No Other

Disclaimer : karekter EXO, SJ, dan SHINee milik orang tua mereka dan tuhan

Pairing : all pairing EXO, SJ, SHInee

Rate : T

Warning : AU, OOC, Typo, Alur kecepetan, GS, dll.

happy reading

^_NORMAL'S POV_^

SM Art High School

Canteen

"Luhan eonni!" teriak seorang yeoja manis aka Kim Kyung Soo aka D.O di pintu masuk kantin.

"D.O-ah, kemari!" panggil Luhan kepada yeoja yang bernama D.O tersebut. D.O pun berjalan menghampiri Luhan dan duduk di sampingnya.

"Eonni kok sendirian?" tanya D.O.

"Ne. Ya! Kau jangan memanggilku eonni. Itu terdengar seperti aku sudah tua, padahal kita kan seumuran," protes Luhan.

"Lalu aku harus memanggilmu apa? Oppa?" canda D.O. Luhan memukul bahu D.O. D.O merintih kesakitan.

"Nggak segitunya juga kali. Aku terlalu cantik untuk jadi namja," narsis Luhan.

"Nggak usah mukul-mukul juga kali," kata D.O sambil mengerucutkan bibirnya. "By the way, tadi kau belum menjawab pertanyaanku. Kenapa kau sendirian?" D.O mengulangi pertanyaannya.

"Apa kau tidak melihat seseorang di sampingku?" Luhan melirik samping kirinya dengan tersenyum evil.

"Mwo?!" D.O melihat ke samping Luhan dengan tatapan merinding.

"Biasa aja kali. Tadi aku bersama Lay. Sekarang dia sedang memesan makanan," ucap Luhan.

"Oh... Ku kira kau..." D.O menggantungkan ucapannya.

"Hei teman-teman! Eh D.O, kapan kau datang?" tiba-tiba Lay muncul dengan membawa senampan makanan. Lalu ia duduk di samping Luhan.

"5 tahun yang lalu," kata D.O seadanya karena ia masih kesal dengan Luhan. Lalu Lay menatap Luhan dengan pandangan bertanya. Luhan hanya mengangkat bahu.

"D.O-ah, akhir-akhir ini aku sering melihatmu dengan Kai oppa. Apakah kalian pacaran?" tanya Lay polos.

"A... Aniya... kami... hanya... berteman biasa," jawab D.O tergagap karena gugup.

"Ya! Tidak usah salah tingkah juga kali. Aku hanya bertanya," kata Lay. Tiba-tiba wajah D.O menjadi memerah seperti kepiting rebus.

"D.O-ah, apa kau menyukai Kai oppa?" goda Luhan. D.O yang digodapun wajahnya semakin memerah. D.O menunduk malu.

"A... Aniya... Aku sudah menganggap Kai oppa seperti oppaku sendiri," jawab D.O yang semakin salah tingkah.

"Tidak usah berbohong. Kamu tahu kok wajahmu menyimpan sebuah rahasia dan kau tidak bisa membohongi perasaanmu sendiri," kata Lay tiba-tiba bijaksana.

"Cara bicaramu sudah seperti Suho oppa," goda Luhan. Wajah Lay ikut-ikutan memerah.

"Kenapa alurnya berubah seperti ini? Kita kembali ke topik awal," Lay mengalihkan pembicaraan.

"Memangnya topik awalnya apa?" tanya Luhan pura-pura lupa.

"Tentang D.O dan Kai oppa," kata Lay kesal.

"Oh..." Luhan ber-oh ria.

"Ya! Sudahlah, jangan membicarakan aku lagi. Atau aku akan pergi dari sini," emosi D.O memuncak.

"Pergi saja sana! Siapa yang mengajakmu?" canda Luhan tetapi terdengar serius di telingan D.O. tiba-tiba D.O berdiri dari tempat duduknya.

"Ya!Ya!Ya! kenapa kau jadi marah benaran? Si rusa ini hanya bercanda," Lay mendudukkan D.O kembali.

"Mianhae nyonya Kai," Luhan mengedipkan sebelah matanya. Lay menginjak kaki Luhan bermaksud menyuruhnya diam.

