Title : Ocean and Rainbow

Author : Lee Suhae

Main Cast : Lee Donghae

Choi Siwon

Cho Kyuhyun

Sub Cast : other members of Sj

Rate : T

Genre : Romance, sad, yaoi

Summary : Dia adalah namja manis. Dia adalah sebongkah batu karang. Dia mencintai laut, sejak kemarin, kemarin dan kemarin.

Hingga pelangi muncul ditengah langit mendung. Dengan senyuman ia memberikan pada namja manis itu. Harapan untuk keluar dari luka hati yang ia kira takkan pernah sembuh .

Lee Suhae :::::::::::::::::::::::

Sebelumnya,

Donghae menatap jauh ke atas langit, hari sedikit mendung, "Aku berharap, ada pelangi yang muncul saat ini " Kyuhyun tersenyum, lalu membawa wajah Donghae untuk menghadap kea rah wajahnya.

Donghae mendongakkan wajahnya , menatap mata Kyuhyun yang kini tanpa kedip memandanganya. Kyuhyun mengecup kening Donghae cukup lama. Donghae terkejut, namun ia tak bisa menolak hal ini. Terasa hangat dan juga tenang .

Kyuhyun menangkupkan kedua pipi Donghae. Kyuhyun tersenyum, saat melihat Donghae mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Izinkanlah aku untuk menjadi pelangi untukmu Hae "

Lee Suhae :::::::::::::::::::

Kini Kyuhyun dan Donghae sedang duduk disalah satu meja café. Terlihat begitu banyak orang, mengingat hari ini adalah hari libur.

Kyuhyun tersenyum saat melihat Donghae tersenyum manis ke arahnya. Ia mengulurkan tangannya, mencoba menyentuh jemari Donghae yang berada diatas meja.

Donghae terkejut akan perilaku Kyuhyun yang secara tiba-tiba. Namun niatan untuk menjauhkan tangan Kyuhyun yang tengah mengelus punggung tangannya sama sekali tidak ada. Dan dia merasakan ada suatu getaran kecil yang menyengat hatinya. Sengatan hangat yang mencairkan kegundahan hatinya saat ini.

"Terimakasih" ujar Kyuhyun pelan dan terdengar seperti bisikan halus. Namun Donghae mendengar ucapan Kyuhyun tersebut, "Ya" jawabnya singkat dengan nada malu-malu. Lihatlah semburat merah dikedua pipinya itu.

Kyuhyun yang tidak bisa menahan gemas, akhirnya mencubit pipi Donghae gemas.

"Kau lucu sekali" ujar Kyuhyun dengan senyuman manis diwajah tampannya. Untuk kedua kalinya, Donghae hanya bisa menggumamkan kata 'ya' dengan nada malu-malu diiringi dengan semburat merahnya lagi.

Sambil mengusap pipinya yang memerah dia mencoba menarik sebuah gelas yang berisikan coklat panas. Mungkin karena tangan Donghae yang berkeringat atau apa, gelas itu jatuh dari tangannya dan coklat panas itu tumpah mengenai pakaian.

"Aww" pekiknya saat merasakan panas mengenai kulit tubuhnya. Kyuhyun yang melihat itu segera bangkit menghampiri Donghae.

"Kau tidak apa Hae?" tanya Kyuhyun saat Donghae mencoba membersihkan pakaiannya – milik Kyuhyun - yang bewarna crème dengan sapu tangan yang diberikan Kyuhyun kepadanya.

Donghae mengangkat wajahnya, lalu ia menggeleng " Tidak apa-apa, lagipula coklatnya tidak terlalu panas" ujarnya berbohong. Bagaimanapun coklat itu masih dalam keadaan panas saat mengenai tubuhnya. Mungkin dia tidak mau melihat Kyuhyun terlalu khawatir kepadanya. Itu akan sangat berlebihan menurutnya.

Kyuhyun tersenyum lega, "Syukurlah" ujar Kyuhyun sambil mengusap rambut Donghae dengan sayang. Dia melirik kea rah baju miliknya yang ia pinjamkan ke Donghae dengan sedikit kebesaran basah dan kotor.

"Ikutlah denganku" belum membuka mulut untuk mengatakan – kemana? – Kyuhyun sudah menarik tangannya untuk mengikuti langkahnya ke belakang.

Donghae menatap tangannya yang digenggam erat oleh Kyuhyun hanya terpaku membisu. Dalam hati ia bergeming, 'Kau, bahkan tak pernah melakukan genggaman kecil kepadaku'. Seakan mengingat tentang kebersamaan dirinya dengan suaminya.

Berbeda dengan Kyuhyun yang tersenyum saat melihat wajah Donghae yang menatap kea rah tangannya.

Angin berhembus cukup kencang. Menghamburkan dedaunan yang berserakkan diatas tanah. Terik matahari seakan tak mampu, mencoba meruntuhkan kesabaran dari seorang namja tampan berbalutkan jas bewarna hitam yang sudah berdiri disamping mobilnya. Mobil yang terparkir disamping pohon taman.

