~ I'm Sorry, I Love You~
...The Sekuel...
Cast : Homin (Yunho x Changmin)
Eric, Boa, Soon Hee, Siwon, Sooyoung, Donghae, Taemin, Chibi!Minho
Warn : Yaoi, Typos
.
.
.
" Max Changmin, come with me!" U-know mengajak Changmin pergi setelah kuliah Manajemen statistik yang diajarkannya sudah selesai.
Changmin pun akhirnya berjalan mengekor di balik punggung kekar sang asisten dosen yang mirip sekali dengan Yunho –paman sekaligus kekasih hatinya–. Changmin tahu, pasti sang asisten dosen akan memarahinya karena berbicara kurang ajar saat di kelas tadi. Untung saja, U-know dengan cepat segera memulai kuliahnya dan berusaha sebisa mungkin menahan emosinya selama di kelas. Sungguh, selama perkuliahan berlangsung, pikiran U-know sebenarnya sudah terbagi dengan memikirkan pernyataan Changmin.
Changmin hanya bisa berjalan tertunduk menghadap kaki - kaki jenjangnya yang membawanya hingga perlahan menapaki rerumputan halus.
' Eh? rumput?'tanya Changmin dalam hati
Changmin baru tersadar dari lamunan kosongnya saat alas sepatunya bergesekan langsung dengan rumput di bawahnya. Rupanya U-know membawanya ke salah satu taman di kampus itu.
" Have you ever met me before?" tanya U-know yang kini sudah berhadapan dengan Changmin yang memandangnya dengan tatapan tak percaya.
Changmin benar - benar tak habis pikir bagaimana mungkin ada orang yang 100% mirip dengan Yunho-nya. Bahkan tahi lalat di atas bibir Yunho juga tersemat di atas bibir sang asisten dosen tersebut.
" Don't you remember me?" tanya Changmin balik sambil menatap U-know dengan penuh harap. Berharap bahwa orang yang ada di hadapannya saat ini memang kekasihnya, ayah dari anaknya.
Nyuuut-
Tiba - tiba saja kepala U-know berdenyut dengan keras. Membuatnya terpaksa limbung sambil memegangi kepalanya yang mendadak sakit sekali.
" Are you okay?" tanya Changmin panik sambil memegang kedua sisi bahu U-know sekaligus berusaha menopangnya agar U-know tidak terjatuh.
" H-hurts..." gumam U-know lirih sambil meringis menahan rasa sakit di kepalanya.
Tanpa sadar, U-know merengkuh tubuh Changmin dan menenggelamkan wajahnya di bahu Changmin.
Deg deg deg!
Degup jantung Changmin serasa tak menentu saat merasakan hangatnya tubuh U-know dalam dekapannya.
" Shh.. I-it's o-okay.. It will get better..." Dengan gugup Changmin membelai lembut punggung U-know dengan jemari - jemari lentiknya.
" M-minh..." gumam U-know masih dengan mata terpejam menahan sakit di kepalanya.
Semua terasa berputar - putar di otaknya.
Sebagian logikanya terus berputar pada kediaman Mr. Eric yang selama ini ia tinggali. Bagaimana Eric bersikap baik padanya layaknya seorang kakak terhadap adiknya. Namun sebagian logikanya menangkap sesuatu yang aneh. Karena ada skip time yang tidak bisa ia ingat. Eric hanya memberikannya perawatan rutin yang ia sendiri tidak mengerti untuk apa. Eric hanya bilang bahwa 'semua butuh proses'
U-know yang kini mulai tersadar karena rasa sakit di kepalanya mulai pulih, baru menyadari bahwa tubuh Changmin membeku. Bahkan tangannya berhenti bergerak di punggungnya.
" Min-nie.."
Deg!
Mata Changmin membulat penuh dengan kilasan cairan bening menyelimutinya.
U-know sendiri tak tahu apa sebabnya ia memanggil mahasiswanya seperti itu.
U-know hanya bisa melepaskan pelukan mereka dan memandang ke dalam keteduhan mata Changmin yang sekali lagi mengalirkan air matanya menatap U-know.
" Shh.. Don't cry again.. " U-know kini sudah sepenuhnya melepaskan logikanya dan hanya mengikuti naluri hatinya untuk menggerakkan kedua ibu jarinya dan menghapus jejak air mata di pipi Changmin.
" Y- yun..."
Deg!
Kini giliran degupan jantung U-know yang menderu kencang.
Sakit!
U-know merasakan sakit yang sangat mendalam saat mendengar panggilan Changmin. Namun kali ini bukan kepalanya yang sakit. Tapi hatinya.
Bahkan tubuhnya hanya bisa menegang kaku dengan kedua tangannya yang masih setia di wajah Changmin.
" Yunho.." panggil Changmin sekali lagi.
'Sakit! Sakit sekali!'
Sesak benar - benar menghimpit hatinya saat sekali lagi Changmin menyebutkan nama itu. U-know hanya mampu menatap intens kedua bola mata indah di hadapannya.
Seolah terhipnotis, Yunho mulai mendekatkan wajahnya.
Mendekat.
Dan semakin mendekat.
Hingga ia merasakan sesuatu yang lembut di bibirnya.
Lembut dan manis.
Seperti candu yang selama ini ia cari.
Kedua tangannya yang masih memegang wajah Changmin bahkan ikut andil untuk menahan wajah manis tersebut.
" Mmmhh.." Changmin hanya bisa menikmati gerakan lembut bibir yang saat ini memagutnya mesra.
" I-i'm sorry!" Tiba - tiba saja U-know melepaskan tautan bibirnya dan berdiri menjauh dari Changmin.
Logikanya kembali berjalan sebagaimana mestinya.
Seolah meneriakinya bahwa ia tak pantas melakukan hal itu. Ia tak boleh melakukan hal itu.
'Minnie masih kecil!'
Kalimat itu terus terngiang di kepalanya. Entah berasal dari mana kalimat itu.
Dan ia sendiri tak tahu siapa 'Minnie' yang selama ini menghantui pikirannya bahkan saat ia tertidur.
U-know hanya bisa memundurkan langkahnya menjauhi Changmin.
Ia menggelengkan kepalanya berkali - kali, menatap tak percaya pada mata bulat Changmin yang kembali menitikan air mata.
