Oke, Saya mohon, kalau membacanya tolong pelan-pelan saja, daripada nanti anda keselek #plak.
Dosa tanggung sendiri, ok!
Disclaimer All character Masashi Kishimoto
Story: Faris Shika Nara
Main Pairing: Naruto X Hinata
Rate : M
Warning: AU,OOC, ABAL, GAJE, TYPO,
PASARAN DLL.
'Love In Times Of War'
Chapter 6
Sepasang remaja itu sedang berjalan beriringan dengan tangannya yang saling bertautan, menandakan bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Atau lebih tepatnya calon suami istri, setelah tanpa ragu-ragu Naruto mengutarakan keinginannya untuk menikahi Hinata kepada Hiashi -ayah Hinata dan kedua orang tuanya setelah usai acara sarapan pagi yang telah berakhir beberapa jam yang lalu.
Semuanya terkejut mendengar pengutaraan Naruto, terutama Hinata. Semuanya berlangsung begitu cepat, tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan-nya. Hinata menginginkan sebuah proses untuk kehidupannya, sebuah proses yang alami. Seperti pacaran sebelum menikah dan semuanya.
Tapi Hinata mengesampingkan semua keinginannya, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pemuda yang telah menolongnya itu telah merebut Hatinya. Dirinya merasa nyaman jika berada di dekat Naruto, dia merasa aman. Jadi, setelah ayahnya bertanya apakah dirinya mau menikah dengan Naruto, Hinata hanya mengangguk malu dengan wajah yang merona.
Semuanya bahagia, walaupun Hiashi tampak ragu terhadap Naruto. Tapi, mengetahui bahwa Naruto adalah anak dari sahabatnya, Hiashi rela jika putrinya menikah dengan Naruto. Mengingat bahwa sahabatnya adalah orang baik, mungkin anaknya juga baik. Hukum 'Buah jatuh tak jauh dari pohonnya' mungkin masih berlaku bagi Hiashi.
.
.
.
"Ano, Naruto-kun. Sebenarnya kita mau kemana?"
Tanya Hinata bingung pada Naruto. Dia Mengira bahwa Naruto akan mengajaknya berjalan-jalan di area Taman. Tapi setelah Naruto terus mengajaknya berjalan dan melewati area Taman bukannya berhenti di taman, dirinya merasa bingung karna Naruto terus mengajaknya atau lebih tepatnya menyeretnnya.
"Tenang saja Hinata-can, kau pasti menyukainya!"
Kini Naruto menariknya menuju sebuah hutan, melintasi jalan setapak yang ditumbuhi pohon-pohon besar disampingnya. Seperti sebuah lorong yang entah menuju kemana.
Setelah beberapa saat berjalan, kini mereka berhenti diujung lorong yang terbuat dari pohon-pohon besar yang sangat rindang. Hinata hanya terkagum-kagum dengan apa yang dilihatnya. Kedua matanya disuguhi dengan pemandangan danau kecil dengan airnya yang sangat jernih, air yang mengalir dari atas bukit dengan arusnya yang tidak terlalu besar yang menciptakan air terjun kecil. Dikelilingi oleh beraneka-ragam bunga dengan kupu-kupu berbagai warna terbang bebas diatas dan sekelilingnya. Semuanya tampak begitu indah, seperti sebuah surga.
Bibirnya mengembang memperlihatkan senyumnya yang menawan, ia memandang Naruto yang ternyata juga sedang memandangnya.
"Ini indah sekali Naruto-kun!"
Naruto melepas genggaman tangannya pada Hinata, Hinata segera berlari kencang menuju danau yang dikelilingi oleh bunga-bunga indah itu dengan bibirnya yang berteriak terkagum-kagum.
"Bersenang-senanglah Hinata-chan, aku akan menunggu-mu disana!"
Ucap Naruto sembari menunjuk gubuk kecil yang berada dibawah pohon. Kemudian ia mulai berjalan menuju gubuk meninggalkan Hinata yang sedang asik dengan aktifitasnya.
.
Naruto hanya duduk di lantai dengan matanya yang tak lepas dari Hinata. Bibirnya mengulum senyum saat melihat Hinata yang tengah memutar-mutar tubuhnya diantara bunga-bunga layaknya seorang anak kecil, berlarian sana-sini mengejar kupu-kupu dan juga memetik berbagai bunga kemudian mengikatnya menjadi satu.
