Appa Hyung Waeyo?

Pair : KyuTeukHae

Kibum

Changmin

Others

Genre : Family, Hurt, Drama

Disclaimer : Super Junior milik Tuhan, diri mereka, keluarga mereka, Elf.

Dan masih berharap Kyuppa menjadi ayah dari anak-anakku nanti #Plakkk

Warning : Fast, Channel, Geje, Ooc, Typo, Bad language, RnR, and Don't Bashing nde….?

.

.

Semua terasa hening, saat kecanggungan mulai bergerayang memenuhi sudut meja disebuah kafe. Memang, hanya ada tiga insan yang setia duduk dalam kehampaan disatu sama lain. Ya, Tuan Park, Hangeng dan juga Sungmin yang masih diam dalam kecanggungan yang mereka buat..terlebih lagi Hangeng. Mengingat suasana sengit yang tercipta diantaranya dan juga Tuan Park beberapa waktu yang lalu. Perkelahian yang luar biasa dahsyatnya tadi, harus rela membuat namja perawakan Cina tersebut sedikit mengalami babak belur. Tuan Park pun mengalami hal yang serupa seperti Hangeng, walau hanya bekas cairan merah yang merembes dari sudut bibirnya berbekas disana.

"Aku tau akan hatimu yang kini mungkin marah dan juga benci. Tapi ada satu hal yang harus kau ketahui Jungsoo-ah..bahwa Chullie..bahwa Chullie tak pernah sedikitpun untuk menipumu.." tutur Sungmin hendak memecahkan suasana. Tuan Park terkekeh pelan mendengar penuturan Sungmin. Apakah mereka sedang membujuknya dan membuatnya untuk melupakan perselingkuhan istrinya.

"Seperti yang kau ketahui, aku dan Chullie adalah sahabat. Tapi tak ada niat bagiku untuk merusak rumah tanggamu Jungsoo-ah" sela Hangeng. Tuan Park semakin terkekeh keras dan beralih menatap nyalang ke arah Hangeng.

Brakk…

Tuan Park menggebrak meja mereka dengan keras dengan tatapan menyalangnya. "Kau bilang tak ada niat bagimu untuk merusak rumah tanggaku? Jadi apa yang kulihat dulu saat kau berciuman dengan wanita jalang itu dan dia mengakui hubungan terlarangnya denganmu Hah?" tanyanya dengan menahan amarah yang mungkin telah membuncah dihatinya.

Hangeng menunduk dalam. Tuan Park salah! Ia salah besar menuduh Hangeng dengan begitu kejinya. Ia memang mencium Heechul , tapi itu bukan karena nafsunya semata. Bukan tanpa alasan ia melakukan itu, dan Hangenglah yang harus menanggung tindakannya dulu. Sungmin merasa sedih hati akan perilaku kasar yang harus diterima suaminya yang jelas-jelas sudah menjadi kambing hitam akan masa lalu. Ia menggigit bibir bawahnya pelan, menahan sakit yang telah mendominasi hatinya.

"Dan dengan tidak tau malunya dirimu, kau mengatakan bila anak itu adalah anakku? Kenapa tidak kau asuh saja anak haram itu? Apa kau ingin menggunakan anak itu untuk mengeruk semua hartaku Hah?" tanya tuan Park dengan sengit.

"HENTIKAN JUNGSOO-AH" murka Sungmin. Mereka tersentak dan mengalihkan pandangan terhadap Sungmin yang sedari tadi hanya diam menyaksikan pertengkaran mereka. Sungmin beranjak dari duduknya dan meraih koper besar milik Hangeng.

"Apa yang kau lakukan sayang?" tanya Hangeng bingung. Sungmin menatap suaminya itu dengan tatapan nanar. Jelas terlihat bila hatinya jauh lebih sakit daripada tatapan yang ia umbar. "Aku ingin mengatakan semuanya pada namja arogan itu. Cukup sampai disini kau harus menanggung kesalahannya hiks.." jawab Sungmin. Ia membuka koper Hangeng dengan gusar. Dilemparkannya semua pakaian suaminya kesembarang arah. Tuan Park melihat apa yang Sungmin lakukan tanpa ada rasa ingin tau. Ia melengos malas dengan sesekali menyeruput santai teh hangat yang tersuguh dihadapannya. Ia sedikit kaget dan hampir tersedak saat Sungmin melemparkan beberapa document kewajahnya.

"Itu catatan medis Chullie.. apa kau pernah tau bila istri bodohmu itu mempunyai rahim yang lemah hah?" tanya Sungmin sengit. Tuan Park bingung, ia meraih berkas-berkas tersebut dan membacanya satu demi satu. Ia sedikit terbelalak akan ucapan yang Sungmin kata, tertera kebenarannya disini.

"Dan karena keegoisanmu, kaulah yang membuatnya harus mati dalam penyesalan" tambahnya lagi. Tuan Park tak menggubris perkataan Sungmin. Ia melemparkan catatan medis Heechul kembali kehadapan Hangeng. Ditatapnya Sungmin dengan malas, dan bertanya "Kenapa aku yang bersalah? Bukankah dia yang menipuku?" Sungmin berdecak kesal. Benar-benar namja yang tak punya hati! Itu yang ia fikirkan.

