Stand By Me

Genre : Romance, Drama

Chapter One

Rate : T

Pairing : KyuMin

Warning : YAOI, Typo(s), Abal, OOC

Summary :Kyuhyun dan Sungmin adalah RIVAL. Mereka bersaing untuk mendapatkan hati seorang wanita. Namun, bagaimana jika cinta justru tumbuh ditengah persaingan mereka?

Disclaimer : KyuMin milik mereka sendiri. Saya hanya meminjam cast dari mereka. Cerita ini murni milik saya

.

.

.

"Kyuhyun-ah. Lihat itu! Kim Yumi ada disana."

"Wah...dia cantik sekali hari ini"

Kyuhyun yang tadinya sedang memandangi yeoja yang dimaksud, mendelik tidak setuju dengan ucapan temannya. "Apa maksudmu, Monkey? Kim Yumi itu selalu cantik tiap hari"

Teman yang dipanggil Monkey itu hanya bisa memutar bola matanya. "Iya. Aku tahu. Tapi kali ini dia terlihat lebih mempesona dari biasanya"

Kyuhyun tetap menggeleng. "Tidak. Dia memang mempesona sejak lahir. Tidak hanya hari ini".

"Ya! Ka–"

"Sudahlah Hyukkie. Kau seperti tidak tahu Kyuhyun saja" ucap seorang teman menengahi. "Eh, Kyu. Kenapa kau tidak coba cari kesempatan? Dia sedang berjalan sendiri tuh"

"Eh? Kau benar juga, Hae. Kalian tunggu disini ya, aku akan kesana sebelum–WHAT?" Kyuhyun melebarkan bola matanya terkejut saat melihat seorang namja pendek telah berada di sebelah gadis incarannya.

"Wah, kau kalah cepat lagi dengan namja kelinci itu Kyu"

"Sepertinya kau akan kalah darinya Kyu"

Kyuhyun menatap geram kedua temannya itu. "Aku tidak akan kalah dari namja itu! Kalian lihat saja nanti. Kim Yumi akan menjadi milik Cho Kyuhyun!" ucapnya sebelum berjalan pergi mendekati gadis itu.

.

.

.

"Sungmin-ah!"

Sungmin yang baru saja melewati gerbang sekolah, terhenti ketika mendengar suara sahabatnya "Eh, Wookie? Kau baru datang? Tumben" tanyanya merasa heran. Tidak biasanya sahabatnya ini datang jam segini.

"Hehe..iya, aku bangun terlambat hari ini" ujarnya malu – malu.

"Benarkah?" Sungmin mengerutkan keningnya curiga. Dia menatap penuh sahabatnya yang tersenyum dengan wajah berserinya. "Jangan – jangan kau kesiangan karena kemarin pulang larut setelah berkencan ya?"

Ryeowook hanya mengangguk malu sambil menutupi wajahnya sementara Sungmin mengulum senyum senang. "Aigoo..kalau kau saja datang ke sekolah jam segini setelah kencan, bagaimana denganku ya? Bisa – bisa aku selalu datang telat nantinya" ujar Sungmin menerawang.

"Bukankah kau tidak punya kekasih, Sungminnie?" tanya Ryeowook polos.

Sungmin mendelik. "Belum punya kekasih lebih tepatnya, Wookie. Sekarang aku masih berusaha mendekati Kim Yumi" ucap Sungmin penuh semangat.

"Kim Yumi? Kau masih berniat menjadikan Kim Yumi kekasihmu?"

Sungmin menoleh kearah Ryeowook. "Nde, Waeyo?"

"Apa sebaiknya kau tidak cari gadis yang lain saja? Ya, aku akui Kim Yumi itu cantik, sangat malah. Tapi..." Sungmin memicingkan matanya kala Ryeowook menghentikan kata – katanya. "Tapi apa, Ryeowookie?" tanya Sungmin tidak sabar.

"Tapi...Kim Yumi itu kalah manis darimu Sungmin. Kim Yumi itu hanya cantik. Tapi, kau... kau itu sempurna! Kau manis, imut, menggemaskan, mempesona dan... ah pokoknya kau lebih segalanya dari Kim Yumi. Jadi aku sarankan sebaiknya kau cari kekasih yang sama sempurna sepertimu. Walau, yah...aku berani jamin tidak ada yeoja yang dapat mengalahkan pesonamu. Atau sebaiknya kau cari kekasih yang tampan saja! Benar, kau cari namja tampan saja untuk menjadi kekasihmu! Jadi kalian bisa saling melengkapi" jelas Ryeowook panjang lebar dengan mata berbinar.