.
.
Setelah merasa puas dengan bunga-bunga dan kupu-kupu, Hinata segera berjalan menyusul Naruto yang tengah duduk dengan tangannya yang melambai ke arahnya. Setelah sampai, Hinata kemudian duduk dihadapan Naruto dengan seikat bunga yang ada ditangan-nya.
"Naruto-kun, seharusnya kau ikut bersamaku tadi. Bunga-bunganya sangat indah!" Ucap Hinata sembari melihat bunga yang ada ditangan-nya.
"Aku lebih suka melihat-mu bermain-main dengan bunga itu!" Ucap Naruto sembari menatap Hinata dengan lekat.
"Bunga-bunga itu akan terlihat lebih indah kalau dilihat dari dekat Naruto-kun! Kau harus mencobanya kapan-kapan." Ucap Hinata kemudian menghirup aroma bunga yang ia genggam.
"Benarkah?" Tanya Naruto kemudian mendekat kearah Hinata. Sehingga jarak mereka hanya tinggal beberapa senti.
Hinata hanya mengangguk dengan kepalanya yang masih menunduk.
"Kau benar!" Ucap Naruto menatap Hinata lekat. Hinata mendongak kemudian mendapati wajah Naruto yang berada tepat di depan wajahnya.
"Bunga itu memang lebih cantik dan indah kalau dilihat dari dekat!" Ucap Naruto kemudian menyibak poni rambutnya ke samping. Tangan Naruto kemudian membelai wajah Hinata dari pelipis, pipi kemudian tangan kekar-nya berhenti di area tengkuk leher Hinata.
Tubuh Hinata memanas secara tiba-tiba dan semua bagian tubuhnya menegang. Sesuatu yang entah apa tiba-tiba bergejolak dalam dirinya, bergejolak karna tubuhnya yang tiba-tiba memanas dan meronta-ronta ingin keluar. Pun sama halnya dengan Naruto, melihat Hinata yang seperti ini membuat nafsu birahi-nya memuncak. Melihat wajah cantik calon istrinya yang penuh rona, bibir tipis yang sangat menggoda dan jangan lupakan sedikit keringat yang menempel di area belahan dadanya, itu sungguh sangat menggairahkan.
Dengan tanpa ragu, Naruto segera mengeliminasi jarak diantara mereka. Melumat bibir tipis berwarna pink yang sudah ranum untuk dipetik. Menyesap bibir bawah dan atas secara bergantian kemudian mulai mengeksploitasi semua yang ada di dalam mulut Hinata. Tangan Naruto kemudian mulai menggenggam satu persatu tangan Hinata, kemudian menuntun tangan Hinata untuk mengalungkannya di leher.
Hinata hanya merasakan geli sekaligus nikmat kala lidah Naruto menjilat langit-langit rongga mulutnya serta saat menyesap lidah miliknya kuat-kuat. Tangan kekar Naruto mulai menyelinap masuk dibawah ketiak, merengsek masuk kedalam bajunya yang kemudian menggerayangi punggung telanjang-nya dari atas ke bawah menjadi sebuah bumbu yang memperkuat rasa nikmat yang sedang dialaminya sekarang.
Setelah puas mengeksploitasi bibir tipis Hinata, Naruto segera menghentikan ciuman-nya kemudian mengangkat tubuh Hinata untuk duduk di pangkuan-nya.
Naruto memangku Hinata dari belakang agar dia bisa leluasa untuk mengeksploitasi leher putih nan jenjang yang sudah penuh dengan peluh nafsu.
"Hinata-chan?" Tanya Naruto dengan suara serak dan berat , membuat Hinata bergidik ngeri saat mendengarnya.
"A-apa?" Cicit Hinata.
"Aku tidak akan sanggup kalau harus menunggu sampai kita menikah, jadi aku akan melakukannya sekarang!"
"A-apakhhh~"
Hinata hanya bisa memekik saat lidah Naruto menyapu lehernya dari atas kebawah. Membuat Hinata mendesis merasakan nikmat duniawi. Tangan Naruto mulai menyelinap dibawah ketiak Hinata, membuka satu persatu kancing baju yang Hinata pakai, sebelum akhirnya meremas dada yang masih terbungkus oleh bra. Membuat Hinata menggelinjing menggeliat tak karuan seperti cacing kepanasan.
