~Shoot Three : Sweet Kim Jong in , Shy Xi Luhan

Bwo?

Pekik Luhan dalam hatinya saat Jong In tiba-tiba berada dihadapanya dengan senyum yang berbeda , Ia terlihat tersipu ketika menatap wajah Luhan dan tersenyum aneh seakan-akan ada yang salah padanya hari ini.

"Um.. Kai-sshi ?"

"Ya?" jawabnya dengan nada ceria yang membuat Luhan mengkerutkan keningnya

"Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan padaku? Kau sudah berdiri didepan mejaku selama 10 menit dan aku yakin kau ingin mengatakan sesuatu yang penting bukan? Dan bukan hanya untuk mempermainkanku lagi Kai-sshi" Jelas Luhan yang membuat Kai merasa bersalah , ia segera menggelengkan kepalanya pelan

"Aniyo! Bu-bukan itu…" rengek Jong In pelan yang membuat Luhan menatapnya penasaran

"Lalu apa?"

"Um… itu …uh…"

"itu?"

"uh..aku tahu aku tampan…" ucap Jong In sambil tersipu yang membuat Luhan terbelalak dan menatapnya dengan tatapan kaget

"Bwo? Apa maksudmu Kai-sshi?"

"Aku tahu aku keren , tampan , straight A , pintar , dan juga kaya.. aku tahu kau menyukaiku dan aku tahu selama ini kau hanya pura-pura membenciku Luhan.." bisiknya yang makin membuat Luhan menatapnya aneh

"Dengar Kai-sshi aku rasa kau salah paham-"

"Aku menerima Emailmu.." Ujar Kai lagi yang membuat Luhan menatapnya lebih bingung

"Apa?!" pekiknya kaget


"Lay! Sudah kubilang kau seharusnya jangan mengirimkan email ituuuu!" pekik suho panic yang hanya dibalas tawa kecil Lay

"Kenapa ? Kau khawatir Kai tahu bahwa bukan Luhan yang mengirim email itu?"

"Itulah yang aku takutkan! Itu hanya akan membuat hubungan mereka semakin renggang karena kesalahpahaman ini." Jelas suho yang diabaikan Lay

"Aigoo Suho… kita ini Malaikat , Malaikat cinta! Kita bisa melakukan apapun yang tidak mungkin~"

"Apa maksudmu?" Tanya Suho heran

"Kita hanya perlu sedikit magic untuk mengatasinya kan?" jawab Lay sembari memutar-mutar jarinya dan menebarkan serbuk putih kearah Handphone Luhan

"Kau akan lihat hasilnya nanti~"


"Aww..Lulu jangan berbohong , aku tahu kaulah yang mengirim email itu~" goda JongIn , Luhan yang lelah hanya bisa mengehela nafasnya

"Sudah berapa kali aku bilang Kai-sshi! Bukan aku yang mengirim email itu lagipula aku tak tahu alamat emailmu jadi bagaimana bisa aku mengirimimu email?" tanya Luhan sedikit tak nyaman dengan semua pertanyaan dan tuduhan Jongin

Jongin yang menyadari hal ini sedikit kecewa , Luhan dapat melihat bola mata coklatnya yang kini terlihat hitam padam dibandingkan sebelumnya.

Ia benar.. lagipula mana mungkin Luhan mau alamat emailku? Kami kan selalu bertengkar setiap hari...pekiknya dalam hati sambil mengacak-ngacak rambutnya .

Tapi..tunggu dulu.. apa mungkin dia tahu alamat emailku dari chanyeol? Dan terlalu malu untuk mengaku? Dia kan selalu seperti ini! Pikirnya sambil tersenyum menyeringai ke arah Luhan , Luhan yang merasa sangat tidak nyaman dengan tatapanya segera membalas tatapanya dengan dengusan.

"Apa lagi sekarang?"

"Berikan aku Iphone mu..."

"Apa?" tanya tak percaya akan tingkah laku mahluk didepanya. Bukankah ia telah menjelaskan bahwa ia bukan orang yanng mengirim email bodoh itu? Lagipula mana ada orang yang menyatakan cinta di zaman sekarang secara klise seperti itu?

