WARNING : boys love, geje, nggak serem, thypos, ooc, mbingungi, death chara, bahasa ngaco, de el el

DISCLAIMER : para tokoh milik TUHAN YME, ortu dan diri masing masing. Cerita milik author Baek Keunree no plagiat copy dsb yang plagiat bakal dihantui nightmare sepanjang tidurnya, sampe ngompol juga.

RATE : Teen

GENRE : Horor / Romance / Friendship

.

.

nggak suka jangan baca, please

EX GHOST Chapter 1

.

.


Sore itu di sebuah rumah di desa pinggiran Korea Selatan, ada empat namja sedang mencari sesuatu. Mereka dikenal sebagai detektif yang berkutat pada kasus pembunuhan dan kasus spiritual juga. Profesi itu sudah mereka tekuni selama empat tahun namun sejak debutnya mereka belum pernah gagal dan nyaris menyerah seperti ini.

"Yeol, apakah kau menemukan sesuatu di dalam kamar?" Tanya namja berambut pirang kecokelatan. Ia masih berkutat pada berkas berkas yang ia temukan di laci meja.

"Tidak, Hun. Tak ada apa apa namun bau anyir sangat tercium di dalam." Kata namja bernama Yeol a.k.a Chanyeol itu. Ia melihat ke sekeliling ruangan. 'Aneh... ku pikir tak ada yang tinggal di tempat ini. Sepertinya ada sesuatu yang menyebabkan bau anyir menyebar kemana mana, tapi tak ada mayat di sini sesuai penyellidikan polisi.' Batin Chanyeol.

"Sehun, kami tak menemukan apa apa di dapur, laci meja bahkan kulkasnya kosong mlompong." Seru Chen dan Kai sembari menghampiri Sehun dan Chanyeol yang berkumpul di ruang tengah. Mereka berunding di sekitar meja makan. Sehun sebagai ketuanya memulai...

"Rumah ini aneh, kita tak bisa menemukan apa apa disini. Bahkan berkas berkas yang kutemukan juga bukan peninggalan penting. Padahal kita hanya butuh wajah korban bernama Victoria Song itu." Terangnya sembari melempar pandang pada tiga namja lainnya.

PRAK

"A..apa itu?" Tanya Kai, ia reflex kaget karena suara benda terjatuh itu. Kemudian Chanyeol kembali setelah mengambil benda itu dari kamar.

"Hun, aku rasa kita menemukannya..." kata namja tiang listrik itu sambil menyodorkan pigura kecil dengan foto dua orang yeoja. Foto yeoja yang berambut pendek buram di bagian wajahnya sepertinya luntur karena usia, sedangkan foto yeoja yang satunya itu sudah dipastikan bahwa ia Victoria. Di baliknya ada tanggal mereka berfoto, 14 Februari empat tahun lalu... dan..

Saaaat...

Mereka tak sadar ada yang sedang mengamati gerak gerik mereka. Tatapannya kosong tanpa nyawa. Kemudian angin bertiup dengan sangat kencang menyebabkan suara gebrakan pintu yang sedari tadi mereka biarkan terbuka.

BRUAK!

"Ehm... sepertinya kita diminta untuk pulang." Kata Chen setelah menoleh ke arah sumber suara. Ia merasakan aura rumah itu seketika berubah. Dan usulnya diangguki namja temannya tadi.

Seiring gerakan mereka menuju pintu keluar rumah kosong itu, sosok tadi terus mengawasi mereka. Sampai saat mereka keluar pintu langsung tertutup dengan bunyi berdebam. Malam ini mereka berempat akan menginap di rumah salah seorang warga desa yang mereka temui kemarin.

.

.

Ex Ghost

.

.

TREK

"Luhan hyung, benarkah Lay dan D.O akan datang?" Tanya Baekhyun sembari menaruh nampan berisikan dua gelas teh panas. Dengan hati hati, ia mengambil dan menyeruput teh miliknya. Ia memandang ke luar jendela, ke tempat rumah kosong jauh di seberang sungai sana.

"Iya, mereka sudah berangkat dari Seoul sejak kemarin. Tapi mereka mendapat halangan di jalan sehingga kedatangannya agak terlambat." Terang Luhan, ia juga mengambil cangkir teh satunya. Sembari menyandarkan tubuh di kursi yang ada di samping meja makan. Memperhatikan orang yang lalu lalang dari dalam rumah adalah rutinitas biasa bagi kakak beradik ini.

Mereka berdua berencana mengundang temanny dari kota untuk menginap bersama, biar ramai. Namun maksud sebenarnya bukanlah itu, namun mereka berdua takut di rumah sendiri karena minggu minggu ini banyak terjadi kasus orang hilang di desa mereka. Bahkan polisi belum menemukan pelakunya. Dua anak anak, dan seorang yeoja bernama Victoria. Kabarnya arwah yeoja itu masih gentayangan mencari tubuhnya.

