Judul : Indirection

Chapter : 1

Kategori :

- YAOI! (GASUKA YAOI? GAUSAH BACA)

- NC-21! (WARNING! ANAK DIBAWAH UMUR DIHARAPKAN JANGAN NEKAD)

- M-PREG! (GASUKA M-PREG? GAUSAH BACA)

- LEMON

- BOYS LOVE

- Family/ Hurt/Comfort/Little bit Angst

Rated : untuk chapter ini M!

Cast :

- Lee Sungmin

- Cho Kyuhyun

Summary : Sungmin sebagai stripper, sudah bersumpah tidak akan mau disewa oleh satupun pengunjung barnya. Tapi untuk Kyuhyun? Hm, tampaknya ia harus berpikir lagi / "Aku ingin pulang." / "Anak?!" / KYUMIN / YAOI / MPREG / RATED M / NC-21 / WARNING! DLDR!

Note : Kkkk~ saya kembali lagi membawakan cerita nista dan sampah buatan saya ini. Berawal dari pengen bikin ff yang Kyuhyunnya tersiksa, saya mendapat ide membuat cerita ini. Mungkin agak aneh ceritanya. Ditambah dengan hampir keseluruhan ff ini bakal banyak NC-nya.

Di sini saya bikin Sungmin sebagai penari striptis, stripper, atau apalah namanya saya kurang tau. Tapi yang jelas seorang stripper itu biasanya lebih parah dari penari penari biasa. Makanya Sungmin terlihat seperti.. ehmmyou know what I mean.

Ada yang merasa aneh sama judulnya? Erurin juga bilang ini judulnya aneh, entah kenapa saya ketiban ide ngasih judul kaya gini. 'Indirection' aneh tapi punya makna. Makanya saya bikin judulnya kaya gini. Hahaha *curcol*

BAGI YANG GAK SUKA DENGAN SIFAT SUNGMIN DISINI SAYA PERSILAHKAN UNTUK SEGERA MENGKLIK ICON BACK, ATAU KLIK KOTAK DENGAN TANDA SILANG DI POJOK KANAN ATAS! BAGI YANG GAK SUKA DENGAN PEKERJAAN SUNGMIN DISINI SILAKAN PERGI DAN TIDAK USAH MEMBACA FF INI. SAYA TIDAK INGIN ANDA MEMBASH SAYA KARENA MEMBUAT SUNGMIN SEPERTI INI. INI SEMUA HASIL PIKIRAN SAYA, DAN INI HANYA SEBUAH FIKSI.

SILAHKAN MEREVIEW FF INI SEBAGAI BENTUK BAHWA KALIAN SEMPAT MEMBACA FF INI WALAU HANYA BERUPA TITIK ^^

DON'T COPAST!

DON'T BE SILENT READER!

.

ENJOY ^^

.

===Indirection===

.

Hiruk pikuk malam itu terasa sedikit berbeda. Sorak sorai beberapa orang yang tampak menikmati malam ini terdengar agak keras dan kadang diselingi kalimat kalimat puas juga desahan. Beberapa dari mereka bahkan tak segan menampilkan wajah mesum penuh gairah ketika melihat pemandangan yang di suguhkan dari panggung kecil yang berada di dalam ruangan itu. Ruangan ini tidak cukup luas, tapi bertingkat, dengan suhu udara yang pengap―karena pengunjung cukup banyak, asap rokok, bau alkohol dan membuat sesak—, keadaan yang gelap, juga diiringi suara gaduh dari musik yang mengiringi gerakan sang penguasa panggung.

Situasinya hampir setiap malam. Seorang, atau beberapa penguasa panggung berusaha memuaskan sang pengunjung yang lapar akan tubuh mereka, dengan liukan, serta kelihaian mereka menari dan menggoda sang pengunjung dari atas sana.

Dengan pakaian—yang tak pantas disebut pakaian—para penguasa panggung terus bekerja sebagai pemuas manusia dengan tatapan lapar disana. Pakaian mereka bahkan hanya berupa selembar kain yang menutupi bagian vital! Tak ayal membuat para pengunjung makin belingsatan berharap sang penguasa panggung mau mereka sewa walau satu malam saja. Tak jarang para pengunjung berusaha berebut naik ke atas dan meminta untuk dipuaskan dengan harga berkali kali lipat lebih mahal dari tempat lain.