"Aku kasihan pada Baekhyun karena mempunyai eonni evil sepertimu," serang D.O.

"Kau masih marah padaku?" tanya Luhan polos.

"Sudahlah diam. Kalian membuatku malu. Banyak orang yang melihat kita," lerai Lay.

"Suruh siapa kau punya malu," kata D.O dan Luhan berbarengan dengan polosnya.

"Ya! Kalian berdua!" marah Lay sambil menjewer telinga D.O dan Luhan.

"Appo!" rengek D.O dan Luhan kesakitan.

"Kalian lebih baik diam," ucap Lay melepaskan jewerannya. D.O dan Luhan hanya mengusap telinga mereka yang memerah.

"Ne," pasrah mereka berdua.

"Hei kalian berdua janganlah murung. Nanti aku traktir ice cream," hibur Lay.

"Emangnya kami anak kecil," ketus Luhan.

"Sudah sudah, lebih baik kita makan," ajak D.O.

"Memangnya apa yang akan kau makan? Kau kan belum memesan makanan," ledek Luhan.

"Ini aku mau memesan," kata D.O sok cool. Kemudian ia beranjak dari duduknya untuk memesan makanan. Lay dan Luhan saling memandang.

"Dia lagi datang bulan kali ya?" Lay beropini. Luhan hanya mengangkat bahu.

Beberapa saat kemudian D.O kembali dengan membawa nampan yang berisi banyak makanan.

"Kau mau makan sebanyak itu?" heran Luhan.

"Iya, emang kenapa? Masalah buat kalian?" sinis D.O.

"Kau benar-benar lagi datang bulan ya?" tanya Lay.

"Apa lagi PMS?" tanya Luhan ikut-ikutan bertanya.

"DIAM!" teriak D.O sampai mengguncang seisi kantin. Lalu ia menyantap makanannya dengan lahap. Lay dan Luhan menatapnya heran.

"Kalau begini Kai oppa akan menjauhimu," kata Lay.

"Sudahlah jangan bahas Kai oppa lagi. Atau kumakan kalian," ancan D.O dengan tatapan horor.

"Oh iya. Kita kan dapat tugas dari lumba-lumba songsaengnim untuk membuat grup band kecil-kecilan. Menurut kalian kita harus bagaimana?"tanya Luhan.

"Bagaimana kalau kita membuat band seperti Super Junior K.R.Y?" usul Lay.

"Bagus juga. Aku setuju," timpal D.O.

"Kalian mau membuat grup band seperti appaku? Kalian benar-benar mengakui jika appaku hebat," bangga Luhan.

"Emangnya siapa appamu?" tanya Lay pura-pura tidak tahu.

"Kalian nggak update bangat sih. Punya TV nggak sih di rumah," ucap Luhan kesal.

"Kasih tahu nggak ya," kata D.O semakin memperburuk suasana. Luhan menatap tajam mereka berdua dengan telinga berasap dan tanduk yang hampir muncul dari kepalanya.

"Sepertinya si rusa mengamuk," sindir Lay. D.O tertawa.

"Ha...Ha... sudahlah kalian berdua. Luhan-ah, kami tahu kok kalau Kyuhyun ahjussi adalah appamu," D.O menenangkan rusa yang ngambek. Luhan memasang wajah cemberut.

"Kalau kau seperti itu wajahmu semakin mirip rusa," ejek Lay.

"Sudahlah, lebih baik aku makan juga," kata Luhan.

"Jadi di sini ada dua yeoja lagi PMS," sindir Lay.

"Lay/Lay eonni!" geram Luhan dan D.O berbarengan. Sedangkan Lay memasang tampang tak berdosa.

Mereka bertiga tiba-tiba tertawa. Tanpa mereka sadari ada seorang namja yang memperhatikan mereka sedari tadi.

^_END OF NORMAL'S POV_^

^_KAI'S POV_^

Aku menuju ke kantin untuk membeli makanan. Tiba-tiba mataku menangkap tiga sosok yeoja yang sedang bercengkrama di salah satu meja kantin. Aku memperhatikan salah satu dari mereka yang duduk di tengah. Entah mengapa yeoja itu terlihat sangat menarik di mataku. Tiba-tiba sebuah ide muncul. Aku berjalan menghampiri mereka.