Matahari sore itu sudah mulai mengalah pada sang sahabat yang menemaninya menyinari bumi. Perlahan kembali ke ufuk barat. Burung gereja berterbangan, para petani juga sudah pulang dari tempat kerja mereka. Tanpa sadar teh itu sudah mereka habiskan.

.

.

TOK TOK TOK

.

.

"Siapa...?" Tanya Luhan setelah membuka pintu. Ia mendapati seorang namja berambut pirang kecokelatan yang sangat, uh.. tampan. 'Aha.. tamuku dan Baekhyun tempo hari.' Batin Luhan girang setelah mengetahui siapa yang datang.

"Halo, bukankah kita bertemu tadi? Jadi.." belum sempat Sehun berbicara Chen memotong dengan senyuman super lebar.

"Kita akan menginap malam ini, bolehkah?" Interupsi Chen. Ia mendapatkan death glare dari Sehun namun ia pura pura tidak melihat dengan mengedarkan pandangan ke dalam rumah. Ia mendapati Baekhyun mendadah-dadah dirinya.

"Ayo, silahkan masuk." Kata Luhan akhirnya. Ia mengarahkan keempat namja itu ke kamar masing masing. NB : mereka /si detektif/ memilih kamar sendiri Sehun langsung menginvasi kamar Luhan dengan barang-barangnya, Chanyeol sekamar dengan Baekhyun alasannya ingin punya teman tidur. Sedangkan Chen dan Kai satu kamar di tempat yang paling dekat pintu keluar. Modus semua.

Empat namja detektif tadi segera berkumpul di meja makan, mereka masih membahas tentang kasus baru baru ini. Setelah menemukan foto Victoria mereka merasakan beberapa hal yang janggal seperti rumah kosong yang ada tak jauh dari rumah Luhan Baekhyun itu suka membuka tutup sendiri pintunya, kemudian akan terdengar suara orang bersenandung dari dalamnya. Para warga mengira itu adalah suara Victoria yang menyanyi dalam kesedihannya. Mengada ada memang.

.

.

"Kau pasti tidak melihatnya, aku melihat seorang yeoja dari cermin besar di dalam kamar kosong berbau mayat itu." Kata Chanyeol dengan mata yang dipelototkan untuk mendukung kesaksiannya. Ia menjelaskan bagaimana karakteristik wajah yeoja itu sama persis seperti Victoria hanya rambutnya lebih pendek dan bergelombang. "Benar.. rambutnya dicat merah kala itu?" tanya Sehun pada Luhan.

"Ya, kami bertemu dengannya tiap pagi. Namun kemarin aku tak melihatnya. Tahu–tahu ada berita bahwa ia sudah meninggal, padahal ia akrab sekali dengan kami berdua." Terang Luhan dengan wajah sendu. Ia memang dekat dengan yeoja itu dikarenakan rumah yang berdekatan dan juga mereka sama sama yatim piatu. Baekhyun sering main ke tempat itu malah. Kemudian Sehun kembali berkutat dengan laptopnya mencari cari sesuatu. Kemudian pigura foto yeoja yang mereka temukan tadi bergerak sendiri tanpa sepengetahuan Chanyeol. Benda itu kembali terjatuh.

PRAK... kali ini Baekhyun kaget tidak main main, ia langsung naik ke atas sofa sambil mencari cari benda yang terjatuh itu di sekitarnya. Namun naas ia malah mendapati wajah seseorang terpampang di jendela belakang rumahnya. Ia sontak berteriak.

"AAAAAAAAAAAHHHHHHHH! LUHAN HYUNG TOLONG!" teriaknya histeris sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan. Chen yang bisa merasakan perubahan aura di sekitarnya berdiri dan mulai berlari ke arah dapur diikuti oleh Kai dan Chanyeol. Namun saat Baekhyun membuka matanya yeoja itu sudah tak ada di tempat semula.

"Tenang, Baekhyunnie. Ada apa? Ceritakan padaku semuanya!" Tanya Luhan, ia menepuk nepuk pelan bahu dongsaengnya itu. Setelah sudah menenangkan dirinya, BaeKhyun mulai membuka mulutnya hendak berbicara namun ia urungkan karena Chanyeol buru buru mengisyaratkan mereka semua untuk diam. Ia mendengar sesuatu, seperti orang bercakap cakap. Terdengar juga oleh mereka suara langkah kaki beberapa orang, suaranya dari arah pintu depan.

.

.

TOK TOK TOK

.

.

Masih hening... mereka belum berani beranjak ke arah pintu. Namun semua kekhawatiran itu sirna setelah mengetahui siapa orang orang di luar.

"Oooy... Luhannie, Baekhyunnie kenapa kalian diam saja? Aku tahu kalian di dalam rumah!" Teriak seorang namja dari luar sana. Ia kembali mengetok pintu dengan pelan.

"Ya! Kalian mau membuat kami menunggu balik apa? Kalau begitu aku dan Lay pulang lagi, pai." Kata namja lainnya. Dan dari dalam rumah Luhan buru buru berlari membukakan pintu.