Jangan tanya mereka ada dimana. Kalian hanya perlu memperhatikan bagaimana tempat ini dipenuhi puluhan pria pria berkantung tebal, dengan wajah super mesum, tatapan lapar, juga beberapa orang berwajah om om yang sedang mencari pemuas nafsu. Perhatikan pula bagaimana tempat ini dipenuhi para pria dengan wajah manis, tubuh mungil, kulit putih mulus, badan sedikit berisi dan.. benar benar menggoda bagi para pengunjung yang berniat untuk menyewa mereka. Sebuah bar untuk para gay.

Malam ini memang berbeda, ini malam minggu, penampilan yang disuguhkan untuk malam ini juga berbeda. Karena pemilik bar ini yang langsung turun untuk memuaskan para pengunjung setianya. Pengunjung yang rela bayar mahal untuk masuk ke dalam sini hanya untuk melihat penampilannya. Pemilik bar ini memang sangat sangat spesial, selain wajah yang sangat rupawan dan tubuh yang indah, ia juga terkenal dengan kelihaiannya menggoda pengunjung menggunakan tariannya.

Dengan selembar kain transparan yang menutupi genital dan dihubungkan dengan sebuah tali tipis yang hanya menutupi belahan pantatnya, sang pemilik bar mulai melangkahkan kaki dengan percaya diri ke atas panggung, sorak sorak penggemarpun terdengar mengiringi. Beberapa dari mereka sudah menyiapkan uang untuk dilemparkan ke arah panggung nanti.

Pria itu sedikit menatap kerumunan yang berada di bawah panggung, meneriakkan namanya sambil memaksanya untuk segera beraksi. Kulitnya yang mulus putih bersih, badannya yang mungil untuk ukuran pria namun tetap berisi, butt indah berisi yang terekspos, wajahnya yang sangat sangat manis, dengan mata dibuat sayu juga bibir plum-nya. Siapa yang tidak tergoda?

Ia sedikit menyeringai, membuat penontonnya kembali bersorak. Lalu dengan satu gerakan isyarat, musik mulai dimainkan, musik yang sudah ia siapkan untuk penampilannya kali ini.

Dengan gerakan perlahan, ia mulai meliukkan tubuhnya mengikuti alunan musik. Menggerakan tangan, kaki, dan pinggulnya seirama. Rambut blondenya tampak mengkilap diterpa samar cahaya bar, sebagian poni menutup sebelah matanya, sedikit membuat pandangan tidak jelas memang, tapi ia tak terpengaruh, ia sudah terbiasa dengan semua gerakan ini. Ia makin semangat untuk menggerakaan tubuhnya kesana kemari, menggoda sang pengunjung dengan sebuah tatapan nakal.

Ia menggerakkan pinggulnya lagi dengan tangan yang menelususi dada serta perutnya, berakhir di selangkangan. Semua orang menahan nafas, tubuh itu benar benar lentur, gerakannya, liukkannya, keindahannya.. semua menegang seketika. Terlebih selangkangan para pengunjung mulai sesak tanpa ada kontak fisik antara mereka dengan si penari.

Dengan tangan lihainya, ia mulai membelai selangkangannya sendiri. Sebelah tangan menuju buttnya, dan memainkan jari di tali penutup belahan pantatnya. Ia menggigit bibir bawahnya menggoda, ia melenguh kecil dan kembali menggerakkan pinggul dengan tangan yang masih setia di selangkangan serta butt-nya. Ia melecehkan tubuhnya di depan semua orang.

Kain yang transparan yang dikenakan agak tersibak, tampak menonjolkan genitalnya yang ikut tegang, pengunjung dengan jelas melihat dua buah cock ring bertengger di sana. Dua buah! Para pengunjung kembali bersorak kegirangan, mereka tak segan segan meraba selangkangannya sendiri dan mengeluarkan milik mereka yang sesak di dalam. Mereka terus mengelu-elukan nama sang penari sambil memainkan milik mereka sendiri.

