Little Thing

Disclaimer Masashi Kisimoto

I own this story but not the character

Pair : NaruSasu, slight NejiSasu

Genre : Romance/Hurt Comfort

Haloo minaaaa… aku kembali lagi nih hehhee… nggak nyangka ternyata ada juga yang mau baca ff abal ini.. terimakasih kepada senpa-senpai yang sudah berkenan membaca dan mereview ff ini. Terutama pada

Dee chan - tik ; Kissuke ; Guest ; Misaki; Uchiha Kirana; Suuki Araku; YuanGuestNaito Kagami

Maaf nggak bisa bales review kalian satu persatu

CHAPTER 2

"Temeee…." panggil seorang anak laki-laki berambut pirang pada seorang anak laki-laki lainnya yang sepertinya tampak sibuk dengan buku yang berada ditangannya.

"Hn.."

"Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu Teme…" ucap lelaki pirang itu lagi.

"Hn..."

CTAK

Sebuah sentilan yang tidak bisa dibilang pelan melayang kedahi sosok yang dipanggil Teme dengan tidak elitnya.

"Apa apaan kau ini Dobe?!" tanya anak tersebut dengan nada kesal.

"Aku hanya ingin memberitahumu sesuatu.." ulang lelaki yang disebut Dobe oleh si Teme.

"Hn.."

"Aisshh… apa tidak ada jawaban lain selain 'hn' mu itu hah? Aku serius Temee…" ucap si Dobe dengan nada yang tidak kalah kesalnya dengan si Teme.

"Baiklah, katakan.." ucap si Teme sembari menutup buku bacaannya.

"Setelah kelulusan nanti, aku dan keluargaku akan pindah ke Amerika.." ucap si Dobe lirih.

"Hn…"

"Hahhh…" si Dobe menghela nafas panjang, memang tidak ada gunanya ia memberitahukan hal ini pada si Teme brengsek ini. "Aku harap kau tidak akan merasa kesepian saat aku disana Teme…" ucap si Dobe dengan nada menggoda sekaligus cengiran khasnya.

"Baka.." ucap si Teme dengan nada ketus, tetapi dapat terlihat rona merah jambu disekitar pipinya.

::::

Sudah begitu lama ya Teme.. Apakah kau masih sedingin dan sependiam dulu? Asal kau tahu, berpisah denganmu dengan jarak sejauh ini mengaduk-aduk perasaanku. Aku merindukanmu Teme… sangat sangat merindukanmu.

Lelaki berambut pirang itu menatap wallpaper ponselnya sembari tersenyum, dirinya benar benar tidak sabar untuk bertemu kembali dengan sosok yang berada dalam wallpaper itu. Sosok yang selama ini menggenggam erat hatinya.

….

"Selamat datang kembali di Jepang tuan muda…" ucap Iruka, kepala pelayan keluarga Namikaze.

"Aku sangat merindukanmu paman Iruka…" ucap si rambut pirang dengan nada ceria khasnya lalu memeluk erat sosok Iruka, pelayan ah bukan pelayan, temannya.

"Kau sama sekali tidak berubah Naruto…" ucap Iruka gemas kemudian mengacak acak rambut blonde milik tuan mudanya. "Ayo pulang, Tsunade sama dan Jiraiya sama sudah menunggumu di rumah.." ajak Iruka.

"Hai…"

Namikaze Naruto, lelaki berambut pirang dengan iris berwarna biru secerah langit tanpa awan, dan juga memiliki senyuman sehangat mentari kembali menapaki jalan dimana dirinya berasal. 5 tahun berada dinegeri paman sam benar-benar membuatnya rindu akan kampung halamannya ini. Sebab walau bagaimana pun disinilah ia tumbuh, berkembang, tertawa, berteman, dan jatuh cinta.

"Kita sudah sampai Tuan Muda…" ucap Iruka, kemudian keluar dari pintu kemudi lalu membukakan pintu untuk Naruto.

"Haaahhhhhh…." Naruto menghela nafas panjang sesaat setelah keluar dari mobil yang kini tengah terparkir dihalaman rumahnya. "Rasanya sudah lama sekali.." ucap Naruto.