Hampir dua jam dia berdiam diri. Sesekali ia masuk kedalam mobil, namun selang beberapa menit kemudian ia keluar kembali. Tangannya tak henti-hentinya mengetikkan sebuah kata demi kata melalui ponsel canggihnya.

Hingga deru mobil lain masuk kedalam gendang telinganya. Ia membalikkan tubuhnya dengan cepat. Ia menampilkan sekilas senyumnya walau tak terlihat oleh kasat mata. Ia berjalan menghampiri seorang namja berbalutkan pakaian casual yang sangat pas dengan tubuh tegapnya. Namja itu tersenyum, "Demi apapun, kau benar-benar berubah Siwon" ujarnya dengan nada menggoda yang menjengkelkan.

Namja itu – Siwon – nyatanya berdecih, lantas ia mengeluarkan amplop berisikan uang yang tak terkira jumlahnya.

"Dimana dia?" tanyanya ketus sambil memperhatikan isi kedalam mobil bewarna putih itu. Namja pemilik mobil itu – Yunho – tertawa, "Dia tidak ada disini Siwon" jawabnya disela-sela tawanya.

Siwon memandangnya heran, "Maksudmu?" tanyanya dengan wajah serius yang sangat menakutkan. Bahkan lebih seram daripada seekor harimau yang tak menemukan mangsanya.

Yunho menghela nafasnya sedetik sebelum dia berbicara.

"Aku tidak bisa membawa dia kembali, dengarkan aku" ujar Yunho dengan penekanan saat dia melihat Siwon ingin menyela perkataannya. Lihat saja, bahkan ia sudah meremas dengan kuat amplop uang tersebut.

"Aku tahu keberadaannya, aku tahu saat ini dia dimana. Tapi, maafkan. Aku tidak bisa membawanya kembali untukmu" Yunho menyerahkan secarik kertas pada Siwon yang disambut Siwon dengan kasar. Yunho tidak tersinggung sedikitpun, karena sifat Siwon memang seperti itu. Bahkan ini sudah lebih baik dari sebelumnya.

"Ini?" tanya Siwon sambil memperhatikan isi dalam kertas tersebut. Yunho tersenyum kecil, "Itu adalah alamat seseorang dimana, istrimu " ujarnya dengan sedikit menggoda, "Tinggal disana" lanjutnya dengan seringaian khas miliknya.

Siwon mengangkat wajahnya, lalu menatap Yunho dengan tajam. Menyiratkan ada sebuah amarah yang tersimpan didalamnya.

"Namja ?"

"Ya, dia berada dirumah seorang namja, yang tidak lain adalah wali murid dirinya disekolah" jawab Yunho seakan mengerti apa yang dimaksud dengan pertanyaan Siwon sebelumnya.

Siwon mengepalkan tangannya, "Brengsek" umpatnya kesal sambil meremas kertas kecil tersebut. Yunho yang melihatnya hanya tersenyum, "Kau yang tidak becus menjaga istrimu dengan baik Siwon. Kau bodoh, terlalu mementingkan ego dan gengsimu. Tekanlah sedikit, agar dia bisa betah denganmu. Tunjukkanlah perhatianmu, walau itu sedikit Siwon"

Siwon hanya terdiam mendengarkan ocehan Yunho yang langsung menghunus tepat di ulu hatinya.

"Ya sudah. Aku harus pergi dulu, dan anggap saja aku melakukannya karena aku ingin melihat sahabat tercintaku bahagia dengan orang yang ia cintai. Walau aku rasa ia masih malu untuk mengakuinya " Yunho melenggangkan kakinya, masuk kedalam mobil mewahnya setelah ia rasa cukup untuk memberikan nasehat pada sahabatnya itu.

Kesunyian berlangsung lama. Siwon tersadar akan lamunannya, saat hembusan angin menerpa tubuhnya dengan sangat kuat.

Siwon menatap kertas itu sekali lagi, "Aku akan membawamu pulang kerumah" ujarnya dingin dan datar. Walau jauh didalam sana, jauh dasar hatinya ia tengah berdoa. Mengharap kasih sayang Tuhan kepadanya, agar bisa membawa Donghae yang nyatanya ia mulai cintai bisa kembali padanya. Lebih tepatnya, kembali mengisi relung hatinya yang kembali hampa.

Donghae menikmati makan siangnya dengan lahap. Kyuhyun yang melihat itu tertawa kecil. Betapa lucu dan menggemaskan Donghae, kenapa Siwon mengabaikannya? Itulah yang ada dipikirannya saat ini.

Selama beberapa jam hari ini dia melewatkan waktu bersama Donghae, itu membuat dirinya sangat teramat senang. Apalagi jika menghabiskan waktu bersama dalam satu apartemen? Kenapa Siwon tidak begitu menyukai Donghae. Padahal jika Kyuhyun diberi kesempatan untuk bisa meraih hal itu, maka ia tak akan pernah menyia-nyiakan Donghae didalam hatinya.

"Ahh~ kenyang" ujarnya sambil menatap piring kosong dihadapannya. Kyuhyun yang melihat itu tersenyum kecil. Lihatkan, dia terus saja mengumbar senyumnya saat melihat wajah dan tingkah Donghae yang begitu lucu dimatanya.