"D.O-ah, apa kau tidak ingin mentraktirku?" kataku pada salah satu yeoja yang kukenal di situ.

"Kai oppa, sejak kapan kau ada di sini? " kata D.O terkejut. Aku hanya tersenyum dan duduk di kursi yang masih kosong.

"Ehem.." salah satu yeoja yang duduk di sebelah yeoja yang menarik perhatianku berdeham.

"D.O-ah, apa kau tidak berniat memperkenalkan teman-temanmu padaku?" tanyaku.

"Oh iya. Perkenalkan ini Luhan dan ini Lay," D.O memperkenalkan teman-temannya.

'Oh ternyata yeoja berambut coklat itu namanya Luhan,' batinku.

"Oppa kenapa kau bengong?" heran D.O menyadarkan lamunanku.

"Ani. Aku hanya... lapar," aku beralasan, yang kupikir alasanku sangat tidak masuk akal. Masa Kkamjong yang tampan, cool, dan populer, serta jago dance ini beralasan lapar hanya demi seorang yeoja yang baru kukenal.

"Sana, pesanlah makanan. Aku yang akan membayarnya," D.O.

"Kurasa aku sudah tidak lapar," kataku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Aku benar-benar seperti orang bodoh sekarang.

"Luhan-ssi, kau jurusan apa?" aku memberanin diri bertanya pada yeoja itu.

"Aku jurusan vokal," jawab yeoja yang bernama Luhan itu.

"Sejurusan dong dengan D.O?" tanyaku lagi.

"Ne, begitulah," kata Luhan.

"Kau tidak bertanya padaku oppa?" tanya yeoja yang bernama Lay yang sedari tadi terasingkan.

"Tidak perlu. Kau pasti sejurusan dengan mereka," kataku sedikit bercanda.

"Kok oppa tahu?" tanya Lay.

"Tuh kan benar. Aku ini tidak pernah salah," aku tersenyum evil.

"Ya! Kkamjong-ah! Kenapa kau dikelilingi yeoja-yeoja?" tiba-tiba Suho sahabatku muncul bagai jin.

"Kenapa? Kau iri?" semburku.

"Suho oppa!" seru Lay.

"Kalian berdua sudah saling kenal?" tanyaku heran pada mereka berdua.

"Bukan hanya sekedar saling kenal. Bahkan mereka sudah pacaran," ujar Luhan. Kulihat wajah Suho dan Lay sama-sama memerah.

"Kenapa kau tidak pernah bercerita mempunyai yeojachingu secantik ini?" tanyaku bermaksud memanas-manasi.

"Aniya. Kami tidak berpacaran," sergah Lay dengan wajah memerah.

"Kau tidak mengakui Suho sebagai namjachingumu? Kalau begitu aku ambil saja ya" goda D.O.

"Andwae! Suho oppa hanya milikku!" kata Lay keceplosan. Semua mata tertuju padanya. Lay menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena malu. Suho menatap Lay penuh arti.

"Apa benar yang kau katakan?" tanya Suho seperti berharap.

"Aniya. Makudku... aku ini terlalu sering menonton drama Korea. Makanya ucapanku selalu ngelantur," jelas Lay. Suho terlihat kecewa. Aku menepuk pundaknya.

"Apakah kau yang bernama D.O? Kai sering bercerita tentangmu. Ternyata kau lebih cantik dari dugaanku," ucap Suho. Pipi D.O memerah. Aku ingin memukul Suho saat ini juga. Tapi aku menahannya.

"Sebentar lagi bel masuk berbunyi. Aku pergi dulu ya,"pamit Lay kemudian beranjak meninggalkan kami berempat.

"Aku juga harus pergi. Ada urusan mendadak," tiba-tiba Suho juga pergi.

"D.O-ah.. " panggil Luhan.

"Ne. Ada apa?" tanya D.O.

"Kita besok ke rumah Lay," ucap Luhan.

"Wae?" D.O tambah bingung, begitu pula aku.

"Ingat yang tadi babo! Sudahlah aku balik ke kelas saja," kata Luhan sambil memukul D.O sebelum ia kembali ke kelasnya.