"TADAIMAAAAA!" teriak Naruto saat memasuki rumahnya.

"Okaeri bocah.." ucap seorang wanita cantik berambut blonde yang tengah dikuncir dua.

"Aku sangat merindukanmu Baachan…" ucap Naruto kemudian menghambur kedalam pelukan wanita yang dipanggilnya baachan itu.

"Aku tidak yakin kau merindukanku bocah, bagaimana mungkin 5 tahun di Amerika kau sama sekali tidak pernah menghubungiku.."

"He…he..he…"

"Aishh… sudahlah, ayo kita keruang makan, aku sudah membuatkan ramen kesukaanmu, Jiisan juga sudah menunggumu disana.."

Kembalinya Naruto berarti mengahangatkan kembali kehidupan Tsunade dan Jiraiya yang selama ini dirundung kesepian karena hanya hidup berdua. Memang tidak salah jika bocah tengil dan berisik itu dijuluki sebagai matahari bagi keluarganya, karena memang dirinya mampu mengahangatkan suasana dan hati siapapun yang berada disekitarnya.

:::::

Ternyata sudah ada yang menggenggam erat hatimu ya Teme.

Naruto memandangi sosok yang sangat dirindukan dan dicintainya itu dengan tatapan sendu. Melihat seseorang yang selama ini disebutnya Teme itu dalam kondisi yang sangat memprihatinkan seperti ini tak ayal ikut menimbulkan sebuah luka tersendiri dalam hatinya.

Flashback

"Narutoo.." ucap Itachi kaget saat mendapati sosok Namikaze itulah yang sedari tadi menekan bel rumahnya. "Ah ayo masuk…" ajak Itachi.

"Sasuke ada Itachi nii?" tanya Naruto to the point, dirinya sungguh tidak bisa berbasa basi lagi, rasa rindu didadanya sudah nyaris meledak.

"Ada, dia berada dikamarnya sekarang.." jawab Itachi yang entah kenapa terdengar sedih ditelinga Naruto.

"Ada apa niisan? Sasuke baik-baik saja kan?" tanya Naruto dengan nada yang sarat akan kekhawatiran.

"Sasuke tidak dalam keadaan baik Naruto… Saat ini Sasuke depresi pasca meninggalnya seseorang yang begitu berarti baginya.." terang Itachi.

DEG

Saat itu juga semua kebahagiaan Naruto luntur, Sasuke depresi? Seseorang yang begitu berarti?

"Boleh aku melihatnya Nii san?" tanya Naruto.

"Ah ya silahkan…" jawab Itachi.

"Naruto.." panggilan dari Itachi menghentikan langkah Naruto.

"Ya ada apa Itachi nii?"

"Hibur dan temani dia, kau adalah satu satunya harapanku dan keluargaku Naruto…" ucap Itachi lirih.

"Hai… tenang saja nii san aku akan mengembalikan Sasuke seperti dulu lagi, aku janji." ucap Naruto tegas.

Semoga kau berhasil Naruto

End of Flashback

"Teme.." panggil Naruto ceria, namun tidak ada tanggapan sedikitpun dari pemuda berambut raven yang dipanggil Teme olehnya. "Oh ayolah Teme, jangan mendiamkanku seperti ini, aku baru saja pulang dari Amerika Teme.. apakah kau tidak rindu padaku?" tanya Naruto lagi masih dengan nada yang sama. Namun sayang sekali, sosok itu sama sekali tidak bergeming. "Aku sangat merindukanmu Suke…" ucap Naruto.

"Mulai saat ini aku akan memanggilmu Suke…"

"Nejiii…" sebuah panggilan lirih keluar dari bibir Sasuke alias Teme saat telinganya mendapati panggilan kesayangan dari Neji untuknya.

"Ini aku Naruto bukan Neji, Teme.." ucap Naruto dengan nada penuh rasa kekecewaan. Jadi lelaki itu bernama Neji, laki-laki yang telah berhasil mengikat hati dan juga jiwamu Sasuke.