Sang penari kembali menyeringai, ia agak menunggingkan tubuhnya, memperlihatkan belahan merah muda bagian bawah tubuhnya. Pengunjung berdecak, mendesah, mengerang melihatnya, permainan mereka pada juniornya sendiri makin menggila.

Dia mulai beraksi lagi, lagi, dan lagi. Ia tak segan segan melecehkan tubuhnya sendiri. Meski ia tampak begitu konyol, atau lebih tepatnya murahan. Meski ia tampak begitu nista dan menjijikkan di atas sana. Meski harus memasukan jari jarinyanya ke dalam lubang pantatnya sendiri atau hal parah lainnya di atas panggung, ia tidak peduli! Ia hanya ingin memuaskan para pengunjung barnya..

.

===Indirection===

.

Seorang pria lain tampak ikut menikmati pertunjukan di atas sana. Hanya ia tak separah para pengunjung yang dengan berani mengeluarkan miliknya dan memainkannya di antara kerumunan orang yang menikmati pertunjukkan. Cukup sesak memang, sedari tadi miliknya meronta untuk dikeluarkan dan dipuaskan. Pria itu hanya duduk di salah satu kursi bar yang berada cukup jauh dari panggung—namun masih bisa melihat semua yang terjadi di atas sana.

Ia menenggak minumannya sesekali, matanya tak lepas dari atas panggung.

Ia cukup kecewa saat pertunjukkan itu berakhir, menyisakan pengunjung yang mendesah ikut kecewa. Mereka masih ingin menikmati tarian serta tubuh seksi sang pemilik bar itu!

Pria itu cukup—bahkan sangat—tampan. Dengan tubuh tinggi tegap, ia sangat sempurna untuk kalangan wanita—untuk kasus ini dikalangan pria pun ia sangat sempurna—. Dengan kemeja yang membalut tubuhnya, serta setelan jas mahal yang bertengger membuat semua orang tahu, pria ini kaya raya. Lagi pula hampir semua pengunjung di bar ini adalah orang berdompet tebal!

Dengan kulit putih pucat, rambut coklat ikal, bibir juga senyuman yang menawan, cukup membuat beberapa pria meliriknya. Namun ia mengacuhkan kedipan serta rayuan nakal dari penghuni bar ini. Dia kesini memiliki sebuah tujuan, bukan untuk bersenang-senang.

Matanya mengekori sosok sang pemilik bar yang mulai turun dari atas panggung. Dengan dikawal 2 orang pria bertubuh kekar dan tinggi, sang penghibur itu menjauhi kerumunan manusia lapar yang berusaha menggapai tubuhnya.

Pria itu beranjak dari tempat duduknya saat perlahan sosok sang penghibur mulai hilang di lorong kecil bar ini, lorong yang terletak agak terpojok. Pria itu yakin sang penghibur pasti menuju ruangan pribadinya. Dan pria tampan itu bertekad untuk masuk ke dalam ruangan itu, bertemu sang penghibur.

Langkahnya yang lebar masih dapat menyusul sosok mungil itu. Ia terhenti saat dua orang bertubuh kekar menjaga sekitar lorong kecil yang dimasuki sang penghibur. Ia memutar otaknya cepat, ia harus memasuki ruangan itu sesegera mungkin.

Dengan wajah datar, ia mendekati dua orang bertubuh kekar itu. Membisikkan sesuatu yang berhasil membuat mereka mengerutkan kening bingung. Mereka sedikit berdiskusi, sesekali melirik sosok pria yang berbisik pada mereka sebelumnya. Lalu salah satu dari mereka menggerakkan dagunya, memberi isyarat pada pria tampan itu agar masuk ke dalam.

Pria tampan itu mengukir senyum kemenangan.

.

===Indirection===

.

'CKLEK..'

Pria tampan yang tadi berhasil mengelabui dua orang kekar di ujung lorong sana tampak terdiam. Ia berhasil masuk ke ruangan yang mungkin sangat sangat pribadi bagi pemiliknya. Sedikitnya pria itu tertegun melihat betapa mewah dan bersihnya ruangan ini. Jauh dari kesan kotor dan bau alkohol seperti di luar sana.