Nafas Naruto semakin memburu ketika jemarinya merasakan kekenyalan buah dada Hinata yang menyembul menantang. Nafsu birahi-nya semakin menguat, sehingga membuat Hinata merintih dan mendesah karna hisapan dan gigitan yang ia terima di area leher putih jenjang-nya.
Hinata menggigit bibir bawahnya kuat-kuat saat lidah Naruto mulai menggelitik kupingnya, menghisap daun telinga bagian bawahnya, menghantarkan rasa geli di sekujur tubuhnya. Tangan kiri Naruto mencoba melepaskan kaitan bra sementara tangan kanannya yang sudah masuk menyelinap, memelintir puting yang sudah mengeras didalam bra.
"Na-naru~ ah...shh~ah"
Hinata mendesah, dan itu membuat Naruto menghentikan aktifitasnya. Naruto melirik Hinata dan mendapati Hinata yang begitu menggoda. Matanya sayu, wajahnya merona dengan bibir yang tadinya berwarna pink menjadi merah dengan saliva-saliva yang menghiasi ujung bibirnya.
Ditengok-kan wajah Hinata kemudian dilumatnya lagi bibir yang menggoda itu, ia hisap lagi lidah yang tak begitu panjang namun menggairahkan. Saling menghisap satu sama lain untuk memuaskan birahi masing-masing.
"Eemmhh~"
Desahannya tertahan dalam bibirnya karna Naruto sedang menjelajahi bibirnya lagi dengan kedua tangan Naruto yang sedang membelai buah dadanya dengan gerakan memutar dengan sedikit tekanan. Hinata menggeliat dalam pangkuan Naruto tangannya mengepal menahan rasa nikmat. Bokong seksi-nya bergerak kesana-kemari menggesek selangkangan Naruto. Membuat kemaluan Naruto menegang dengan sempurna. Memberikan rangsangan tidak langsung kepada Naruto.
Bokong-nya bergeser kesana kemari membuat Naruto melenguh nikmat karna sensasi yang Hinata ciptakan untuknya. Hinata dapat merasakan begitu besarnya, begitu kokohnya penis Naruto yang berada dibawah Bokong-nya. Penis yang nantinya akan menghantam vagina-nya, memberikan rasa nikmatnya surga dunia.
"Sayang, tubuhmu sangat menggairahkan!"
"Na-naru~"
Naruto kini bermain-main dengan sisi leher yang satunya, menggigit, menjilat serta menggelitik dan menghisap kuping yang satunya. Tangan kanan Naruto turun menggerayangi perut kemudian masuk kedalam celana yang Hinata pakai. Menggesek vagina Hinata yang masih terbungkus CD.
"Ahh, Naru~to~kun~nah~"
Hinata hanya bisa melenguh dengan nafasnya yang tersengal-sengal saat jemari Naruto mulai menggesek vagina miliknya dari atas kebawah berulang ulang. Jari-jari Naruto kemudian mulai masuk kedalam CD. Jemari Naruto merasakan hangat, sedikit lembab dan basah saat menyentuh Vagina Hinata.
"Ahh...geli Naru~" Hinata merintih saat Naruto mulai memainkan klitoris miliknya. Membuat kaki-kakinya semakin mengangkang untuk memberi akses Naruto agar lebih bisa leluasa memainkan vaginanya. Memberikan kenikmatan yang lebih dari yang dialaminya sekarang.
"Kau sudah basah sayang!" Ucap Naruto kemudian segera membaringkan Hinata di lantai yang terbuat dari kayu. Naruto kemudian membuka satu-persatu pakaian yang ia pakai. Dilihatnya Hinata yang sedang berbaring setengah telanjang dengan tangannya yang menyilang menutupi buah dada putih mulusnya.
"Jangan memandang ku seperti itu! Malu!" Hinata hanya merengek manja saat Naruto melihatnya tanpa berkedip.
"Tentu saja tidak, karna aku akan memakan-mu!" Kata Naruto kemudian segera melumat bibir Hinata, tangannya kembali menggerayangi dan meremas buah dada yang membuncah keluar dengan putingnya sudah mengeras. Di pilinnya puting merah jambu itu dengan lembut, membuat Hinata semakin membusungkan dadanya.
