satu. Upacara baru selesai beberapa menit lalu dan mereka berlima menuju gedung kelas satu.

"Tentu saja," kata Hyukjae. Ryeowook, Kyungsoo, Luhan dan Tao sudah siap dengan pensil dan notes masing-masing.

Tiba-tiba seorang seonsaengnim masuk, membuat lima namja itu minus Hyukjae mendesah. Mereka harus menunda untuk meminta Hyukjae memberitahu mengenai mitos sisanya.

"Selamat pagi~! Aku Park Jungsoo, wali kelas kalian untuk setahun ke depan~!" kata Park seonsaengnim.

"Selamat pagi, Park Seonsaengnim," balas beberapa siswa.

"Mungkin kalian tahu jika sistem belajar-mengajar di sekolah ini sangat berbeda dibanding sekolah umum. Karena Infinity adalah akademi seni, kalian telah memilih jurusan seni saat mendaftar ke sekolah ini. Kalian juga akan mengikuti pelajaran sesuai jurusan pilihan kalian, disamping kelas umum dariku. Kalian kemarin sudah mendapatkan buku pelajaran, kalian kuperbolehkan belajar dengan cara kalian sendiri, mata pelajaran pilihan kalian sendiri, dan dimanapun kalian suka, selama masih di lingkungan sekolah. Jika kalian tidak mengerti satu hal, kalian boleh bertanya pada siapapun, baik seonsaengnim, teman, atau kakak kelas. Sistem belajar disini sangat bebas, tetapi tetap ada tugas dariku dan beberapa seonsaengnim lain," Park Seonsaengnim menatap kedua puluh siswanya.

Park Seongsae mendapatkan penuh atensi dari siswa-siswanya.

"Kalian juga harus ingat, asah bakat kalian yang telah membawa kalian ke akademi ini. Ah, juga ada beberapa pergelaran seni yang terjadi secara rutin yang merupakan ajang Infinity untuk menunjukkan pada dunia jika Infinity adalah akademi seni terbaik. Jadi, selamat belajar dan tetap jaga kualitas kita sebagai akademi seni terbaik~!" kata seonsaengnim berambut karamel agak panjang itu lalu meninggalkan kelas.

Setelah Park Seonsaengnim pergi, teman-teman baru Hyukjae bergerak. Ada yang belajar sambil tiduran, mendengarkan musik, menjawab soal Matematika sendiri di papan tulis, mengeluarkan seperangkat peralatan Kimia, menyanyi, pergi ke luar untuk menuju studio tari, membedah katak, mengeluarkan seperangkat alat lukis, memainkan biola, dan lain-lain. Benar-benar bebas dan mata pelajaran pilihan sendiri.

"Hyukkie ambil jurusan apa?" tanya Ryeowook.

"Aku? Dance," jawab Hyukjae. Dia hanya diam sambil memperhatikan tingkah teman-teman barunya. Beberapa ada yang berkenalan, beberapa ada yang asyik sendiri.

"Berarti kau sendirian di jurusan dance, ne Hyukkie? Soalnya aku, Luhannie, Kyungie ambil vocal, sedang Taozi ambil acting," kata Ryeowook lagi.

"Gwaenchanha, aku masuk sini karena ingin menjadi dancer, kok. Tidak apa-apa kita tidak bareng-bareng pas kelas jurusan. Kan kita bisa bertemu di kelas umum," kata Hyukjae.

Ryeowook mengangguk.

"Hyukkie Hyung, kau tidak mengeluarkan bukumu?" tanya Tao.

"Eh? Aku tidak membawa satu pun buku," ujar Hyukjae polos sambil membuka tasnya yang kosong.

"Lalu Hyukkie tidak belajar?" tanya Kyungsoo tak percaya.

"Aniyo. Bukan begitu. Aku sudah membaca semua materi untuk setahun kedepan, soalnya aku ingin membuktikan mitos-mitos Infinity, sih. Kalau sudah belajar kan jadi punya waktu luang setahun penuh," kata Hyukjae polos.