"N..naru…to.." ucap Sasuke yang kemudian melihat kearah dimana Naruto berada. "Dobe…" ucap Sasuke lagi yang kini diiringi isakan halus. Melihat keadaan Sasuke yang begitu rapuh, dengan segera Naruto meraih lengan Sasuke dan menariknya kedalam pelukan hangatnya. Bukan-bukan kesedihan dan luka seperti ini yang ingin ia liha saat ia bertemu kembali dengan Sasuke, ia menginginkan Sasukenya, seseorang yang merebut hatinya tanpa ia sadari hanya dengan kata-kata ketus dan sikapnya yang dingin.

"Ssstt…. jangan menangis seperti ini Teme, tindakanmu bukan uciha sekali," ucap Naruto dengan nada yang dibuat semengejek mungkin. Namun sama sekali tidak ada tanggapan dari Sasuke, Sasuke terus terisak lirih didalam pelukan Naruto. "Berhentilah menangis Sasuke! Kau benar-benar membuatku kesal!" bentak Naruto sesaat setelah melepaskan pelukannya. "Sekarang lihat aku Sasuke!" perintah Naruto sambil memandangi bola mata hitam milik Sasuke dengan kedua lengannya menahan bahu Sasuke. Namun yang diperintah hanya menunduk. "Lihat aku brengsek!" ucap Naruto lagi seraya meraih dagu Sasuke agar tidak menunduk.

DEG

Segala kemarahan dan emosi Naruto luntur saat itu juga, saat matanya mendapati bola mata hitam milik Sasuke yang menatap kosong pada dirinya.

"Bentak aku Teme! Balas semua perkataanku ! Ayo lakukan!" ucap Naruto sambi mengguncang-guncang tubuh ringkih milik Sasuke. Namun lagi-lagi hanya diam dan tatapan kosong yang didapati oleh Naruto. "Baiklah jika itu memang maumu…" ucap Naruto yang kemudian dengan secara sepihak menempelkan bibirnya di bibir ranum Sasuke. Menghisap bibir semerah chery itu pelan menumpahkan segala rasa yang bergejolak didalam hatinya. Cukup lama Naruto mencium Sasuke dan ciuman manis itu terhenti saat Naruto merasakan asin disela-sela ciumannya. Yup, Sasuke kembali menangis.

"Na..ru… hiks..hikss.." ucap Sasuke terisak sambil mengeratkan cengkramannya pada kemeja Naruto. "Dia pergi Naru… diaaa….." bibir Naruto kembali membungkam bibir Sasuke mencegah keluarnya isakan dan suara penuh lukan dan derita milik lelaki yang begitu dicintainya ini.

"Ssstt… tenanglah teme… mulai sekarang aku akan menemanimu, berada disisimu, dan menjadi sandaranmu saat kau terjatuh…" ucap Naruto dengan nada sungguh-sungguh.

"Hnn.." hanya ulasan singkat itulah yang mampu dikeluarkan Sasuke. Tidak bisa dipungkiri memang bahwa dirinya begitu merindukan sahabat pirangnya ini. dan pelukan Naruto ini sedikit demi sedikit mampu menghangatkan ruang hatinya yang selama ini kosong. "Kau hangat dobe…" ucap Sasuke lirih masih didalam pelukan Naruto sambil terus menelusupkan wajahnya kedada bidang milik Naruto kemudian mulai terlelap tidur.

"Ck…" Naruto berdecih pelan saat merasakan deru nafas teratur milik Sasuke. Dengan perlahan Naruto menggendong Sasuke dan memindahkannya kekasur, menyelimuti Sasuke hingga dada. "Kau begitu menyebalkan Teme, bisa-bisanya menyambut kepulanganku dengan raut sedih seperti itu!" ucap Naruto pada sosok Sasuke yang sudah tertidur lelap. "Aku berjanji akan menghapus segala duka dan kesakitanmu Teme, jadi sampai saat itu tiba, aku mohon bertahanlah…" ucap Naruto lagi kemudian mengecup singkat dahi Sasuke. "Oyasuminasai hime…" bisik Naruto setelahnya.

….