"Kau pasti tau, dikehamilan anak pertamamu Chullie mengalami kontraksi yang cukup hebat. Dan apa kau tau apa yang istrimu sembunyikan darimu? Ia menyembunyikan kesehatannya darimu. Saat itu Chullie benar-benar tak mempunyai rahim yang kuat untuk mengandung. Tapi mengingat kau yang benar-benar ingin mempunyai anak darinya, ia berhasil melewati masa sulitnya itu dan memberimu seorang anak yang tampan~" Tuan Park terbelalak. Benarkah? Ia benar-benar tak tau apa yang terjadi dahulu. Ya, Heechul telah menyembunyikan semua kenyataannya darinya.

"Kau memintanya untuk memberimu anak lagi, dan ingin ia memberimu seorang bayi perempuan? Dan dengan kejinya, kau mengusir ia dari rumah saat ia tengah mengandung.." Sungmin terisak dalam uraian airmatanya. Ia merasa tak sanggup lagi untuk melanjutkan kata-katanya. Terlalu sakit untuk mengatakan kenyataan yang disembunyikan sahabat bodohnya itu. Ia terduduk, untuk bertumpu pada kedua kakinya saja ia sudah tak kuat.. terlalu pahit baginya!

"Kalian ingin berbual dan merubah sudut pandangku terhadapnya"

"Tidak Jungsoo-ah.." balas Hangeng. Ia membantu istrinya tercinta untuk segera duduk disampingnya.

"Hari dimana kau melihatku dan juga Chullie diruang kerjaku, dihari itu juga aku mengetahui bila ia tengah mengandung dengan usia janinnya 1 bulan. Ia memang sengaja merahasiakannya padamu dengan maksud sebagai hadiah atas ulang tahunmu. Tapi, itu semua tak mungkin mengingat kondisinya pada saat itu yang sangat lemah untuk mengandung. Aku memintanya untuk segera menggugurkan janinnya itu, karena bila ia tetap untuk bersikukuh mengandung.. nyawanya atau janinnya yang akan terancam nantinya.. dan kemungkinan yang lebih parah akan terjadi, mereka berdua yang terancam keselamatannya~"

"Lalu, apa hubungannya adegan panas kalian itu HAH!" Bentak Tuan Park. Hangeng bungkam seribu bahasa. Tak ingin menjawab dan akan menambah kebencian namja itu terhadapnya. "Kau masih mau menyangkal bila kau melakukan itu hanya sekedar menolongnya? Kau terlalu munafik!"

Hangeng masih diam. Benar! Hangeng tak pernah menyangkal ataupun berbohong akan tindakannya itu. Mendapat wejangan bertubi-tubi dari Tuan Park, membuatnya sesak dan sulit untuk bernafas. Ia terjatuh kelantai dengan nafas tersengalnya. Dan apakah namja China itu salah untuk memberi nafas buatan agar yeoja cantik itu tak meregang nyawa. Tentu salah dimata Tuan Park! Ia melihat tindakan Hangeng yang seolah mencumbu istrinya dalam posisi yang jelas kurang baik. Dan yang lebih membuat namja itu semakin terpukul, istrinya tercinta terlihat seolah membalas ciuman namja yang membuatnya murka. Tapi pada kenyataannya, Heechul bukan menikmati..ia tersadar dari sesaknya disaat waktu yang kurang tepat seakan ia tengah dipergoki sedang berselingkuh.

PLAKK!

Tuan Park menyalak memandang Sungmin yang telah menamparnya. Ditatapnya yeoja mungil itu dengan beribu tanda tanya. Sungmin menggigit bibir bawahnya pelan dan berkata, "Tak ada niat bagi kami untuk membohongimu Jungsoo-ah. Heechul tak berniat sedikitpun untuk menduakanmu, ia sangat mencintaimu..namun apa balasan yang harus ia dapat? Kebencianmu yang tanpa alasan yang harus ia terima"

"KAU! Besok temui aku dirumah sakit Samsung didaerah Gangnam.. Dan esok, kau akan menemui jawaban atas pertanyaanmu itu..Permisi" tutur Sungmin dan segera berlalu meninggalkan Tuan Park seorang.

Appa Hyung Waeyo?

Malam telah tiba, dan sang kehidupan telah pulang ke peraduannya. Angin dingin malampun kerap menjadi pengganti kehangatan disiang yang telah berlalu. Jiwa yang hampa mampu terisi kembali atas kenikmatan akan kebutuhan pangan yang selalu diperlukan oleh tubuh. Lihat saja dua namja tampan ini, Kim Kibum dan juga Park Kyuhyun yang tengah asyik menikmati jamuan makan malam mereka. Hanya sup kimchi pedas dan juga bibimbap yang menjadi menu utama mereka.

Kibum sedikit mengernyit saat satu suap bibimbap masuk memenuhi rongga mulutnya. Ia sedikit menggelenggkan kepalanya, Kyuhyun melihat itu dan dengan santai berkata, " Sudah makan saja, kita tak punya makanan lain..hanya ini yang tersisa dikulkas."

"Ne.. arraseo" jawab Kibum malas. Ya, mau bagaimana lagi.. mereka berdua baru saja tiba. Kelaparan yang melanda, tak dapat mereka bendung lagi dan hanya memakan makanan yang tersisa dilemari pendingin mereka beberapa hari yang lalu. Kasihan…

Ting Tong..