'Wait! Go back to class!' batinku sok inggris.

"Yah Luhan eonni! Jangan tinggalkan aku! Kai oppa, sampai jumpa!" ucap D.O yang akhirnya meninggalkan aku di kantin sendirian.

'Sahabatku pergi dan sekarang pujaan hatiku pergi juga. Kenapa hidupku begitu merana?' batinku sangat lebay. Mungkin ini belum takdir aku dengan si manis itu.

^_END OF KAI'S POV_^

^_NORMAL'S POV_^

CHO MASSION

Luhan's bedroom

"Hah... Capeknya..." kata seorang yeoja berambut coklat aka Luhan sambil merebahkan dirinya ke kasur yang sangat empuk.

"Luhan eonni! Di mana kau?!" teriak seseorang.

"Aku di sini. Masuklah, pintunya tidak dikunci," Luhan balas berteriak.

CKLEKK

"Annyeong eonni! Aku masuk!" ucap orang itu dengan pelan.

"Baekhyun-ah, kenapa kau cari eonni?" tanya sang eonni Luhan.

"Itu... Itu..." ucap orang itu yang ternyata Baekhyun sambil tergagap-gagap seperti Aziz Gagap.

"Ya! Kau pasti mau bicarain si tiang listrik sunbae ya!" goda Luhan melihat Baekhyun yang seperti itu.

"Ya! Eonni! Kenapa kau bisa tahu sih?" tanya Baekhyun dengan wajah memerah. "Lagi pula eonni, si tiang listrik yang mana?" tanya Baekhyun lagi.

"Kalau aku bicara lebih jauh kau akan semakin memerah .." goda Luhan lagi. Benar saja, wajah Baekhyun semakin memerah.

"Aigoo... wajahmu benar-benar memerah seperti tomat. Lagi pula apa sih yang dibuat Chanyeol oppa sampai kau tergila-gila padanya?" heran Luhan.

"Eonni!" seru Baekhyun memerah dan semakin memerah.

"Iya ada apa?" ucap Luhan sok polos.

"Ada kecoak di rambut eonni," tunjuk Baekhyun pada rambut Luhan dengan polosnya.

"Kyaa! Mana kecoaknya?!" teriak Luhan histeris.

"Tidak ada," kata Baekhyun dengan polos sepolos-polosnya tembok.

"Bacon!" teriak Luhan dengan telinga memerah.

"Nde, apa eonni?" tanya Baekhyun dengan wajah tak berdosa.

"LUHAN! BAEKHYUN! KENAPA TERIAK-TERIAK?!" teriak sang eomma yang sedang memasak aka Lee Sungmin eh salah maksudnya Cho Sungmin.

"Tuh kan. Gara-gara eonni eomma jadi marah," Baekhyun menyalahkan Luhan.

"Bukan aku, tapi kau!" balas Luhan dengan sengit.

"Bukan aku, tapi eonni!" tuduh Baekhyun.

"Kau!" tuduh Luhan.

"Eonni!" balas Baekhyun dengan berteriak.

"Kau!"

"Eonni!"

"Kau!"

"Eonni!"

"LUHAN! BAEKHYUN! JANGAN BERISIK!" teriak bunny eomma di bawah.

"Hust... ini salah kita berdua," ucap Luhan dan Baekhyun pelan bahkan tidak terdengar dari luar kamar.

"Jadi kenapa kau cari eonni?" tanya Luhan.

"Eonni kan cantk, baik, rajin menabung, dan suaranya bagus lagi. Bolehkah aku bercerita..." rayu Baekhyun.

"Mwo?" tanya Luhan ketus.

"Ayolah Luhan eonniku please..." mohon Baekhyun dengan puppy eyes yang super imut.

"Ne. Waeyo?" akhirnya Luhan luluh juga dengan puppy eyes andalan Baekhyun.

"Eonni.. tadi aku lihat pertandingan basket loh!" ujar Baekhyun.

"Terus gue harus bilang wow gitu," kata Luhan cuek.

"Tiang listrik oppa sangat tampan," kagum Baekhyun.