"Yaa... Kyungsoo jahat. Lay kenapa diam saja? Ayo masuk, mobilmu bisa di simpan di garasi belakang." Sambut Luhan setelah berhasil mencegah Kyungsoo dan Lay pulang kembali ke Seoul. Kembali ke ruang tengah, sebenarnya keempat namja detektif itu masih ingin membahas kasus baru itu. Namun mereka memilih diam karena takut kedua sahabat Luhan dan Baekhyun yang baru datang itu syok dan ketakutan.

Setelah mobil Lay diparkirkan ke garasi, ia kembali dengan menenteng tas backpack ke dalam rumah. Bersamaan dengan itu Kyungsoo membawa plastik putih berisi camilan dan oleh oleh, katanya. Kemudian Sehun menutup laptopnya dan membereskan barang barang penting untuk penyelidikan tim detektifnya.

"Eh, tahu tidak. Kemarin kami bertemu seorang yeoja, lho." Kata Lay memecah kesunyian.

"Iya... rambutnya merah dan panjang. Ia sedang menunggu jemputan, katanya ia kenal dengan kalian berdua. Sebelumnya ia titip salam pada kalian." Lanjut Kyungsoo sembari menaruh belanjaannya. Namun seketika enam namja yang mengetahui siapa gadis yang Lay Kyungsoo bicarakan membelalakkan matanya. Akhirnya Sehun angkat bicara setelah hening sesaat.

"Apa kalian melihat siapa yang menjemputnya? Ia adalah yeoja ini, bukan?" Tanya Sehun sembari menunjukkan foto Victoria yang mereka simpan sejak tadi. Kali ini Sehun tak menyianyiakan waktunya untuk menanyakan bukti dari para saksi kasus ini. Tanpa terasa perbincangan mereka berubah menjadi interogasi, Kai menulis jawaban Kyungsoo dan Lay dengan seksama. Luhan tertegun melihat cara kerja para detektif muda yang cekatan itu. 'Andai aku bisa membantu.. hah...' batin Luhan yang masih menemani Baekhyun menenangkan dirinya. Lalu Chen dan Chanyeol menghampiri dua namja itu.

"Baekhyun ah, apakah kau sudah tenang? Bisakah kau menceritakan kejadian tadi dengan seksama supaya aku dan Chanyeol bisa menganalisanya?" Kata namja berwajah agak kotak itu. Ia sudah merasakan aura menjadi tenang kembali tak sedingin dan semencekam aura saat Baekhyun melihat penampakan tadi.

"Baiklah, Chen. Sebenarnya aku tadi melihat Victonnie, ia menatapku dengan kosong walaupun sambil tersenyum aku tetap takut karena orang yang menatapku itu sudah tak ada lagi di dunia ini, sebenarnya. Aku hanya kaget." Kata Baekhyun, ia masih was was namun tak berani menoleh ke jendela dapur rumahnya. Chanyeol yang menyadari hal itu berjalan ke arah dapur dan menutup jendela yang terbuka lebar itu. Betapa terkejutnya ia... sekarang seorang yeoja terlihat sedang duduk di teras rumah kosong yang dikenal sebagai rumah mendiang Victoria itu. Ia melambaikan tangannya pada Chanyeol.

BRAK

Ia menutup jendela dengan agak kasar, takut kalau yang lain juga melihatnya. Memang ia tidak takut dengan hal hal seperti itu, hanya saja ia tidak mau mendengar Baekhyun menjerit lagi. Ia kasihan padanya. Ia meninggalkan dapur setelah mengunci jendelanya. Entah karena apa, sesosok yeoja mengamati dari samping wastafel dekat kamar mandi. Ia tersenyum sendu namun tatapannya kosong, bola matanya kuning seperti singa maupun harimau di hutan belantara. Rambut merahnya berkibar setelah angin masuk dari ventilasi ruangan. Lagi lagi Chanyeol tidak sadar.

.

.

.

Saaaaaat... dan sosok itu menghilang.

.

.

.

"Begitulah, sebenarnya tak ada satupun dari kami yang memiliki indera keenam. Selain Chen kami tak dapat merasakan aura aura gaib di sekitar. Meskipun begitu Chen juga tidak bisa melihat, ia hanya bisa merasakan dan menerjemahkan suara suara mistis itu." Kata Kai, memang benar tak ada yang memiliki kelebihan indigo seperti paranormal lainnya. Walaupun mereka memang bukan dukun, tetapi mereka detektif yang berkecimpung dalam kasus kasus supernatural.

"Kalau soal indera keenam, luhan hyung punya lho." Kata Baekhyun dengan senyum berbinar. Semua namja termasuk Luhan menatap Baekhyun dengan tatapan 'benarkah itu' dengan horornya. Baekhyun yang menyadari tatapan aneh dari tujuh namja itu melanjutkan kata katanya. "Apa? Ada yang salah dengan bentuk mataku?" tanyanya sembari memincingkan mata.

"Benarkah itu, Luhan?" Tanya Kyungsoo. Ia baru tahu tentang hal ini.