Sungmin hanya bisa menatap cengo sahabatnya itu.

"Min? Kenapa diam? Saranku bagus kan?" tanya Ryeowook heran melihat sahabatnya yang hanya terdiam menatapnya.

"Wookie...sebelumnya aku berterima kasih atas pujianmu, aku cukup tersanjung mendengarnya. Tapi..." Sungmin menarik nafas dalam. "Bagaimana bisa kau menyuruhku mencari namja untuk dijadikan kekasih?! Aku ini namja, Wookie! N-a-m-j-a!" teriak Sungmin penuh emosi.

"Aku seorang namja yang seharusnya menjadikan yeoja sebagai kekasih! Bukan mencari namja lain! Aku ini masih normal! Aku masih sangat menyukai wanita! Aku bukan g–" teriakannya terhenti seketika saat melihat Wookie yang tertunduk lesu. "Wookie~" panggil Sungmin merasa sangat bersalah. Dia terlalu terbawa emosi hingga melupakan kenyataan bahwa sahabatnya ini mempunyai kekasih seorang namja.

"Wookie~ Mianhae, aku tidak bermaksud..." Sungmin mengatupkan bibirnya. Dia tidak tahu harus mengatakan apa.

Ryeowook mengangkat kepalanya dan menatap Sungmin sambil tersenyum. "Gwaenchana Min. Kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Aku yang salah, tidak seharusnya aku memberi saran seperti itu padamu. Walaupun wajahmu lebih manis dariku, bukan berarti kau sepertiku, kan? Aku tahu kau masih normal, tidak sepertiku" cicitnya dengan suara yang kian merendah.

Melihat itu, Sungmin dengan segera merangkul sahabatnya guna memberi semangat. "Kau ini bicara apa Wookie? Kau ini juga normal, sangat normal. Kau mencintai seseorang dan itu wajar. Hanya mungkin tidak biasa, karena cintamu itu jatuh pada orang yang berjenis kelamin sama dengamu. Namun, bukan berarti kau itu tidak normal. Belum tentu kau bisa jatuh cinta pada namja lain, kau hanya mencintai dia, iya kan?"

Ryeowook mengangguk tersenyum. "Kau benar, Min. Aku hanya mencintai dia. Aku tidak mungkin mencintai namja jika namja itu bukan dia"

Sungmin yang melihat sahabatnya kembali ceria, ikut tersenyum sambil mengacak lembut rambut sahabatnya. Siswa- siswi lain yang sedari tadi memperhatikan mereka pun ikut tersenyum melihat kedua namja mungil itu.

"Eh, Sungmin? Itu kan Kim Yumi" unjuk Ryeowook saat mereka ingin menyusuri koridor sekolah.

"Eh? Kau benar Wookie. Err.. aku kesana dulu ya, sepertinya dia kesulitan membawa buku – buku itu"

Ryeowook tersenyum mendengar ijin Sungmin, namun matany masih setia menatap gadis pujaannya. "Ya sudah. Sana, nanti kau kalah cepat dengan Kyuhyun"

"Mwo? Andwae! Aku tidak akan kalah dengan srigala itu. Kau ke kelas duluan saja Wookie, nanti aku menyusul. Dah" ucap Sungmin sebelum berlari mengejar Kim Yumi.

"Ck.. anak itu kenapa bersemangat sekali" gumam Ryeowook seraya kembali berjalan menuju kelasnya.

.

.

.

"Yumi-ah!"

"Oh? Sungmin-ssi? Annyeong" Yeoja yang dipanggil tadi berhenti dan merunduk sopan.

"Kau ini, masih saja memanggilku seformal itu Yumi-ah. Panggil saja aku Sungmin, ne?" Yumi kembali tersenyum menanggapi.

"Kau mau kemana membawa buku sebanyak itu, Yumi-ah?" tanya Sungmin.

"Aku ingin mengembalikannya ke perpustakaan, Sungmin-ssi" ujarnya kembali sopan.

"Sini biar kubantu membawakannya"

"Ah, tidak perlu Sungmin-ssi. Aku bisa membawanya sendiri" tolak Yumi halus.

Sungmin mengangguk, mencoba menghargai keputusan gadis ini. "Baiklah, tapi kalau aku melihat kau sedikit lelah, jangan menolak jika aku memaksa membawa buku-mu, ne?" kata Sungmin dengan sedikit canda.