"Tiang listrik yang mana? Naga atau phoenix?" tanya Luhan.

"Dua-duanya. Tapi yang paling tampan menurutku sih phoenix oppa," ucap Baekhyun dengan wajah memerah ketika bilang 'phoenix oppa'.

"Apa yang membuatmu tertarik pada phoenix oppa?" tanya Luhan.

"Senyumnya yang begitu menawan eonni. Masa Chanyeol oppa tersenyum bisa seperti itu. uh, gemes banget lho eonni," ucap Baekhyun sambil mengkhayal kejadiannya.

"Kenapa nggak Kris oppa saja yang kau sukai? Dia kan paling tinggi, keren, dan juga kapten basket. Kenapa harus Chanyeol oppa? Dia kan aneh, pengen keren and sok cool. Kenapa dia?" tanya Luhan heran dengan Baekhyun yang harus menyukai Chanyeol.

"Itu karena adik Chanyeol oppa menyukai Kris oppa, dan aku sahabatnya. Jadi, tidak akan mengambil orang yang dia suka. Lagi pula karena sikap anehnya itu yang membuatku jatuh cinta padanya," ucap Baekhyun.

"Emang siapa adik Chanyeol oppa?" tanya Luhan.

"Itu Tao," jawab Baekhyun.

"Tao?" tanya Luhan tidak mengerti.

"Itu loh eonni, yang selalu ikut perlombaan wushu," jelas Baekhyun.

"Yang tinggi, memiliki mata panda, dan agak nyeremin itu?" tanya Luhan lagi.

"Ne. Tapi dia nggak nyeremin. Dia itu manis kok eonni," jelas Baekhyun tidak terima kalau sahabatnya dihina.

"Lalu kenapa kau bisa tahu kalau dia adik Chanyeol oppa?" tanya Luhan.

"Dia bilang padaku sendiri. Awalnya sih aku nggak percaya. Tapi begitu mengingat nama dia aku langsung percaya, dan juga waktu aku main ke rumahnya ada foto Chnayeol oppa, dia, Heechul ahjuma, Hanykyung ahjussi. Jadi, ya begitulah," jawab Baekhyun.

"Jadi kau sudah tahu siapa yang jadi mertuamu nanti," goda Luhan.

"Luhan eonni!" tegur Baekhyun setengah berteriak.

"Wajahmu memerah Baekki..." kata Luhan tidak tahan menggoda dongsaengnya itu.

"Eonni, kudoakan kau mempunyai orang yang kau suka biar tahu rasanya jika kau berada di posisiku!" ucap Baekhyun mengutuk Luhan.

"Tidak mungkin zebra..." sangkal Luhan.

"Zebra?" bingung Baekhyun.

"Panggilan sayang dariku selain Baekki untukmu," jelas Luhan.

"Zebra... Mwo? Zebra?" ucap Baekhyun tak terima.

"Sudahlah, ayo kita turun. Eomma sudah menyiapkan makan siang," ajak Luhan.

"Emangnya kapan eomma panggil kita?" tanya Baekhyun bingung karena ia tidak dengar suara manis eommanya.

"Tadi, kau mungkin tidak dengar," jawab Luhan dengan polos.

'Emangnya eonni kedengaran? Apa akunya aja yang nggak dengar," batin Baekhyun bingung.

"Ayo turun Baekhyun!" ajak Luhan lagi.

"Ne," Baekhyun menurut.

Keeseokan harinya...

Lee Massion

Depan pagar

Ting Tong Ting Tong~

"Uh lamanya..." keluh seorang yeoja manis yang menunggu di depan pagar kediaman Lee beberapa saat yang lalu.

"Ne, Luhan eonni. Lay eonni benar-benar lama," ucap seseorang yang berdiri di sebelah yeoja manis itu yang bernama D.O.

"Jangan panggil aku eonni!" kesal yeoja manis yang dipanggil Luhan oleh D.O karena dibilang dengan kata keramat baginya.

"Ne.. Ne.. Ne.." ucap D.O malas.

Ting Tong Ting Tong~

"Kalau Lay sampai nggak buka ni pagar, gue godain dia terus-terusan di sekolah besok," kata Luhan sesudah memencet bel ke-5 kalinya, dan jangan lupa evil smirk-nya yang diturunkan dari appanya.