" Yun.. Aku mohon.. Jangan pergi.. " Tubuh Changmin bergetar hebat. Bahkan suaranya ikut gemetar mengucapkan kalimat lirih itu.
Sakit! Sesak!
Lagi - lagi U-know merasakan itu di hatinya.
Namun ia tak berhenti melangkah.
Ia tetap ingin pergi dari tempat itu.
Berharap mahasiswa anehnya itu bisa berhenti menangis jika tidak melihatnya.
Ia pun dengan cepat membalikkan badannya dan pergi dari tempat itu.
" Yunho!" Changmin yang kini benar - benar rapuh sudah tak kuat lagi menahan beban tubuhnya.
Ia jatuh terduduk di atas rerumputan yang menjadi saksi bisu. Tangannya hanya mampu menopang sebagian tubuhnya.
Lagi - lagi wajahnya tertunduk menghadap rerumputan. Dengan air mata yang tak mau berhenti mengalir di wajahnya.
" Y-Yunho... hiks.. hiks.. Jangan..hiks.. tinggalkan aku lagi.. hiks.. hiks.." gumam Changmin dengan lirih dan sangat menyayat hati.
Cukup lama Changmin tak bergeming di tempatnya.
Hanya bisa menangis tersedu mengingat kejadian yang baru saja di alaminya.
" Minnie?! Astaga Minnie sedang apa kau di sini!" pekik Siwon saat mendapati adik sepupunya tersungkur di atas rumput.
" Aku mencarimu kemana-mana! Bahkan kelasmu sudah selesai sejam yang lalu! Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Siwon yang kini mulai panik sekaligus khawatir saat tak ada respon apapun dari Changmin.
" Y-yun..hiks..Yunho.."=0D=0AChangmin masih menunduk dengan tangannya yang menggenggam rumput yang setia menemaninya.
'Astaga.. Ternyata benar apa yang Donghae.. Changmin belum sepenuhnya pulih. Ia masih saja terpuruk mengingat Yunho..'batin Siwon dalam hati
Siwon hanya bisa memandang Changmin dengan iba.
Sebelum akhirnya ia meraih tubuh Changmin yang lemah dan rapuh dalam gendongannya.
Siwon membawa Changmin dengan tergesa ke mobilnya. Ia akan segera membawa Changmin ke rumah sakit jiwa terdekat untuk memeriksakan keadaan Changmin. Ia tak ingin adiknya mengalami depresi yang lebih parah seperti sebelumnya.
" Yunho.." gumam Changmin saat ia berhasil menghentikan tangisnya.
" Minnie.. Aku mengerti perasaanmu.. Tapi saat ini aku sangat mengkhawatirkanmu.. Aku yakin, kalau Donghae ada di sini, ia pasti sama khawatirnya denganku.. Jadi lebih baik sekarang kita ke rumah sakit, ne?" bujuk Siwon sambil menggenggam erat tangan kiri Changmin.
" Tidak, hyung! Aku tidak butuh dokter! Aku hanya butuh Yunho!" kini giliran tangan kanan Changmin yang menggenggam erat pergelangan tangan Siwon.
" Minnie.. Tapi kau harus bisa menerima kepergian Yunho.."
" Tidak hyung! Yunho belum mati! Ia ada di sini! Ia di kampus ini!"
Changmin memberikan tatapan memohonnya pada Siwon. Berharap Siwon percaya akan apa yang dikatakannya.
" Hhhh.. Baiklah.." Siwon menghela nafasnya berusaha bersabar menghadapi adik kecilnya ini "..kalau Yunho memang ada di sini, lalu dimana dia sekarang?" tantang Siwon yang dibalas dengan tatapan antusias Changmin.
Syukurlah Siwon mau berbaik hati memberikan Changmin sedikit harapan.
" Ayo ikut aku! Akan kutunjukkan dimana Yunho berada!" ucap Changmin dengan mantap.
Sementara Siwon hanya menatap heran pada adiknya. Ia benar - benar tak mengerti kenapa adik sepupunya bisa sepercaya diri itu ingin menunjukkan eksistensi Yunho yang ia ketahui sudah meninggal 3 tahun yang lalu.
Dengan langkah ragu,Siwon akhirnya mengikuti setiap langkah kaki Changmin yang membawanya menuju ruang dosen. Dengan langkah yang pasti, Changmin melangkah menuju ruang Mr. Andy, dosennya untuk mata kuliah manajemen statistik. U-know yang menjadi sang asisten dosen mata kuliah itu pasti ada di ruangan tersebut.
Tok tok tok..
" Come in.." terdengar suara yang Siwon kenal dari dalam ruang tersebut.
Changmin hanya tersenyum sekilas melihat perubahan ekspresi Siwon dengan rahang yang mengeras. Changmin yakin sekali, Siwon pasti masih mengenali suara Yunho.
Cklek
Changmin membuka pintu dengan perlahan dan terlihatlah pemandangan U-know yang kini sedang duduk, menatapnya penuh keterkejutan melihat kedatangan Changmin.
" What do you want?" U-know bangkit dari duduknya dan menatap tak percaya pada Changmin.
Ia tak habis pikir kenapa mahasiswa anehnya ini selalu mengganggunya bahkan di hari pertamanya kuliah. Baik itu mengganggu secara langsung, maupun di pikirannya.
Berbeda dengan Changmin yang kini tersenyum tipis, di belakangnya berdiri, Siwon malah mengatupkan rahangnya rapat - rapat. Matanya terbelalak kaget. Dan cuping hidungnya kembang kempis dengan nafas yang memburu.
" Yunho?" Siwon akhirnya berhasil membuka mulutnya.
" Why did you call me that? And, Who are you?!" tanya U-know semakin tak mengerti dengan situasi yang janggal ini.
" Aku yakin kau bisa mengerti bahasa kami.. Dan aku yakin kalau kau adalah Yunho.. Pamanku.. Kekasihku.. Dan ayah dari anakku.." ucap Changmin dengan tegas.
Entah kekuatan dari mana yang membuatnya mampu bertahan. Walaupun sebelumnya tubuhnya sudah benar - benar lemas tak berdaya.
Mungkinkah... karena ada Yunho di dekatnya..
Walaupun U-know terkejut, tapi ia bisa mengerti apa yang dikatakan Changmin sepenuhnya.