Ciuman Naruto turun ke dagu dengan kedua tangannya yang membelai pundak, turun ke bahu lurus ke lengan kemudian menggenggam kedua tangan mungil yang sedang mencakar lantai. Ciuman Naruto turun menuruni leher, berhenti diatas dada kemudian menjilat belahan dada itu dari atas ke bawah, membuat Hinata melenguh, tubuhnya melengkung membusungkan dadanya keatas dengan matanya yang memejam merasakan getaran nikmat yang diberikan naruto padanya.
"Akhh~.Naru~!"
Tidak puas dengan itu, kedua tangan Naruto kemudian mulai melepaskan celana yang Hinata pakai kemudian membuangnya ke samping. Setelah selesai Naruto langsung saja meremas-remas bokong yang padat nan sintal itu, turun ke paha untuk melebarkan kaki-kaki Hinata sebelum akhirnya Naruto menggesek-gesekkan ujung Penis miliknya di vagina Hinata.
"Ah...Naru~" Hinata mengejang saat Naruto mulai menyentuhkan ujung penis miliknya kedalam lubang vaginanya, menyodok-nyodoknya pelan mencoba menembus selaput keperawanan yang ia jaga selama ini.
"Tenang sayang, semua akan baik-baik saja!" Naruto menenangkan saat melihat raut wajah Hinata yang mulai gelisah.
"Emm"
Bibir Naruto kembali melumat bibir Hinata. Tangannya merengkuh Hinata dalam pelukan-nya. Pun sama halnya dengan Hinata, kedua tangannya merengkuh punggung besar Naruto dalam pelukan-nya dengan kakinya yang melingkari pinggang Naruto, menghantarkan rasa hangat di sekujur tubuhnya.
"Akh~ sa-sakit Naru~!"
Hinata hanya bisa merintih dalam pelukan Naruto saat Naruto mulai memasukan kemaluannya kedalam lubang vagina-nya, memasukannya dalam-dalam hingga menyentuh sisi terdalam vaginanya. Kedua tangannya mencengkeram punggung Naruto kuat-kuat dengan sudut matanya yang mengeluarkan air mata. Tubuhnya seperti dijejali oleh sesuatu yang sangat besar dan itu menyakitkan.
"Bertahanlah, aku mohon!" Ucap Naruto kemudian menggigit leher jenjang milik Hinata.
"Akhh~"
Perlahan Naruto mulai memaju-mundurkan pinggul-nya, membuat Hinata merintih kesakitan. Bibirnya menjilati leher turun kebagian dada membuat Hinata merasakan Nikmat dan sakit secara bersamaan. Tangan Naruto mulai membelai menyentuh bagian-bagian sensitif Hinata, tangan-nya merayap menuruni garis punggung dari atas ke bawah, membelai pinggang dengan gerakan memijat, kemudian meremas kuat kuat bokong mulus yang seksi itu.
"Ahh~"
Wajah Hinata memerah dengan pandangan matanya yang sayu. Rasa sakit dibagian vagina-nya sedikit demi sedikit mulai terganti dengan rasa nikmat. Kedua tangannya meremas kepala Naruto, menariknya kedalam bongkahan dadanya. Wajahnya melengos kesana kemari karna tikaman-tikaman Naruto di titik sensitif-nya.
"Ah~ Naru~" Rintihan sakit kini menjadi rintihan manja, membuat Naruto yang mendengarnya yang kini tengah menghujam vagina-nya mempercepat irama maju-mundurnya. Sesuatu yang bergejolak dalam tubuh Hinata yang tadinya hilang karna rasa sakit kini muncul kembali. Bahkan ini lebih dari yang tadi dirasakannya. Sesuatu itu berkumpul menjadi satu, mencoba menerobos keluar dari vagina-nya.
"E-enak Naru~ le-lebih cepat ~ ah."
Bibirnya mulai meracau ketika mulai merasakan kenikmatan yang diberikan Naruto kepadanya. Mulutnya terbuka dengan nafasnya yang tersengal-sengal, tangannya mencengkeram kepala berambut kuning itu kuat-kuat.
"Gah, Hinata~" Naruto mulai menggeram sembari menghisap puting Hinata secara bergantian. Pinggul-nya bergerak maju-mundur menghujam vagina Hinata.
Naruto segera menegakkan tubuh bagian atasnya tanpa menghentikan tikamannya. Diraihnya kaki jenjang milik Hinata, merapatkan-nya kemudian menempatkannya di masing-masing bahunya. Membuat vagina Hinata semakin menghimpit kemaluannya.