"Haha..kau bisa saja Sungmin-ssi. Mana mungkin aku lelah dengan hanya membawa dua buku"

Sungmin tidak bisa menahan senuyumnya ketika mendengar tawa renyah Yumi. "Hm, tidak keberatan kan aku menemanimu ke perpustakaan?" tanya Sungmin.

"Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin aku keberatan jika seorang Lee Sungmin mau menemaniku? Tapi mungkin penggemarmu akan sedikit kecewa Sungmin-ssi"

"Haha, kau terlalu menyanjungku, Yumi-ah. Aku–"

"Hai Yumi-ah! Sedang apa kau disini sendirian? Sini, biar aku bawakan bukumu"

Seorang namja yang paling tidak Sungmin inginkan tiba – tiba muncul dengan sok akrabnya dan megambil begitu saja buku yang ada ditangan Yumi. 'Ish, kenapa dia selalu muncul disaat yang seperti ini sih' Batin Sungmin kesal.

"Ya! Kyuhyun-ssi! Apa kau tidak lihat Kim Yumi sedang bersamaku?"

"Eh? Oh, mianhae, aku sama sekali tidak melihatmu Sungmin-ssi" ucap Kyuhyun dengan nada polos yang dibuat – buat. Sungmin melihatnya langsung geram.

"Kau ini bagaimana tidak bisa melihatnya, Kyuhyun-ssi? Sungmin-ssi ini kan tampan. Tidak ada orang yang tidak melihatnya. Justru aku rasa Sungmin-ssi sanggup membuat semua orang mengalihkan dunianya hanya dengan melihat Sungmin-ssi"

Dan ucapan Yumi membuat Sungmin tersenyum penuh kemenangan sementara Kyuhyun hanya bisa menatap geram kearahnya. 'Sial' Batin Kyuhyun.

"Kau terlalu berlebihan Yumi-ah. Aku tidak melihatnya ya.. karena aku melihat kau masih membawa buku ini sendiri. Seharusnya kan karena dia namja, dia yang membawakan bukumu ini. Tapi kenapa dia malah membiarkanmu begitu saja" ujar Kyuhyun sambil memicingkan matanya kearah Sungmin.

"Sungmin-ssi sudah memintanya tadi, tapi aku masih bisa membawanya sendiri" jelas Yumi ketika sudah mulai merasakan hawa persaingan.

"Tapi tetap saja. Sebagai seorang namja, seharusnya dia tetap bersikeras membantumu. Tidak punya inisiatif sendiri"

"Aku hanya mencoba menghargai keputusannya Kyuhyun-ssi!" ucap Sungmin pada akhirnya mulai jengah dengan sindiran Kyuhyun.

"Menghargai? Cih.. bilang saja kau tidak kuat membawa buku tebal ini kan?" kata Kyuhyun mengejak.

"Apa kau bilang? Aku ini namja! Mana mungkin tidak kuat membawa buku setebal itu!" ucap Sungmin mulai terpancing emosi.

"Namja? Kau yakin? Coba lihat wajahmu itu! Mana mungkin namja bisa berwajah sepertimu? Kau itu terlalu manis" tanpa sadar sebenarnya Kyuhyun melemparkan pujian untuk Sungmin.

Namun bagi Sungmin, itu bukanlah pujian jika yang mengatakannya adalah Kyuhyun, sang rival!

Yumi yang melihat pertengkaran akan segera dimulai, menghela nafasnya malas. Mendengar bell yang sudah berbunyi dengan perlahan dia mengambil bukunya dari tangan Kyuhyun dan pergi meninggalkan kedua namja yang masih sibuk bertengkar.

Sungmin menatap Kyuhyun tajam "Apa kau lupa kalau aku atlet beladiri? Aku bahkan menyumbang medali emas untuk sekolah ini!"

Kyuhyun tersenyum mengejek. "Lalu? Itu tidak bisa membuktikan apa – apa Lee Sungmin! Asal kau tahu, seorang yeoja juga bisa melakukannya"

Ejekan Kyuhyun kali ini benar – benar membuat emosi Sungmin memuncak.

"Kau! Ak–aww"

"Aww"

Pertengkaran Kyuhyun dan Sungmin terhenti paksa ketika ada seseorang yang berani menarik telinga mereka. Dengan bersamaan mereka berdua menoleh kearah orang tersebut dan seketika membeku.