'Sebetulnya apa yang terjadi? Dan siapa orang-orang di hadapanku ini? Kenapa rasanya aku pernah melihat mereka sebelumnya? Dan bahasa mereka? Kenapa aku bisa mengerti bahasa mereka?'
U-know mengerutkan dahinya sambil tertunduk. Kedua alisnya saling bertaut kala berfikir dengan keras.
" Bisakah kau ikut dengan kami?" ajak Siwon pada U-know.
.
.
.
" It makes me crazy!" umpat U-know setibanya di rumah.
Eric yang mendengar erangan frustasi adiknya segera menghampiri kamar U-know.
" Are you okay?" tanya Eric khawatir
" I'm not okay! I don't even know what happen to me!" erang U-know frustasi sambil mengacak - acak rambutnya secara kasar.
" Whats up? Can you tell me whats going on?" Eric membawa U-know duduk di sofa.
" Who am I?" tanya U-know to the point pada Eric.
Tatapan mata U-know yang begitu tajam menuntut jawaban dari Eric. Membuat Eric tak punya pilihan selain memberikan kejujuran padanya.
Dengan perlahan, Eric mulai menjelaskan pertemuannya dengan U-know.
3 tahun lalu saat ia tengah berlibur di salah satu pulau pribadinya, tiba - tiba saja ia menemukan seseorang terkapar di pinggir pantai dengan banyak luka di tubuhnya. Tubuhnya bahkan nyaris hangus terbakar.
Dengan sigap, akhirnya Eric membawanya pergi kembali ke New Haven. Di kota itulah Yunho mendapat perawatan khusus.
Sebagai seorang CEO terkemuka, Eric dengan mudahnya memindahkan segala perawatan medis Yunho ke rumah pribadinya.
Setelah satu bulan dalam keadaan kritis, akhirnya Yunho siuman dan mendapati dirinya hilang ingatan. Sejak saat itulah Eric memberinya nama U-know, karena memang tak ada satu pun identitas saat ia menemukan Yunho.
Dengan relasi yang cukup luas, akhirnya Eric berhasil menjadikan adik angkatnya itu sebagai seorang asisten dosen di sebuah universitas terbaik di kota itu bahkan salah satu universitas terbaik di Amerika.
Namun setelah 2 tahun lebih menjalani aktivitasnya itu, baru kali ini Yunho mempermasalahkan jati dirinya pada Eric.
Tentu saja hal ini dikarenakan murid baru yang bernama Max Changmin atau dengan nama Korea, Jung Changmin.
Changmin dan Siwon baru saja mengajak Yunho menuju rumah Siwon. Di sana, ia bertemu dengan Sooyoung yang hampir pingsan melihat kehadirannya di rumah itu.
Dan di rumah itu pula, semua terjelaskan dengan rumit.
Mulai dari namanya, keluarganya, hingga kekasih dan juga anaknya.
Benar - benar membuat Yunho gila dan frustasi.
Ia bahkan tak ingat siapa dirinya! Tapi tiba - tiba saja ada anak berumur 2 tahun yang memanggilnya Appa!
" Now, you know who you are.. I will always be by your side.. You still my brother, no matter what.." Eric menepuk - nepuk bahu Yunho. Berusaha memberikan dukungan terbaiknya pada orang yang sudah dianggap sebagai adiknya itu.
" Thanks.. Thank you so much.. But I need more time to think about it.. "
Eric pun akhirnya meninggalkan Yunho. Memberikan waktu baginya untuk memikirkan semua ini.
Sebagai seorang pengusaha, Eric memang memiliki segalanya. Tapi satu hal yang tak ia miliki. Keluarga.
Ia hanya anak tunggal. Dan orang tuanya sudah meninggal sejak lama. Eric pernah menikah satu kali. Tapi kemudian ia ditinggal pergi istrinya karena Eric mandul dan tak bisa memberikan keturunan. Oleh sebab itu, di usianya yang ke-49 ini, Eric hidup sendiri.
.
.
" I got my decision.. " Yunho membuka pembicaraan saat sedang sarapan bersama Eric.
Dengan sedikit ragu dan perlahan, akhirnya Yunho menjelaskan bahwa ia akan kembali pada keluarganya dengan satu syarat. Satu syarat yang harus dipenuhi oleh Eric yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri.
" I want you marry my sister! Her name is Soon Hee.."
Ya, mungkin Yunho sudah gila karena menerima begitu banyak serangan memori yang belum sepenuhnya ia ingat. Tapi entah karena alasan apa, ia ingin Eric menikahi kakak iparnya, mantan istri Kangin. Ia begitu menginginkan Eric benar - benar menjadi bagian keluarganya.
Ia tahu, bahwa Soon Hee pasti membutuhkan seseorang untuk mengisi kekosongannya setelah meninggalnya Kangin. Dan Yunho meminta Eric untuk terus berusaha menikahi Soon Hee walaupun ia tahu bahwa kakak iparnya itu tidak akan mudah melupakan Kangin begitu saja.
" Okay, I will agree your decision.. But with one condition!"
Kali ini giliran Eric yang memberikan syarat untuk Yunho
" What is it?"
" You should marry with Changmin! Tomorrow! In my private island!"
" WHATT? Are you crazy?!" Yunho terkejut sekali dengan ucapan yang disampaikan Eric.
Mungkin bagi Eric memang tidak sulit untuk mempersiapkan sebuah pesta pernikahan untuk esok hari. Tapi Yunho masih belum yakin bahwa Changmin akan dengan segera menerima pernikahan ini.
" You're the one who crazy! How dare you leave him with your own child!"
" But it's too fast!" kilah Yunho pada Eric.
" I can't accept any refuse.." ucap Eric dengan santai sambil membuka lebar koran di hadapannya.
" Hhhhh..." Yunho pun tak punya pilihan lain selain menemui Changmin hari itu juga.
" Wait!" cegah Eric saat Yunho berusaha bangkit dari duduknya. Yunho hanya menatapnya bingung.
" Don't tell him about this! Just tell your family.."
" What?" Yunho semakin tak mengerti maksud Eric. Bagaimana mungkin ia tidak memberitahu Changmin rencana pernikahan ini?
" Oh Come On! Don't be stupid! Make it as a surprise for him!"
'Rencana childish macam apa itu? Hahhh tapi biarlah..'
.
.
.