"Biar aku saja…" ujar Kyuhyun. Ia beranjak dari duduknya dan sedikit berlari menuju pintu utama. Ia terbelalak saat siapa gerangan yang ia jumpai, Sungmin dan juga Hangeng.

"Appa.. Eomma.." Seru Kyuhyun. Sungmin sumringah memandang namja tampan tersebut dan lansung memeluknya. Kibum yang masih asyik mengunyah makan malamnya, sedikit beranjak hendak melihat siapa gerangan yang berkunjung.

"Min A Yin.." serunya dan lansung berhambur memeluk Sungmin. Hangeng yang merasa teracuhkan sedikit merajuk dengan menghempas pelan koper mereka kesembarang arah. KyuBum hanya terkikik geli akan kecemburuan Hangeng dan lansung menerjang Hangeng dengan peluk hangat mereka.

"Appa/Su Fu" ucap mereka berbarengan. Hangeng menyambut pelukan mereka dengan hangat bercampur dengan senyum ramahnya pula.

"Kenapa kalian tak menelpon kami? Kapan kalian tiba?" tanya Kibum. Sungmin tersenyum dan berkata," Kalau kami memberitahu kalian, ini bukan surpise lagi namanya… kami tiba tadi siang, namun ada beberapa hal penting yang perlu kami urus dahulu sebelum kemari.."

"Begitulah eommamu. Baru sebentar ia ditinggalkanmu, ia sudah menyeretku untuk menemuimu disini. Dan apa kalian tau apa kejutan yang kami bawa?" tanya Hangeng dengan penuh tanda tanya.

"Apa? Apa aku akan mendapatkan adik?" tanya Kyuhyun.

Tokk..Tokk..

Dua pukulan sayang berhasil mendarat ke ubun-ubunnya dan siapa yang menjadi pelakunya? Siapa lagi kalau bukan orang tua angkatnya. "Bukan itu pabbo…" jawab mereka.

"Lalu apa?" tanya Kibum. Sungmin tersenyum memandang kearah suaminya, begitupun Hangeng. "Kami akan menetap bersama kalian disini.."

"Jinjjayo?" tanya Kyuhyun senang. Dan pertanyaannya mendapat anggukan pasti dari kedua orang tuanya.

"Dan ada lagi.. Appa sudah membeli sebuah rumah didaerah Gangnam. Jadi besok, kita bisa pindah kesana.." girang Hangeng.

"Mwo? Ini terlalu dini Su Fu.. Apartemen ini belum habis masa sewanya dan kami akan meninggalkannya? Ini terlalu merugikan kami Su Fu.." sungut Kibum. HanMin terkikik geli mendengar penuturan Kibum yang terlalu perhitungan akan uang.

"Sudahlah.. anggap saja kalian sedang menyumbang untuk apartemen ini.. yang jelas, besok kita harus berkemas ne kerumah baru kita.." saran Sungmin.

Kibum mengangguk pelan. Ingat! Ia bukan pelit, namun begitu sayang untuknya membuang uang dengan nominal besar dan lagi ia harus menginvestasikan uangnya ke sebuah apartemen yang tak ia huni. Hangeng manangkap raut kegelisahan Kibum dan dengan jahilnya ia berucap" Ya sudah, nanti Su Fu ganti uangmu itu.." dan BLUSSH… Kibum berhasil dibuat merona karena malu.

Appa Hyung Waeyo?

Seperti janji yang mereka buat, Tuan Park dan juga HanMin berjumpa di Samsung Hospital, Gangnam. Tuan Park mendudukkan dirinya dengan angkuh diruang tunggu berhadapan dengan Hangeng dan juga Sungmin. Sungmin menatap tuan Park dengan tajamnya, berbanding terbalik dengan Hangeng yang masih menunjukkan tata krama kepada namja keras kepala itu. "Apa yang ingin kau tunjukkan padaku, Hah?" tanyanya masih dengan gaya angkuhnya. Sungmin mendesis pelan dan tanpa menjawab ia beranjak bersama suaminya dan mengiring Tuan Park menuju sebuah ruang disudut rumah sakit ini.

Tuan Park tercengang dengan apa yang ia lihat. Sebuah ruang yang cukup terisolasi, dengan berbagai peralatan medis yang lengkap tersaji disana. Sungmin melirik Tuan Park dengan sudut matanya dan terus melangkah menuju sebuah ranjang yang tertutup sedikit kain penyangganya.

SREKK…

Tuan Park terkejut dengan apa yang ia liat saat gorden tersebut terseger. Matanya semakin terbelalak dengan langkah yang tertatih mendekati ranjang dihadapannya. Heechul, ya Heechulnya yang ia anggap telah menghianatinya tengah berbaring diatas ranjang tersebut.

"Ba..bagaimana bisa? Bu..Bukankah ia sudah ma..mati?" monolog Tuan Park tertatih.

"Ck.. kau menyesal melihatnya kini?" tanya Sungmin yang lebih terdengar sebuah ledekan padanya. Tuan Park mendekati istrinya tersebut lalu mengusap surai kelamnya yang bercampur terang dengan ragu.

"Dia seharusnya sudah meninggal, tapi tampaknya Tuhan belum meginginkan itu" ujar Hangeng.