"Simpan saja di mejaku, nanti aku bayar. Ah iya, Kibum-ssi bilang pada siapapun yang ingin bertemu denganku bahwa aku sedang sibuk." Seorang pria lain yang kini tengah menyenderkan tubuhnya di sofa. Masih dengan pakaian seperti tadi—selembar kain menutupi genitalnya, dan dihubungkan dengan tali tipis yang menutupi belahan pantatnya—. Ia tampak berkeringat lelah, matanya terpejam.

"Apa aku terlihat seperti pegawai bar-mu?"

Wajah sosok manis itu tampak terkejut walau dengan mata terpejam. Keningnya berkerut dan secepat kilat ia membuka matanya, melonjak dari sofa.

"S—siapa kau?!" tanyanya agak gemetar, matanya memicing berusaha mengenali pria yang telah lancang masuk ke ruangannya.

Pria itu menyeringai "Lee Sungmin-ssi? Benarkah kau Lee Sungmin si pemilik bar ini?" pria itu balik bertanya.

Lee Sungmin. Ya, nama pemilik bar ini. Dengan wajah manis mempesona, lekuk tubuh sempurna, dan pemilik sebuah bar khusus para gay. Lee Sungmin, orang yang baru saja selesai mempertunjukkan kelihaian tubuhnya dalam menari di panggung tadi. Orang yang dengan tubuh seksinya membuat semua pengunjung menegang seketika.

"Ya, itu aku. Dan.. apa maumu kemari? Bukankah di luar ada penjaga?" tanya Sungmin bingung. Ia sedikit melihat ke arah pintu yang tertutup, mencari penjelasan.

"Aku hanya ingin menyewamu. Aku tertarik padamu." Ucap pria tampan itu tanpa basa basi. Kalimatnya berhasil membuat Sungmin mengepalkan tangannya erat, beraninya pria ini masuk dan berkata tidak sopan seperti itu? Sebenarnya dia siapa huh?

Kepalan tangan Sungmin mulai mengendur, tampaknya ia mengerti. Kilatan marah di matanya mulai menghilang tergantikan tatapan sayu yang menggoda. Ia menatap pria tampan di hadapannya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Senyumnya mengembang menyadari siluet pria di ruangnya—yang agak gelap ini—tampak sangat tampan.

Sungmin mulai melangkah pelan ke arah pria itu. Ia merapatkan dirinya yang masih hampir telanjang ke depan pria itu, tatapan pria di hadapannya tampak gelisah. Siapa sih yang tidak tergoda melihat tubuh seksi dan wajah cantik disuguhkan depan mata? Ditambah gerakan yang sensual mampu menggetarkan jiwa penuh nafsunya.

Sungmin memainkan jarinya di dada pria itu, meraba pelan dada bidang sosok tampan itu hingga berakhir di kancing kemeja teratasnya. Jari lihai Sungmin memainkan kancingnya, tampak ragu ingin membuka atau... langsung merobeknya?

"Hm, kau tahu aku kan? Aku tak biasa disewa." Bisik Sungmin tepat di samping telinga pria itu.

"Aku tahu, tapi aku akan membayarmu mahal." Jawabnya.

Sungmin menyeringai. "Berapapun?" tanyanya.

"Berapapun!" jawab pria itu mantap. Ia rela menghabiskan seluruh uang tabungannya hanya untuk menyewa Sungmin sebagai pemuas nafsunya. Ia benar benar tergila gila dengan tubuh itu. Tak peduli Sungmin menolak, yang penting ia harus mendapatkan Sungmin walau hanya semalam.

"Wow! Kau tampak begitu bernafsu padaku." Sungmin terkekeh. "Jadi, siapa namamu?"

"Cho Kyuhyun." Jawabnya singkat, ia benar-benar ingin melewati perbincangan bodoh ini dan langsung 'menghajar' tubuh Sungmin habis habisan.

"Baiklah Kyuhyun-ssi, aku tidak ingin berbasa-basi. Tentu kau tahu cerita semua pengunjung serta pegawai bar-ku. Tentang aku yang.. hm—bagaimana harus mengatakan ini—tapi aku memang bukan orang yang mau disewa." Jelasnya, ia sedikit menarik kerah kemeja Kyuhyun hingga leher putih pucatnya terekspos.

"Aku tahu." Jawab Kyuhyun, lagi-lagi singkat.