Seluruh keluarga besar dan kerabat terdekat keluarga Jung kini tengah berkumpul di Mun Island. Sebuah pulau pribadi milik Eric yang letaknya di sebelah tenggara Miami.
Eric merencanakan pernikahan Yunho pada malam hari dengan rangkaian hiasan kembang api dan pesta dansa dengan tema 'Dancing under the Moonlight'. Entah dapat inspirasi dari mana sang duda kaya nan kesepian itu.
" Boa noona, Soon Hee noona, perkenalkan.. Ini Eric.. Dia yang selama 3 tahun belakangan ini merawat dan memberikanku tumpangan hidup.." Yunho memperkenalkan Eric pada kedua noona-nya.
" Anyeonghaseyo.. Eric Mun imnida.." Eric membungkukkan tubuhnya dengan hormat.
" What?!" Yunho hanya bisa terperanjat di tempatnya berdiri mendengar perkenalan diri Eric dengan bahasa Korea yang fasih.
" Wae?" tanya Eric dengan wajah yang sok polos
" Yak! Jadi selama ini kau bisa bahasa korea?!" tanya Yunho tak percaya
" Tentu saja! Orang tuaku orang Korea.. Margaku Mun.. Karenanya namaku Eric Mun.. Atau biar lebih jelas, nama koreaku, Mun Jung Hyuk.." Eric memberikan cengiran khasnya dengan lebar, berhasil menggoda sang adik angkatnya itu.
" Yak! Kenapa tak pernah bilang padaku!"
" Kau sendiri tidak pernah tanya.."
Dan perang mulut pun berlangsung cukup lama hingga membuat orang - orang di sekitar mereka tertawa menyaksikannya.
Hingga tanpa mereka sadari, Soon Hee kini tersenyum manis memandang Eric dan Changmin yang berdiri agak jauh ikut tersenyum memandangi Yunho.
" Hyung, aku senang Changmin hyung sudah bisa tersenyum lagi.." ucap Taemin menghampiri Changmin sambil menggendong Minho dalam pelukannya.
" Ne.. Perasaanku tak pernah salah.. Yunho memang masih hidup.." ucap Changmin sambil tersenyum menatap Taemin.
" Aigooo.. sini baby sama eomma.. Kasihan Tae-taem ahjussinya.." Changmin berusaha mengambil Minho dari pelukan Taemin tapi Taemin malah memundurkan tubuhnya.
" Ani hyung.. Biar Minho denganku dulu.. Kau harus bicara dengan Yunho hyung.." ucap Taemin sarat akan kesungguhan yang terpancar dari matanya.
Changmin pun akhirnya tak punya pilihan lain selain menghampiri Yunho.
" Ng.. Yun.." panggil Changmin sambil menunduk malu.
Eric yang melihat Changmin, memberikan kedipan matanya pada Yunho. Dan Yunho hanya membalasnya dengan anggukan singkat seperti mengerti akan apa yang dimaksudkan Eric.
Yunho menghampiri Changmin yang masih setia menunduk malu.
'Minnie-ku tidak pernah berubah.. Selalu saja malu - malu tapi mau.. Kekeke~'
Perlahan tapi pasti Yunho meraih tangan Changmin yang sedang bertaut di ujung kemejanya sendiri. Yunho meraih tangan itu dan menggenggamnya hangat.
" Ayo ikut aku, Minnie.." bisik Yunho dengan suara baritonnya di telinga Changmin.
Deg!
Tentu saja jantung Changmin menggila hanya dengan mendengar kalimat itu.
Yunho memang masih belum pulih sepenuhnya dari amnesia-nya. Akan tetapi, his mind, his heart, and his soul, akan selalu tahu bagaimana ia harus bersikap di hadapan Changmin. Seolah - olah menjadi instingtif tersendiri bagi tubuhnya untuk memperlakukan Changmin seperti biasanya.
Yunho mengajak Changmin berjalan menyusuri pantai berpasir putih ini. Deru ombak bahkan saling bersautan menubruk karang. Menghempas kemudian menubrukkannya lagi.
Tak ada suara dari keduanya untuk beberapa saat. Yunho dan Changmin hanya ingin menikmati desiran halus angin yang menerpa keduanya.
Dengan tangan yang masih terpaut dan tergenggam erat, Yunho akhirnya menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menghadap Changmin.
Dengan tangannya yang terbebas, ia menyapukan poni Changmin yang sedikit menutupi mata bambi kesukaannya itu.
" Kau manis sekali, Minnie.." ucap Yunho kini menggerakkan jemarinya di pipi chubby Changmin yang merona indah.
Yunho tak pernah bosan memandangi wajah manis di hadapannya ini.
Begitu manis.
Begitu imut.
Begitu indah.
Yunho masih saja membelai lembut wajah Changmin hingga tanpa sadar kalau kini wajahnya sudah tak berjarak dengan wajah Changmin di hadapannya.
" Mmmh.. Mhh.."
Yunho mulai memagut bibir Changmin dengan lembut. Membuat Changmin selalu mabuk kepayang dibuatnya.
Menyalurkan rasa rindu yang selama ini terpendam. Menikmati setiap detik kelembutan bibir Yunho di bibirnya.
Ia bahagia.
Sungguh.
Inilah kebahagiaannya yang sebenarnya.
Tes
Yunho menghentikan kegiatannya dan melepaskan tautan bibirnya saat merasakan basah di pipinya.
Bukan air matanya. Tapi air mata Changmin.
" Shh.. Uljima, baby.." Yunho membawa Changmin dalam pelukannya.
Ia tak pernah mampu melihat mata indah favoritnya itu mengeluarkan air mata karena dirinya. Sudah cukup ia membuat Changmin selalu menangis selama bertahun - tahun. Ia hanya ingin melihat mismacth eyes kala Changmin tertawa. Bukan mata bulat yang basah saat ia menangis.
" Aku bahagia, Yun.. hiks.. hiks.." Changmin menangis di dalam dekapan dada bidang Yunho.
" Benarkah? Kau bahagia jika bersamaku?" tanya Yunho sambil melepaskan pelukannya.
" Tentu saja, Pabbo!" Changmin memukul dada bidang Yunho dengan cukup keras, membuat Yunho sedikit tersedak karenanya.
" Kalau begitu, bersiap - siaplah untuk malam nanti.. Kau harus dandan yang cantik.. " ucap Yunho sambil kembali mengelus pipi lembut Changmin yang masih merona.