'Luhan eonni aku benar-benar menyeramkan,' batin D.O merana.

CKLEKK

"Mian!" kata seorang yeoja yang sedari tadi ditunggu oleh Luhan dan D.O yang akhirnya muncul.

"Mian... Mian... Mian... Emangnya aku mian mian," kesal Luhan.

"Lay eonni, bukain nih pagar cepat, kami capek berdiri di luar terus," kata D.O.

"Ne, tunggu sebentar," ucap Lay sambil membuka pagar.

"Kenapa kau lama sih?" tanya Luhan.

"Itu aku baru saja bangun," jawab Lay sambil menutup mulutnya yang menguap.

"Nggak seperti biasanya eonni kan bangunnya pasti yang paling pagi," ucap Baekhyun setengah tidak percaya dengan apa yang dikatakan Lay.

"Itu kalau ada eomma di rumah," kesal Lay karena masih ngantuk.

"Lebih baik bicaranya di dalam saja," ucap Luhan kesal karena berdiri terus.

"Ne, ayo masuk," ajak Lay sambil membuka pintu rumahnya. "Duduklah..." Lay mempersilahkan.

"Lay, bolehkah aku ke dapurmu?" tanya Luhan yang belum duduk.

"Untuk apa?" tanya Lay.

"Minum," jawab Luhan singkat.

"Aku saja yang ambil," sungkan Lay. Masa tamu sendiri yang ambil minum bukan pemilik rumahnya.

"Tidak usah. Sepertinya D.O ingin bicara denganmu," kata Luhan yang langsung saja menuju ke dapur rumahnya Lay.

"Eonni..." ucap D.O.

"Ne, waeyo?" tanya Lay.

"Eunhyuk ahjuma dan Donghae ahjussi ada di mana?" tanya D.O.

"Itu eomma sama appa lagi bulan madu lagi ke Jepang," jawab Lay dengan malas.

"Oh..." ucap D.O.

Dapur

"Ah... minum apa ya?" Kata Luhan sambil mengutak-atik kulkas seperti komputernya sendiri.

"Susu, kopi, bubble tea, coklat dingin, lemon tea, soda.. apa ya?" bingung Luhan memandangi kulkas.

"Aha! Bubble tea campur susu... em... enak nggak ya?" Luhan membayangkan.

"Pasti enak," ucap Luhan yakin. Lagsung saja ia mengambil gelas yang masih kosong dan menyampurkannya. Tepat saat bibir gelas telah menyentuh bibirnya, tiba-tiba...

"Nuguseyo?!" seru seorang namja yang datang mengagetkan Luhan. Luhan menoleh ke asal suara dan terkejut melihat seorang namja tampan yang berdiri tak jauh dari tempatnya.

PRANNGG...

"Nugu?" seru Luhan saking terkejutnya seperti melihat dewa turun dari planet EXO. Sampai-sampai gelas yang berisi bubble tea susu yang dipegangnya jatuh dan pecah berkeping-keping.

"Luhan! Waeyo? Apa yang terjadi?" teriak Lay menghampiri mereka.

"Oh my God!"

===_TO_BE_CONTINUED_===

OMAKE

SUHO POV

"Andwae! Suho-oppa hanya milikku!" Teriak Lay orang yang diam-diamku cintai selama ini dan tidak ada satupun yang tau tentang ini. Aku menatapnya dengan penuh arti. Apakah ia benar mencintaiku?

'Aigoo... wajahnya...' Batinku ketika melihat wajahnya memerah.

"Apa benar yang kau katakan?" Tanyaku serius. Jika ia mengatakan itu jujur, aku benar-benar sangat senang bukan kepalang.

"Aniya... maksudku... aku ini terlalu sering menonton drama korea. Makanya ucapanku selalu ngelantur." Jawabnya.

DEG

'Begitu ya...' Batinku kecewa. Aku hanya tersenyum kecut. Kai sahabatku menepuk pundakku. Sepertinya ia tau kalau aku suka Lay sekarang.