"Lalu?"

"Aku menginginkan tubuhmu."

Sungmin berdecih, harga dirinya terasa diinjak-injak. Tapi memang itu sudah profesinya kan? mempertunjukkan lekuk tubuh serta wajah indahnya tanpa malu. Memperlihatkan bagaimana ia dengan liarnya bergerak di atas panggung dengan tubuh hampir tanpa busana, mengundang tatapan lapar serta nafsu yang membuatnya semakin tampak murah.

"Asal kau tahu, aku tidak pernah tidur dengan para pengunjung bar ini. Meski mereka membayarku semahal apapun. Dan, lihat.. kita baru saja berkenalan, kau sudah nekad ingin mencicipi tubuhku." Ujar Sungmin dengan wajah pura-pura sendu.

Kyuhyun tak pernah melepas tatapannya pada pria mungil yang memainkan kancing kemejanya. Benar kata semua pengunjung disini, jika kau melihat lekat lekat maka kau akan menyadari betapa mulusnya kulit putih susu milik Sungmin.

"Bisakah kita hentikan semua omong kosong ini? Aku tertarik padamu, aku menginginkanmu, dan bisakah kita mulai untuk saling memuaskan?" habis sudah kesabaran Kyuhyun, ia benar sudah tidak tahan ingin meremas butt kenyal Sungmin!

Sungmin kembali menyeringai "Sepertinya kau sudah tidak tahan." Ia terkekeh. Tangan lentiknya kemudian beralih menuju selangkangan Kyuhyun dan membelainya. Kyuhyun menahan desahannya keluar, ia hanya memejamkan mata menunggu Sungmin melepas celananya.

Tapi Sungmin tak sebodoh itu, ia masih ingin bermain.

"Seharusnya aku tidak melakukan ini Kyuhyun-ssi. Aku bahkan sudah bersumpah tidak akan melakukan seks satupun dengan pengunjung bar-ku. Tapi…" Sungmin menggantungkan kalimatnya.

Dengan gerakan secepat kilat ia mulai membuka kancing kemeja Kyuhyun. Kurang dari lima belas detik kemeja dan jas itu sudah tergeletak di lantai tak berdaya. Sungmin sedikit terkesiap melihat tubuh Kyuhyun yang sama mulus dengannya. Hanya saja beberapa abs samar menghiasi perutnya. Tatapan Sungmin makin terpesona melihat betapa sempurnanya sosok Kyuhyun, dengan wajah super tampan, tatapan mata tajam, kulit yang juga putih—meski putih pucat—juga tubuh yang sangat nyaman untuk dijadikan senderan dan pelukan.

"—Sebuah pengecualian untukmu. Sikapmu yang kurang ajar membuatku tertarik. Jadi.. bisakah kita memulainya?" ucap Sungmin seduktif, tangannya melingkar erat di leher Kyuhyun. Lidahnya terjulur menjilati ceruk leher Kyuhyun.

Kyuhyun kembali menampakkan senyum kemenangannya. Ia berjasil membuat Sungmin jatuh dalam pesonanya dengan waktu kurang dari sepuluh menit, yang pada desas desusnya adalah Sungmin orang tersulit untuk diluluhkan. Sifat Sungmin yang keras membuat hampir seluruh pengunjung bar ini menyerah mengejar-ngejar sosok Sungmin.

Dan kali ini Kyuhyun berhasil. Dengan tekad dan keberanian, Sungmin berhasil luluh dan mau ia sewa satu malam ini.

"Dimana kita harus memulai?" tanya Kyuhyun, jemarinya mulai membelai permukaan butt montok Sungmin.

"Di ruangan rahasiaku."

.

===Indirection===

.

"Mmhh~ Kyuhyun-ssi.. bagaimana bisa kau mengenalku? Apa kau salah satu pelanggan di bar—ahhh~" Sungmin menggeliat kecil saat tangan Kyuhyun menggerayangi dadanya, meremas dada berisi Sungmin sambil jemari Kyuhyun tak sengaja menyentuh nipplenya. Kain yang menutupi genitalnya bahan sudah tak tahu dimana, Sungmin sudah naked sejak ia memutuskan menerima tawaran Kyuhyun.