" Ish! " Changmin menepis tangan Yunho di wajahnya "..Aku ini namja! Mana mungkin cantik! Aku ini tampan! Bahkan jauh lebih tampan dari padamu!" Changmin mengomel sambil mempoutkan bibirnya.
Yunho hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah imut calon istrinya itu. Kalau saja ia sudah menikah dengan Changmin, mungkin sudah ia bawa Changmin ke kamar saat ini juga. Sungguh, ia tak tahan untuk segera 'memakan' Changmin. Bahkan 'Yunho junior' pun sudah bangkit dari tidurnya.
" Tapi tunggu! Buat apa aku harus berdandan malam ini?" tanya Changmin dengan tatapan mata penuh selidik.
" Nanti juga kau akan tahu sendiri.. Ayo!"
Changmin hanya bisa kembali mempoutkan bibirnya mendengar jawaban dari Yunho yang sama sekali tak memuaskan itu. Ia hanya bisa mengekor kemana Yunho membawanya pergi. Dan ternyata mereka hanya menuju kamar Changmin.
" Untuk apa membawaku ke kamar?! Bukannya kita mau berkencan hari ini?" tanya Changmin yang semakin kecewa mendapati kenyataan bahwa Yunho hanya membawanya kembali ke kamar.
Sedangkan Yunho lagi - lagi hanya bisa terkekeh geli melihat tingkah imut kekasihnya yang menggemaskan.
" Kencannya besok saja, ne?" Yunho mencubit kecil ujung hidung Changmin "..Sekarang kau siap - siap dulu untuk acara nanti malam.."
Chup
Yunho mencium pipi Changmin sekilas sebelum akhirnya meninggalkan Changmin yang masih menggerutu kesal ditinggalkan Yunho begitu saja.
Cklek
Changmin membuka pintu kamarnya dengan malas.
" Minnie, ayo sini!" panggilan Donghae membuat Changmin terbelalak kaget bukan main.
Bukan karena kakak satu - satunya itu yang tiba - tiba saja ada di kamarnya. Melainkan pada deretan pakaian yang tergantung di samping Donghae.
" Hyung!" pekik Changmin sambil menghampiri kakaknya itu.
" Ne, sekarang kau pilih mau pakai gaun pengantin yang mana Changmin.." ucap Sooyoung yang tiba - tiba muncul di belakangnya.
'Kalau begitu bersiap-siaplah untuk malam nanti.. Kau harus dandan yang cantik..'
Kalimat Yunho kembali terngiang di kepala Changmin.
"Sial Kau Jung Yunho!" umpat Changmin mengingat perkataan Yunho di tepi pantai tadi.
Jadilah akhirnya Changmin terpaksa didandani oleh Kakaknya dan di make up oleh Sooyoung.
" Noona! Apa - apaan ini! Aku tidak mau memakai lipstick!" protes Changmin saat Sooyoung akan memakaikannya lipstick
" Tapi bibirmu pucat sekali.."
" Aku tidak mau!" ucap Changmin kesal sambil memalingkan wajahnya.
" Tapi Yunho bilang, kalau kau tidak mau pakai lipstick, ia tidak akan mau menciummu.." Sooyoung berusaha menjebak Changmin dengan statement tidak masuk akal itu.
" Mwo? Yunho bilang begitu?" tanya Changmin dengan wajah memerah menahan malu.
Sooyoung hanya mengangguk sambil berusaha sekuat mungkin untuk tidak tertawa. Biar bagaimanapun, Changmin memang masih bocah yang polos. Umurnya saja baru 18 tahun tapi ia sudah harus menjadi eomma dari anak berusia 2 tahun yang bernama Minho dan nakalnya bukan main. Ditambah lagi dengan calon suaminya, Yunho yang super mesum. Sooyoung benar - benar tidak bisa membayangkan akan jadi seperti apa nantinya saat mereka menjalin sebuah ikatan keluarga.
" Baiklah.. Tapi jangan terlalu tebal.. Dan tolong warnanya natural saja.." Changmin akhirnya menyetujui untuk memakai lipstick di hari pernikahannya itu.
.
.
" Ya Tuhan! Kau memang begitu sayang padanya sampai - sampai menghadiahinya wajah yang begitu manis.." ucap Yunho saat melihat Changmin berjalan ke arahnya.
" Adikku memang selalu manis.." timpal Donghae yang notabene berperan sebagai pendamping Yunho bersama dengan Siwon.
" Ne, tidak seperti kakaknya yang jeleknya bukan main.." timpal Siwon
" Yak! Hati - hati kau kalau bicara!" teriak Donghae pada Siwon
" Yak! Ini pernikahanku! Bisa tidak kalian tidak bertengkar disini?!"
Changmin yang sedang berjalan menuju altar hanya bisa tersenyum bahagia melihat pertengkaran ketiga 'teletubbies' itu. Bagaimana tidak seperti teletubbies, sehabis bertengkar mereka bahkan sekarang tertawa sambil berpelukan.
Tapi justru momen inilah yang membuat Changmin bahagia.
" Ayo.. " tiba - tiba saja Eric sudah berada di samping Changmin dan menyikukan lengannya, memberi tanda agar Changmin melingkarkan lengannya di sana.
Walaupun awalnya sedikit ragu, namun akhirnya Changmin melingkarkan lengannya pada lengan Eric.
" Mereka bertiga terlihat bahagia sekali.. Kuharap kau juga sama bahagianya seperti mereka.. " bisik Eric di telinga Changmin sambil membawanya berjalan menuju altar pengantin. Beriringan dengan Taemin dan Sooyoung yang berjalan di belakangnya sebagai pendamping pengantin.
Entah mengapa, Changmin merasa lengkap saat ini. Walaupun awalnya ia merasa rindu yang mendalam pada Appa-nya. Tapi dengan kehadiran Eric di sampingnya saat ini, membuat hatinya terasa penuh. Ia bisa merasakan sosok Appa yang baik pada diri Eric.
Dan sepertinya itu menjadi pertanda baik bagi Eric.
" Kuberikan pengantin yang manis ini dengan satu syarat!" ucap Eric saat dirinya dan Changmin sampai di altar pengantin.