Sangat lucu,

Kyuhyun terus saja memperhatikan Donghae yang saat ini tengah mengancingkan jaket miliknya yang tadi ia pinjamkan karena memang baju Donghae sebelumnya basah bukan?

"Hae"

Donghae mengangkat wajahnya, menatap Kyuhyun dengan kepala yang ia miringkan sedikit. Ia tersenyum, "Ada apa?" tanyanya dengan nada lembut.

Bahkan mendengar suaranya saja bisa membuat hati Kyuhyun bahagia.

Kyuhyun mengangkat tangannya, ia elus pipi Donghae, "Kau tunggu disini ya" pintanya pada Donghae.

Donghae menaikan satu alisnya, "Kau mau kemana?" tanyanya, yang hanya dijawab cengiran ala Kyuhyun sambil melangkahkan kaki menuju ke belakang panggung yang sangaja disediakan oleh pemilik café . Entah disengaja atau memang dasarnya ada. Donghae tidak tahu, karena memang dia baru pertama kali datang ke café ini.

Donghae duduk diam sambil menyesap minuman cola yang Kyuhyun pesankan untuknya. Dia memperhatikan ke sekeliling dirinya. Banyak namja dan yeoja datang berpasangan dengan kekasihnya. Ada yang dengan keluarganya, sahabat dan ada juga yang sendiri.

Dia menundukkan wajahnya, ia remas tangannya dengan sangat kuat. Tiba-tiba saja matanya memerah menahan tangis. Hatinya terasa sakit jika harus mengingat kembali kejadian malam itu.

Donghae tersenyum miris, "Kita jarang makan berdua bersama, bahkan kau tak pernah mengajakku keluar" ujarnya bergetar. Selang itu ia merasakan hatinya bergemuruh. Ia tertawa, "Mana mungkinkan? Wajar saja dia tidak mengajakmu makan bersama diluar, dia tidak mencintaimu Donghae" dia seperti orang gila bila diperhatikan. Dia mengajak bicara sebuah cincin yang melingkar dijari manisnya.

Cincin pernikahannya,

Donghae mengangkat kepalanya saat mendengar suara musik berbunyi. Dia membawa pandangan kea rah panggung yang tidak terlalu besar dan terlampau keci. Panggung itupun biasa saja dan juga tidak tinggi.

Donghae tersenyum saat melihat seorang penyanyi berwajah cantik. Seorang yeoja yang saat ini sedang duduk dengan santai sambil memainkan sebuah gitar.

Lama Donghae menikmati alunan musik nan merdu itu. Dia kembali teringat, "Mana Kyu hyung?" tanyanya sambil mencari keberadaan Kyuhyun yang nyatanya tidak kembali setelah meninggalkan Donghae hampir sepuluh menit.

Tidak dapat apa yang dia cari, dia memutuskan untuk berdiri dan mencoba menyusul Kyuhyun ke belakang. Namun belum sempat kakinya melangkah, ada sebuah suara yang menyruhnya untuk diam dan duduk.

Siwon melajukan mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi. Setelah melewati kemacetan yang luar biasa padatnya, akhirnya ia sampai juga. Sampai pada tujuannya untuk menjemput Donghae untuk pulang.

Dia membuka pintu mobilnya, dan memilih menyenderkan tubuhnya pada pintu mobil. Sepertinya ia pulang ke apartemen untuk berganti baju. Lihatlah, dia lebih kelihatan bersahabat dengan pakaian santai seperti itu. Hanya celana pendek longgar dengan kaos tanpa lengan. Biasa namun sangat sempurna saat ia mengenakannya.

Tampan,

Dia memperhatikan ke sekitar. Jalanan cukup lengang, dan satu rumah yang ia incar sudah berada didepan matanya. Tinggal menunggu datangnya seekor mangsa. Mangsa yang sangat ia cintai, namun cukup susah untuk ia ungkapkan.

Dia menghela nafas beratnya, "Jam 4" ujarnya saat menatap jam tangan mahal dipergelangan tangannya.

Ia memejamkan matanya. Menikmati hembusan angin sore yang begitu menyejukkan hati. Ia membuka matanya, mendongak untuk melihat ke langit jauh.

"Maaf" gumamnya penuh penyesalan yang sangat dalam. Guratan kekecewaan dan kesedihan sangat tergambar jelas dari wajah tampannya.

"Ini awal dari penyesalanku. Cepat pulang, kau tidak boleh jatuh cinta dengan orang lain. Kau hanya mencintaiku"

Berhasilkah dia mendapatkan apa yang ia inginkan ?

Donghae duduk diam tanpa mengalihkan pandangannya dari seorang namja tampan yang kini berdiri di atas panggung.

Dia, Kyuhyun.

Kyuhyun kini tengah menebarkan senyum khasnya kea rah Donghae yang sepertinya masih tidak menyadari kalau saat ini Kyuhyun akan menyanyikan sebuah lagu untuk orang yang sangat sepesial. Yang tidak lain adalah dirinya. Seperti kata Kyuhyun sebelumnya.