"Kau selalu bermain dengan ego dan logikamu Jungsoo-ah. Tapi kau tak pernah sekalipun untuk bermain dengan hatimu~"

"Apa maksudmu..?"tanya Tuan Park dingin. Sungmin menghampiri letak berdiri Tuan Park lalu meraih tangannya dan menggenggamnya. "Tolong Juangsoo-ah, buka hatimu. Lihatlah dia.. Apa masih besar kebencianmu padanya?" tanya Sungmin lirih.

Sakit! Begitu sakit hatinya saat kalimat demi kalimat yang Sungmin lantunkan padanya mengenai hatinya. Setetes bulir beningnya menetes mengenai pipi istrinya. Tuan Park tak mampu lagi untuk tegak diatas keegoisannya. Hatinya luluh sudah, bersama rasa cintanya yang terlalu besar masih mendominasi. Hangeng mendekati letak berdiri Tuan Park dan menyerahkan beberapa berkas kepadanya.

"Itu catatan medis Chullie. Setelah ia melewati masa sulit kehamilannya, ia meminta padaku untuk menyerahkan bayinya padamu mengingat kondisinya yang semakin parah. Tapi, saat kami kembali.. kami menemukannya sudah tergeletak dilantai dan tak sadarkan diri. Aku juga bingung setelah pemeriksaannya keluar yang tertulis bila otaknya mengalami kerusakan yang parah. Hingga saat ini pun Chullie belum menunjukkan kemajuannya."

Tuan Park semakin merasa sesak. Hatinya sudah hancur! Ia tau betul apa penyebab kondisi istrinya kini.. karenanya, ya.. Karena kecemburuannya yang membuatnya tak berhati mencelakakan istrinya seorang. Malam dimana Kyuhyun berada dirumahnya, dimalam itu juga amarahnya membuncah dan mencelakakan Heechul melalui tangan kanannya. Ya! Walau bukan ia lansung yang melakukannya, tapi Tuan Parklah…Namja egois itulah yang menjadi dalang kehancuran akan istrinya.

"Mianhe..Mianhe…" racau Tuan Park. Ia tak dapat membendung tangisnya lagi. Hatinya sudah terlalu hancur untuk bersikap tegar didepan semua. Penyesalan itu akhirnya mendatanginya. Keegoisan yang selalu bersarang dalam tubuhnya, seketika menguar begitu saja entah kemana. Kini sosoknya rapuh, tak ada lagi keegoisan yang selalui merajainya..Ia sadar, sadar akan sikap bodohnya yang lalu walau terlambat menghampirinya.

"Mianhe.. Mianhe.." racaunya kembali. Hangeng merangkul pundak Tuan Park mencoba menenangkannya.

Appa Hyung Waeyo?

Keletihan sudah mulai nampak memenuhi seluk mimic mereka saat berbenah-benah. Kibum yang telah menguasai sofa dengan posisi terlentangnya, Kyuhyunpun sama halnya seperti Kibum yang sudah mulai mengambil alih sofa disebrang dan menguasainya. Berbanding terbalik dengan dua centeng mereka, Donghae dan juga Changmin yang sudah menjajaki lantai sebagai tempat ternyaman mereka.

"Aku lapar..Lapar…"rintih Changmin dalam kelelahannya. Donghae yang berada tak jauh darinya, menoleh ke arah Changmin dan lansung menjitak kepala namja 'Food Monster' tersebut. Changmin merintih kesakitan atas jitakan yang Donghae lemparkan padanya. "Hyung! Kau terlalu kuat memukulku.."keluhnya.

"Aishh.. kalian terlalu berisik. Bila kau ingin makan, pergi saja ke dapur Changmin-ah. Ada dua kantong plastic besar disana, dan isinya adalah makanan.." seru Kyuhyun yang mulai jengah akan keributan yang dibuat dua namja berisik tersebut. Tanpa menunggu komando lagi, Changmin lansung melesat mengikuti arahan yang Kyuhyun katakan padanya. "Ingat!Jangan kau habiskan semua makanan itu. Bukan hanya kau saja yang kelaparan, kami juga.. Arraseo?" pekik Kibum namun tak ada sahutan yang Changmin lontarkan.

"Arraseo?" pekiknya sekali lagi.

"Neee…."jawab Changmin panjang. Hanya gelengan kepala yang meraka berikan mendengar jawaban Changmin yang berkoar terlalu pajang tersebut. Cukup lama keheningan mendera mereka, bahkan seringkali kikikan geli dari segelintir angin yang berlalu dapat ditangkap oleh panca pendengaran mereka.

"Eh?" Sungmin bergumam saat dilihatnya namja-namja muda tersebut masih setia diposisinya. Donghae tersentak dan lansung mendudukkan dirinya agar enak dilihat dan tak terkesan kurang ajar. Begitupun dengan KyuBum walau gerakan mereka yang tertatih membenarkan posisi mereka karena rasa letih yang masih bergelayut diraga mereka.

"Kalian kelelahan sekali rupanya. Tapi A Yin fikir tak ada yang berubah…" ujar Sungmin. KyuBum berdecak kesal dengan sindiran Sungmin lalu datang menghampiri yeoja paruhbaya itu dengan sikap memelas mereka. Sungmin terkikik geli dan lansung memeluk mereka berdua yang sudah berluapan emosi akan sikap jahil Sungmin.

