My Opposite

Genre : Romance ; College

Rating : PG

Character : Kim Myungsoo , Lee Sungjong , Lee Sunggyu ( perubahan marga karena kebutuhan cerita ) , Nam Woohyun and others.

Warning : Yaoi ; BL ; Slash ; Male/Male action ; Typo '(s) ; Alur Berantakan and etc.

Summary : Lee Sungjong akan menempuh kehidupan baru di college. Itu berarti meninggalkan kota kelahirannya di Gwangju dan pergi ke Seoul demi mengejar impiannya. Namun apa jadinya jika ia harus sekamar dengan Ice-Prince Kampus tempatnya belajar?

Disclaimer : All of them belong to God and Themselve. I only own the plot and the Fiction.

Don't Like ? Don't Read please..

-Chapter 5-

Myungsoo POV

Setelah selesai dengan acara Eunji dan Sungjong, aku langsung mengajak Sungjong kembali menuju kamar kami. "Sampai nanti Eunji-shi!" salamnya kemudian mulai berjalan di belakangku. "Myungsoo-shi, kau berjalan terlalu cepat~ Apa kau sedang terburu-buru?" tanyanya dengan polos. Aku hanya menggeleng. "Lalu, kenapa kau buru-buru begitu?" bingungnya.

Aku memutuskan untuk menghiraukannya. "Yah! Tunggu!" teriaknya pelan. Aish, namja ini memang tidak ada lelahnya. Apa tidak lelah dari tadi berkeliling kampus dan dia tetap semangat seperti ini?

Aku tetap berjalan santai menuju kamar kami tanpa memperdulikan dia disampingku. Kuakui mendengar ia berceloteh riang seperti itu, memang cute. Tapi, aku tidak ingin namja ini tahu kalau aku tertarik padanya. Wait!? Ap-apa aku sudah mengakui kalau aku menyukai namja ini? Aku sedikit terkejut saat merasakan tepukan pelan di pundakku. "Apa yang kau pikirkan? Kenapa kau melamun seperti itu?" Tanya Sungjong dengan polosnya.

Aku terdiam. Aku melamun? Tidak biasanya. Aku mengangkat bahuku cuek. "Ani. Sudahlah, cepat masuk aku ngantuk tahu!" kesalku. Sebenarnya aku tidak begitu ngantuk, hanya saja aku lelah seharian ini keliling kampus yang sudah kuhafal di luar kepala. Namja ini saja yang tidak percaya kalau aku memang sudah hafal tempat ini. "Mianhae, pasti kau lelah sekali ne? baiklah ayo!" dengan tiba-tiba dia menarik tanganku dan berlari kearah kamar kami. "M-mwo!? Yah!" protesku. Aku mencoba menarik tanganku, tapi siapa yang menyangka kalau ternyata namja ini kuat juga!

Few Minutes Later~

Aku dan Sungjong sampai di kamar kami dengan nafas yang terengah-engah. Apa namja ini sudah gila!? Jelas-jelas sudah kubilang aku lelah, dengan seenaknya dia mengajakku berlarian seperti itu!? ingin sekali rasanya aku memaki namja-yeoja disampingku ini. Tapi, aku terlalu lelah bahkan untuk berbicara dan lagi ak-aku.. tidak tega memarahinya.

"Yosh.. ha.. kita sampai!" teriaknya semangat. Aku kembali menghiraukannya, berjalan pelan kearah kamar mandi di kamar kami. "Kau mau kemana?" panggilnya. "Bukan urusanmu." Balasku singkat. Kasar memang, tapi aku sangat lelah dan kesal untuk peduli saat ini.

"Menyebalkan! Padahal aku sudah capek lari-lari kesini!" aku masih bisa mendengar protesan dari namja-yeoja itu. siapa juga yang menyuruhnya berlari kesini? Aish.. melelahkan..

MeanWhile Infinite Cafe..

Author POV

Seorang namja tampak kewalahan mengantarkan berbagai pesanan di Café itu. "Ah! Ne!" teriaknya sedari tadi. Entah kenapa Café hari ini jauh lebih ramai dari biasanya. Itulah sebabnya namja a.k.a Hoya ini kerepotan mengurus pesanan yang ada di Café ini. "Hoya-shi!" panggil seorang namja. Namja bernama Hoya langsung menoleh kearah suara, "Ne?" tanyanya. "Ada tamu yang mencarimu." Jelas namja itu. "Ah.. Arraseo, Gomawo!" balas Hoya.

Hoya langsung meletakkan nampan yang dibawanya. Ia berlari kecil menuju ruang di belakang Café. Tampaklah punggung seorang namja di hadapannya. "Anyeong!" sapa Hoya. Dan, betapa nafas Hoya tercekat begitu melihat namja yang sudah berbalik menatapnya.

"Mr. Jang?" bisik Hoya. "Baguslah anda masih mengingatku, Hoya-shi." Balas namja yang telah berkepala empat itu. Hoya menundukkan kepalanya. Kenapa ada di sini? A-apa terjadi sesuatu pada Dongwoo? Batin Hoya khawatir.

"Ada yang ingin kubicarakan dengan anda, Hoya-shi. Duduklah." Perintah . Dengan ragu, Hoya berjalan pelan dan duduk di hadapan . "A-ada apa?" Tanya Hoya pelan. tidak menjawab dan tetap menatap Hoya tajam. Membuat Hoya kembali menundukkan kepalanya. Ia tidak berani melihat kearah . Se-sebenarnya ada apa? Batin Hoya.

"Apa kau melanggar janjimu?" Tanya . Hoya langsung mendonggakkan kepalanya sambil menggeleng. "A-ani!" jawabnya langsung. menatap Hoya tidak percaya sebelum berkata, "Lantas kenapa Dongwoo kembali dalam keadaan depresi? Aku tahu kalian masih saling bertemu, bukan?" Hoya mengangguk pelan. "Ta-tapi, aku sudah tidak pernah bertemu dengan Dongwoo hanya berdua, . percayalah padaku!" jelas Hoya.

"Kalau begitu, jelaskan apa yang terjadi pada Dongwoo!" bentak . Hoya terlonjak pelan di kursinya mendengar bentakan . "Na-nado molla." Jawab Hoya jujur. Dia memang benar-benar tidak tahu apa yang terjadi dengan Dongwoo. Dia sudah berusaha untuk menghindari Dongwoo seperti yang diminta , dan ia kira Dongwoo sudah terbiasa dengan itu. Sebenarnya ada apa dengan dia? A-apa karena kemarin!? Apa dia mulai curiga!? Pikir Hoya panik.

kembali menatap Hoya dengan pandangan tidak percaya. "Kau mengatakan yang sebenarnya?" Tanya . Hoya mengangguk mantap. tidak boleh tahu kejadian kemarin. "Aku akan percaya padamu jika kau menghadiri acara ini." Jelas sambil menyerahkan secarik kertas. "Undangan?" gumam Hoya pelan. "Datanglah sesuai dengan waktu dan tempat yang tertera. Jika kau datang mungkin aku bisa mempercayai ucapanmu." Jelas . "Arraseo." Ujar Hoya menyanggupi. Apa sulitnya datang ke acara ini? Tapi, kenapa perasaanku tidak enak seperti ini ya? Batin Hoya.

Sunggyu POV

"Kau sudah selesai?" Tanya Woohyun begitu aku kembali ke mobilnya. "Kalau belum kenapa aku ke sini?" tanyaku sinis. "Aish.. kenapa kau itu galak sekali?"protesnya. "Nyalakan saja mobilnya!" perintahku.

"Aku ini anak pemilik Café tempat kau bekerja! Kenapa kau berani-beraninya memerintahku!" balasnya. Ah, aku sampai lupa kalau dia itu masih termasuk bos ku. "Ok. Woohyun-ssi bisakah kau tolong nyalakan mobil ini sekarang? Aku ingin pulang." Dia tertawa kecil mendengar pernyataanku. Dia fikir aku ikhlas bicara seperti itu!?

"Arraseo. Arraseo." Sahutnya. Aku hanya mengangguk dan mengalihkan pandanganku keluar mobil. Aku sedikit kecewa dengan keputusan Sungjong untuk tinggal di dorm. Tapi, semua yang dikatakan Sungjong juga ada benarnya. Hanya saja, itu berarti aku akan tinggal di rumah sendirian, bukan? Tinggal berdua dengan Sungjong saja, kadang aku masih merasa sepi dan merindukkan eomma dan appa. Bagaimana kalau aku tinggal sendirian.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Woohyun tiba-tiba. "Ani. Tidak ada." Jawabku bohong. Tidak mungkin 'kan aku jujur pada namja ini? dia itu penuh dengan kebohongan. Cih, aku yakin kalau saja dia tidak membutuhkan suaraku sebegai penyanyi café nya dia tidak akan mau mengantarku ke Seoul seperti ini,'kan?

"Kau sangat tidak pandai berbohong, kau tahu?" sahutnya. "Apapun yang aku pikirkan juga bukan urusanmu, Woohyun-ssi." Lanjutku. "Benar juga." angguknya setuju. Pabbo. "Kau sudah memikirkan tawaranku?" tanyanya.

Aku menatapnya aneh. "Yah! Baru 1 hari kau memberiku waktu berpikir dan sekarang kau sudah kembali bertanya?" jawabku tidak percaya. "Ah~ aku lupa." Jawabnya. "Tapi, 1 hari sudah cukup bukan?" tanyanya.

"Ani. Tidak cukup." Jawabku. "Jangan membual padaku." Aku menatapnya bingung. "Siapa yang membual?" bingungku. "Kau. Kau pikir aku akan diam saja dan memberikanmu waktu untuk berpikir terus menerus dan tetap membiarkanmu bekerja di Café ayahku? Aku tidak bodoh. Kau jawab aku saat kita sampai di rumahmu atau kau tidak perlu bekerja di Café itu lagi. Dan, sekedar informasi aku bisa membuatmu tidak memiliki pekerjaan~" goda nya. Biarpun begitu aku tahu dia serius dengan ucapannya. Aku benci namja ini.

Sunggyu 's House

Aku baru saja akan keluar dari mobil Woohyun, saat tangan namja itu menghalanginya. "Apa?" Tanya aku pura-pura tidak tahu. "Keputusanmu?" tanyanya. "A-aku.." aku harus jawab apa!? Aku tidak bisa kehilangan pekerjaan. Tapi, aku juga tidak percaya pada namja ini!

Aku menatap Woohyun dengan puppy eyes ku. "Mianhae, bisakah kau memberikanku waktu lagi? 1 minggu saja? Jeball~" mohonku. Aish, ini benar-benar memalukan. Tapi, hanya ini yang bisa kulakukan. Banyak yang harus kupikirkan. Woohyun terdiam menatapku. "Hm.. Ba-baiklah." Jawabnya. Dan, ap-apa itu, wajahnya memerah!?

Woohyun POV

Ap-apa-apaan wajah Sunggyu itu? tak kusangka namja galak itu bisa membuat wajah seperti itu!?

Sa-sangat manis! Eh.. A-apa yang kupikirkan!? Tidak. Aku tidak mungkin tertarik pada namja galak seperti dia 'kan!? Yup. Tidak mungkin aku hanya tertarik dengan suaranya. Ya, hanya itu! tapi.. kenapa aku ragu?

To Be Continue

Author 's Note

My Opposite Update! ^^

Makasih banyak bagi reader yang masih mo baca dan nunggu update-an ff ini _ ( Kalau ada~ )

Jeongmalll Gomawooo juga bagi yang ud baca dan review di chapter sebelumnya! #hug #kisses #bow

I Really Really appreciated it! Gomawo!

Maaf juga chapter ini jauh lebih pendek dari chapter2 sebelumnya, karena TBC nya nyambung di part ini n author masih mengalami writer block.. T_T

Read and Review? ^^

XOXO