"Sebenarnya aku belum tahu tentang kepastian indera keenamku itu. Aku belum pernah melihat sebelumnya." Balas Luhan, ia terlihat kebingungan mencari jawaban. Kemudian Sehun menarik tangan Luhan, membawanya ke luar rumah. Sementara namja lainnya masih tertegun dengan hal barusan, kembali sesosok yeoja mengamati mereka dari sudut ruangan.

Dan di luar rumah, Sehun yang sudah tidak sabar dengan kelebihan supranatural namja cantik itu segera membawanya ke rumah kosong milik Victoria. "Nah, Xi Luhan... sekarang apakah kau merasakan perbedaan?" Tanya sehun pada Luhan yang masih tidak tahu menahu mengapa ia dibawa kemari. Namun ia mengerti apa yang Sehun maksud.

"Tidak, Sehun ah. Aku tak merasakan dan melihat apapun yang janggal disini." Jawab namja itu. Matanya menelusuri tiap sudut rumah namun tak ada sosok yeoja ditemuinya.

"Baiklah, kita kembali ke rumahmu." Akhirnya Sehun percaya dan kembali bersama Luhan. Sesampainya disana... oh sungguh kali ini Luhan tak mengharapkan ia bisa melihat arwah arwah disekelilingnya. Ia menemukan Victoria sedang berdiri sambil tersenyum menyeringai. Matanya kuning menyala, darah memberebes dari kulit lehernya yang sudah pucat pasi. Bekas lukanya tak dapat tersamarkan lagi. Luhan ingin berteriak, tapi tenggorokannya tercekat. Lututnya lemas, ia pun jatuh terduduk di belakang Sehun.

"Lu.. Luhan ah. Kau kenapa?" Tanya Lay yang langsung menghampirinya, sungguh sekarang ini aura yang dirasakan Luhan sangat mengerikan. Bahkan Chen pun mulai sadar dan mencari cari sesuatu di ranselnya. Tanpa sadar Luhan menunjuk ke arah Victoria berdiri. Tanpa hitungan mundur, Kai dan Sehun menghampiri sudut ruangan tempat terpajangnya pigura besar bergambar rusa natal dimana ada arwah Victoria berdiri di sana.

Namun itu terjadi lagi...

"Dia menghilang..." Kata Luhan setelah tak melihat arwah yeoja itu di sudut rumahnya. Aura ruangan itu juga sudah kembali lagi seperti semula, tetapi hawa dingin masih tertinggal didalamnya.

"Sepertinya akan ada hujan lebat hari ini." Interupsi Chen memecah keheningan. Pendapatnya itu diangguki tujuh namja lainnya. Dan benar saja, kali itu angin sudah bertiup sangat kencang, awan mendung sudah berkumpul di atas desa terpencil itu. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul enam malam.

"Ada yang mau makan ramen?" kali ini semuanya berdiri merapat sambil mengangguk-anggukkan kepalanya ceria. Kyungsoo dan Luhan kemudian mulai memasak di temani lay dan Baekhyun bersama sama. Mereka akhirnya bisa melupakan masalah sejenak. Namja yang tidak ikut memasak a.k.a para namja detektif itu sedang menonton televisi di ruang tengah. Sambil menunggu ramen yang sedang dimasak, mereka mulai ngemil beberapa keripik kentang yang dibeli Kyungsoo dan Lay dari Seoul. Sudah dengan izin sang pemilik tentunya.

.

.

Ex Ghost

.

.

Kai mulai bosan melihat film yang sedang diputar malam petang itu. Ia memindah channel televisi ke acara berita /wohoo kai nonton berita, ajib nih/dor, kai : masalah buat lo?/

Sialnya acara itu sedang menayangkan tentang berita Victoria. Mereka sedang mengistirahatkan isi kepalanya namun soal kasus itu masih terus terngiang-ngiang di kepala mereka sehingga menimbulkan pening. Kemudian Sehun, yang dengan cepatnya berjalan menuju televisi, mematikannya secara paksa. Mencabut sambungan listrik alat itu. Akhirnya Luhan, Baekhyun, Lay, dan Kyungsoo datang membawa delapan mangkuk ramen yang masih panas, dan terlihat sangat lezat itu. Tanpa aba aba empat namja lainnya langsung berlari penuh semangat dan duduk di kursi sekitar meja makan /yang entah sejak kapan kursinya jadi banyak.

"Wah, ramen instan ini disulap menjadi ramen istimewa, hebat sekali." Puji Chanyeol dengan wajah antusias menatap santapannya itu /untung nggak ngeces. Setelah berdoa bersama, mereka menyantap mie itu. Tapi apa yang terjadi? Kyungsoo langsung berlari kecil menuju dapur untuk mengambil minum. Kepedasan katanya... namun tiba-tiba Kyungsoo kembali lagi dengan tangan kosong. Matanya melotot lebar-lebar.