"Shin Seonsaengnim" ucap mereka bersamaan.

"Apa yang kalian lakukan ditengah koridor ini, hah? Tidak mendengar bel sudah berbunyi?"

Kyuhyun dan Sungmin menelan ludahnya. Wajah Shin Seonsaengnim benar – benar murka saat ini –oh tidak! Bukan hanya saat ini.

"Err..anu Seonsaengnim, kami..."

"Kalian ini benar – benar tidak pernah kapok ya. Sebagai hukumannya, sekarang kalian berdua pergi ke gedung belakang sekolah. Bersihkan, dan cat dindingnya sampai bagus!" ucap Shin Seonsaengnim melepaskan tangannya.

"T-tapi, Seonsaeng–"

"Tidak ada tapi – tapian! Sekarang!" perintah Shin Seonsaeng mutlak.

.

.

.

.

.

"Ini semua gara – gara kau! Kalau saja kau tidak menggangguku dengan Yumi, kita berdua tidak akan berakhir dengan hukuman seperti ini. Arkhh... setelah membersihkan ruangan ini, kenapa kita harus mengecat dindingnya juga sih. Tubuhku mau remuk rasanya" Sungmin menggerutu kesal.

"Coba lihat, katanya kau laki – laki, kenapa menggerutu seperti itu. Dan enak saja! Mana mungkin aku membiakanmu mendekati Yumi begitu saja. Dengar ya, sampai kapanpun aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!"

Sungmin hanya mendelik sekilas sambil melanjutkan kerjanya –mengecat dinding. "Terimalah kenyataan, Kyuhyun-ah. Yumi itu menyukaiku, kau tidak dengar tadi dia terus membelaku? Bahkan dia memujiku, haaha" ujarnya bangga.

Kyuhyun mendengus. "Cih, hanya karena dia memujimu, bukan berarti dia menyukaimu. Kau jangan terlalu percaya diri, Sungmin-ah. Biar bagaimanpun kau tidak akan bisa mengalahkan si tampan Cho Kyuhyun" ujar Kyuhyun kelewat percaya diri.

"Sudahlah Kyuhyun, kau jangan selalu mengumbar kata sombongmu itu. Aku muak mendengarnya"

"Itu kenyataan Sungmin. Aku ini memang tampan. Tidak ada namja yang setampan diriku"

"Tampan... bodoh lebih tepatnya" gumam Sungmin yang masih terdengar Kyuhyun.

"Apa?" Kyuhyun menoleh melihat Sungmin yang sibuk mengecat dinding sambil bersiul membelakanginya. Tiba – tiba ide jahil Kyuhyun terlintas begitu saja.

Perlahan, Kyuhyun mendekati Sungmin. "Sungmin" panggilnya.

"Apa?" Sungmin menoleh dan–

"Ya!"

"Hahaha"

"Apa yang kau lakukan Kyuhyun! Kau mengotori wajahku" dengan kesal, Sungmin menghapus cat yang ada diwajahnya hasil dari kejahilan Kyuhyun.

"Hahaha... jangan dihapus, Sungmin. Wajahmu terlihat cocok dengan cat itu, haaha" Kyuhyun tertawa terpingkal memegangi perutnya.

Sungmin yang menatapnya geram langsung mengambil kuas cat dan melumurkannya pada wajah Kyuhyun.

"Haahaha" gantian Sungmin yang tertawa melihat sebagian wajah Kyuhyun sudah terlumuri oleh cat.

"Ya! Sungmin! Apa yang kau lakukan?!"

Sungmin berhenti tertawa, "Mwo? Kau juga melakukan hal yang sama padaku!" Sungmin menunjuk pipinya yang terdapat bulatan kecil berwarna biru.

"Tapi aku kan hanya memberimu bulatan kecil. Bukan mengecat separuh wajahmu seperti ini!" ujar Kyuhyun tidak terima.

"Sama saja intinya. Kalau tidak mau dijahili, jangan mulai jahil duluan! Tapi Kyuhyun, wajahmu justru terlihat tampan jika seperti ini. Hahahah"

Kyuhyun mengepalkan tangannya, marah. Dia mengambil kuas cat dan mendekati Sungmin. Dilumurkannya cat pada tangan Sungmin.

"Kyuhyun! Kenapa kau mengecatku lagi!" teriak Sungmin kesal.

"Mwo?" jawab Kyuhyun acuh.

"Aissh.. nih rasakan" Sungmin kembali membalas perbuatan Kyuhyun.

