Airplane Wishes
Pairing(s): found out yourself.
Genre: Romance, friendship, AU.
A/N: Hello, author lagi nyoba bikin FF genre non-humor. Sorry kalau rada ga jelas atau bahasa terlalu baku. Ini mungkin ceritanya pasaran. Please enjoy and mind to RnR? Thanks *bows*
Baekhyun memandang langit Seoul, langit didominasi warna hitam, pekat, tidak ada bintang, hanya ada beberapa awan kelabu yang terlihat berarak.
Baekhyun menghirup nafas, udaranya dingin dan berpolusi. Baekhyun benci Seoul.
"Kata orang bintang itu selalu ada, hanya saja kita tidak bisa melihatnya— setidaknya tidak disini."
Baekhyun menoleh kearah asal suara itu, mendapati seorang anak lelaki kurang lebih seusia dengannya sedang menatap langit.
"Itu karena Seoul terlalu terang pada saat malam hari, lihat saja lampu yang berkelap-kelip itu, menyedihkan sekali bukan?" Laki-laki itu sekarang menatapnya, menunjukkan senyuman dan deretan giginya.
Baekhyun mengangguk, "di tempat asalku— Bucheon, beberapa bintang masih terlihat, sedikit memang."
"Ah, benarkah? Sudah lama aku tidak melihat bintang," laki-laki itu menatap langit, "waktu masih kecil dulu aku sering membuat permohonan pada bintang jatuh."
Bintang jatuh? Buat apa berharap pada bintang yang mati? Baekhyun termenung.
"Apa kau pernah membuat permohonan pada bintang jatuh?" Laki-laki itu bertanya.
"Tidak," Baekhyun menggeleng, "aku tidak percaya pada hal seperti itu."
"Kenapa tidak? Percaya pada sesuatu itu hal yang menyenangkan," Laki-laki itu menunjuk sebuah pesawat terbang, "nah itu ada pesawat, cepat buat permohonan."
"Tapi itu kan pesawat bukan bintang jatuh," Baekhyun melirik pesawat yang ditunjuk laki-laki itu.
"Apa bedanya? Kalau kau percaya permohonanmu pasti akan terkabul," Laki-laki itu kemudian memejamkan matanya, membuat permohonan. Baekhyun ikut memejamkan matanya.
Konyol memang, tapi apa salahnya mencoba?
Saat Baekhyun membuka matanya, laki-laki itu sedang menatapnya, tersenyum.
Malam itu mereka habiskan menatap awan, tentu saja tidak seindah menatap bintang— tapi tidak ada pilihan lain kan?
Mereka berjalan pulang, sungguh kebetulan, arah pulang mereka sama.
"Hari ini sungguh menyenangkan," laki-laki itu mengulurkan tangannya, "Park Chanyeol."
Baekhyun menjabat tangan itu dengan senyuman— senyum tulus pertamanya sejak menginjakkan kaki di Seoul, "Byun Baekhyun."
Saat mereka berpisah, Baekhyun berpikir— Seoul tidak seburuk yang dia kira.
Malam itu Baekhyun memohon agar dapat menemukan cinta sejatinya.
Dan Baekhyun pikir Chanyeol benar, percaya pada sesuatu memang menyenangkan.
-tbc-
A/N: thanks udah baca sampai sini, dikit ya. Masih pertama soalnya.
Btw itu cover author bikin sendiri. lol. *curcol*
Kritik dan saran sangat dibutuhkan.
Feel free to leave Review :) *bows*