"Luhannie... a.. apa yang ada di dapurmu itu?" Katanya terbata. 'Jangan lagi.' Batin Luhan penuh harap. Kemudian Chanyeol dan Kai segera masuk ke dapur.

Dan...

.

.

teriakan nyaring penuh ketakutan terdengar dari arah dapur..

"ANDWAEEEEEEEEE!" Teriak Chanyeol sembari berlari kencang dan tiba-tiba –atau disengaja–ia memeluk Baekhyun. Namja yang ia peluk itu merona, salah tingkah ia.

"UMMAAAA! SINGKIRKAN 'ITU'!" Teriak Kai tak kalah histeris. Ia bersembunyi dibelakang tubuh Kyungsoo yang juga ketakutan. Kali ini Luhan dan Sehun sudah over penasaran, sementara Lay dan Chen masih meneruskan acara makannya /laper banget nih anak. Dua namja itu masuk ke dapur dengan perasaan penuh kekhawatiran... dan mereka tidak menemukan apa-apa selain...

"KECOAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA AAAA!" Teriak Lay dan Chen berbarengan, mereka langsung berlari menjauh melupakan niatnya meletakkan mangkuk di tempat cuci piring. Ternyata mereka takut pada kecoa yang entah mengapa mengerubungi (?) tempat sampah. Kemudian Luhan mengambil plastik hitam. "Untuk menangkap kecoa itu." Terangnya pada Sehun yang menatapnya horor. Dan ... evil Luhan mode on. Ia membawa kecoa itu mendekat pada temannya yang lain, pertama : Sehun.

"Kau tidak takut kecoa, kan?" Tanya Luhan, yang masih membawa kecoa itu di tangannya. Sehun menggeleng mantap, ia memasang pokerface andalannya. Tetapi apa... di dalam hatinya, Sehun sudah deg degan akut, ia juga takut kecoa tapi sebisa mungkin menutupinya karena tak mau menanggung malu di depan namja manis itu.

'Ya Tuhan... cepat selamatkan aku dari kecoa nista itu. Ya ampun Tuhan, binatang itu mendekat... OH NO! Luhan jauhkan binatang itu cepat!' teriak suara hati Sehun yang untungnya tidak bisa di dengar siapapun tanpa terkecuali Luhan. Dan namja kecoa /plak/ maksudnya Luhan, berlalu meninggalkan Sehun yang langsung bernafas lega sambil mengelus dada. Menghampiri Chanyeol dan Baekhyun yang sepertinya sudah –hampir– pingsan itu.

"Demi Tuhan dan si cantik Baekhyun ini, kumohon jauhkan binatang itu dariku Luhan." Kata Chanyeol, matanya sudah melotot sebesar mata Kyungsoo yang besar itu. Wajahnya pucat pasi, tak jauh berbeda dengan keadaan Baekhyun. Ia mulai akan menangis dan karena tak ingin hal itu terjadi Luhan berlari menghampiri Kai dan Kyungsoo yang masih berpelukan –Kai modus– di pojok ruangan.

"ANDWAEEEE! JAUH... PERGI JAUUHHH!" Teriak Kai dan Kyungsoo kompak. Mereka menggerakkan tangan dengan gaya mengusir 'hus-hus', seperti biasa, cara lama. Dan target terakhir, eh mungkin kedua dari terakhir... Chen ia mulai mengucapkan doa dengan khusyuknya. Membaca kitab suci dan mengambil rosarionya. Sungguh Luhan tak tega atau bisa dibilang takut kena dosa, akhirnya menghampiri target terakhir yaitu Lay.

"Luhan, jangan mengajakku bercanda oke? Buang binatang atau benda kotor itu dan aku tak akan pulang ke Seoul, ah atau pulang ke China sekalian." Kata namja berdimple itu. Ia sudah keringat dingin. Dan Luhan luluh juga karena namja itu mengancamnya.

"Oke, peace Lay. Jangan pulang dulu ya... mumumu." Kata Luhan sambil menunjukkan aegyonya. Tanpa sadar, Sehun menatap moment lulay itu dengan tatapan membunuh /bukan ke kecoanya lho. Akhirnya suasana rumah menjadi tenang setelah mereka berhenti kejar kejaran. Bahkan tetangga mereka Xiumin, mendengar teriakan Chanyeo dan Kai tadi.

"Ya! Ramennya sudah hampir dingin, ayo cepat dimakan." Akhirnya Luhan mengingatkan mereka pada kegiatan tertunda itu. Mereka semua –minus chen dan lay– makan dengan lahapnya. Dan kyungsoo pun mengambil minum di dapur. Tentu saja ia masih was-was, takut ada 'teman' kecoa tadi balas dendam padanya /lho? Setelah membereskan semuanya, delapan namja itu menuju kamar masing-masing.

.

.

Ex Ghost

.

.

*Chen-Kai-Kyungsoo Room*

"Ya, ampun. Kenapa aku sama sekali tak mengenalimu, Jongin ssi." Kata Kyungsoo setelah mendengar kalau ia dan Kai satu universitas. Ia merasa dunia menjadi begitu luas sampai sampai ia tak mengenali teman seperguruannya (?) itu.