" Apa itu?" tanya Yunho bingung. Tentu saja ia bingung, karena Eric selalu bilang hanya satu syarat, tapi pada akhirnya ia tetap memberikan syarat yang lainnya.
Changmin sendiri ikut bingung mendengar ucapan Eric dan memandang Eric dengan tatapan heran sekaligus terpana. Bagaimana tidak terpana, di usianya yang matang ini wajahnya tetap tampan dan menawan. Seperti Appa-nya yang tetap terlihat muda walaupun dimakan usia. Ah, lagi - lagi Changmin membanding - bandingkan Appa-nya dengan lelaki di sampingnya saat ini yang bahkan baru ia kenal hari ini.
" Kau harus berjanji untuk tidak akan membuat Changmin menangis lagi! Dan tidak akan pernah meninggalkannya lagi!"
Deg!
Changmin benar - benar terkejut mendengar ucapan laki - laki di sampingnya ini. Mata bulatnya bahkan berkaca - kaca.
" Kalau kau membuatnya menangis atau bahkan meninggalkannya lagi, maka kupastikan kau akan habis di tanganku!" ancam Eric yang membuat Yunho, Donghae, serta Siwon yang mendengarnya bergidik ngeri.
Tes
Tiba - tiba saja Eric merasakan basah di tangannya. Dan alangkah terkejutnya ia saat mendapati Changmin yang menangis di sampingnya.
" Yak! Hyung! Kau memperingatiku tapi justru kau sendiri yang membuat Changmin-ku menangis!" Yunho sudah akan menghampiri Changmin namun tiba - tiba saja justru Changmin malah memeluk Eric dengan erat.
Ketiga teletubbies -Yunho, Siwon, Donghae- hanya bisa menganga terperangah dengan apa yang dilakukan Changmin.
" Shh.. Uljima, Chagiya.. Ini hari pernikahanmu.. Harusnya kau merasa bahagia.." Eric membelai lembut punggung Changmin yang mulai terasa dingin. Mungkin karena terkena terpaan angin malam terlalu lama.
Ia melepaskan pelukannya terhadap Changmin kemudian menghapus sisa air mata di wajah Changmin.
" Aku bahagia.. Aku bahagia, Appa.. " ucap Changmin sambil memandang teduh Eric.
Lagi - lagi ketiga teletubbies hanya bisa jaws drop mendengar ucapan Changmin.
Tapi Eric hanya bisa tersenyum lembut sambil mengusap lembut kepala Changmin. Kemudian ia membuka balutan jasnya dan menyelimutkannya ke tubuh Changmin.
" Ne.. Aku senang sekali kalau kau mau menganggapku sebagai Appa-mu.. Tapi aku akan lebih bahagia lagi kalau kau mau menjadikanku suami dari eomma-mu.. Agar kita bisa menjadi keluarga yang bahagia.." ucap Eric dengan lembut.
" Ne, aku ingin kau menjadi Appa-ku!" ucap Changmin bersemangat dan kembali berhambur di pelukan Eric.
Sementara Donghae dan Jung Soon Hee hanya bisa tersenyum melihat Eric dan Changmin saat ini. Mungkin ini memang saatnya mereka memiliki sebuah keluarga baru. Mungkin ini salah satu cara menyembuhkan kesedihan mereka selama ini.
" Jadi, kau setuju punya Appa baru?" bisik Siwon pada Donghae yang berdiri di sampingnya.
" Terserah eomma saja.." jawab Donghae sambil menaikkan bahunya.
" Kau setuju Yun kalau Eric menjadi kakakmu?" kini giliran Donghae yang bertanya pada Yunho di sampingnya.
" Tentu saja, bahkan aku yang menyuruhnya menikahi Soon Hee noona.." ucap Yunho sambil menyengir lebar ke arah Donghae
" Ahjussi kurang ajar! Seenaknya saja kau menjodoh - jodohkan eomma-ku!" Donghae memukul ringan bahu Yunho
" Tapi sepertinya kau juga tidak keberatan kan?" tanya Yunho balik
" Entahlah.." jawab Donghae menyerah.
" Ehem! Kau belum menjawab pertanyaanku, Yun.." interupsi Eric
" Pertanyaan yang mana?" tanya Yunho pura - pura bingung.
" Baiklah, kalau begitu kita batalkan saja pernikahan ini.." ucap Eric santai ingin membawa pergi Changmin
" Tunggu! Kau tidak bisa membawanya pergi begitu saja, hyung!" protes Yunho
" Lalu?" Eric masih menunggu jawaban dari Yunho
" Baiklah.." Yunho mengambil nafas dalam – dalam kemudian menghembuskannya perlahan. "..Minnie.. Aku minta maaf karena telah meninggalkanmu dan membuatmu selalu menangis.. Sungguh, aku tidak pernah ingin meninggalkanmu lagi. Aku juga tidak bisa melihatmu menangis terlebih lagi itu karenaku.. Tapi.. Aku ragu.. Apakah aku bisa tidak akan membuatmu menangis lagi.. Karena tadi siang saja, lagi - lagi aku membuatmu menangis karenaku.."
" Dasar Pabbo! Aku tadi menangis karena bahagia!" omel Changmin yang diiringi cekikikan oleh Donghae dan Siwon.
Melihat Yunho yang tak pernah bisa berkutik di hadapan Changmin merupakan hiburan tersendiri bagi mereka.
" Jadi, kau mau menikah denganku, Minnie?" Yunho kini berdiri di hadapan Changmin dan menatapnya dengan lembut.
" Dasar idiot! Kau pikir, untuk apa aku berdandan norak seperti ini, hah?!"
" Humppfth!" Siwon dan Donghae berusaha keras menahan tawanya saat kini Changmin malah memaki - maki Yunho.
" Kau pikir aku ini banci? Aku ini namja! Mana ada namja yang memakai gaun pengantin dengan layer sepanjang 2 meter! Ditambah lagi kau mengharuskanku untuk memakai lipstick segala!"
" Tapi aku tidak pernah menyuruhmu untuk memakai gaun dan lipstick.." bela Yunho dengan wajah polosnya.
Dan sedetik kemudian, Changmin tersadar hingga akhirnya memberikan death glare mematikannya pada Donghae dan Sooyoung.
Ya, Changmin si namja jenius ini dengan cepat bisa menebak kalau ini hanya kerjaan iseng kakaknya dan Sooyoung.