Keduanya berada disebuah ruangan yang tidak bisa dikatakan luas, hanya ada sebuah single bed, nakas, brankas, dan AC di salah satu ujung ruangan. Ruangan yang Sungmin sebut sebagai ruangan rahasianya. Ruangan yang terhubung dengan ruang kerja Sungmin, yang mungkin khusus diciptakan untuk beristirahat.

"Tentu aku mengenalmu. Kau sangat terkenal Sungmin-ssi. Dan aku bukan pelanggan tetap, hanya memang sudah beberapa kali mengunjungi bar ini." Jelas Kyuhyun, ia sedikit merunduk mengecupi dada Sungmin yang terbaring di atas kasur pasrah. Lidah Kyuhyun terjulur, menjilati permukaan dada Sungmin yang mengkilap oleh keringat. Lidahnya menjilat ujung nipple pink kecoklatan itu cepat.

"Nghh~ lalu—akhh.." Sungmin memekik saat gigi Kyuhyun menggigiti nipplenya gemas. "Shh.. A—apa yang membuatmu—ahh.. lancang masuk ke sini?" ucap Sungmin kepayahan, ia agak kesal saat Kyuhyun terus menggigiti nipplenya, bagian sensitif tubuhnya yang bisa langsung membuatnya 'tegak' seketika.

"Aku tertarik padamu." Ucapnya singkat, namun jawaban itu membuat Sungmin memutar matanya jengah. Jawaban yang terlalu pasaran, oh tentu saja semua orang tertarik pada Sungmin! Wanita, atau pria bahkan rela membayar mahal Sungmin hanya untuk dijadikan teman kencan!

"Lalu, mengapa kau mau kusewa? Bukankah kau orang yang sangat sulit untuk diajak melakukan ini?" kini giliran Kyuhyun yang bertanya.

Sungmin menyeringai, "Hal ini? Hal seperti apa yang kau maksud?" tanyanya menggoda, ia berusaha menggapai gundukan di selangkangan Kyuhyun yang semakin mengeras. Dengan cepat ia menelusupkan tangannya ke celana Kyuhyun, membelai benda besar itu, sedikit meremasnya.

"Sshh.. tentu.. ahh yang seperti ini. Di kasur, bercumbu, mendesah, saling memuaskan." Kyuhyun memejamkan mata, menikmati jari lentik Sungmin mengocok juniornya di dalam. Sesak! Ia mendesah lega saat Sungmin membuka langsung celananya, membebaskan miliknya yang langsung tegak.

Keduanya sudah naked.

Sungmin mengangkat pinggulnya, menggesekan selangkangan mereka. Kyuhyun sedikit merinding saat dua cock ring Sungmin mengenai permukaan kasar juniornya.

"Nghhh.. ahh.. entahlah, mungkin jawaban yang sama denganmu. Aku tertarik padamu. Lagipula aku sudah bertahun tahun tak disentuh pria. Bisa kau bayangkan betapa tersiksanya aku.. mmhh.. dan saat aku melihatmu.. nghh.. kau membuatku terpesona dan―" Sungmin menghentikan kalimatnya, Kyuhyun tiba tiba sudah melebarkan paha Sungmin, sedikit bermain cepat.

"—Kau mengingatkanku pada seseorang." Lanjutnya, mirip berbisik. Tapi Kyuhyun tidak mendengarnya, ia tidak peduli dengan kalimat itu. Ia malah merunduk dan mengecupi ujung junior Sungmin yang sudah sama-sama tegak. Sedikit cairan pre-cum terlihat di ujung junior Sungmin yang memerah. Dijulurkan lidahnya untuk menjilati cairan itu. Sungmin bergetar.

Sungmin memekik saat Kyuhyun menggigit kepala juniornya. Pekikannya berubah menjadi desahan, Kyuhyun mulai menghisap juniornya kuat, mengulum kepala junior Sungmin sambil menggesek gesekkan giginya disana.

"Ahhh~ Kyuhyun-ssi.. nghhh… bisakah kau.. ahh.. melepaskan semua cock ring itu?" Sungmin merajuk. Benda dingin dari besi yang melingkar di kejantanannya membuat ia tersiksa. Sungmin menggeliat pasrah saat jari Kyuhyun memilin twinsballnya, beralih ke pangkal juniornya dan menyentuh cock ring itu.

