Little Thing

Disclaimer Masashi Kisimoto

I own this story but not the character

Pair : NaruSasu, slight NejiSasu

Genre : Romance/Hurt Comfort

Sosok melemparkan pandangannya kearah jendela, terlihat begitu hampa dan kosong. Dirinya mungkin hidup tetapi tidak dengan jiwanya. Sebab Jashin sudah merenggut nafas dan sumber kehidupannya.

"Suke…" panggil Mikoto Uciha lembut, dirinya begitu miris mendapati keadaan putra bungsunya yang dari kehari tidak pernah membaik. "Saatnya sarapan sayang.." ucap perempuan paruh baya itu dengan lembut dengan jemarinya yang kini bermain dihelaian rambut raven milik Sasuke.

"Aku tidak lapar kaasan…" sebuah tanggapan dingin keluar dari bibir Sasuke. Mikoto menghela nafas sejenak, dirinya tidak tahu harus berbuat apalagi untuk mengembalikan Sasuke seperti dulu.

"Lihatlah suke… Kaasan memasakkan sup tomat untukmu, tidakkah kau ingin mencicipinya? Bukankah sup tomat ini makanan favoritmu?" Mikoto kembali mencoba membujuk Sasuke, setidaknya dia harus memastikan bahwa ada makan yang masuk kedalam perut sang uciha termuda ini.

"Kau harus mencobanya Neji, sup ini benar-benar nikmat.."

"Apa enaknya sih sup tomat? Kesukaanmu aneh sekali Sasuke…"

"Neji…." ucap Sasuke lirih bersamaan dengan meluncurnya bulir-bulir bening dari kedua bola matanya yang hitam segelap malam. Melihat putranya yang begitu rapuh, Mikoto hanya mampu memeluknya, memberikan kekuatan agar Sasuke mampu untuk tegar dan merelakan kepergian kekasihnya yang begitu dicintainya.

Flashback

Kedua sejoli itu sedang duduk ditaman, menikmati indahnya langit malam yang bertabur bintang. Salah seorang dari mereka kini sedang dalam posisi berbaring dipangkuan yang satunya, sibuk memperhatikan mahakarya Tuhan yang begitu sempurna yang kini berada diatasnya.

"Berhenti memandangiku seperti itu, Neji no baka!" ucap sang kekasih ketus, namun bisa terlihat ada semburat merah dikedua pipinya.

"Selalu saja ketus, tidak bisakah kau lembut padaku Suke chan?" goda Neji pada Sasuke kekasihnya.

"In your dream Hyuga!" ucap Sasuke lagi dengan nada tinggi. Sedikit aneh memang, meskipun keduanya adalah sepasang kekasih, sangatlah jarang keduanya terlihat romatis, bahkan ucapan ucapan ketus lebih sering meramaikan kencan mereka dibandingkan rangkulan ataupun ciuman mesra. Tetapi hal itulah yang membuat cinta diantara mereka tumbuh dan terus mengakar. Sebab tidak pernah sekalipun ada kepura-puraan diantara keduanya.

…..

"Sasuke…" panggil neji pelan pada sosok yang kini sedang bersandar didadanya.

"Hn…"

"Jika aku tidak bisa berada disisimu lagi apa yang akan kau lakukan?" pertanyaan yang dilontarkan oleh sang kekasih ini sontak membuat tubuh Sasuke menegang dan melayangkan pandangan penuh tanya pada Neji. "Aku hanya ingin tahu saja Suke…" ucap Neji lagi seolah mengerti arti dari tatapan kekasihnya itu.

"Hmmm… kalau kau tidak bisa berada disampingku lagi, maka aku akan lebih memilih mati," jawab Sasuke mantap.

"Jangan pernah lakukan hal bodoh seperti itu!" ucap neji.

"Aku tidak tahu… aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana jika tidak ada dirimu disisiku sebagai penopang hidupku.. aku…" ucapan Sasuke terhenti saat Neji meletakkan telunjuknya dibibir Sasuke mengisyaratkan sang kekasih untuk diam.