"Ya! Awas kau Sungmin!"

Dan terjadilah saling serang cat diantara keduanya yang membuat ruangan yang sudah capai mereka bersihkan menjadi kotor kembali.

"Ya! Kalian berdua! Apa yang kalian lakukan!" seketika mereka berdua berhenti saling melempar cat dan menoleh kearah pintu ruangan.

Shin Seonsaeng berdiri geram melihat kelakuan anak muridnya. "Oh, tidak!" Shin Seonsaeng perlahan memasuki ruangan dengan tatapan tertuju pada lima buah kaleng cat yang isinya telah tumpah berantakan.

"Kalian ini! Saya menyuruh kalian untuk membereskan ruangan ini, bukan untuk dibuat berantakan seperti ini!" dada Shin Seonsaeng naik turun akibat luapan amarahnya.

Kyuhyun yang sedari tadi memasang sikap waspada, mendekati Sungmin perlahan menggenggam tangannya.

"Eh?"

"Sungmin, aku hitung sampai tiga, kita lari secepat kilat" bisik Kyuhyun.

"Tapi–"

"Sudah ikuti aku saja" bisiknya lagi sambil mengawasi gerak – gerik Shin Seonsaeng yang menjauhi pintu.

Sungmin mengangguk patuh.

"Baiklah, satu...dua...TIGA! LARIII"

"YA! MAU KEMANA KALIAN? JANGAN LARI!"

.

=oooo=

Bruuk

"Hah... hari yang melelahkan"

Sungmin langsung merebahkan diri di ranjangnya tanpa mengganti seragam yang telah kotor penuh noda cat. Lelah sekali rasanya harus kembali membersihkan ruangan yang sama setelah berlari mengitari sekolah.

Ya, Shin Seonsaeng tidak membiarkan mereka berdua kabur begitu saja. Guru gembul itu berlari mengejar mereka. Sesuatu hal yang tidak disangka Kyuhyun dan Sungmin, mereka mengira Guru dengan tubuh segembul itu tidak dapat berlari mengejar mereka. Namun siapa disangka jika Shin Seonsaeng adalah mantan atlet lari marathon.

Sehingga ditambah lah hukuman untuk mereka berdua. Mereka disuruh membersihkan kembali ruangan itu dan harus membantu Shin Seonsaeng memeriksa pekerjaan seluruh siswa satu sekolah setiap hari sepulang sekolah selama satu bulan!

Dan yang membuat Sungmin kesal adalah hukuman itu harus dijalankan berdua dengan Kyuhyun! Dia harus bersama – sama dengan Kyuhyun selama sebulan! Oh tidak!

"Sial sekali nasibku ini" ucapnya sambil mengusap kasar wajahnya.

Drrt...drrt..

Sebuah getar mengalihkan pemikiran Sungmin. Dilihatnya ada satu pesan masuk.

From : Kim Yumi

Sungmin-ssi, kau tidak apa – apa?

Aku dengar Shin Seonsaengnim menyuruhmu

membersihkan ruangan belakang sekolah hingga dua kali.

Aku minta maaf, Sungmin-ssi, ini semua karena aku.

Harusnya aku memberitahumu pagi tadi kalau bel sudah berbunyi.

Tapi, aku terlalu takut untuk menyela pembicaraanmu dengan Kyuhyun-ssi

Mianhae :(

Sungmin hampir saja terjatuh dari ranjangnya ketika tahu siapa yang mengiriminya pesan. Ditambah lagi, isi dari pesan itu yang menggambarkan jika sang pengirim mengkhawatirkan dirinya.

Dengan cepat, Sungmin membalas pesan itu.

To : Kim Yumi

Nan Gwaenchana ^^

Kau tidak perlu meminta maaf Yumi-ah.

Ini juga salahku, jadi aku pantas menerima hukumannya

Terima kasih sudah mengkhawatirkanku :)

From : Kim Yumi

Syukurlah kalau tidak apa – apa ^^

Sungmin berpikir sejenak, mencoba mencari bahan pembicaraan yang lain.

To : Kim Yumi

Hm.. kau sedang apa Yumi-ah?

From : Kim Yumi

Aku sedang berada di supermarket dekat rumah, Sungmin-ssi ^^

To : Kim Yumi

Benarkah?

Aku akan menjemputmu Yumi-ah, kau tunggu aku, Ne?