Sang surya kembali pulang keperaduannya ditandakan dengan langit yang semula biru berubah menjadi jingga. Sasuke masih tertidur lelap, ada raut lega dan sedikit kebahagiaan menguar dari wajahnya. Pertemuannya dengan Naruto tadi sedikit memperbaiki suasana hatinya.

"Otouto…" panggil Itachi lembut membangunkan Sasuke.

"Engghhh…." Sasuke melenguh pelan kemudian mengucek ngucek matanya pelan kemudian tersenyum lembut pada anikinya yang sontak membuat Itachi kaget sekaligus bersyukur.

"Aniki…" panggil Sasuke manja kemudian bangkit dan menubrukkan dirinya pada satu-satunya saudara yang dimilikinya itu. "Aku ingin menyusul Neji…"

BLARRR

Layaknya petir disiang bolong, ucapan Singkat adiknya itu membut Itachi menarik kembali hipotesa yang disusunnya. Adiknya masih tidak dalam keadaan baik-baik saja.

"Jangan bodoh Sasuke… Neji tidak akan menyukai perbuatanmu.."

"Tapi aku merindukannya aniki… sangat-sangat merindukannya hingga rasanya sesak disini.." ucap Sasuke sambil menunjuk dadanya. "Aku rasa mati akan lebih baik bagiku aniki…" ucapa Sasuke lirih penuh dnegan keputus asaan.

"Mati bukanlah jalan yang terbaik Sasuke… percayalah aka nada sebuah takdir indah dan bahagia yang sedang menantimu… kau hanya cukup bersabar maka perlahan dengan sendirinya ia akan menghampirimu Sasuke.."

"BOHONG! SEMUANYA MENINGGALKANKU ! KEBAHAGIAAN, KASIH SAYANG, BAHKAN NEJI, SEMUANYA PERGI ANIKI! SEMUANYA AAAHHH…HHHH…." Sasuke mencengkram dadanya erat, jantungnya berdetak tidak normal, hingga kegelapan kembali menyapanya.

…..

Naruto berlari disepanjang koridor rumah sakit, dirinya begitu khawatir akan keadaan pujaan hatinya yang beberapa menit yang lalu dikabarkan masuk rumah sakit.

"Bagaimana keadaa Sasuke, Itachi nii?" tanya Naruto pada laki-laki yang begitu mirip dengan Sasuke, Itachi. Namun hanya gelengan lemah yang didapatinya. Aku mohon bertahanlah Sasuke… tolong selamatkan Sasuke Kami-sama, jangan renggut dia dariku..

CKLEK

Pintu tempat dimana Sasuke ditangani terbuka, kemudian keluarlah sosok wanita paruh baya dengan rambut blondenya yang dikuncir dua.

"Bagaimana keadan adik saya dokter?" tanya Itachi.

"Adik anda mengalama shock dan depresi yang begitu parah tuan, hal itu sangat berpengaruh bagi perkembangan mental dan kondisi kejiwaan adik anda. Saya harap anda bisa menjauhkan adik anda dari apapun yang membuatnya kembali mengingat masa lalunya atau apapun yang membuatnya shock.." terang dokter cantik tersebut.

"Baiklah dokter.." ucap Itachi lemas. Jujur dirinya sama sekali tidak tahu harus bagaimana lagi seklarang, menjauhkan adiknya dari Neji? Bagaimana mungkin sedangkan Neji sudah meninggalkan. Lalu menjauhkan Sasuke dari barang-barang atau apapun yang berhubungan dengan Neji, hal itu sudah lama ia lakukan, haruskah ia mencuci otak adiknya lalu menghapus semua ingatan akan Neji?

"Bagaimana Itachi nii? Sasuke baik-baik saja kan?" tanya Naruto yang tampaknya barusaja keluar dari kamar kecil.

"Buruk…. Sasuke shock berat dan berpotensi mengalami gangguan mental dan kejiwaan jika dirinya terus menerus mengingat Neji.." terang Itachi.

"Tenanglah Itachi nii.. Sasuke tidak selemah itu, lagipula masih ada kau dan aku disini. Aku berjanji akan membuat Sasuke sembuh Nii-san.." ucap Naruto tegas.

"Terimakasih Naruto.."

TBC