'Bodoh! Dasar kau bodoh, Changmin! Bisa - bisanya kau dipermalukan seperti ini di hari pernikahanmu!'
Changmin benar - benar tak bisa menahan malunya. Ia tak berani mengangkat wajahnya se-inchi pun.
" Tapi kau tetap manis, Minnie.. Aku tidak perduli seperti apapun penampilanmu.." Yunho menggenggam erat jemari Changmin dan mendekatkan wajahnya ke arah Changmin.
Chup~
Yunho mencium pipi Changmin sekilas.
" Kau tetap menjadi makhluk yang paling indah di mataku.." bisik Yunho di telinga Changmin dan membuat wajah Changmin berubah menjadi merah padam.
.
.
" Taemin.." panggil Yunho saat sesi janji suci pernikahannya selesai.
" Ne, hyung.." Taemin menghampiri Yunho dengan Minho dalam gendongannya.
" Berikan Minho padaku.." pinta Yunho pada Taemin
" Ani hyung.. Hyung bersenang - senang saja dulu dengan Changmin hyung.. Biar Minho bersamaku dulu.." tolak Taemin
" kkeeuh! Appa!" Minho justru menjambak rambut Taemin
" Arggh! Appo-yo~" Taemin mengerang kesakitan
" Nah nah.. Sepertinya Minho mau main sama Appa, ne?" tanya Yunho pada Minho yang menyengir lebar pada Appa-nya
" Jja! My strong boy! Main sama Appa.. Biar Taemin ahjussi kencan dulu sama Donghae ahjussi.." ucap Yunho sambil menggendong Minho.
" Hyung! Jangan katakan itu di depan anak kecil!" ucap Taemin yang kini wajahnya memerah seperti tomat busuk.
" Aigoo.. Cucuku manis sekali kalau bercanda dengan Appa-nya.." sambut Soon Hee menghampiri Yunho dan Minho yang sedang main pukul - pukulan. "..Sini sayang.. Kasian Appa-nya.." Soon Hee berusaha membujuk Minho tapi tak sedikitpun Minho tertarik untuk melirik ke arah neneknya itu.
" Sudahlah noona, lebih baik noona temani Eric hyung saja.. Kasihan Eric hyung.. Ini pulau pribadinya, tapi justru ia malah sendirian dan kesepian di antara keramaian ini.." ucap Yunho sambil memberikan tatapan ke arah Eric yang sedang menyesap wine sendirian di tepi pantai. Apalagi hanya berbalut kemeja putih tipisnya. Karena jasnya ia sampirkan di tubuh Changmin.
Maka Soon Hee pun akhirnya memiliki inisiatif untuk mengambilkan mantel dan berniat menghampiri Eric.
Yunho yang sedang asyik bermain dengan anaknya itu tiba – tiba saja merasa ada sesuatu yang kurang.
" Minho baby, eomma kemana ya? Kok Appa tidak melihat eomma daritadi?" tanya Yunho pada anaknya yang terlihat bingung sendiri dengan pertanyaan Appanya.
Yunho memperhatikan sekelilingnya sekali lagi. Namun hasilnya nihil.
Rasa khawatir pun mulai membakar di hatinya.
" Baby, kita cari eomma, ne?" Yunho segera menggendong Minho dan berkeliling cottage.
" Ambi.. Eomma!" Minho tiba - tiba saja berteriak.
" Eh? Ambi? " tanya Yunho menatap anaknya dengan bingung.
" Eum! Ambi! Eomma Ambi!" Minho mengangguk antusias menjawab pertanyaan sang Appa.
Tapi Yunho tentu saja tidak mengerti apa yang dimaksud oleh anak berumur 2 tahun itu.
Maka Yunho memutuskan untuk menghampiri Taemin yang tengah berdansa dengan mesra dengan Donghae.
" Taemin.." panggil Yunho dan membuat Taemin menghentikan dansanya
" Yak! Yunho-yah! Bisa tidak kau tidak ganggu kami, sebentar saja!" protes Donghae
" Ada apa, hyung?" tanya Taemin melihat gurat kekhawatiran di wajah Yunho.
" Apa kau melihat Minnie? Dari tadi aku tidak melihatnya.. Di kamar pun tidak ada.."
" Eh? Tidak ada di kamar? Tadi Changmin hyung bilang, ia ingin ganti baju.." jawab Taemin yang mulai cemas memikirkan Changmin
" Dan Minho.. Dia terus saja berteriak Ambi! Eomma Ambi!.. Aku tidak mengerti apa maksudnya.." tanya Yunho lagi
" Ah!" Tiba – tiba saja wajah Taemin kembali berseri "...Anak pintar!.." Taemin mengacak - acak rambut Minho dengan lembut.
Sedangkan Yunho semakin bingung dibuatnya.
" Ambi itu maksudnya boneka bambi, hyung.. Ingat tidak boneka bambimu yang kau titipkan padaku untuk Changmin hyung?" Yunho berusaha mengingat - ingat kemudian mengangguk cepat. "..Biasanya kalau sedang sedih Changmin hyung akan selalu memeluk boneka itu.. Mungkin sekarang ia ada di kamar Minho bersama boneka bambi.."
" Baiklah.. Terima kasih Taemin.."
" Terima kasih lah pada Minho.. Kan Minho yang memberi tahumu,hyung.." ucap Taemin sambil tersenyum manis.
Yunho pun dengan segera mengambil langkah seribu menuju kamar Minho.
Di hatinya berkecamuk bermacam perasaan. Khawatir. Bingung. Sedih.
Ya, ia terus memikirkan perkataan Taemin.
' kalau sedang sedih Changmin hyung akan selalu memeluk boneka itu'
Tapi apa yang membuat Changmin sedih di hari pernikahannya? Apa ia tidak bahagia menikah dengan Yunho?
Cklek
Gelap!
Kamar Minho gelap. Mana mungkin ada orang?
Yunho mencari saklar lampu kamar tersebut dan segera menyalakannya.
Ia mengedarkan pandangannya ketika akhirnya matanya terpaku pada sesosok yang tengah meringkuk di tepi ranjang sambil memeluk boneka bambi.
" Minnie!" seru Yunho segera menghampiri Changmin yang masih setia memeluk boneka bambi dengan erat.