"Tak apa, Kyungsoo hyung. Bukankah semester kita berbeda, wajar dong kau tak tahu tentang aku." Kata kai sok bijak mungkin. Kemudian Chen menghampiri kasur mereka berdua. Ia mencolek–colek bahu Kai dengan penuh semangat.

"Eh... apa kalian tahu siapa nama namja tetangga Luhan tadi?" Tanya Chen dengan penuh antusiasme. Matanya berbinar dan ia tersenyum sangat lebar. Kyungsoo agak takut jadinya sementara Kai mulai kesakitan karena colekan tadi sudah berubah menjadi cubitan kecil di bahu kanannya.

"HENTIKAN HYUNG, BABB..HOH..UPH!" Teriak Kai emosi. Kyungsoo kaget namun Chen malah membekap mulut Kai dengan guling terdekat. "Kyungsoo, apakah kau mengenalnya?" tanya namja kotak itu, sekarang ia sudah tak tersenyum lebar seperti tadi sehingga rasa takutnya /atau jijik/plak/ hilang sudah.

"Um... aku pernah berbincang dengannya sekali saat bertemu di pasar (?). kalau tidak salah namanya Xi.. eh ano Xiuu.. siapa ya aku agak lupa." Kata Kyungsoo yang malah bingung bingung sendiri. Chen sweatdrop. Kai masih kekurangan oksigen gara gara bekepan guling dari sang epil hyung.

"Huh.. seharusnya kau bilang saja kalau tidak tahu Kyungsoo... dasar kau ini." Kata Chen sambil menghembuskan nafas panjaaaaaang. Kyungsoo yang tak terima dibilang dasar langsung menarik guling yang digunakan Chen untuk membekap Kai.

"Baiklah, namanya Xiumin hyung. Ia tiga tahun lebih tua dariku. Lalu guling ini kuminta, kasihan Kai tidak bisa bernafas." Kata Kyungsoo, akhirnya Chen puas kemudian menatap kai penuh arti. "Kalau begitu aku tidur dulu, ne." Kata chen, ia sudah kembali ke kasurnya sendiri. Ya sendiri karena kamar mereka hanya diisi tiga orang. Bahkan kasur mereka hanya kasur tipis yang diletakkan di lantai, bukan dipan dan kasur busa seperti orang biasanya.

"Hyung, kita tidur juga!" Ajak Kai dengan tatapan yang sulit diartikan. Tanpa basa basi, Kyungsoo merebahkan tubuhnya disebelah Kai namun posisinya membelakangi namja tan itu. Tiba tiba, Kyungsoo merasakan tangan memeluk tubuhnya. Kemudian Kai membalik tubuh Kyungsoo menghadap padanya dan memeluknya erat erat.

"Hei, Kai lepaskan aku, eoh!" Kyungsoo mencoba berontak, namun kalah kuat dengan namja tan itu. Namun kemudian ia tak merasakan gerakan dari Kai sehingga ia mengibas kibaskan tangannya di depan wajah Kai. Mengetes apakah namja itu sudah tidur atau belum.

"Sudah tidur, eoh?" Kata Kyungsoo kemudian ia menyamankan dirinya untuk tidur dengan posisi yang masih sama. Kai memeluk Kyungsoo. Tak lama kemudian Kyungsoo menyusul Kai dan Chen menuju alam mimpi.

.

.

*Baekhyun-Chanyeol-Lay Room*

Lay sudah tidur ternyata. Ia terlalu lelah sudah mengemudi jarak jauh selama dua hari tanpa istirahat yang cukup untuk mengejar waktu. Efek kekenyangan juga mungkin. Sedangkan BaekYeol mereka sedang berbincang bincang sambil merapatkan diri diatas kasur mereka. Kasur yang sama seperti yang ada di kamar KaiKyungsooChen. Sebenarnya itu adalah kasur yang dibawa Sehun dengan alasan harus menginap di rumah warga demi kelancaran penyelidikan kasus.

"Baekki, sebenarnya Luhan itu siapamu? Kenapa hanya tinggal berdua saja?" Tanya Chanyeol. Sedari tadi ia mengamati wajah Baekhyun yang –sangat– manis itu. Baekhyun hanya bisa blushing setiap matanya bertemu pandang dengan manik mata Chanyeol.

"Luhan itu hyung angkatku sejak kecil. Ia dan aku dibesarkan oleh orang tuaku, namun mereka berdua meninggal karena kecelakaan dua tahun yang lalu." Kata Baekhyun wajahnya berubah sendu kalau mengingat kenangannya bersama orang tuanya. Bagi Baekhyun, sulit untuk melupakan mereka.

"Ah... maaf Baekki aku membuatmu mengenang kenangan pahit itu." Kata Chanyeol, ia menyesal telah menanyakan tentang orang tua Baekhyun yang ternyata sudah meninggal. Kemudian ia menggenggam tangan namja manis itu tanpa mengalihkan pandangannya dari Baekhyun. Namja yang digenggam tangannya itu hanya memelototkan matanya, wajahnya sudah merah sekarang.