"Jongin-sshi apa kau benar-benar tak percaya padaku?"

"Aku bukanya tak percaya padamu aku hanya ingin memastikan saja..you know Lulu sweetie , bahkan seorang pencuri tidak akan mengaku ketika mereka ditanya apakah mencuri sesuatu , begitu pula dengan orang yang mengirimiku surat cinta~" Godanya yang membuat Luhan semakin mendidih

This stupid jerk...

"Agh! Terserah ini handphoneku , lihat dengan puas jika kau mau! Aku benar-benar bukan orang yang menngirimimu surat itu!" Bentaknya sembari memberikan Iphonenya , Jongin yang dengan bahagia menerimanya sembari mencoba melihat sended list di Iphonenya.

Luhan menatap ekspresi Jongin, ia melihat mata Jongin terlihat fokus menerawangi email-email di handphonenya , sejenak ia melihat ekspresi kaget , wajahnya terlihat menganga dan berhenti mengscroll Luhan memberikan tatapan aneh pada mahluk didepanya

Apa dia begitu sedih mengetahui bahwa bukan aku yang mengirimkanya surat sampai-sampai ia terdiam seperti itu? Pekiknya bingung

"Um...Kai-sshi...kau ...baik-baik saja?" bisik Luhan pelan yang dibalas tatapan kosong

"Uh..."

"aku bilang apa kau baik-baik saja?

"Ten...Tentu saja aku baik-baik saja!" balasnya dengan suara keras yang membuat Luhan terkaget-kaget saat ia mencoba mengambil Handphonenya tangan kai segera merangkul kedua pundaknya , membuat sepasang mata luhan memberikan tatapan what-the yang hanya dibalas dengan senyuman menyeringai Jongin

"Kai-sshi apa kau sudah-"

"I Knew it!"

"eh?"

"I KNEW IT! YOU ARE THE ONE! Kau orang yang mengirimiku surat cinta! Kau mencintaiku! Kau...Aku mencintaimu juga! "pekiknya yang segera memeluk luhan ditempat dan membuatnya membeku

Apa?

"Ka-kai-sshi aku rasa salah pahamu berlebihan-"

"tidak aku tidak salah paham! Lihat lihat handphone mu! Bila kau ingin berbohong harusnya kau hapus terdahulu email ini! Aku tahu kau mencintaiku Lulu honey~" sahutnya sambil memberikan Luhan Handphone miliknya dan lari bahagia.

"Aku juga mencintai mu!" teriak Jongin sambil berlari-lari bahagia yang membuatnya dan Jongin mendapatkan tatapan aneh dari siswa yang melewati mereka.

Luhan yang masih bingung dan lemas akan pelukan yang diberikan Jongin mencoba mengalihkan perhatianya kepada pesan yang ia maksud.

Dan betapa kagetnya ketika ia melihat isi pesan yang ia kirimkan.

Semuanya , alamatnya emailnya benar

Tapi ia tahu ia tak akan pernah mengirim pesan yang klise seperti ini!

Dan untuk beberapa saat pikiranya tiba-tiba melayang ke surat elektronik yang ia terima tadi pagi

K.J?

K.J?

K.J?

Kim JONGIN?!

KAI?

...

Ini...hanya lelucuan kan?

Kai?

KAI?

Dan surat itu...

SIAPA YANG SEBENARNYA MEMPERMAINKANKU?!


"Kau yakin Luhan tidak akan membuat semuanya semakin berantakan?" tanya Suho yang dengan konsentrasinya menghitung tingkat kemarahan Luhan. Yixing yang dengan asyik memainkan Angry bird di handphonenya hanya tersenyum.

"Aku yakin... Aku masih punya banyak rencana , kau tenang saja Joonmyeon~" Jawab Yixing mencoba meyakinkan kawanya , suho yang mendengar ini hanya menghela nafas dan kembali memfokuskan dirinya pada detak perasaan Luhan

"Kau tahu...aku tak pernah dapat merasa tenang ketika kau bilang 'tenang saja'"