Hope is a Dream That Doesn't Sleep

.

.


Daehan Grup itu nama kelompok mereka di Korea Selatan. Nama aslinya Tsuqo, yakuza musuh bebuyutan kelompok Kyuhyun sejak generasi sang ayah. Kini mereka kembali ke Jepang dan pemimpin Tsuqo mendapat kabar bahwa sang penerus; Cho Kyuhyun akan menghancurkan klan Tsuqo. Berita mendadak itu terdengar tat kala salah seorang anak buah klan Tsugo melihat Cho Kyuhyun bersama Alex, anjing setia generasi sebelumnya.

"Menarik. Bukankah dia hanya bocah?" suara gemertak dari kacang di tangan pemimpin Tsuqo menjadi ciri khasnya. Ia menarik bibirnya ke atas angkuh. "Kita siapkan upacara penyambutan kedatangan generasi baru mafia milik Tuan Cho."

Berada di mansion Jepang untuk pertama kalinya, pemuda yang sudah berubah itu kembali terkagum-kagum atas kemegahan rumah tersebut. Ia hanya bisa menemukan benda-benda antik peninggalan kakek, ayah dan anggota keluarganya terdahulu.

Sementara itu, Alex tetap di sisinya selagi menyiapkan alat untuk melakukan penyerangan antar klan. Kyuhyun menikmati halaman luas yang dikelilingi bunga serta taman bunga yang ada terawat dengan amat baik.

"Kyuhyun, mulai besok kita latihan lagi," kata Alex.

Pemuda itu merengut kesal. "Berhenti mengingatkanku. Aku mau menikmati liburanku di Jepang ini," tutut Kyuhyun.

"Anda bisa menikmati liburan anda setelah membereskan konflik dengan Tsuqo lusa." Memang tujuannya jelas. Pemuda itu tidak bisa lagi menghindar. Dunia gelap sudah bagian dari hidupnya sejak awal.

Meninggalkan Changmin dan kawan-kawan sementara waktu sudah cukup menyiksanya. Selama latihan dan pengalaman yang diberikan Alex, tak terhitung berapa banyak manusia yang menjadi kelinci percobaannya. Meski sekarang sudah terbiasa, Kyuhyun masih belum bisa melupakan betapa mengerikannya saat melihat darah di wajahnya ketika membunuh seseorang.

Tubuhnya keringat dingin dan gemetar. Sang anjing penjaga tidak membiarkan seorang Bos melakukan kesalahan sekecil apapun. Kyuhyun belajar cepat dan ia pun terkejut mennyaksikan fakta gen yang mengalir dalam dirinya.

Latihan yang berlangsung sudah menyiksa Kyuhyun sebagaimana ia harus melakukan bela diri terhadap serangan yang diberikan anak buahnya dan Alex sebagai pelatihnya. Saat hari H tiba, pikiran Kyuhyun kembali kosong dan fokus menjai seorang pembunuh berdarah dingin.

-o-

Markas Tsuqo ternyata di tengah kota. Mereka adalah perusahaan asuransi yang ternama di Jepang. Tuan muda Cho mempertahankan poker facenya. Ia tidak mengerti mengapa Alex dan lainnya bersiap-siap sejak semalam dan ternyata penyerangan dilakukan siang hari.

Kyuhyun masih tidak bisa terbiasa bertindak kejam. Darah yang menggenang di bawah kakinya setiap malam selalu menghantui. "Tenang saja, tuan muda. Semua akan abik-baik saja."

Alex yang selalu meyakinkan Kyuhyun terlihat santai seperti biasa. Kyuhyun meneguk air liurnya pahit. Mereka memasuki lift menuju lantai paling atas. Markas Tsuqo. Tinggal beberapa detik lagi, ia akan berhadapan dengan musuh bebuyutan ayahnya. Namun, satu hal yang mengganjil, hingga detik ini ia tidak paham mengapa ia harus balas dendam dan apa alasan ia harus membasmi klan ini.

Ting.

Bunyi pintu lift membuat pemuda itu kembali tegang. Saat pintu lift terbuka, Kyuhyun bisa melihat ruangan kantor yang umum. Pengecualian, para yakuza yang berjaga di sana. Ia bisa merasakan semua pandangan mengarah pada mereka.

"Lihat ini, Cho muda telah sampai di sini," ujar seseorang yang duduk di tengah. Sudah pasti dia pemimpinnya. Kyuhyun tidak mungkin lupa akan wajah orang tua yang selalu menjadi latihan targetnya. Sampa-sampai ia muak sendiri.

"Dan kau berada di sini bersama anjing penjagamu, heeh," lanjutnya.

Alex, Kyuhyun dan tiga orang lainnya keluar dari lift untuk berhadapan langsung dengan pemimpin Tsuqo. "Kita bertemu lagi, Pak Tua." Sapaan Alex tidak nyaman di pendengaran pemuda itu. Ia melirik Alex heran.

Ketegangan meracuni udara ruangan. Kyuhyun nyaris tidak bisa bernafas. Lupakan poker face itu. Ia bahkan hampir lupa tujuan awalnya. Rasanya, Alex yang mengontrol semua ini. Kyuhyun melihat pemimpin Tsuqo itu berdiri dan menghampirinya.

Tatapan nakal nan angkuh itu semakin membuatnya risih. "Akhirnya kita bertemu secara langsung, Cho muda. Apa kabarmu?" Ia mengulurkan tangan pada Kyuhyun. Pemuda itu secara kaku membalas uluran jabatan tangan itu, namun tidak berkata apapun.