From : Kim Yumi

Baiklah ^^

"Yes!" dengan cekatan, Sungmin bangkit dari ranjangnya dan bergegas untuk membersihkan diri, tidak mau membiarkan sang gadis pujaan menunggu lama.

Tidak sampai lima belas menit, Sungmin keluar dengan pakaiannya yang rapi dan wangi. "Aku akan berkencan dengan Kim Yumi! Yeeahh!"

Secepat kilat, Sungmin keluar dari rumahnya dan bergegas mengendarai motornya sebelum–

"Rapi sekali" –sang pengacau datang mengganggu.

Sungmin menghela napas, mencoba mengacuhkan orang yang membuat harinya sial.

"Hey, Sungmin-ah! Tumben sekali kau rapi sore – sore begini. Mau kemana kau?" tanya orang itu curiga.

Sungmin menoleh perlahan, mencoba tersenyum. Benar – benar sial harus menerima kenyataan kalau rivalmu adalah tetanggamu.

"Aku mau kemana bukan urusanmu, Kyuhyun-ah" ucap Sungmin langsung meng-gas motornya melaju cepat.

"Ya! Sungmin!"

.

.

.

Sungmin sampai di tempat tujan hanya dalam waktu lima belas menit. Tepat saat Kim Yumi melangkah keluar.

"Yumi-ah!" panggil Sungmin.

"Oh, Sungmin-ssi. Kau sudah menunggu lama?"

Sungmin tersenyum. "Tidak, aku baru saja sampai. Sudah selesai belanjanya?" Yumi mengangguk manis. "Mau makan eskrim?" tawar Sungmin yang dibalas anggukan lagi oleh Yumi.

.

.

.

Drrt...drrt...drrt...

"Yeoboseyo?"

'Kyu, kau dimana? Kenapa tidak datang ke tempat biasa? Aku dan Eunhyuk menunggumu disini'

"Aku sedang di rumah, Hae. Aku sedang malas kesana, kau kan tahu sendiri aku habis dihukum Shin Seonsaeng. Lagipula sudah hampir malam" jawab Kyuhyun malas.

'Kau akan menyesal jika tidak datang kesini, Kyu'

"Apa?"

'Kim Yumi dan Sungmin sedang berkencan'

"MWO? Jadi tadi sore dia pergi menemui Yumi? Aissh..tak akan kubiarkan. Kau tunggu aku disana, Hae" Kyuhyun menutup ponselnya geram. "Lee Sungmin... beraninya kau mencuri start dariku"

.

.

"Sungmin-ssi? Kau baik – baik saja? Wajahmu pucat sekali" tanya Yumi khawatir. Mereka saat ini tengah berada disebuah kafe, menikmati eskrim.

"Gwaenchana Yumi-ah. Dari tadi kau terus saja menanyakan hal yang sama. Aku tidak apa – apa" ulang Sungmin tegas meski suaranya sedikit parau.

"Tapi wajahmu pucat, Sungmin-ssi. Lebih baik kita pulang saja, ne?" tukas Yumi hendak bangkit namun tidak jadi karena tangannya ditahan Sungmin.

"Nanti saja. Habiskan dulu eskrimmu. Baru kita pulang, aku akan mengantarmu" ucap Sungmin dengan senyum lemah. Yumi tidak bisa membantah lagi, dengan sedikit ragu dia menganggukan kepalanya dan menghabiskan cepat eskrimnya, hingga tersedak.

"Uhuuk...uhuuk"

Sungmin mengulurkan tissue dan mengusap lembut bibir Yumi "Pelan – pelan saja, Yumi-ah"

Deg

Yumi mengangguk malu – malu mendapati senyuman manis dari Sungmin.

"Ouw, jadi kalian berda berkencan disini"

'Sial! Suara laknat itu lagi' Batin Sungmin kesal.

Sungmin menoleh ke orang tersebut yang telah seenaknya duduk diantara dirinya dan Yumi. "Sedang apa kau disini? Kau membuntutiku ya?" tanya Sungmin memicingkan mata.

"Percaya diri sekali kau. Aku hanya kebetulan ingin ke tempat ini, dan ternyata bertemu Yumi disini. Sepertinya kita berjodoh, Yumi-ah" Kyuhyun menggerling nakal pada Yumi.

Yumi terkekeh, "Kau ini lucu sekali Kyuhyun-ssi"

Sungmin yang hendak membalas ucapan Kyuhyun, terhenti saat merasakan kepalanya kembali berdenyut. Ya, sejak tadi sebenarnya Sungmin merasakan sakit di kepala dan nyeri ditubuhnya. Namun, dia berusaha menutupi itu dari Yumi. Biar bagaimanapun dia yang mengajak Yumi 'berkencan', tidak mungkin kan dia meninggalkan Yumi begitu saja.