Minho segera turun ke ranjang dan menghampiri Changmin. " Eomma!" tangan mungil Minho bahkan sekarang menarik lengan Changmin hingga membuat Changmin menatap Minho dengan sayu dan... Kosong.
' Tuhan! Seperti inikah saat Changmin kutinggalkan?'
Yunho tak kuasa menahan tangisnya melihat istrinya begitu rapuh dan terluka.
" Minho.. " Changmin meraih Minho dalam pelukannya sambil tetap memegang boneka bambi.
" Appa!" teriak Minho dalam pelukan Changmin
" Shh... Appa obseo-yo..."
Deg!
Yunho membeku mendengar ucapan lirih Changmin.
Bahkan Changmin tengah terisak di dalam pelukan Minho saat ini.
Yunho benar – benar tak tahan menahan tangis kesedihannya. Hatinya benar - benar sakit. Sesak menghimpit nafasnya saat melihat Changmin seperti ini.
Ia tahu Changmin sakit. Sakit sekali pastinya.
Tapi Yunho tak menyangka akan seperti ini.
Bagaimana mungkin Changmin masih berfikir bahwa Yunho tidak ada. Bahkan baru beberapa menit yang lalu mereka mengucapkan janji suci pernikahan. Bagaimana mungkin Changmin lupa.
" Minnie.." Yunho membelai lembut rambut Changmin. Dan perlahan Changmin mengangkat wajahnya menatap Yunho.
Awalnya hanya tatapan kosong. Namun tatapan kosong itu semakin lama semakin memudar saat ia merasakan bibir Yunho yang memagut lembut bibirnya.
'Nyata! Ini nyata! Ini Yunho-ku!'
Plak!
" Yak! Jung Yunho!" Sooyoung yang tak sengaja melewati kamar itu terpaksa menginterupsi kegiatan Yunho dengan memukul kepala Yunho agak keras.
" Dasar mesum! Bisa - bisanya kau mencium Changmin di depan anak kecil!" Dengan sigap Sooyoung membawa Minho dalam gendongannya "..Minho handsome sama Princess Sooyoung dulu yaa.."
' Eh? Apa - apaan anak itu menyebut dirinya sendiri princess?' batin Yunho
Cklek!
Sooyoung dengan sengaja mengunci pintu kamar dari luar.
Awalnya Yunho sudah akan protes, tapi tiba - tiba saja sebuah tangan lentik menarik lengannya.
" Yun.." panggil Changmin dengan lirih. Sekali lagi air mata mengalir di wajah manisnya.
" Shh.. Uljima, Minnie.." Yunho segera memeluknya dan menghujani wajah Changmin dengan kecupan mesra.
Chup
Yunho mengecup puncak kepala Changmin
Chup
Ia mulai mengecup dahi Changmin.
Chup Chup
Ia mencium kedua kelopak mata Changmin yang menutup indah.
Chup
Ia mencium ujung hidung mancung Changmin
Chup Chup
Kini giliran pipi chubby Changmin yang Yunho cium.
Dan terakhir, ia mengecup bibir Changmin dengan intensitas yang lebih lama dan lebih dalam.
" Minnie.. May I?" bisik Yunho dengan seduktif di telinga Changmin.
" Do it.." bisik Changmin dengan malu - malu.
' Ah, Changminku memang selalu seperti ini.. Malu - malu tapi mau..'
.
.
" Ahh.. Ahh.. Oohh.. Yunh.. Lagihhh.. Lebhhih cepathhh.. " desah Changmin saat dilanda kenikmatan ketika penis besar dan panjang Yunho menumbuk prostatnya dengan akurat.
Hanya dengan mendengar desahan Changmin, penis Yunho pun semakin hard dan membesar di dalam lubang sempit Changmin.
" Ohh..sshh.. Minnieh.." Yunho memejamkan matanya, menikmati himpitan rektum Changmin yang menservis kejantanannya dengan remasan kuat.
Yunho pun menaikkan kedua kaki Changmin ke atas bahunya dan menggenjot lubang Changmin lebih cepat.
" Ohh... Yunhh.. Nikhhmathh...hhh.. Ahh..ahh..ohh.." Changmin tak kuasa menahan desahannya merasakan nikmat yang selama ini ia inginkan.
" Ohh.. Minnie..shh..ngh.. Nikmath.. Yeah..ohh.. Lubangmuh.. Sempithh.." Yunho terus menyodokkan kejantanannya dengan cepat dan keras hingga ke ujung terdalam lubang Changmin.
" Ohh..ohh Yunh..ak..akuhh..Aaahhhh!"
Changmin menyemburkan spermanya untuk yang ketiga kalinya namun Yunho masih saja menggerakkan pinggulnya dan mengeluar-masukkan penisnya dengan keras dan sangat cepat. Changmin tahu bahwa Yunho ingin mengejar klimaksnya. Oleh karena itu ia ikut memaju mundurkan pantatnya membuat hentakan ke ujung prostatnya semakin keras. Membuat penisnya sendiri kembali menegang merasakan gerakan brutal Yunho terhadap lubangnya.
" Ohh..oh..MINNIE!" Yunho akhirnya memuntahkan spermanya di dalam lubang Changmin.
Sperma yang begitu kental dan banyak itu pun membanjiri lubang anal Changmin hingga mengalir keluar dan membasahi seprai di bawah tubuh mereka.
Yunho menyadari dengan jelas kalau lubang Changmin terus berkedut dan juga penis kurus dan panjangnya kembali tegak.
" Kau mau lagi, Minnie?" tanya Yunho dengan seduktif sambil menjilati leher Changmin yang terasa asin karena peluh.
" Ne... Aku mau lagi, Yunhh... Jebal... Ahh...Gerakkan penismu.." pinta Changmin sambil memaju mundurkan pantatnya. Yunho tersenyum menyeringai di sela - sela kegiatannya menciumi leher dan nipple Changmin.
" Dengan senang hati, sayang.."
Dan dimulailah ronde selanjutnya 'pertarungan nakal' Eomma dan Appa dari Minho.
Sedangkan Minho? Hanya bisa merengek karena ia tidak mau memanggil Sooyoung dengan sebutan Princess -_-"
.
.
.
Nanachan baik kaaaan udah bikinin sekuel "I'm sorry, I Love You"?
Mind to review?
Yang udah terlanjur baca harusnya sih kasih review Huft!