"Apakah kau yang bernama D.O? Kai sering bercerita tentangmu. Ternyata kau lebih cantik dari dugaanku." Ucapku untuk menghilangkan rasa kecewaku. Kulihat wajah D.O memerah dan sahabatku sepertinya ingin memukulku.

"Sebentar lagi bel masuk berbunyi. Aku pergi dulu ya." Ucap Lay pergi meninggalkan kami.

'Bukankah itu air mata?' Benakku melihat tetesan air mata yang sedikit tak terlihat di pipi Lay sebelum ia pergi jauh.

"Aku juga harus pergi. Ada urusan mendadak." Kataku sambil beranjak pergi menyusul Lay. Aku begitu khawatir dengannya.

"Lay berhenti!" Teriakku saat telah cukup jauh dari kantin supaya Kai dan dua yeoja itu tak mendengarku berteriak. Lay mendengar itu bukannya berhenti malah lari dariku. Aku mengejarnya.

"Lay kubilang berhenti!" Kataku sambil menarik tangannya. Ia berhenti tapi, bukannya berhenti total malah ia berusaha melepaskan diri dariku. Kulihat matanya sudah banyak air mata yang ia keluarkan.

"Lepaskan hiks... aku... hiks..." Ucapnya sambil menangis.

'Tidak jangan menangis kumohon.' Batinku miris melihat orang yang ku cintai menangis.

"Lepaskan aku sunbae..." katanya sinis. Walaupun begitu, masih saja ada air mata yang menggenak di pelupuk matanya.

"Tidak akan sampai kau menjelaskan kenapa kau pergi tiba-tiba, menangis, dan lari dariku." Ucapku memaksanya.

"Lepaskan aku..." Ucapnya lagi tapi kali ini ia meronta-ronta lebih keras.

"Kubilang hentikan!" Teriakku tak sadar dan karena itu pula Lay berhenti.

"Wae...Waeyo...Waeyo oppa?! Kenapa kau mengejarku oppa?! Kenapa kau tidak di sana saja?! Wae?!" Teriak Lay.

"Hiks... hiks... Waeyo oppa?!" Ucapnya lagi sambil menangis.

'Tidak, cukup sudah kau menangis kumohon...' Batinku. Saat ini aku benar-benar tak bisa bicara apa-apa. Mulutku tak bisa mengeluarkan satu katapun.

"Wae oppa?!" Teriaknya dengan mata berair.

"Ku bilang kau diam! Jawab pertanyaaaku tadi!" Bentakku. Alright sekarang aku membuatnya semakin takut.

"Kenapa?! Kenapa aku pergi, menangis, dan lari darimu oppa? Karena aku menyukaimu. Ani, mencintaimu oppa! Puas... puas kau oppa! Hiks... hiks... hiks..." Ucapnya.

'Lay... dia benar-benar mencintaiku...' Batinku dan tanpa sadar aku memeluknya.

"Nado saranghae... Nado Lee Yi Xing... Nado saranghae My Little Rabbit." Kataku sambil memeluknya dengan erat.

"Oppa... Saranghae..." Ucapnya sambil menangis di pelukanku.

'Ini benar hari yang tidak pernah kuduga.' Batinku.

SUHO END POV

NORMAL POV

Tanpa mereka sadari dua orang yeoja melihat semua kejadian.

"Khu...khu...khu... kita kerjain mereka besok khu...khu..." Ucap yeoja yang mirip rusa.

"Luhan eonni hiks... mereka so sweet banget... hiks ngak kuat..." kata yeoja yang mirip seperrti kucing.

"Hutss...D.O kau mengganggu sekali!"

Omake 1 end

TBC

annyeong...
mian kalau tidak memuaskan dan alurnya kecepatan... karena FF pertama jadi maaf kalau ada bahasa yang salah juga...
mungkin ada yang sudah baca di wordpressnya seseorang. FF ini dibuat oleh aku dan pemilik wordpress yang kukatakan. Pemilik wordpress - N - bukan seorang fujoshi sepertiku. Tapi gara-gara aku N menjadi fujoshi walau tak seakut aku. Sekali lagi mian kalau tak memuaskan.

Tolong review ya... Saran atau apapun di terima...

Gomawo