Ryeowook, Kyungsoo dan Tao langsung menjitak Hyukjae. "Appoyo!" seru Hyukjae.

"Kenapa kau tidak bilang-bilang dari dulu, pabbo! Kalau begitu kan aku juga bakalan belajar untuk setahun kedepan demi mitos itu!" seru Ryeowook.

"Kan kita baru kenal tadi pagi, Wookie. SMP kita bahkan beda," jawab Hyukjae masuk akal.

"Iya juga, ya," ucap Ryeowook polos.

Kyungsoo, Luhan, Tao dan Hyukjae sweatdrop.

"Yah… berarti kita harus mengutamakan belajar dulu, ya… ayo, Kyungie, Luhannie, Taozi. Kita tinggalkan Hyukkie si pengkhianat," kata Ryeowook sadis.

"Kok pengkhianat?" seru Hyukjae tak terima.

"Mian, Ryeowook-ah. Aku gabung dengan Hyukkie, soalnya aku juga sudah membaca semua buku pelajarannyaaa~!" seru Luhan sambil menari berputar-putar.

"MWO?! Dasar pengkhianat, kalian berdua!" lengking Ryeowok.

Luhan segera menarik Hyukjae supaya kabur dari amukan Ryeowook.

"Wookie, Kyungie, Tao-ah, nanti aku akan memberitahu kalian!" seru Hyukjae karena dia sudah diseret Luhan entah kemana. Sepertinya Luhan sangat bernafsu untuk melaksanakan semua mitos itu, agar cintanya yang bertahun-tahun terpendam dapat terkabul.

.

.

.

"Jadi... jika berhasil menangkap guguran kelopak bunga Sakura pertama di Infinity yang diterbangkan angin sebelum menyentuh tanah, maka cintamu akan terkabul," ulang Luhan setelah mendengar mitos pertama yang dijelaskan oleh Hyukjae tadi.

Hyukjae mengangguk. "Ung. Tetapi mitos pertama gagal. Kan tadi tidak ada yang dapat menangkap kelopaknya."

Luhan lalu mengacak rambutnya frustasi. "Argh! Coba aku lebih cepat dan lebih tinggi! Aku pasti akan mendapatkan kelopak itu dan cintaku akan terkabul!"

Luhan mengacak-acak rambutnya sambil terus menggumam-gumam kesal merutuki kebodohannya.

Hyukjae, Ryeowook dan Kyungsoo menatap Luhan heran. Sedangkan Tao sudah terbiasa melihat gege-nya frustasi karena cinta seperti itu.

"Memangnya Hannie sedang suka seseorang?" tanya Kyungsoo.

"Ne, Kyungie Hyung. Luhan-ge naksir Minseok-ge sejak masih kecil," jelas Tao.

"Minseok? Nugu?" kompak trio imut Hyukjae-Ryeowook-Kyungsoo.

Tao tiba-tiba menunjuk seseorang. "Itu orangnya Hyungdeul, namja imut yang duduk di bawah pohon itu."

Serempak ketiganya menoleh, mendapati seorang sangat imut yang sedang ber-aegyo sendirian tanpa ada maksud untuk ber-aegyo. Dia membaca bukunya sendirian di bangku depan kelas sebelah mereka.

"Kyeopta..." kata Hyukjae-Ryeowook-Kyungsoo yang tak menyadari fisik mereka sendiri.

Hyungdeul... kalian juga imut... pikir Tao.

"Kan? Karena dia terlalu imut, makanya aku ingin cepat-cepat mengikatnya agar menjadi milikku," kata Luhan.

"Kenapa kau tidak coba nyatakan cinta padanya, Luhannie?" tanya Ryeowook.

Luhan menghela napas keras. "Aku sudah menyatakan cintaku jutaan kali, Wookie. Kapanpun dan dimanapun. Dengan cara dari romantis hingga konyol sekalipun," jelas Luhan dengan ekspresi lelah.

"Dan hasilnya?" tanya Hyukjae.