"Sudah lama sekali sejak ayahmu dan rekan-rekannya mengunjungiku dan kini anaknya yang menemuiku." Kyuhyun bisa mendengar desisan senang dari cara bicara orang tua di hadapannya ini. "Mari kita bicara, Cho muda."

Tsuqo menyajikan teh untuk mereka. Memulai cerita. "Waktu itu aku dan ayahmu adalah sahabat. Rekan kerja yang sangat cocok dan kami sama-sama senang meski membagi untuk secara adil sekecil apapun imbalannya.

"Aku dan ayahmu adalah dua pilar katana pada masa kejayaan kami. Saat itu jugalah kami sama-sama membangun keluarga. Kami sangat menjaga privasi sampai-sampai tidak ada yang tahu bahwa kami sudah berkeluarga."

Tatapan pemimpin Tsuqo mendadak redup. Kyuhyun tidak mengerti kenapa ia harus mendengar masa lalu orang tuanya bersama bapak tua yang dinyatakan sebagai musuh oleh Alex dan anjing penjaga itu malah ikut mendengarkan dengan tenang.

"Nak, namamu Kyuhyun?"

Pemuda itu mengangguk pelan.

"Apakah kau tahu mengapa hubungan kami retak sampai putus aliansi selama bertahun-tahun?"

Kyuhyun menggeleng, tapi rahang Alex mengeras tanpa sepengetahuannya. "Sungguhkah? Tidak ada seorang pun yang memberitahumu?"

Meski Kyuhyun menggeleng, tatapan Tsuqo mengarah pada sosok yang duduk di sampingnya. Si anjing penjaga yang diam seribu bahasa. Sadar bahwa pandangannya beralih pada Alex, Kyuhyun reflex memandang Alex. Kali ini, ia bisa merasakan aura berbahaya dari Alex.

"Tidakkah kau ingin tahu, Nak?"

"Kurasa itu tidaklah penting saat ini," balas Kyuhyun.

"Padahal kau bisa menanyakan semuanya pada anjing penjagamu ini."

Tatapan tajam Tsuqo tidak lepas dari Alex yang mengerutkan keningnya kesal. "Tsuqo…"

Tsuqo menaikkan bibirnya miring. Dari detik itu, Kyuhyun sadar tidak ada yang beres sejak mereka ada di ruangan itu. "Ingin menyerang? Kalian tidak membawa pasukan, Cho?" Tanya Tsuqo seolah basa-basi bercanda.

"Kalian tahu kan, aturan bahwa orang luar bisa masuk sesuka hati namun akan digigit oleh cerberos saat berniat keluar?" Tidak, Kyuhyun tidak tahu apapun. Ini kali pertamanya mendengar itu. Ia melirik Alex yang nampaknya tidak bisa diajak bicara.

Ruangan benar-benar hening. Desahan Tsuqo menjadi pemecah keneningan. "Jadi, kalian kemari dengan tujuan apa? Dimakan?"

Cklik.

Kyuhyun melihat semua anak buah Tsuqo mengunci semua jalur keluar termasuk jendela. Ah, sudah dimulai rupanya… Ia memejamkan matanya sesaat.

"Bukan, memakan." Sialan instingnya yang bekerja. Dalam sekejap ia bisa melihat semua senjata api dan pedang yang diarahkan pada mereka. "Cho Muda, kau harus belajar banyak. Kau tidak bisa memangsa di saat kau adalah seorang tikus di kandang singa."

Cukup. Aku tidak tahan lagi.

Biarkan aku melepaskan stress yang menggung ini.

Biarkan aku membantai—

"KYUHYUN!"

Hanya teriakan Alex yang terdengar di telinga pemuda itu.

Sosok laki-laki bermata hijau yang selalu menjaganya dan merawatnya.

Jangan khawatirkan aku, karena aku terbiasa untuk merasakan sakit.

Kyuhyun hanya bisa tersenyum hangat saat melihat laki-laki yang membawanya ke dunia bawah lagi.

"Sampai jumpa di neraka, kalian semua."

DOOR!

-o-

Beberapa tahun kemudian.

Minho dan Jonghyun ternyata sukses membuka toko pakaian setelah jatuh bangun dengan beberapa usaha sebelumnya. Promosi mereka yang semangat sangat disukai hingga keduanya menjadi partner bisnis yang hebat pula.

Shin Changmin bekerja di kantor sebagai manager umum mereka. Sejauh ini, kehidupan mereka baik-baik saja setelah lulus dengan susah payah. Semuanya berjalan lancar… Meski ada kekosongan.

Jam istirahat siang adalah waktu terbaik untuk pergi ke mini market hanya untuk sekedar membeli makanan instan dan sekaleng cola bersama rekan kantor. Menghilangkan jenuh sejenak. Changmin dan lainnya makan di dekat kaca mini market sambil bercanda.

Sembari kembali ke kantor, menunggu lampu penyebrangan berubah menjadi hijau adalah rutinitas. Di tengah zebra cross yang ramai, Changmin bisa merasakan aura dingin yang melewatinya. Sosok asing nan aneh yang memakai jaket berhoodie ditengah musim panas menyengat.

Ia reflex membalikkan tubuhnya.

"Kyuhyun?"

-END-

.

.

Maafkan daku atas semua kesalahan sebelumnya.

Tapi, rencana awal ending memang seperti ini.

Terima kasih sudah menunggu ff ini bertahun-tahun yang selalu hiatus dan kini malah tamat tiba-tiba. Aku sendiri tidak terlalu puas tapi... yah begitulah.

Sungguh, semua subs dan komentar yang kalian kirim kubaca satu-persatu dan aku sangat menghargainya meski aku sendiri tidak bisa membalas satu-satu.

See You in another story.