"Byun Baekhyun. Aku akan mengatakannya sekarang. Tolong jangan katakan aku bercanda tidak serius atau apalah. Tapi... naneun saranghagesseo. Saranghaeyo." Kata Chanyeol dengan tatapan dalam dan tersirat keseriusan dari sorot matanya. Sungguh kali ini Baekhyun ingin menangis karena terharu.

"Nado saranghaeyo Chanyeol-ah."

Kemudian Baekhyun tertidur di bahu Chanyeol. Dan tak sengaja Lay membuka matanya sebentar, dan ia langsung disuguhi pemandangan dua orang sedang berlovey dovey /walaupun baekhyun sudah tidur. Akhirnya ia memutuskan untuk tidur kembali, mengurungkan niatnya untuk mengerjai mereka berdua. 'Sebaiknya besok saja.' Batin Lay, ia menyunggingkan smirk sekilas kemudian tidur kembali.

.

.

*Sehun Luhan Room*

Sepertinya hanya mereka yang belum tertidur. Sekarang Luhan hanya berbaring disamping Sehun, membiarkan namja itu membelai lembut rambutnya. Sambil sesekali menggumamkan sesuatu. Entah kenapa Luhan merasa nyaman di dekat Sehun. Ia tak ingin namja detektif itu pergi meninggalkannya untuk pulang ke Seoul, ia hanya tak rela kembali hidup berdua seperti dahulu. Hanya ada Baekhyun dan Luhan dalam hidupnya.

"Sehun ah. Kapan kalian akan pulang ke Seoul?" Kata Luhan, sebenarnya ia enggan menanyakan hal itu karena ia tahu jawabannya pasti akan menyakiti hatinya.

"Setelah kasus ini sudah terselesaikan, Luhannie." Dan bingo! Luhan menyesal menanyakan hal itu. Namun Sehun yang melihat perubahan ekspresi Luhan segera melanjutkan kata-katanya. "Tapi aku bisa tinggal disini asalkan..."

Luhan sudah sangat penasaran dibuatnya. Ia tak sabar mendengar lanjutan kata-kata Sehun itu. "Tapi apa Sehunnie?" balas Luhan, ia sudah mengganti panggilannya pada Sehun. Berharap jawabannya kali ini dapat menyenangkan hatinya kembali.

"Asalkan aku sudah menemukan pasangan di desa ini." Lanjut Sehun, ia menatap Luhan lekat lekat, mendudukkannya di depannya. Kemudian ia mulai mendekatkan wajahnya pada Luhan. Namun namja cantik itu kebingungan, wajahnya sudah semerah tomat saat ini, perlahan namun pasti Sehun akan menciumnya. Luhan masih kebingungan namun memutuskan untuk menutup matanya erat–erat.

CHU~

Sehun menciumnya sekilas, tepat di bibir Luhan. Sekarang namja itu terbengong bengong karena aksi Sehun barusan. Ia terpaku dalam bisu... 'barusan, Se.. Sehun menciumku'kah?' batinnya antara senang dan bingung. Wajahnya lucu sekali saat itu. Kemudian Sehun terkikik karena ekspresi Luhan yang begitu menggemaskan.

"YA! Jangan tertawa Oh Sehun!" Ia memukul pelan bahu Sehun, ia sangat malu sekarang. Ia tak tahu apa maksud Sehun mencuri ciuman pertamanya padahal mereka baru saja bertemu. Namun harus diakui Luhan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan namja tinggi nan tampan itu. Dan fakta yang paling mengejutkan adalah, Sehun mencium Luhan padahal hubungan mereka hanya sebatas tamu dan tuan rumah saja. Untunglah namja itu bisa menerjemahkan ekspresi bingung dan terkejut Luhan dengan baik. Ia menggenggam tangan Luhan dengan erat.

"Saranghaeyo, Xi Luhan. Maukah kau menjadi namjachinguku?" Kata Sehun membuyarkan lamunan rusa kecil itu. Sekarang mau tak mau Luhan harus membelalakkan matanya, mulutnya ternganga tak percaya akan pernyataan Sehun yang sangat mendadak itu.

"A..apa kau tak sedang mengigau Sehunnie?" Sungguh, tanggapan Luhan ini membuat Sehun kehilangan kata kata. Kemudian ia menangkup wajah Luhan dengan kedua tangannya, menyuruh Luhan untuk menatap matanya dengan jelas.

"Apakah aku berbohong, Hannie? Lalu bagaimana jawabanmu?" Tanya Sehun meyakinkan. Ia hanya bisa berharap ia tak ditolak. Degup jantung mereka berdetak sangat cepat, sayup sayup dapat terdengar suaranya.

"Nado saranghaeyo, Oh Sehun. Sejak pertamakali kita bertemu kemarin. Kumohon jangan tinggalkan aku?" Balas Luhan yang tak terduga dan langsung to the point tanpa harus Sehun tanyakan alasannya.