'Untuk orang yang terindah, untuk dia yang ku cintai. Lee Donghae'

"Bolehkan aku bernyanyi untukmu?" tanya Kyuhyun lembut dan menatap Donghae dengan tatapan hangatnya. Semua pengunjung yang berada didalam café tersebut sontak melihat kea rah Donghae yang masih saja berada di dunianya.

Donghae akhirnya sadar saat seseorang disamping mejanya, seorang yeoja paruh baya menepuk pelan pundaknya.

"Kau tidak dengar? Suamimu yang tampan ingin bernyanyi" pernyataannya sukses membuat wajah Donghae seperti terbakar. Sangat dan teramat merah. Padahalkan Kyuhyun yang baru saja dipuji oleh yeoja paruh baya itu, namun kenapa ia yang merasa malu? Mungkin sebutan ' suami' membuatnya merasa kalau hatinya tengah ditumbuhi oleh rerumputan muda. Membuatnya tergelitik untuk tersipu malu.

Donghae mengangkat wajahnya, mencoba menatap Kyuhyun yang masih menatap dirinya dari atas panggung seraya menunggu jawaban Donghae.

Donghae mengangguk malu, "Ya silahkan" ujarnya dan seperti sebuah bisikan untuk dirinya sendiri. Sangat pelan, sangat. Mungkin dia tengah dirundung kegugupan.

Donghae bisa melihatnya. Saat Kyuhyun berjalan menghampiri sebuah piano bewarna putih dan terlihat amat mewah.

Donghae tersenyum sesaat Kyuhyun memberi senyuman padanya walau hanya sekilas saja. Kini, dentingan piano mulai terdengar sangat lembut. Harmonisasi nada yang dibuat oleh Kyuhyun membuat hati yang tadinya gundah berubah menjadi tak ada beban.

Dan itu membuat Donghae merasakan kalau hatinya tengah diguguri oleh bunga-bunga sakura yang begitu indah.

Hari tengah bergeser untuk menunjukkan penguasa malam. Suara hewan khas malam terdengar begitu menakutkan. Sepi senja sudah berlalu, berganti malam lengang yang senyap. Namun sekali lagi, hal itu tidak mematahkan semangat seorang namja tampan untuk menjemput istrinya pulang.

Siwon mendesah pelan, "Lama sekali" ujarnya sedikit kesal namun tidak untuk wajahnya yang menunjukkan kekhawatiran terdalam. Dia memandang rumah itu sekali lagi. Masih tidak ada penghuninya. Karena memang, rumah tersebut masih dalam keadaan gelap gulita.

Siwon mengeluarkan ponselnya, membuka galeri photonya. Terdapat suatu gambar namja manis yang tengah terlelap dalam tidurnya.

Ia mengusap wajah manis itu, "Maaf" ujarnya entah yang untuk ke berapa kalinya.

Sepi berlalu senyap berganti. Gemuruh angin kentara sekali terasa. Siwon dapat merasakan hal itu. Wajar saja, dia hanya mengenakan kaos tipis tanpa lengan.

Ia mendongakkan wajahnya ke atas langit gelap tak bersahabat. Sama sekali tidak ada bintang untuk menerangi malam pekat ini.

Geudael mannareo ganeun giren

Jangmi hansongil nae sone deulgo

Nal bomyeo useojugetjiman

Modeunge geudaen iksukhagetjyo

Kyuhyun melantunkan nada dengan suara birunya yang sangat indah. Mengajak setiap pasangan untuk menatapnya yang kini tengah memejamkan matanya, menoba menghayati sebuah lagu yang saat ini ia nyanyikan.

Senyum Donghae merekah, kala Kyuhyun tersenyum disela-sela nyanyiannya dan ditunjukkan ke arahnya. Hanya ke arahnya.

Baby every day and night nae gyeote isseojul

Sesang geu mueotboda sojunghan seonmul

Geudaemanui sarangingeol yaksokhaeyo

Say i do, i can't stop loving you

Waktu seakan berhenti berdetak bersamaan dengan riuh para pengunjung café yang memberikan tepuk tangan mereka untuk Kyuhyun yang nyatanya masih menarikan tangannya diatas tuts piano.

Entah apa dan kenapa, satu tetes air mata Donghae lolos begitu saja. Perasaannya berkecamuk. Sekali lagi, ia bingung dengan hatinya saat ini.

Ia menolehkan pandangannya kea rah jendela luar. Hujan ternyata tengah menyapanya. Ia mendesah pelan, lalu menghapus air matanya yang bergulir dipipi mulusnya.

Ia kembali memfokuskan diri, memandang Kyuhyun yang kini sudah berjalan ke arahnya.

Jutaan air turun bersamaan dengan begitu cepatnya. Membasahi setiap makhluk yang ingin memaksakan dirinya untuk keluar. Tidak. Itu sangat bodoh.

Namun sepertinya, kebodohan sedang berpihak pada seorang namja tampan, yang sepertinya tidak beranjak dari tempat itu. Masih saja bersender dipintu mobilnya. Tanpa berniat, melindungi dirinya dari dinginnya hujan malam yang begitu deras.