"Ahjussi?" Gurat keterkejutan Kyuhyun datang saat dilihatnya Tuan Park dan juga Hangeng berjalan mendekati mereka. Sungmin melepaskan pelukannya lalu mengikuti arah pandang anaknya dan juga keponakannya. Sungmin tersenyum lembut "Kalian berdua kenal ahjussi itu?" tanyanya. KyuBum mengangguk pelan masih bersandar pada tatapan bingung mereka.

"Jungsoo-ah oh maaf maksud appa, Tuan Park adalah teman lama appa.. wah, dunia rupanya terlalu sempit ne" sahut Hangeng dengan senyum lima jarinya. Donghae yang sedari tadi diam, bergerak mendekati appanya dan menyapanya dengan rasa hormat seperti halnya yang biasa ia lakukan.

"Dia.."tanya Hangeng bingung.

"Anakku. Park Donghae…"jawab Tuan Park cepat. Donghae menunduk hormat memberi salam kepada Hangeng dan memperkenalkan dirinya. Hangeng mengangguk pelan dan lansung mengarah pandangnya ke Tuan Park. Tuan Park menunduk dalam, masih ada sisa kesedihan dihatinya yang membekas. Sulit baginya untuk menghalau kesedihan dari perbuatannya dulu. "Hae.." panggil Tuan Park lirih. Donghae menyahut dengan gurat-gurat kebingungan membingkai wajahnya. Wajar bila ia bingung, tak biasanya appa yang begitu ia hormati memanggilnya dengan suara yang begetar.

"Eomma..eommamu masih hidup" Jangan ditanyakan lagi bagaimana reaksi Donghae. Kaget? Senang?Sedih? Semua jadi satu berbaur didalam hatinya. "Be..benarkah?"tanya Donghae. Tuan Park mengangguk pelan masih menyembunyikan rautnya yang kacau.

"A..a..ku kebelakang dulu menyiapkan minuman." Sahut Kyuhyun memecah ketegangan diantara mereka.

"Biar eomma saja Ku Xian.."

"Tak apa eomma.." jawab Kyuhyun lembut dan berlalu meninggalkan mereka semua. Perlahan, bulir beningnya yang sempat ia kukung pecah begitu saja. Setibanya ia didapur, diliriknya Changmin yang masih asyik memakan makanannya tanpa sedikitpun untuk menyapanya. Kyuhyun mengambil beberapa gelas dari lemari penyimpanan dan beralih menyeduh teh hijau yang ia ambil tadi. Changmin masih asyik memakan makanannya walau pandangannya masih menelisik setiap gerak yang Kyuhyun kerjakan.

"Kenapa kau terlihat begitu gusar?" Tapi Kyuhyun hanya diam tak menanggapi. Ia masih asyik menyiapkan minuman untuk tamu-tamunya. "Kyu.." panggil Changmin.

Degh!

Sejenak ia terdiam mendengar sapaan lembut yang Changmin ucapkan. Kyuhyun menjadi kikuk saat Changmin kerap memanggilnya dengan namanya itu. Bingung, itulah yang ia rasa.

"Akhiri semuanya Kyu~"

"Tau apa kau?" potong Kyuhyun. Changmin tercekat saat penuturan dingin itu menghampirinya. Kyuhyun berbalik, menyenderkan dirinya dimeja dapur. Ia menunduk dalam guna menetralisirkan detak jantungnya. Changmin masih menatap Kyuhyun lekat, hingga keheningan menyelimuti mereka. Cukup lama mereka berdiam, masih asyik bermain dalam fikiran masing-masing.

"APA? Di..dia..benar adik kandungku?" Lengkingan suara Donghae mampu menghancurkan batu keterdiaman mereka. Kyuhyun beralih menatap Changmin, begitupun sebaliknya. Changmin berdiri dari duduknya lalu mengandeng lengan Kyuhyun untuk merapat kedinding medengar percakapan mereka.

"Apa yang kalian lakukan? Minumannya sudah jadi?" interupsi Sungmin menangkap basah mereka. ChangKyu tersenyum bodoh menjawab, lalu menunjuk beberapa teh yang setengah jadi diatas meja. Sungmin geleng-geleng kepala melihatnya dan berkata, "Kalian ini.. ayo minumannya diselesaikan dulu"

Dengan gerak kilat, Changmin dan juga Kyuhyun saling membahu membuat teh dan memberikannya pada Sungmin "Kalian tak ingin duduk didepan?" tanya Sungmin. Kyuhyun menggeleng keras "Itu bukan urusan kami eomma.." jawab Kyuhyun.

"Ya sudah kalau begitu. Eomma kedepan dulu ne.."

ChangKyu mengangguk pelan, hingga Sungmin tersenyum dan berlalu meninggalkan mereka didapur. Raut Kyuhyun kembali sendu, saat potret Sungmin tak dapat ia gapai lagi.

"APPA YANG SALAH..SEMUA INI KESALAHAN APPA..!"

"Kyu.." Panggil Changmin saat lantunan nada penyesalan Tuan Park mengalun hingga tempat mereka berada. Kyuhyun tak menjawab, ia masih setia mendengar perbincangan panas dikeluarganya tanpa sedikitpun bergerak dari tempatnya.