Jemarinya kemudian menggenggam tangan Hinata sembari menggenjot vagina Hinata kuat-kuat. Tubuh Hinata semakin melengkung membusungkan dadanya dengan wajahnya yang melengos ke kanan dan kiri. Selama lima menit Naruto terus menghujam Hinata dengan posisi tersebut. Hingga sesuatu yang kuat ingin menerobos keluar.
"Na~ru~"
"Hina~"
Naruto tau bahwa sebentar lagi dirinya dan Hinata akan mencapai titik orgasmenya, karna Naruto dapat merasakan vagina Hinata yang terasa semakin sempit. Dibukanya lagi kaki-kaki Hinata kemudian mulai melahap bibir Hinata, kedua tangannya kembali meremas buah dada yang tadinya bergerak tak beraturan.
"Emmhhah~"
Keduanya mendesah dalam ciuman itu. Pelukan Hinata semakin erat, pada punggung Naruto. Hinata menghentikan ciumannya, deru nafasnya semakin memburu. Naruto merasakan vagina Hinata mulai berkedut.
"Ahhh~ haah~"
Dengan jeritan-nya yang melengking Hinata mengeluarkan cairan dari vagina-nya, tubuhnya mengejang menikmati setiap detik masa orgasme-nya. Tubuhnya terkulai lemas dengan nafasnya yang semakin memburu.
Pun sama halnya dengan Naruto, dia juga sudah diambang batas, gerakan maju-mundurnya tak lagi teratur. Mulutnya mengeram sembari menghisap leher putih yang kini sudah banyak bercak merah. Tangan kekarnya merengkuh tubuh mungil yang semampai Hinata dalam pelukan-nya.
"Gah.. Hinata~"
Naruto menyodokkan batang kemaluannya dalam-dalam sembari menyemburkan sperma didalam vagina Hinata. Hinata terkulai lemas dalam rengkuhannya dengan penisnya yang masih menancap. Vagina Hinata berkedut merasakan cairan sperma yang begitu hangat dalam vegina-nya.
Kepalanya ia benamkan di pundak Naruto, dengan tangan dan kakinya yang masih melingkar di punggung dan pinggang Naruto. Dirinya merasa dialah perempuan paling bahagia saat ini. Bercinta dengan orang yang sangat dicintainya.
.
.
.
Kini mereka berbaring terkulai lemas sembari memeluk satu sama lain, setelah satu jam melakukan aktivitas mesum. Bunga yang tadinya diikat rapi oleh Hinata kini hancur menjadi serpihan-serpihan kecil yang bertebaran di lantai, menjadi alas percintaan mereka.
"Lengket, Naru~" Ucap Hinata manja pada Naruto ketika kulit polos mereka saling bersentuhan
"Baiklah, ayo kita mandi bersama!" ajak Naruto nakal kepada Hinata.
"Engh~" Hinata tiba-tiba melenguh karna Naruto meremas dada kirinya.
"Me-mesum!" Ucap Hinata sembari memukul pelan dada bidang Naruto.
"Tapi, kau suka kan?!' Tanya Naruto yang membuat wajah Hinata merona.
Naruto berjalan dengan Hinata yang ada di gendongan-nya. Meraka berjalan sembari terkikik pelan menuju air terjun yang ada di danau itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC...
Hoi minna... Maaf ya... lemon-nya kalau gak kerasa. #plak #digeplak readers.
1 pesan saya, jangan ditiru adegan diatas. Ok!
Oh ya... Selamat hari lebaran bagi yang menjalankan. Minal aidzin wal-faidzin bagi yang melaksanakan. Author minta maaf kalau ada salah.
Terima kasih untuk...
Ramadi HLW, angga8, .9, uzumaki-chan, Daehyuk shin, Guest, Dindahyuga, andrijoe29, Bhie forsaken, arif, ocha-chan, Hashirama senju, mirnalovernaruto, asbobi dan melia anggraeni.
Untuk angga, kalau anda ingin me-share fict ini ke Fb, tidak apa-apa. Yang penting anda mencantumkan akun Fb saya disitu. Ok?!
Review lagi... Ok!
Yang belum review, ayo review! Don't be a shilent readers!
Samarinda/11-08-2013/17:00
Faris Shika Nara