Bibirnya berubah biru. Tubuhnya menggigil dan matanya pun merah. Dia menangis dalam diam. Dan air matanya itu sudah bercampur menjadi satu dengan air hujan yang senantiasa menemaninya mala mini.

Setidaknya ia tak kesepian, hujan terus mengguyur tubuhnya hingga dipastikan semua tubuhnya basah kuyup. Lihat saja, hujan itu sangat deras diiringi oleh suara petir yang menyambar.

"Aku masih disini, untuk menjemputmu" ujarnya terbata dan bergetar. Lihatlah, ia hendak sekali menggerakkan tangannya, namun tidak bisa. Tubuhnya sudah membeku.

Donghae dan Kyuhyun kini tengah duduk menikmati hangatnya secangkir kopi. Donghae memandangi keluar jendela, pikirannya jauh melayang. Melihat rintikan demi rintikan yang jatuh dari atas langit dan berakhir di atas tanah.

Dia termenung, dan entah kenapa pikirannya membawa dia untuk mengingat nama Siwon, suaminya.

Ingin mengelak, namun bayangan Siwon terlalu kuat masuk ke dalam pikirannya.

Kyuhyun yang melihat ada yang tidak berese dengan Donghae mencoba menyentuh kulit tangan Donghae. Donghae terkejut dan, nyaris saja menjatuhkan secangkir kopi kea rah tubuhnya.

"Kau kenapa?" tanya Kyuhyun yang dijawab senyuman oleh Donghae.

"Tidak, tidak apa"

Donghae mengela nafas beratnya, lalu menatap Kyuhyun dengan tatapan lembutnya.

"Bolehkah aku bertanya?" tanya Donghae yang dianggukan oleh Kyuhyun, "Tentu, silahkan saja" jawabnya dengan diiringi senyumnya yang menawan hati.

"Jika nanti kau harus memilih, kau akan memilih tetap bertahan dengan hatimu atau kau akan bertahan dengan emosimu?"

Kyuhyun diam mencoba mengartikan pertanyaan Donghae yang dilontarkan kepadanya. Dia tersenyum, "Jika aku, aku akan memilih bertahan dengan hatiku. Karena aku yakin, hati tak pernah salah dan tak pernah berbohong" ujarnya sambil menyelami wajah Donghae yang begitu manis dimatanya.

"Memangnya kenapa?" tanya Kyuhyun.

Donghae menggeleng, "Tidak, aku hanya bertanya saja" jawabnya sambil menatap hujan yang sedikit mulai mereda.

'Sama dengan tanah itu, tanah itu tidak meronta walau jutaan kali hujan membasahinya dan membuat hancur dirinya. Dia tetap bertahan dengan pendiriannya, karena dengan air hujan itu dirinya bisa hidup '

Donghae menatap Kyuhyun, ia tersenyum, "Aku ingin pulang" ujarnya pelan. Namun Kyuhyun bisa mendengarnya, "Tapi diluar sana masih hujan Hae" ujar Kyuhyun sambil membawa matanya melihat kea rah luar.

Donghae tersenyum, "Kita pakai payung saja, hari sudah sangat malam" Donghae memberi alasannya agar Kyuhyun mau menuruti kemaunnya.

Akhirnya ia menyerah, ia bangkit dan mengamit tangan Donghae.

"Baiklah"

Langit memutuskan untuk berhenti menangis. Namun tetap saja, angin malam membawa kesengsaraan untuk siapa saja. Contohnya saja Siwon. Dia tidak bergeming sedikitpun dari tempatnya.

Dia mencoba bertahan,

Untuk istrinya.

Dia merasakan kalau tubuhnya limbung dan dengan cepat ia memegangi sisi badan mobilnya. Dia diam dengan posisi kepala menunduk seperti itu. Dia mengangkat wajahnya saat ia mendengar sayup-sayup suara seseorang yang sangat ia rindukan.

Ia mengangkat kepalanya, tercetak jelas senyum diwajahnya. Namun belum sedetik senyum itu melekat, dengan terpaksa senyum itu harus tergantikan oleh seringai tipis yang menakutkan.

Siwon melihat istrinya sedang berjalan beriringan dengan seorang namja tampan berambut ikal yang mempunyai tinggi setara dengannya. Hatinya sedikit lega, kalau ternyata istri-nya baik-baik saja. Namun yang membuat dirinya marah adalah, namja itulah yang ia lihat waktu itu.

Siwon terus menatap keduanya yang sepertinya belum menyadari kehadirannya. Hingga akhirnya salah satu dari mereka menatap lurus ke depan. Menatap ke arahnya, jika mata mereka saling beradu pandang.

"Kau kenapa Hae?" tanya Kyuhyun saat melihat Donghae menghentikan langkahnya. Kyuhyun mengikuti arah pandang Donghae yang jatuh pada sosok namja tampan bertubuh tegap bak athlit yang kini tengah memandang Donghae dengan tatapan tajamnya.