"Kenapa? Kenapa diharus ia tak berada bersama kita?" KENAPA?" nada kemarahan Donghae semakin terdengar menggelegar memenuhi mansion Keluarga Tan. Kyuhyun meggenggam tangannya menahan amarah. Urat-uratnya yang biasa bersembunyi dibalik dagingnya yang terlihat pucat, kini tak mampu ia samarkan lagi.

"Aku menyesal, Aku menyesal telah menyia-nyiakan mereka. Istriku dan juga anak laki-lakiku..Aku pantas dihukum..Aku adalah manusia pendosa, A..Aku tak pantas hidup didunia ini.." cerca Tuan Park pada dirinya sendiri,

"Kyu.. Sudah cukup, cukup sampai disini saja. Jangan kau buat lagi luka yang baru untukmu, semua sudah tersiksa Kyu…"saran Changmin. Ia mendekati letak berdiri Kyuhyun dan memegang pundak sahabatnya itu. Kyuhyun menepis tangan Changmin yang sudah berada dipundaknya dengan kasar. Ia berbalik memandang Changmin dengan raut kebencian dimanik coklatnya. "Sudah kau bilang? Apa hakmu untuk berkata demikian, hah?" tanyanya penuh penekanan.

"Anakku Kyuhyun.. DIA ANAKKU! AKU YANG BODOH TELAH MENYIA-NYIAKANNYA, Min.." seru Tuan Park yang mereka yakini tengah berseru pada Sungmin.

Kyuhyun muak dengan apa yang ia dengar. "Kau mau kemana?" tanya Changmin saat Kyuhyun beranjak meninggalkannya. Kyuhyun tak menjawab dan terus melangkah meninggalkan Changmin yang telah mengumbar senyum ketulusannya.

.

.

"Appa.." panggil Kyuhyun. Sontak, semua mengarah pandang mereka menatap sosok pucat tersebut yang kini tengah menunduk dalam.

"Kau kenapa Ku Xian?" tanya Sungmin. Kyuhyun tak lansung menjawab pertanyaan Sungmin. Ia perlahan beranjak mendekati letak mereka yang masih terlalu bingung dengan sikap namja satu ini.

"Ap..Appa hiks..hiks.."

"Kenapa kau menangis? Ya, appa disini.." jawab Hangeng. Kyuhyun tak mengidahkan jawabn Hangeng. Ia tetap maracau dengan seruan 'Appa' disetiap katanya, namun semua terjawab saat ia berhambur memeluk Tuan Park yang tengah bersimpuh dihadapan Donghae.

"Appa..hiks..hiks.." tangisnya. HanMin cengo, namun tidak dengan mereka yang tau akan maksudnya. Tuan Park gamang, apa yang harus ia perbuat. Tangannya masih melayang untuk membalas pelukan Kyuhyun walau derai air matanya sudah mengalir deras membasahi pipi tirusnya.

"Kyuhyun? Kau Kyuhyun anakku?" tanya Tuan Park hati-hati. Kyuhyun mengangguk pasti dalam pelukannya terhadap Tuan Park. Tuan Park semakin tercekat dan lansung melepaskan pelukannya hingga membuat semua bingung karenanya begitupun dengan Kyuhyun.

"Maaf.. maafkan appa yang selalu membuat hidupmu sulit nak. Hukum appa.. hukum appa yang pendosa ini.." Semua kaget saat Tuan Park bersujud dihadapan Kyuhyun memelas pengampunan darinya. Kyuhyun tak menjawab namun derai kesedihan tersebut terus mengalir tanpa henti meluapkan semua emosi dihatinya.

"Appa.. "

"Kyu.." lirih Donghae. Kyuhyun menoleh menatap hyungnya. Dilihatnya Donghae yang sama kacau sepertinya.

"H..hyung…" tangisnya.

Appa Hyung Waeyo?

Kyuhyun mengelak saat beberapa bantal menghujaninya. Ia memeletkan lidahnya panjang, mengolok si empu yang tampak kesal dengannya. Kyuhyun merintih kesakitan saat jeweran sayang yang ia rasa menghampiri daun telinganya. Begitupun dengan dia, pembuat onar yang membuat keributan dirumah sakit ini.. Donghae.

"Appo! Min Eomma aku menyesal" rintih Kyuhyun.

"A..au, Appo! Mianhe Tan Ahjussi. Bukan aku yang salah, namja jelek itu yang memulai duluan..Lepaskan aku ahjussi, aku bukan anak-anak lagi" Donghae mengaduh kesakitan sama halnya seperti Kyuhyun.

Tontonan tersebut mampu membuat siapa saja terkikik geli melihatnya, tak ubahnya yeoja cantik tersebut.. Heechul. Ya, Heechul telah sadar dari komanya beberapa hari yang lalu. Walau fisiknya kini masih lemah, tapi semangatnya untuk hidup masih tetap kuat untuk bersama-sama dengan buah hatinya. Tubuhnya yang lemah memang masih bergantung pada peralatan medis yang bertempat tinggal dikamarnya. Jangan tanyakan kenapa, bukankah sudah jelas bila kinerja tubuhnya sempat tak bekerja baik dibandingkan orang-orang yang selalu aktif dalam kehidupannya.