"Aku mengerti Sasuke, tetapi tidak ada yang abadi didunia ini, aku hanya takut jika aku tidak bisa mendampingimu hingga akhir, maka dari itu aku harus memastikan hal apa yang sekiranya akan kau lakukan jika itu terjadi.."

"Kau berniat meninggalkanku?" tanya Sasuke sebal.

"No! Absolutely No !" tegas Neji.

"Lalu untuk apa dipertanyakan? Membuat moodku buruk saja!"

…..

Siang itu hari begitu terik, namun sama sekali tidak menyurutkan niat Sasuke untuk mengunjungi Neji dikantornya. Dengan kotak bekal ditangan kanannya, Sasuke berjalan sambil sesekali tersenyum kecil. Dirinya benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan Neji dan menyerahkan makanan hasil buatannya sendiri. Aku harap kau menyukainya Neji.

Drrttt..

"Moshi..moshi.."

"Sasuke….Neji…"

"Ada apa dengan Neji paman?" tanya Sasuke tidak sabar, jantungnya berdetak begitu cepat, dia benar benar khawatir akan keadaan kekasihnya itu saat ini.

"Neji masuk rumah sakit, dia collaps tadi pagi.."

Trakk

Sasuke menjatuhkan kotak bekal yang sejak tadi dipegangnya, Neji collaps?Ada apa ini sebenarnya, apakah selama ini Neji sakit dan aku tidak menyadarinya?

"Aku akan segera kesana paman."

…..

Sasuke berlari disepanjang koridor Rumah sakit, hanya ada neji didalam pikirannya dan dirinya tidak akan tenang sebelum melihat sosok kekasihnya tersebut dan memastikan bahwa tidak ada hal-hal buruk menimpa sang kekasih.

"Sasuke…" panggil seorang laki-laki paruh baya yang disinyalir adalah ayah dari Neji.

"Bagaimana keadaan Neji paman? Neji baik-baik sajakan?" tanya Sasuke dengan nada penuh rasa cemas.

"Paman tidak tahu, dokter belum selesai memeriksanya…" jawab ayah Neji lemah.

"Apa yang sebenarnya terjadi paman? Mengapa Neji bisa collaps seperti ini? Bukankah selama ini Neji sehat-sehat saja?"

"Neji sakit Suke, dan dia menyembunyikannya darimu.."

Mendengar hal tersebut, tubuh Sasuke mendadak lemas hingga terduduk dilantai rumah sakit. Neji sakit? dan aku tidak mengetahuinya?

"Bersabarlah Sasuke, Aku sangat mengenal anakku dan aku yakin dia tidak akan menyerah.."

Jadi ini maksud dari pertanyaan waktu itu Neji? Kau akan pergi? Kau akan pergi meninggalkanku.

…..

Neji tersenyum lemah saat dirinya mendapati sosok Sasuke memasuki ruang rawatnya. Neji tahu benar kekasihnya itu habis menangis dan dirinya tahu persis apa penyebab dari tangisan itu.

"Sasuke…" panggil Neji lemah.

"Mengapa tidak memberitahuku? Apakah aku tidak cukup berarti bagimu hingga kau menyembunyikan hal sepenting ini dariku?" tanya Sasuke dengan nada marah bercampur kecewa.

"Aku hanya tidak ingin membebanimu dan membuatmu sedih Sasuke.." jawab Neji lemah.

"Baka! Dengan menyembunyikan semuanya dariku membuatku merasa tidak berguna bagimu.." ucap Sasuke lagi dengan nada yang sudah lebih rendah dari sebelumnya.

"Aku mencintaimu Sasuke…" ucap Neji sembari meraih tangan Sasuke dan menggenggamnya erat. "Karena aku mencintaimu makan aku ingin kau selalu bahagia saat bersamaku, tanpa ada hal yang perlu kau khawatirkan termasuk kesehatanku.." ucap Neji lagi.

"Aku tidak ingin kehilanganmu Neji, aku tidak ingin kau pergi dariku.." ucap Sasuke lirih dengan air mata yang sudah mulai menggenang dipelupuk matanya.