Siwon berjalan menghampiri Donghae, ia menundukkan wajahnya mencoba menatap wajah Donghae sekali lagi, sebelum mengenggam tangannya dengan sangat kuat.

"Pulanglah" ujarnya lirih dan menyiratkan sebuah kelukaan yang mendasar.

Donghae bisa merasakan kalau matanya memanas dan ingin mengeluarkan sesuatu. Dia memandangi tangannya yang begitu erat digenggam oleh Siwon. Terasa panas. Ia mengangkat wajahnya, menatap wajah suaminya itu.

"H-hyung" entah sapaan atau apa yang dikatakan oleh Donghae. Yang pasti, Siwon tidak menanggapi ucapan Donghae yang memanggil namanya.

Dia menarik tangan Donghae untuk mengikuti langkahnya, namun sayang tangan Donghae yang lain ditarik oleh Kyuhyun.

"HEY" teriak Siwon tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Kyuhyun. Kyuhyun menyeringai, "Mau apa kau?" tanyanya ketus sambil menampakkan wajah tak sukanya kepada Siwon.

Siwon berdecih, "Bukan urusanmu" jawabnya dengan menarik tangan Donghae. Namun Kyuhyun tidak membiarkannya. Dia menarik tangan Donghae itu dengan sangat kuat, membuat Donghae meringis kesakitan. Dan itu membuat Siwon yang melihatnya, melepas genggamannya begitu saja dan membiarkan Donghae jatuh ke pelukan Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum menang, "Bahkan seperti itu pun kau tidak becus mempertahankannya" sindirnya sinis yang membuat Siwon merasakan aura kemarahan yang sangat besar didalam dirinya.

Siwon berusaha tenang, "Aku tidak ingin menyakitinya" jawabnya datar namun terselip sebuah ketulusan didalamnya. Dan, Donghae sadar itu.

Tak ada yang bisa dilakukannya, kecuali memandangi wajah Siwon dan Kyuhyun secara bergantian. Walau didalam hatinya ia berteriak keras, meminta Siwon untuk membawanya pulang. Karena bagaimanapun, dia masih mencintai suaminya itu.

'Bahkan sejuta kali kau akan menyakitiku lagi, aku akan tetap bertahan'

"Kau bilang kau tidak ingin menyakitinya, lalu selama ini yang kau lakukan kepadanya apa? Cinta huh?" teriak Kyuhyun sambil mengenggam erat jemari Donghae.

Donghae menggeleng tidak percaya mendengar penuturan Kyuhyun mengenai dirinya. Bagaimanapun juga, Kyuhyun tidak berhak berbicara seperti itu.

Dia menatap Kyuhyun dengan mata yang memerah, "Kyu Hyung" lirihnya yang tentu saja tidak terdengar karena tiba-tiba saja hujan kembali mengguyur keduanya.

"Lepaskan dia, biarkan dia masuk kedalam mobil" pinta Siwon sambil menatap Donghae yang kini juga memandanginya.

"Lalu, kau membawanya pergi, begitu?" tantang Kyuhyun yang membuat amarah Siwon tidak bisa dibendung lagi.

Siwon berjalan cepat menghampiri keduanya, dengan sekali tindakan kini Donghae sudah berada dibelakang punggungnya.

"Dengarnya, yang tahu aku hanya diriku. Jadi kau tak berhak menilaiku seperti apa. Aku tahu kau mencintai istriku, tapi lihatlah" Siwon menepuk pelan dada kirinya, "Aku suaminya" lanjutnya lagi sambil mengenggam erat tangan Donghae untuk mengikuti langkahnya.

Donghae menolehkan kepalanya ke belakang, melihat Kyuhyun yang kini juga menatapnya. Donghae tersenyum kecil, "Gomawo" ucapnya tanpa suara.

Kyuhyun mengangguk dan membalas senyuman Donghae, "Untukmu akan ku lakukan, walau itu akan menyakiti hatiku" jawabnya yang tentu saja tidak terdengar lagi oleh Donghae.

Mobil Siwon hilang diantara gelapanya malam dan diantar oleh hujan. Kyuhyun menoleh kea rah belakang, saat ada sebuah tepukan dipundaknya.

"Kau ini seperti anak kecil saja, cepat masuk" Yesung serta merta menggeret tangan Kyuhyun untuk masuk ke dalam rumahnya. Kyuhyun tersenyum sambil merapatkan diri berlindung dari hujan yang begitu derasnya turun, dibawah payung milik Yesung.

"Kyu, mana Donghae-ah?"

"Dia sudah menemukan rumahnya"

"Maksudmu?"

"Kau ingat, aku pernah mengatakannya bukan. Kalau dia seperti batu karang yang terhempas jauh dari lautan"

"Lalu?"

"Yah, dia kembali ke laut walau dulu, berjuta kali ombak menerpanya. Ia tetap bertahan, karena pendirian hatinya. Sang pelangi juga tidak mampu meruntuhkan pendiriannya"

Yesung terdiam dengan mulut terbuka menatap Kyuhyun, "Aku tidak mengerti" tanggapnya dan masuk ke dalam rumahnya. Meninggalkan Kyuhyun yang berdiri di ambang pintu.