Luhan tertawa pedih. "Tentu saja aku ditolak. Dia mengira aku bercanda. Dari kami kecil hingga sekarang dia hanya menganggapku teman," tak terasa setetes air mata meleleh di pipi Luhan.

"Luhannie!" seru Kyungsoo.

Luhan segera mengusap air matanya. "Mian. Aku jadi cengeng begini jika menyangkut Baozi."

Keempat namja imut itu terdiam. Lalu sebuah ide tercetus di pikira Hyukjae.

"Ah! Kalau begitu, ayo kita bantu Luhannie agar jadian dengan Minseok!" seru Hyukjae.

Luha, Ryeowook, Kyungsoo dan Tao terperangah. "Ne! Kita bantu Luhan-ge saja!" ujar Tao setuju.

"Aku ikut! Aku ikut bantu!" seru Kyungsoo.

"J-jinjja? Ka-kalian mau membantuku?"

"Ne!" jawab semuanya minus Luhan. Luhan langsung memeluk semua sahabat barunya.

.

.

.

Kibum membolak-balik lembaran buku yang sedang dia baca. Tetapi kalimat-kalimat yang terangkai di buku yang sebenarnya menarik itu menjadi tidak menarik lagi bagi namja cantik tetapi dingin ini karena pikirannya tertuju penuh pada kelopak bunga Sakura yang dia dapatkan di pagi hari beberapa hari lalu.

"'Jika berhasil menangkap guguran kelopak bunga Sakura pertama di Infinity yang diterbangkan angin sebelum menyentuh tanah, maka cintamu akan terkabul.' Itu salah satu mitos cinta di Infinity," kata Hyukjae.

Kata-kata teman sekamarnya itu tiba-tiba terngiang di telinganya.

Cintaku… akan terkabul? Pikir Kibum sambil memandangi kelopak pink yang sudah dia taruh dalam tabung kecil dari kaca. Tetapi… siapa orang yang kucintai?

Selesai memikirkan itu, tiba-tiba wajah tampan seorang Lee Donghae terbayang di otak Kibum.

Kibum terkejut. "Kenapa wajahnya yang terbayang?!" serunya.

"Wajah siapa?" tanya seseorang mengagetkan Kibum.

Kibum menoleh. Lalu wajahnya sontak merona. "A-ah… eh…"

Orang yang menegur Kibum adalah Lee Donghae. "Kau kelas satu, ya? Aku Lee Donghae, kelas dua," ucap Donghae sambil mengulurkan tangan. Kibum, tak sadar jika tangannya gemetar, menyambut uluran tangan sunbae-nya.

"Kim Kibum imnida. Bangapseumnida, Donghae Sunbae."

"Panggil Hyung saja. Aku boleh duduk di sini? Ini tempat belajar favoritku," kata Donghae sambil menunjuk bangku taman yang diduduki Kibum.

"Si-silakan, Hyung," jawab Kibum gugup.

Ada rasa aneh yang menyelinap di dada Kibum saat melihat wajah Donghae. Ada yang menggelitik perutnya saat melihat senyum kekanakkan milik Donghae.

Ada yang aneh pada tubuhku… pikir Kibum sambil memegang dadanya. Jantungnya berdebar kencang.

"Kau kenapa, Kibum-ah? Sakit?" tanya Donghae yang heran melihat namja cantik di sampingnya memegangi dadanya.

"Ah... ani, Hyung. Aku hanya merasa aneh berdekatan denganmu, entah kenapa kau membuatku gugup... Hyung terlalu tampan..." jawab Kibum jujur.

Perkataan Kibum entah mengapa membuat pipi Donghae tersapu warna pink tipis. Sangat tipis.

Kibum tiba-tiba menyadari kata-katanya. Wajahnya memucat lalu sedetik kemudian disapu warna merah pekat. Dengan gerakan cepat tapi canggung Kibum menyambar semua bukunya dan berdiri.

"Mi-mian, Su-sunbae... ada yang harus kulakukan," kata Kibum lalu berjaan cepat meninggalkan bangku taman yang dia duduki sedetik lalu bersama Donghae.