"Gomawo, chagi. As your wish, aku akan terus bersamamu sampai kapanpun." Jawab Sehun sorot matanya menunjukkan ketulusan. Dan Luhan berharap ia bisa menggenggam janji Sehun, yang sekarang sudah resmi menjadi namjachingunya.

.

.

.

SRAK! TAP TAP TAP

.

.

.

Kali itu Sehun bersumpah akan mengutuk orang yang berjalan jalan tengah malam melewati rumah Luhan saat itu. 'Mengganggu saja.' Batin Sehun sambil meneruskan kegiatannya menatap Luhan secara intens. Namun tetap suara tadi terus terdengar oleh kedua namja, oh tidak sekarang Chen yang terbangun juga mendengarnya.

Kemudian orang yang terbangun dan mendengar suara langkah kaki itu segera berkumpul di ruang tengah. Ternyata yang sedang mendengarkan banyak juga, Chen, Lay, Luhan dan Sehun sekarang sudah berada di ruang tengah. Mendengarkan dengan seksama suara langkah kaki dari luar rumahnya. Sayangnya tak ada yang berani melihat keluar jendela saat itu. Entah kenapa feeling Luhan tidak enak. Ia mencari kesekeliling ruangan siapa tahu ada Victoria disana, namun yeoja yang dia cari tak ada di manapun.

"Siapa sih yang berjalan jalan disekitar rumah orang malam malam begini?" Tanya Chen sambil menggaruk kepalanya yang memang gatal /jlegerr! Ralat yang tidak gatal itu.

.

BRUMM!

.

Sekarang suara mesin motor dinyalakan menginterupsi keheningan malam itu. Tetapi kali ini Luhan memberanikan diri mengintip keadaan sekitar lewat jendela depan rumahnya. Naas... ia hanya mendapati motor seseorang sedang melaju dari pekarangan rumahnya.

"Sial, sepertinya ada penyusup ataupun mata-mata datang kemari." Umpat Sehun yang sejak penyelidikan sore tadi merasa ada yang mengawasi.

Lalu datanglah Lay menghampiri Sehun dan Luhan yang berdiri di dekat jendela itu. Ia ragu untuk mengatakannya namun akhirnya ia memutuskan untuk ambil bagian dalam pemecahan kasus ini.

"Sepertinya, kita diawasi oleh namja yang berstatus sebagai tersangka kasus pembunuhan yeoja itu, Sehun ah." Kata Lay dengan tampang serius. Tiba-tiba mereka mendengar suara lolongan anjing beserta bunyi klakson motor yang berbunyi dengan nyaringnya.

BRUK! Terdengarlah suara benda jatuh, suaranya terdengar sangat keras hingga membangunkan Kaisoo dan Baekyeol.

"Su.. suara apa itu!?"

.

.

Saaaaaaaaaaat... lagi lagi Victoria datang ke rumah Luhan dan Baekhyun. Ia menatap Luhan dengan tatapan yang sulit diartikan. Dan anehnya Luhan seperti mendengar suara hati Victoria.

'Tolong aku... orang itu ada di sini...'

Luhan terbelalak kaget, keseimbangan tubuhnya hilang, pandangannya mengabur... dan semuanya gelap baginya.

"LUHAN! LUHAN! BANGUNLAH!

Sosok arwah itu menghilang, meninggalkan Luhan yang pingsan entah karena apa...

.

.

To Be Continued

.

.

Akhirnya chapter 1 selesai setelah perjuangan satu minggu chinguu... hoahm... ngantuk sumpah author ini. Kemarin habis bikin lagu juga menguras otak ya, hahaha /ditabokkolorsehun /plak/ ditampar luhan.

Ini cerita horor pertama author setelah dua tahun nggak nulis cerita horor misteri. Bangga iniii ceritanya walaupun hasilnya tetep fic gaje dengan cerita yang nggak horor sama sekali.

By the way ada yang usul pembunuhnya itu siapa? Kalo bisa yang evil dan udah agak tua –eh-

Oh iya, karena Keunree lagi USEK dan Try out, mian updatenya jadi lamaaa banget. Apakah ada yang penasaran sama lanjutannya Re : Histexory? Ada dong, jebal. Eh.. eh.. yeoreobun Keunree punya cerita lagi lho... aku usahain segera dirilis ceritanya. Ada bocoran juga, yaitu pairnya HUNHAN /huhuy/tebarkemangi/eh.

Ada juga sequelnya EXO K Dongsaeng terus fanfic HUMOR BARU pengganti Exo in Disneyland. Oh iya... Keunree lupa update satu chapter terakhir buat Exo in Disneyland. Mohon ditunggu dengan sabar ya /readers : woke!

Dan ini keunree lagi ngepen sama B.A.P and B1A4 lho /readers : nggak nanya. Ish... jahat deh /plak.

Akhir kata... review and review please. Don't be siders please. Don't flame me plz.

See you next chapter /gwiyomibarengsehun.