Kyuhyun memainkan jarinya disana, meremas pangkal junior Sungmin hingga Sungmin menggeliat hebat. "Kenapa? Kau tampak indah dengan benda ini." Ungkap Kyuhyun jujur, namun tak bisa melepas senyum meremehkan melihat Sungmin tersiksa dengan benda itu.

Sebelah tangan Kyuhyun beraksi, ia membelai belahan pantat Sungmin. Kyuhyun sedikit tergoda saat lubang merah muda Sungmin berkedut meronta ingin dimasuki. Jarinya menusuk-nusuk kecil lubang itu dan memasukan dua jarinya langsung.

"Akkhh! K-Kyuhyun-ssi.. nghhh.. lepaskan benda itu.. ahhh~" Sungmin kembali merajuk, jari Kyuhyun bergerak di dalam sana. Menggesek dinding rektumnya, panas yang Sungmin rasakan membuat juniornya makin mengeras.

Kyuhyun menggerakan jarinya keluar masuk. Agak sulit keluar karena lubang Sungmin yang terasa menghisap jarinya masuk. Ia menggerakan jarinya liar di dalam, ia memutar jarinya dan menusuk-nusuk dinding rektum Sungmin dengan ujung jari. Kyuhyun menambahkan satu jari lagi. Melesakkan jarinya paksa.

Sungmin tersentak. "Ahhhh~ Kyuhyun-ssi.. nghhh.." ia melenguh nikmat, jari panjang Kyuhyun berhasil menemukan titik kejutnya.

Kyuhyun tersenyum, ditusuknya titik itu berkali-kali membuat Sungmin terlonjak memekik nikmat. Sungmin dengan nakal meraih pergelangan tangan Kyuhyun yang berada tepat di selangkangannya, ia menggerakan pergelangan tangan itu hingga jari kyuhyun keluar masuk makin cepat.

"Ahh! Ahhh.. ngahhh~ ini begitu nikmathh.. eunghhh.." Sungmin menggerakan pergelangan tangan Kyuhyun brutal, tak peduli perih karena bergesekkan dengan permukaan lubangnya yang sempit. Jari Kyuhyun yang keluar masuk, menusuk, dan bergerak liar membuat Sungmin terasa melayang.

Kyuhyun menengguk saliva sulit. Tangan Sungmin yang memegang erat pergelangan tangannya membuat ia mendesah sendiri, pemandangan ini begitu indah! Ia ingin batangnya yang segera masuk! Bukan jarinya!

"Kyuhyun-ssi~ nghhh.. ahhh.. bisakah kau lepaskan cock ring-ku? Apa kau mau menunggu lebih lama hm? Aku tak akan membiarkan milikmu masuk jika cock ring itu.. ahhh.. masih berada disana.. umhh.." Sungmin kesulitan bernafas, ia masih setia menggerakan pergelangan tangan Kyuhyun. Menarik jari Kyuhyun keluar masuk dari lubang sempitnya.

Sungmin melingkarkan sebelah lengan yang bebas di leher Kyuhyun, menggigit daun telinga kyuhyun sembari mendesah keenakan. "Bukankah kau ingin segera masuk? Eummhh.. lepaskan benda itu, dan kau bisa memasuki tubuhku sepuasmu.. ohhh~"

.

===Indirection===

.

Sungmin mengerang saat Kyuhyun kembali menghujam batang besar itu ke dalam tubuhnya.

"Ahhh~ Kyuhyun-ssi.. eunghhh.. kita sudah melakukan ini.. mmhh.. empat kali. Kau masih mau melanjutkannya? Ohhh~" Sungmin meremas helaian surai coklat Kyuhyun gemas. Junior Kyuhyun sudah melesak lagi dengan sempurna ke tubuhnya.

Sungmin mengusap keringat yang berada di keningnya. Sungmin sungguh lelah, Kyuhyun tak memberinya jeda untuk beristirahat. Kyuhyun terus saja menghajar tubuhnya habis-habisan, pada akhirnya Sungmin pasrah untuk mengikuti kemauan Kyuhyun.