"Yumi-ah. Kau sudah dari tadi kan disini? Bagaimana kalau sekarang kita jalan – jalan sebentar? Mumpung hari belum terlalu malam" tawar Kyuhyun pada Yumi.

"Tapi, aku sedang bersama Sungmin-ssi"

Kyuhyun mendengus. "Biarkan saj–"

"Tidak apa – apa Yumi-ah. Kau pergi saja dengan Kyuhyun"

"Eh?"

Kyuhyun dan Yumi menoleh dan menemukan Sungmin sedang tersenyum. Kyuhyun mengerutkan keningnya, merasa curiga kenapa dengan mudahnya Sungmin memberikan akses Kyuhyun mendekati Yumi.

"Sungmin-ssi?"

"Mianhae Yumi-ah. Aku tidak bisa mengantarkanmu pulang. Ibuku menyuruhku cepat pulang, ada sesuatu yang ingin disampaikannya. Tidak apa kan kau pulang dengan Kyuhyun?"

Yumi menggeleng. "Tidak apa, aku pulang sendiri pun tidak apa. Lebih baik kau cepat pulang Sungmin-ssi. Tidak baik membiarkan ibumu menunggu lama. Lagipula, kau terlihat lelah" ujar Yumi pengertian.

Sungmin mengangguk lemah, "Baiklah, kalau begitu aku pamit pulang. Pastikan Yumi sampai rumah dengan selamat, Kyuhyun-ah, jaga dia. Annyeong" pamit Sungmin meninggalkan merea berdua.

"Eh?"

Kyuhyun sedikit mengernyit ketika secara tidak sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan Sungmin yang dirasa cukup panas. Namun, sedetik kemudian dia menggelengkan kepala tidak peduli.

.

.

=oooo=

.

.

"Kemana anak itu? Tumben sekali aku tak melihatnya" gumam Kyuhyun. "Aku juga tidak melihat Yumi seharian ini. Jangan – jangan..." Kyuhyun yang tadinya sedang memainkan bola basket di ruang olahraga segera melesat keluar.

Namun, baru langkah kesepuluh setelah keluar, dia sudah menemukan seseorang.

"Yumi-ah"panggilnya.

"Ah, Kyuhyun-ssi. Annyeong" Yumi membungkuk sopan saat Kyuhyun menghampirinya.

"Kau baru kelihatan. Bagaimana tidurmu semalam? Nyenyak?" tanya Kyuhyun berbasa – basi menyamakan langkah mereka.

"Sangat nyenyak, Kyuhyun-ssi" ucapnya dengan senyum.

"Oh, kau mau kemana membawa lembaran banyak seperti itu? Tidak pulang?" tanya Kyuhyun merasa aneh. Pasalnya sekolah sudah hampir sepi.

"Aku ingin ke ruangan Shin Seonsaeng menyerahkan tugas ini"

Langkah Kyuhyun terhenti mendengar nama Shin Seonsaeng disebut. Pasalnya, dia melupakan hukuman yang harus dia jalankan setiap jam pulang sekolah.

"Kyuhyun-ssi? Kau kenapa?" tanya Yumi heran melihat wajah Kyuhyun yang berubah sedikit pucat.

"Ah, aku baru ingat kalau ada janji dengan Donghae. Maaf tak bisa menemanimu ke ruangan Shin Seonsaeng, Yumi-ah. Aku pergi duluan yaa, Annyeong"

Kyuhyun langsung pergi melesat secepat mungkin meninggalkan sekolah.

"Hosh...hosh...hosh...akhirnya sampai juga pada pintu gerbang. Kenapa sekolah ini besar sekali sih! Untung aku tidak bertemu Shin Seonsaeng" gumam Kyuhyun bersandar pada gerbang sekolah.

"Mau pulang Kyuhyun?"

"Iya, eh?" Kyuhyun menoleh, dan –"Shin Seonsaengnim!" ucapnya terkejut menemukan Shin Seonsaeng yang berdiri tidak jauh dari tempatnya.

"Mau kabur, eoh? Cepat ikut saya!" perintah Shin Seonsaeng telak sementara Kyuhyun hanya bisa mengikutinya dari belakang sambil menggerutu kesal.

Cklek

"Cepat periksa ini. Tugas anak kelas 3-A"

Kyuhyun menerima setumpuk tugas tersebut dan duduk di kursi yang terdapat di ruangan itu sebelum menyadari satu hal.

"Eh? Kenapa cuma saya saja?" tanya Kyuhyun menyadari tidak ada Sungmin.

"Eoh? Sungmin tidak masuk hari ini. Anemianya kambuh" jawab Shin Seonsaeng.

"Anemia?"

"Ne. Saya lupa kalau dia punya anemia. Harusnya kemarin saya tidak menghukumnya seperti itu" ujar Shin Seonsaeng merasa bersalah.

'Pantas saja kemarin tangannya terasa panas'

.

.

.

.

"Minnie-ah. Sudah baikan?"

"Eung? Eomma..Ne, sudah tidak terlalu pusing lagi"

Sang Eomma mendekati ranjang Sungmin dan mengecek suhu anaknya. "Tapi badanmu masih panas, Min"

"Gwaenchana Eomma. Besok juga sembuh" ucap Sungmin tersenyum meyakinkan.

Sang Eomma mengangguk. "Ah, ada temanmu ingin menjenguk"

Sungmin mengerutkan dahinya. "Teman? Ryeowookie?"

"Bukan, tapi tetangga kita"

"Mwo?"

"Annyeong! Mianhae Ahjumma aku langsung masuk begitu saja". Ucap 'teman' itu yang dengan santainya masuk ke kamar Sungmin.

"Ah, tidak apa Kyuhyun. Silahkan, Ahjumma mau ke dapur dulu, ne? Kau mau minum apa?"

"Ah, tidak usah Ahjumma. Aku hanya sebentar. Lagipula rumahku kan disebelah"

Ibu Sungmin mengangguk mengerti. "Baiklah"

Kyuhyun membungkuk sopan saat Ibu Sungmin melangkah meninggalkan mereka berdua.

"Mau apa kau kesini?" tanya Sungmin ketus saat Ibunya sudah berlalu.

Kyuhyun menoleh menatap Sungmin yang masih dalam posisi rebahan. "Kau ketus sekali. Aku kan sudah berbaik hati kesini menjengukmu" Sungmin hanya mendelik.

"Tidak kusangka kau selemah itu" ejek Kyuhyun.

"Mwo?"

"Baru mendapat hukuman seperti itu saja sudah terkapar"

"Ya! Kalau kau hanya ingin mengejekku, lebih baik kau pulang saja!" sahut Sungmin kesal.

Kyuhyun mengedikan bahunya dan berjalan mendekati ranjang Sungmin. "Mau apa kau?" tanya Sungmin melihat Kyuhyun bersingut mendekatinya.

Kyuhyun mengabaikan pertanyaan Sungmin. Dia mengulurkan tangannya menyentuh kening Sungmin. Betapa terkejutnya dia saat merasakan dahi Sungmin yang panas. "Wuh.. kau panas sekali Sungmin-ah" Kyuhyun menyentuh tangan Sungmin dan menggenggammnya. "Tanganmu juga panas" tatapannya kembali pada wajah Sungmin. "Wajahmu juga pucat" ucapnya seraya mengelus lembut pipi Sungmin.

Sungmin mengernyit mendapati wajah khawatir Kyuhyun. Dia menepis kasar tangan Kyuhyun yang masih bertengger di wajahnya. "Lebih baik kau pulang saja, aku mau tidur" ucap Sungmin pelan lalu menarik selimut menutupi wajahnya.

Kyuhyun yang awalnya ingin protes, akhirnya mengerti. "Baiklah, kau istirahat saja. Aku pulang dulu, annyeong" pamitnya sebelum melangkah pergi.

Sungmin membuka selimutnya saat merasa Kyuhyun sudah benar – benar pergi. Dia menghela nafas memandang langit – langit kamarnya. "Huh.. ada apa denganku"

.

.

Tubikon or Delete?

Hai hai aku balik lagi nih dengan FF abal..

Gimana nih? Mau dilanjut apa di delete aja?

Mohon review-nya yaa..

Semoga ga dicuekin..

Hmm.. bagi yang mengharapkan konflik berat berkepanjangan,

Mian, kalian tidak bisa menemukannya di FF ini..

Ini hanya FF ringan, yang ada hanya drama dan romance gagal T.T

Sekali lagi, mohon tinggalkan jejak ya bagi yang sudah membacanya ^^

gomawo