Donghae hanya terbengong-bengong.

Aih... badai cinta rupanya mulai menerpa sang namja es rupanya.

.

.

.

Kibum merutuki kecanggungannya.

Dasar Kim Kibum pabbo! Kemana otak jeniusmu yang selalu kau banggakan itu? Berdekatan dengan Donghae sunbae saja langsung aneh begini... pikir Kibum malu.

Selama berhari-hari Kibum tak bisa mengenyahkan bayangan Lee Donghae dari kepalanya. Selama berhari-hari itu pula, tak sadar Kibum selalu mencari bayangan seorang Lee Donghae jika namja yang dijuluki Snow White itu berada di kantin atau auditorium karena hanya di dua tempat itulah seluruh siswa Infinity berkumpul.

Sekarang Kibum jadi tahu jika Lee Donghae itu begitu populer di Infinity. Donghae anggota OSIS dan salah satu siswa Infinity yang paling berprestasi. Ditambah penampilannya yang bak idola dan sikap ramahnya, menjadikan Lee Donghae adalah namja incaran di Infinity. Hampir tiap hari ada saja yeoja bahkan namja yang mengejar sepupu Hyukjae itu karena menyatakan cinta. Kibum bahkan memergoki tangan Donghae penuh membawa cokelat dan hadiah ketika pulang ke asrama.

Menyadari jika dia tak akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan Pangeran Infinity seperti Donghae, Kibum putus asa. Merasa kalah sebelum berjuang, eh?

Kibum memandangi kelopak sakura di tabung kaca kecilnya. Kibum mendekapnya di dada.

Semoga aku bisa jadian dengan Donghae Sunbae, doa Kibum dalam hati.

Lalu Kibum sadar apa yang dia lakukan, pipinya merona. "Kenapa aku berdoa seperti itu?!"

Kibum tak sadar Hyukjae masuk kamar mereka dan mengangkat alis. Bingung.

"Kibum-ah, gwaenchanha?" tanya namja imut itu.

"A-ah... gwaenchanha..." Kibum menaruh tabung kacanya di meja belajarnya. Hyukjae melihatnya.

"Apakah, apakah itu Sakura yang jatuh pertama?" pekiknya.

Kibum mengangguk. Hyukjae langsung mengambilnya dan melihatnya. Kelopaknya berwarna pink lembut dan masih cukup segar, bentuknya menyerupai hati.

"Kibum-ah! Kau beruntung! Kau bisa memohon agar cintamu terkabul dengan kelopak ini~" kata Hyukjae riang.

Kibum tergagap. "Jeong-jeongmal?"

"Ne! Ada yang kau sukai?" tanya Hyukjae sambil duduk di tempat tidur Kibum dan menatap namja cantik yang juga duduk di tempat tidur.

Kibum menunduk. "Ah, i-itu..."

"Ada, ya?! Tak kusangka namja secantik kau tidak punya pacar dan masih naksir seseorang~" goda Hyukjae.

Kibum merona. "E-eh—"

"Nugu, nugu?" tanya Hyukjae penasaran. Diam-diam dia penasaran karena Kim Kibum, teman sekamarnya yang mengambil jurusan acting ini terkenal di Infinity karena sikap esnya dan wajahnya yang cantik, tanpa diketahui Kibum-nya sendiri.

"...hae sunbae..." kata Kibum pelan.

"Eh? Mian, Kibum-ah, aku tak dengar."

"Donghae Sunbae..." aku Kibum.

Hyukjae agak terkejut. Pangeran Es di depannya naksir sepupunya?

"Jinjja?!" seru Hyukjae. Kibum hanya mengangguk. Hyukjae tersenyum. Kibum dan Donghae lumayan cocok. Dia sendiri heran kenapa Donghae yang cukup terkenal belum juga punya pacar.

"Hae juga belum punya namjachingu. Berjuanglah, Kibum-ah!" kata Hyukjae menyemangati.