"Aku tidak akan pergi Suke… aku akan terus bersamamu meskipun ajal menjemputku aku akan tetap bersamamu, karena aku akan selalu hidup dihatimu Suke.. ingat itu…" ucap Neji tak kalah lirih. Neji bisa merasakan bahwa waktunya sudah hampir habis, namun dirinya belum bisa pergi dengan tenang, sebab dirinya belum bisa memastikan apakah sosok pemuda yang dicintainya ini akan baik-baik saja sepeninggalnya atau tidak. "Jadi apakah kau sudah bisa menjawab pertanyaanku waktu itu Suke?" tanya Neji lagi.

DEG

Jantung Sasuke kembali berdetak lebih cepat, dia merasakan akan terjadi sesuatu hal buruk.

"Jika aku tidak bisa berada disisimu lagi apa yang akan kau lakukan?" tanya Neji dengan nada yang sangat sangat lirih, tetapi masih bisa didengar oleh Sasuke.

"Aku… aku akan bertahan untukmu Neji…" jawab Sasuke, meskipun didalam hatinya ia ragu akan ucapannya sendiri. Neji tersenyum puas, akan jawaban Sasuke.

"Aku ingin kau berjanji satu hal padaku…"

"Hmmm baiklah.."

"Berbahagialah Sasuke…" ucap Neji dan setelah itu genggamannya ditangan Sasuke terlepas, menandakan dirinya sudah pergi untuk selamanya, meninggalkan Sasuke yang terpuruk dalam kesedihan.

End Of Flashback

::::::::::

Sudah hampir satu tahun lamanya semenjak hari itu, hari dimana Neji pergi meninggalkannya untuk selamanya. Hal itu berarti sudah hampir satu tahun pulalah Sasuke hidup dalam kegelapan. Tidak ada kata-kata ketus ataupun ucapan-ucapan dingin yang biasanya terlontar dari bibir cherrynya yang ada hanyalah diam. dan diamnya Sasuke ini, semakin memperdingin suasana Uciha Mannor.

"Aku lebih menyukaimu mengata-ngataiku daripada diam layaknya mayat hidup seperti ini otouto.." ucap seorang laki laki yang parasnya nyaris menyerupai Sasuke. "Tidak bisakah kau membentakku atau menghinaku seperti dulu lagi otouto? Tidak bisakah kau memanggilku aniki lagi seperti dulu otouto?" tanya sang kakak yang nyaris putus asa dengan keadaan adik satu-satunya ini.

Uciha Itachi, kakak laki-laki Sasuke yang begitu terkenal akan kesuksesannya sebagai dokter muda. Hanya mampu diam dan tidak bisa melakukan apapun demi mengembalikan cahaya kehidupan adiknya.

"JAWAB AKU BAKA OTOUTO! JANGAN HANYA DIAM DAN SEOLAH OLAH KAU HANYA SENDIRI DIDUNIA INI!" Itachi benar benar kesal, dirinya lepas kendali dan kehilangan akal sehatnya sekarang, bagaimana mungkin dirinya kini menarik kerah kemeja Sasuke dan membuatnya berhadapan dan iris yang sama dengan miliknya.

"An..niki…" ucap Sasuke lemah dan ucapan ini sukses membuat Itachi melembut dan merangkul adiknya erat.

"Jangan seperti ini Sasuke? Neji tidak akan suka jika ka uterus terpuruk dalam kesedihan seperti ini," ucap Itachi disela-sela pelukannya.

::::::::

Sementara itu dinegeri nun jauh disana, seorang pemuda tampan berambut pirang dengan whisker khas yang menjadi trade marknya tengah tersenyum senang.

"Aku pulang teme….."

TBC/END

Hallo Miinaaa… aku masih baru di fandom ini. Maaf apabila ada kesalahan kesalahan atas tulisanku dan sifat tokoh yang terlau OOC dan juga ide cerita yang pasaran. Mohon kritik dan sarannya untuk ff ini.