Ia membalikkan tubuhnya, menatap kembali jalanan yang masih dibasahi oleh hujan.

"Apa jawabanmu Hae? Bisakah aku menjadi pelangimu?" tanya Kyuhyun pelan sambil menatap wajah Donghae.

Donghae tersenyum sambil melangkahkan kakinya riang.

Hening sejenak, ia berhenti.

Ia memilih berhadapan dengan tubuh Kyuhyun yang lebih tinggi darinya. Ia mendongak sedikit, mencoba melihat wajah Kyuhyun.

"Kau tahu, kau adalah orang terbaik yang pernah aku temui. Kau adalah seorang pelangi yang begitu indah dimataku. Namun sayang, aku hanya sebuah batu karang yang hanya dan boleh tinggal dilautan. Maaf, aku tidak bisa merimanya. Karena aku memlih hatiku"

Kyuhyun tersenyum sedih mendengarnya, "Jadi pertanyaamu tadi-" Donghae mengangguk membenarkan, "Ya, pilihan kita sama. Aku tetap bertahan dengan hatiku Hyung" ia pun memeluk tubuh Kyuhyun yang disambut senang tentunya.

"Mianhaeyo Hyung"

Kyuhyun mengelus punggung Donghae, "Tidak apa. Aku hargai keputusanmu. Semoga dia datang mencarimu ya" Donghae mengangguk, "Ya Hyung, gomawo" ujarnya dengan wajah sumringah.

"Oh iya Hae, bisa datang aku akan kembali ke New York" ujar Kyuhyun saat pelukan itu terlepas.

Donghae mengangguk, "Ya, berhati-hatilah. Aku sangat merindukanmu. Jeongmal bogoshipoyo Hyung" Donghae berucap pelan.

Kyuhyun mengusap rambut Donghae dengan sayang.

Senar-senar gitar yang usang mulai mengeluarkan nada cantik. Lagu lembut mengisi keheningan malam Natal dengan nada-nadanya yang pilu. Salju turun mengenai sekujur tubuhku.

Mungkin itu adalah perumpaan yang kini dirasakan oleh hati Kyuhyun.

"Nado bogoshipoyo Donghae-ah"

Donghae kini sedang duduk ditepi ranjang dengan Siwon yang kini duduk disampingnya. Siwon menyerahkan sebuah handuk kepada Donghae, "Gantilah pakaianmu, aku tunggu disini" ujar Siwon yang dianggukan oleh Donghae.

Donghae tersenyum kecil, "Gomawo" ucapnya pelan dan terkesan malu-malu. Donghae beranjak, namun saat dirinya memutuskan untuk berjalan Siwon menahannya.

Donghae menatapnya heran, "Ada apa Hyung?" tanyanya, Siwon berdecih pelan, "Kau mau kemana?" tanyanya ketus namun dengan nada yang pelan.

Donghae memiringkan kepalanya lucu, lalu menunjukkan handuk kehadapan Siwon.

"Aku mau ganti baju" jawabnya yang entah kenapa membuat Siwon tersenyum kecil.

"Gantilah disini, aku ingin terus bersamamu" Donghae tersenyum mendengarnya dan lalu menyanggupi permohonan Siwon.

Donghae melepaskan jaket yang menutupi tubuh mulusnya. Siwon yang melihat itu tersenyum namun setelah melihat sesuatu yang terdapat ditubuh Donghae tubuhnya menjadi tegang dan raut kekhawatiran jelas sekali terlihat.

Dia langsung keluar kamar,tak lama dia datang dengan suatu benda ditangannya.

Donghae mengerutkan dahinya, "Untuk apa itu Hyung?" tanyanya saat memperhatikan Siwon mengeluarkan isi salep dari tube kecil tersebut.

Siwon tidak menjawab pertanyaan Donghae, namun Donghae bisa memberi jawaban atas pertanyaannya sendiri.

Siwon mengoleskan salep tersebut pada luka lecet didekat dadanya. Donghae tersenyum, "Gomawo Hyung" ujarnya senang dengan diiringi seulas senyum manis dibibirnya.

Siwon tersenyum kecil dan sekali lagi tidak menjawab ucapan Donghae. Mungkin dirinya terlalu malu untuk menanggapi perkataan Donghae atau mungkin dia masih canggung dengan Donghae.

Siwon bangkit dan berjalan keluar kembali. Namun saat dirinya langkahnya terhenti saat di ambang pintu.

"Gomawo Hyung, saranghae" ujar Donghae sambil mengeratkan pelukannya dari belakang. Siwon tersenyum mendengarnya.

Ia membalikkan tubuhnya dan menatap mata Donghae yang begitu lurus menatapnya. Ia mengecup kening Donghae dengan sangat mesra,

Kecupan pertama yang ia rasakan dari Siwon.

"Kau masih mencintaiku?" tanya Siwon.

Donghae mengangguk, "Ya, aku sangat mencintaimu Hyung" Siwon yang mendengar satu kalimat itu dari bibir Donghae segera memeluk Donghaenya dengan sangat erat.