"Kau bilang kau bukan anak kecil lagi, Kau salah Park Donghae.. dengan sikapmu begini, itu jelas menunjukkan kau masih kanak-kanak. Ini rumah sakit, bukan taman bermain…"

"Ahjussi! Kenapa aku yang harus dimarahi? Namja jelek itu juga salah.." ajuk Donghae.

"Kyu.. kau~" namun, belum sempat Sugmin memarahi Kyuhyun, Kyuhyun telah bergelayut manja memeluk tubuh Sungmin hingga kemarahan yeoja tersebut melebur dalam senyumnya.

"Eomma.." manja Kyuhyun. Donghae cengo akan sikap Kyuhyun yang terlalu jelas sebagai penjilat. Donghae mengerang kesal dan berusaha menggapai tubuh Kyuhyun, tapi tetap sama.. Kyuhyun seringkali memeletkan bibirnya mengejek Donghae yang masih ditahan oleh Hangeng.

"Kyuhyun.. Donghae.. Sudah. Kalian jangan bertengkar lagi" tutur Heechul, tapi mereka tak mendengarnya karena suara Heechul yang terlalu kecil untuk didengar.

"Kalian berdua tak ingin membesuk appa kalian? Bukankah ini sudah waktunya anak-anak nakal?" Keributan yang mereka buat seketika terhenti dan berpandang satu sama lain. Mereka berdua beranjak menuju nakas disamping ranjang Heechul, mengambil beberapa makanan yang Sungmin bawa beberapa waktu yang lalu. Kyuhyun dan juga Donghae menciumi pipi Heechul dengan lembut, Sungmin, dan tak terkecuali Hangeng hingga membuatnya jijik mendapati tingkah manja mereka dan berlalu pergi.

"Anak-anak itu! Sudah berapa kali aku bilang jangan pernah menciumku, aku merasa geli dicium oleh namja.." sungut Hangeng. Sungmin dan Heechul kembali terkikik geli akan kekesalan Hangeng yang bersumber dari mereka.

"Sudahlah sayang, kapan lagi kau akan mendapat perlakuan manis dari anak-anakmu?" ledek Sungmin. Hangeng bergidik ngeri membayangkan bagaimana mereka akan bertingkah lebih agresif lagi dari ini. Sungmin semakin tertawa melihat raut konyol suaminya begitupun dengan Heechul.

"Aku ingin menemuinya.." ujar Heechul tiba-tiba. HanMin terdiam dan beralih memandang Heechul. Sungmin tersenyum lalu merangkul lembut sahabatnya dengan sayang dan berkata," Kau harus menguatkan dirimu dahulu baru kita bisa menjenguknya.."

Heechul tersenyum maklum, "Jungsoo.. apakah ia baik-baik saja?" monolognya.

"Dia pasti baik-baik saja Chullie. Jungsoo adalah namja yang kuat, jadi yang harus kau fikirkan adalah kondisimu sekarang. " jawab Hangeng.

"Tiga Tahun lagi ya?" tambahnya lagi.

"Jangan terlalu difikirkan Chullie, aku takut kondisimu akan semakin lemah.. Jangan menyalahkan dirimu lagi, inilah keputusannya."

"Ia sendiri yang memutuskan untuk menyerahkan dirinya kepihak yang berwajib dan mendapat jatuhan hukuman tersebut. 3 tahun itu waktu yang tak lama, ingat.. dia sudah menjalani hukumannya selama dua tahun. Jadi tenanglah.." Heechul sedikit tersenyum mendengar mereka yang silih berganti membesarkan hatinya. Walau bukan ia ataupun Kyuhyun anaknya yang menjebloskan suaminya ke jeruji besi, hati Heechul tetap meringis sakit. Memang benar adanya bahwa inilah pilihan yang suaminya buat. Walau harus sakit, bukankah sebagai seorang istri yang baik ia harus bisa menguatkan hati suaminya dan berada disampingnya. Ia ingin, bahkan sangat ingin! Namun belum waktunya tiba untuk ia melakukan semua itu, ia harus menguatkan dirinya terlebih dahulu..barulah jiwa suaminya.

Appa Hyung Waeyo?

"Hyung.." panggil Kyuhyun saat mereka hanya diselimuti oleh keheningan diruang tunggu tempat mereka ingin menjumpai appa mereka.

"Wae?" tanya Donghae ketus, tampaknya ia masih kesal akan perdebatan mereka dirumah sakit tadi.

"Aku lapar.." rengek Kyuhyun manja.

"Ish… makanan ini untuk appa. Nanti saja sepulang dari sini kita pergi makan." Kyuhyun hanya mempoutkan bibirnya. Donghae melirik dongsaengnya yang tengah menahan lapar. Ia berusaha tak peduli akan ejekan kecil yang dihasilkan perut Kyuhyun. Donghae bukannya tak mendengar, tapi ia berusaha tak peduli.. Ingat Itu!

"Hae..Kyu.." panggil Tuan Park saat tiba yang diiringi oleh dua petugas disekitarnya. KyuHae tersenyum riang mendapati appa mereka. Mereka beranjak duduk dihadapan Tuan Park walau kaca pembatas mejadi penghalang diantara mereka.