.

.

.

Karena malas masuk kelas acting-nya, Kibum berjalan-jalan di gedung sekolahnya. Dia berencana untuk mencari tempat sepi untuk dijadikan tempat bersembunyinya. Kibum hanya sendirian, karena dia tidak memiliki teman. Satu-satunya temannya adalah Hyukjae. Kibum total mengacuhkan eksistensi teman-teman jurusan acting-nya.

Kibum berbelok jalan di gedung gudang. Deretan gedung gudang dan Perpustakaan paling belakang bangunan Infinity, jadi sekitar sini sepi. Dia menelusuri jalan yang terbuat dari paving berbentuk segi delapan.

Mata Kibum memandang laut lepas yang terlihat di kejauhan dari posisinya sekarang. Gudang dan perpustakaan memang bangunan paling belakang, tapi juga paling tinggi selain menara tengah. Jadi pemandangannya begitu indah.

Di belakang gudang, Kibum menemukan hal yang tak terduga.

Lee Donghae, sedang bersandar di dinding belakang gudang sambil menatap birunya laut lepas di kejauhan. Seragam Infinity-nya berantakan. Blazernya hanya dia sampirkan di bahu, bagian hem kemejanya keluar dari celana, dasinya longgar. Rambut cokelat gelapnya berantakan karena terusik angin laut. Dengan latar hutan dan laut di kejauhan, suara ombak yang menampar karang dan gemerisik dedaunan, Donghae terlihat begitu tampan. Tapi bukan keadaan Lee Donghae yang begitu seksi dan memukau melainkan apa yang dia peganglah yang diluar dugaan.

Lee Donghae, yang nyata-nyata anggota OSIS sekolah dan 'Pangeran' di Infinity merokok.

Kibum terkejut. Sangat.

"Sunbae?" kata Kibum.

Donghae terkejut, lalu buru-buru mematikan rokoknya dengan cara menginjaknya. Dia tetap bersikap kalem dan berjalan mendekati Kibum yang mematung. Matanya yang indah menatap dalam mata Kibum tanpa mengalihkan ke arah lain.

"Kau melihatnya?" tubuh Donghae yang tinggi menaungi Kibum. Kibum tergagap dan mengangguk.

Lalu tanpa diduga Kibum, tangan Donghae meraih dagunya dan menempelkan bibirnya di bibir Kibum yang semerah apel.

Ciuman pertama Kibum beraroma rokok.

.

.

.

Ini sudah seminggu sejak kejadian Donghae ketahuan merokok di sekolah oleh Kibum. Tapi dia tak juga menerima panggilan dari guru BP.

Mungkin namja itu tidak mengadukanku... baik juga dirinya, pikir Donghae ketika pergi keluar sekolah. Inifinity memperbolehkan siswanya keluar tiap Minggu, dan hari Minggu ini Donghae memanfaatkan jatah keluarnya dan merokok di suatu taman sepi.

Kebiasaan merokoknya ini tak pernah ketahuan siapapun, bahkan Hyukjae sepupunya tidak tahu. Dia merokok hanya karena merasa butuh sarana 'pelepasan' hidup. Dia muak menjadi siswa teladan. Tapi imej siswa teladan dan Pangerannya sudah mengakar kuat. Imejnya bisa rusak dan dia bisa dikeluarkan dari Infinity jika ketahuan merokok. Hanya sosok namja yang baginya seperti Puteri Salju itu saja yang tahu. Saat menyesap batang nikotin itu, tiba-tiba namja yang kemarin diciumnya kembali memenuhi pikirannya. Namja itu cantik sekali. Donghae tidak berbohong jika dia tertawan pesona dingin namja itu sejak pertama kali melihatnya di tempat dia biasa belajar.

Bibirnya merah dan lembut... kulit seputih salju dan rambutnya sehitam arang. Dia seperti Puteri Salju. Dia marah atau tidak ya—

Tiba-tiba rokoknya direbut seseorang. Donghae mendongak. Matanya menangkap namja yang sedang dipikirkannya yang menunduk dan melempar rokoknya entah kemana.