' Jantungku rasanya hampir meledak saat melakukan semua itu . Aku ingin menangis . Ingin menangis karena hampir tidak bisa menahan degup jatungku yang terlalu cepat hingga menyesakkan dada. Aku belum berubah'

"Maafkan jika aku pernah menyakitimu. Maafkan jika aku pernah membuatmu menangis. Maafkan jika kau terluka. Jauh dilubuk hatiku, aku menangis. Ku mohon, maafkan aku"

Donghae tersenyum, sambil mengelus punggung Siwon dengan lembut.

"Kau tidak pernah melakukan kesalahan apapun kepadaku, jadi tidak usah meminta maaf"

Siwon melepaskan pelukan dan menangkupkan kedua pipi Donghae. Ia tersenyum, "Kau adalah hadiah terindah yang pernah aku dapatkan. Gomawo " ia mendekatkan wajahnya pada wajah Donghae.

Donghae tersenyum saat ia merasakan bibir Siwon menempel diatas bibirnya.

"Nado saranghae Hae"

Kecupan ringan yang berakhir dengan lumatan-lumatan basah yang menggairahkan. Ditemani rintikan hujan yang tidak bosan-bosannya untuk membasahi bumi, terdengar erangan erotis dari kamar tidur milik mereka berdua.

"Hatcchiimm"

"Kau flu?"

"Tidak, sudahlah. Ayo kita lanjutkan lagi membuat si kecil"

Donghae menutupi wajahnya dengan selimut kala mendengar ucapan Siwon yang terlalu frontal menurutnya. Namun ia tidak mengelak kala Siwon kembali membawa dirinya dalam ciuman panjang yang panas.

Lima tahun kemudian,

Seorang anak kecil laki-laki berwajah manis kini tengah berlari-lari kecil disepanjang toko dipinggir jalan. Tubuhnya sangat mungil dan terlihat lucu kala ia mengenakan pakaian anjing yang menggemaskan.

"Newyear jangan lari-lari" teriak namja manis sambil berlari mengejar sang anak. Sang anak tertawa melihat sang Eomma mengejar dirinya.

"Dapat kau!" ujar sang Eomma sambil menyentil hidung anaknya dengan gemas yang berada dalam gendongannya.

Dia menolehkan wajahnya, dan disaat itulah ia melihat sebuah foto yang sangat besar terpajang disalah satu dashboard toko.

Ia tersenyum, "Akhirnya kau bisa meraih apa yang aku inginkan" ujarnya bangga. Newyear mengerjapkan matany berulang kali kea rah Eommanya dan tentu saja membuat Eommanya gemas.

"Ahjussi itu siapa Eomma?" tanyanya penasaran.

Sang Eomma tersenyum, "Dia adalah sang pelangi yang dulu membantu sang laut dan sebuah batu karang bersatu" Newyear menggelengkan kepalanya.

"Tidak mengerti Eomma, Newyear tidak paham" tanggapnya yang membuat Eommanya tertawa kecil.

"Hae"

Dia membalikkan tubuhnya, saat mendengar namanya disapa.

"Kya, Appa~~" Newyear turun dari gendongannya dan berlari menghampiri sang Appa yang terlihat begitu gagah dengan setelan jas bewarna putih.

"Kau sedang apa Hae?" tanyanya sambil mencium pucuk kepala istrinya, "Tidak apa, ayo kita pulang" ajaknya senang.

Dia tersenyum, "Ayo" ia pun menggenggam erat tangan sang istri dengan anaknya didalam gendongannya.

"Siwonii Hyung" dia menolehkan kepalanya kea rah istrinya, "Iya sayang" nyatanya dia – Donghae – hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Siwon berdecih, "Isshh" setelah itu ia tertawa melihat Donghae menutup mulutnya dengan wajah yang memerah.

"Appa, Newyear juga ingin dicium" pinta sang anak yang disanggupi oleh Siwon.

Jauh disana, diantara banyaknya orang yang berlalu lalang. Sepasang mata memperhatikan mereka.

Ia tersenyum.

END…..

Ending?

WAAHH, endingnya norak bangett #pundung

Ada yang keberatan pairing finalnya SIHAE ? ~~~~ #lemparbom ^^v

Sudahlah, ini juga saya mengerjakannya berhari-hari :D

Maaf, kalau banyak typo(S) bertebaran dimana-mana, tidak ada waktu untuk editing proses ^^

Terimakasih pada readers yang sudah me'review'ya …^^

Saranghaeyo :D

kihae forever ~ nnaglow ~ casanova indah ~ xxx ~ LulluBee ~ Kim Haemi ~ anilistiyani ~ NRL LOVE FISHY ~ Guest ~ Yulika19343382 ~ shetea'vhateamach ~ SiHaeLuv ~ FifiDH ~ tiaraputri16 ~ Arum Junnie ~ auhaehae ~ JSHHyuHae ~ Fishiie LophehaeUKE ~

Buat kalian terimakasih banyaknya ^^ maaf gk bisa balas review kalian satu"

Mind RnR please ?

.