"Appa… Apa appa baik-baik saja disini? Mereka semua memperlakukan appa dengan baikkan?" tanya Kyuhyun setengah berbisik. Tuan Park mengangguk seraya tersenyum hangat mendengar kecemasan dari anaknya itu.

"Syukurlah.. kalau mereka berbuat hal yang tak baik pada appa, kabari aku.. biar Hae hyung yang melawannya.."

"Eh? Kenapa aku?" tanya Donghae bingung. "Ya.. itu karena aku tak bisa berkelahi dengan orang-orang berbadan kekar.." jawab Kyuhyun enteng. Tuan Park tertawa mendengar guyolan yang Kyuhyun berikan. Ia semakin melebarkan tawanya ketika kedua anaknya kembali berseteru kecil satu sama lain. Itulah hangatnya persaudaraan, keindahan akan tercipta disaat pertengkaran kecil kerap terjadi.

"Oh ya appa, kami membawakan makanan untuk appa. Kita makan bersama ne.." ajak Kyuhyun.

"Modus.."desis Donghae. Kyuhyun tak memperdulikan ejekan dari Donghae. Ia beranjak dari duduknya, mengetuk kaca pembatas mereka hingga para petugas memperhatikannya. Kyuhyun meminta izin pada mereka dan dewi keberuntungan meghampirinya kini yang kelaparan, tak ada kesulitan yang ia dapat bahkan cenderung terlalu mudah baginya.

Walau tangannya harus diborgol, Tuan Park digiring para petugas menghampiri letak anak mereka dan juga diawasi. KyuHae sejujurnya merasa tak nyaman, tapi apa yang mau dikata.. itulah peraturan yang mau tak mau harus mereka terima.

Donghae mengernyit heran saat Kyuhyun juga merengek untuk minta disuapi. Donghae tak merasa jengah ataupun kesal, ia justru senang melihat pola kekanakkan adiknya tersebut. "Bagaimana kabar eomma kalian?" tanya Tuan Park.

"Keadaan eomma perlahan membaik appa. Dia juga selalu merengek untuk membawanya kemari dan menjenguk appa.." jawab Kyuhyun. Tuan Park tersenyum tipis mendengarnya."Kyu.. sekali lagi maafkan appa ne.."

Kyuhyun tercekat sementara waktu dan tertawa aneh "Maaf untuk apa? Appa tak salah.."

"Appa memang bodoh dulu, tak memperdulikanmu dan kerap mencampakkanmu sebagai anakku"

Kyuhyun lansung menghambur memeluk Tuan Park. Ia tersenyum, senyum hangat bukan tangisan yang selalu ia berikan. "Maaf? Sudah berapa kali appa meminta maaf padaku dan sudah berapa kali aku memaafkan appa? Appa seringkali berucap demikian. Tapi, kalau memang dengan tulus appa meminta maaf padaku.. Tolong berjanji padaku, agar appa selalu tersenyum dan kuat setiap harinya." Tuan Park tersenyum dalam pelukan Kyuhyun.

"Dan ada satu lagi yang ingin appa sampaikan pada kalian berdua.."

Kyuhyun melepaskan pelukannya dari Tuan Park dan menatapnya lekat, sama halnya Donghae. "Hukuman appa,.. Hukuman appa akan berakhir 11 bulan lagi.."

"Jinjja?" tanya mereka kompak. Tuan Park mengangguk dengan senyum merekahnya. "Karena kau dan juga eomma, appa mendapat remisi dari kejahatan appa.. Gomawo.."

KyuHae mengembangkan senyum mereka dan lansung berhambur memeluk Tuan Park erat hingga membuat namja paruh baya tersebut sesak. Petugas yang mendampingi Tuan Park segera memisahkan mereka. KyuHae tercekat namun mereka tertawa riang akan kepanikan yang mereka lihat dari petugas penjara dan juga appa mereka. Kesengsaraan Kyuhyun memang sudah berakhir dan telah menutup buku lukanya untuk selamanya. Kisahnya bermulai lagi dengan lembaran yang penuh akan harapan untuk masa depannya. Hanya harapan sederhana yang ia impikan, 'Selalu hidup dalam tawa dan kebahagiaan bersama keluarganya yang begitu ia cintai'

.

.

.

FIND

Chap akhir yang amoree sendiri cengo karenanya. Udah kelar ya?
Pengennya sih, berakhir dengan Tuan Park meninggal dan dihukum di Neraka Jahanam sana.. tapi amoree takut, readers bakal neror amoree ampe amoree putus asa #Plakk

Makasih beribu buanget buat kalian yang masih setia nunggui efef abal-abalan ini. #HugReaders
Mianhe kalo amoree yang gak bisa sebutin atu-atu.. tapi amoree tau kok kalo kalian itu pasti fans setia amoree #TimpukAmoree rame-rame pake cangkang Ddangkoma
Dan terima kaisiiiihhh buanget, buat para basher yang begitu perhatian ama amoree, lucu aja! Benci, tapi masih dibaca dan selalu mengkritik tanpa ada saran. Ingat! Kalian bukan Basher yang baik loh.. Tapi amoree tetap sayang kalian kok #PelukBasher.

Dan Tunggu karya amoree lainnya sekalian promo efef amoree yang amoree publish ulang karena tiba-tiba hilang dari peredaran 'Forget Me Not' itu judulnya, Cuma tiga chap kok.. ehhe…