"Ternyata Sunbae merokok di luar sekolah juga, ya?" kata Kibum sambil memamerkan killer smile-nya.

Donghae terlalu terkejut untuk berbicara. Kibum hanya mengedikkan bahu dan duduk di rerumputan samping Donghae. Mata Donghae mengikuti tiap gerak Kibum. Namja cantik di depannya terlihat begitu memukau memakai kemeja berbahan denim yang lengannya digulung dan jeans cokelat. Dan ketika Kibum menatap matanya, dunia Donghae langsung runtuh.

Dia telah tertawan oleh namja di depannya.

Lama mereka hanya saling memandang kolam perasaan masing-masing, hingga Donghae memecah keheningan.

"Kenapa kau tidak melaporkan aku pada seonsaengnim? Kau melihatku merokok, kan?"

"Lalu Sunbae dikeluarkan dan aku tidak bisa menyatakan perasaanku bahwa aku suka Sunbae?"

Baik Donghae dan Kibum terkejut atas kata-kata Kibum.

Kibum langsung mengalihkan pandangan karena merasa panas merambati pipi putihnya.

"A-ani... mak-maksudku..."

Donghae tertawa lepas, tangan kirinya memegang perut sedang tangan kanannya mengacak rambutnya. Reaksinya membuat Kibum menengokkan kepalanya ke arah sunbae-nya, dan disaat yang sama Donghae menghentikan tawanya lalu melihat ke arah Kibum. Pandangan keduanya bertemu, dan pipi Kibum bertambah merah saat melihat tatapan Donghae. Tatapan Donghae begitu berbeda dan membuat kinerja jantung Kibum berantakan.

Tangan Donghae bergerak mengusak rambut sehitam arang Kibum.

"Mm... akan kupikirkan..."

Kibum memandang Donghae penuh harap. Donghae tersenyum.

"Jika kau tidak memberitahu pada siapapun mengenai rahasiaku," kata Donghae disertai senyum memikat yang membuat jantung Kibum makin berantakan.

"Aku tidak akan mengatakan pada siapapun," kata Kibum akhirnya.

"Saranghae, nae Princess," kata Donghae dan mengklaim bibir merah darah Kibum.

Ciuman kedua Kibum juga beraroma rokok. Tapi, Kibum menyukainya.

.

.

.

Epilog

Kibum memegang pipinya yang merona parah. Hyukjae hanya memandangi teman sekamarnya yang merona karena melihat ponselnya bingung.

"Kibum-ah, gwaenchanha?" tanya Hyukjae menghampiri Kibum.

Kibum menyerahkan ponselnya kepada Hyukjae. "Baca, Hyuk-ah! Aku tidak menyangka sepupumu sangat mesum!"

Hyukjae membaca pesan di ponsel Kibum.

From: Hae Sunbae

Jaljayo, nae Princess. Tidurlah dan mimpikan aku, besok jangan bangun dulu sebelum aku menciummu, ne :*

Saranghae 3

Hyukjae terpana. Sepupunya memang diluar dugaan.

"Tapi! Kibum-ah, kau jadian dengan Hae?" tanya Hyukjae. Rona merah dan jawaban gagap Kibum menjawab pertanyaan Hyukjae.

Hyukjae melirik kelopak Sakura dalam tabung kaca di meja Kibum. Mitos pertama rupanya berhasil bagi Kibum.

Umma... mitos yang kau ceritakan benar... teman Hyukkie sudah membuktikannya. Selanjutnya aku akan membuktikannya, Umma. Fighting!

.

.

.

Note

Saya nyesel kalo ngepost ini... ini jelek banget sumpaaaah X(

Jangan bacaaaa! Tapi kalo gak dipost ntar membusuk TT^TT

Anyway, jangan nyesel kalo baca ini ya? Flame aja deh, saya minta maaf! Maaf banget!

Chapter depan: Bambi Hannie and Minnie Baozi couple. Kalo sempet.