"Ayolah, aku membayarmu mahal. Bisakah kita melanjutkan? Aku janji ini yang terakhir.. sshhh." Kyuhyun mendesis saat lubang sempit Sungmin terasa memipihkan batang besarnya. Batang itu makin membesar dan keras hingga ke ukuran maksimal. Tubuh Sungmin begitu membuatnya ketagihan, tak salah ia membayar mahal.

Kyuhyun segera menarik turunkan pinggulnya. Menarik juniornya keluar masuk di lubang sempit itu.

"Eunghh.. ahh!" Sungmin memekik saat batang itu menghujamnya kasar. Menusuk lubangnya yang dinding luarnya sudah tampak sangat memerah. Perih, namun nikmat. Terutama saat ujung batang Kyuhyun menusuk prostatnya telak.

"Ngahhh.. terushh.. ughhh.. ohhh.. lebih cepath!" pinta Sungmin. Ia makin melebarkan pahanya memudahkan Kyuhyun menikmati tubuhnya. Kyuhyun makin cepat menusuk tubuh Sungmin di bawahnya, ia mengerang saat dinding basah dan hangat rektum Sungmin bergesekan dengan juniornya.

"Nghh.. kau nikmath.. sshh.."

"Ahhh.. lebihh dalamhh.. ohhh~" Sungmin berujar di antara kenikmatan yang menguasai. Ia memeluk leher Kyuhyun dan menggesekkan dadanya. Nipple Sungmin beradu dengan nipple Kyuhyun, membuat nipple keduanya sama-sama menegang.

"Ssshh.." tangan Kyuhyun memeluk tubuh Sungmin, ia ikut menggesek-gesek dada mereka. Tetap dengan batang yang masih setia menghujam kasar lubang Sungmin yang kini becek dan basah akibat cairannya.

Sungmin mendesah saat ujung junior Kyuhyun menghantam titik sensitifnya berkali-kali. "Ahhh! Di sanahh.. eunghh.. terushh!" titah Sungmin. Ia makin gemas saat tangan sebelah Kyuhyun meraba ujung nipplenya. Jari Kyuhyun mengelus puncak nipplenya dan menyentilnya pelan. "Nghhh~"

Sungmin sedikit membusungkan dadanya, membiarkan jari Kyuhyun mengerjai nipplenya habis-habisan. Sepertinya Kyuhyun tau benda kecil kecoklatan itu bagian sensitif lain dari Sungmin. Dengan mudahnya jari Kyuhyun memelintir dan mencubit nipple yang memerah itu.

"Akkhh! Ohhh.." Sungmin memekik lagi.

Junior Sungmin sudah sangat tegang. Cairan pre-cum mengalir deras dari ujungnya. Sesuatu seakan meledak ingin keluar dari sana. Terlebih saat Kyuhyun masih setia menggenjot tubuhnya dan memainkan dadanya. "Ahhh~ K-Kyuhyun-ssi.. aku… ahhh.. ingin keluarh.."

Kyuhyun mengerti. Tak jauh beda dengan Sungmin, juniornya juga kini menegang maksimal. Ia makin mempercepat tempo hujaman batangnya di lubang sempit Sungmin, memaksa benda itu keluar masuk lebih cepat dan menusuk titik sensitif Sungmin berkali-kali.

Sungmin melengkungkan tubuhnya. Cairan yang sudah menumpuk di ujung juniornya menunggu untuk segera dikeluarkan. Sungmin meremas rambut Kyuhyun kuat.

"Ahhhhh!"

Keduanya mendesah bersamaan. Cairan yang sudah berada di ujung junior mereka, keluar begitu saja disertai desahan dan lenguhan kenikmatan. Cairan Sungmin membasahi perutnya dan perut Kyuhyun. Sedangkan cairan Kyuhyun melesak masuk memenuhi tubuh Sungmin.

Sungmin melenguh saat cairan itu terasa hangat memenuhi rongga tubuhnya. Ia memejamkan mata menikmati sisa-sisa dari percintaan mereka. Ia masih mengalungkan lengannya di leher Kyuhyun, memeluk tubuh itu sebagai pelampiasan kenikmatan yang mendera. Sungmin mengatur nafas. