Updated: August 6th, 2016. Chapter ini berisi filler berupa cerita singkat. Saat chapter 6 sungguhan terbit (bulan ini), chapter ini akan diupdate dengan menghapus dan ganti atau mengeditnya saja.

.

.

Soulmate

Disclaimer: Naruto milik Masashi Kishimoto

Kiba x Sakura

.

.

Suara burung berkicauan, langit telah cerah dan angin pagi membelai selambu yang melekat di jendela. Sinar matahari menyentuh wajah Sakura yang masih terpejam. Dan Kiba menikmati pemandangan tersebut, ia tak berhenti menatap sejak pagi masih petang sampai matahari menjelang, kepalanya ia tumpu dengan satu kepalan tangan.

Sakura berkulit putih susu begitu memesona saat tak memakai sehelai benang pun. Bukan berarti Haruno Sakura tak punya pesona saat tubuh molek bak manekinnya dibalut pakaian, hanya saja kadar kecantikan yang dimilikinya meningkat tiga ratus persen saat semuanya terlihat seperti ini—itu penilaian Kiba.

Bulu mata Sakura ternyata panjang dan lentik, Kiba baru menyadarinya, alis gadis itu juga terbentuk sempurna dengan warna merah muda. Nampaknya Kiba mulai setuju omongan tetua yang berkata bahwa ia baru saja menemukan bidadari sebagai mate-nya. Bibir tipisnya cukup berisi untuk dilumat—Kiba menjamin, bibir itu sangat nikmat—dan hidungnya mancung tak berlebihan.

Darah dan dada Kiba sempat berdesir saat melihat jejak kemerahan di leher jenjang Sakura. Oh betapa tubuh sintal Hinata yang sempat menjadi fantasinya selama ini berasa bukan apa-apa dan telah dilupakannya secara total. Kiba bahkan tidak dapat lagi mengingat air matanya sendiri saat menyaksikan bibir Hinata ditawan Naruto.

Sakura mengerang lemah dan merapatkan pelukannya pada Kiba. Perlahan, matanya terbuka menampilkan iris hijau yang mengintip disertai alis merah muda yang mengerut.

"Apa yang kaulakukan, mesum?! Ini masih pagi!"

Kiba terkekeh, kejantanannya memang berdiri tegak begitu saja saat kulit paha Sakura yang super halus menggesek miliknya, belum lagi gumpalan daging lembut milik Sakura yang menghimpit dadanya.

Hidung mancung Kiba terangkat naik, menghirup sesuatu dan menyeringai membuat pipi Sakura merona.

"Oh aroma ini…" aroma bunga Sakura yang manis dan menyegarkan dari tubuh Sakura yang selalu ia hirup di saat-saat tertentu, termasuk saat Sakura menginginkan seks.

Lantas hidung mancung itu menempel di leher Sakura yang memejamkan matanya.

"Aromamu menguat, mesum." Bisik Kiba sebelum menjilat daun telinga Sakura yang mulai memerah.

Sakura berkedip sayu, kulit Kiba yang cokelat sangat menggodanya, apa lagi tubuh bidang yang sangat pas itu. "Milikmu menyentuhku dengan keras, aku wanita biasa yang bisa tergoda."

"Begitukah?" Kiba membuat gerakan tiba-tiba dengan menjadikan Sakura guling dengan sebelah kakinya, sementara kedua lengannya memenjarakan gadis berparas cantik tersebut. "Jadi aku bisa menggodamu, sekarang?"

Sial. Sakura bersumpah, Kiba menggodanya setiap detik hanya dengan mata tajam atau kulit cokelatnya saja. Tapi tak mungkin ia berkata yang sejujurnya.

"Kau mau menyentuhku atau tidak, Inuzuka?" jemari Sakura merayap menyusuri rambut Kiba dan menariknya semakin dekat hingga hidung mereka bersentuhan. Napas keduanya memburu. Mata mereka mengincar bibir satu sama lainnya. "Sebab aku lapar."

Kiba menjilat bibirnya sendiri, "Aku akan membuatmu kenyang."

.

.

"Oh! Serius?" Sakura mengerutkan alis dalam-dalam, tangannya yang dibalut kaus kebesaran Kiba sedang dilipat.

"Aku memang ninja, tapi organ metabolismeku sama dengan manusia." Sahut Kiba yang sedang menggoreng telor mata sapi setelah menggoreng beberapa potong smooked beef. Kiba tak mengenakan atasan, hanya celana panjangnya saja karena kaus cokelat lengan panjangnya dikenakan Sakura.

"Ayolah, jangan ngambek. Kau tunggu di situ akan kuisi perutmu dengan sarapan ini dan janin dariku."

"Jangan bicara macam-macam!" Sakura memutar bola matanya dan beralih dengan menanak nasi. "Kau tak akan kenyang hanya makan telur dan daging."

"Pasanganku memang pintar, pantas saja jidatnya lebar." Kiba pun nyaris tiarap karena centong nasi melayang dari tangan Sakura.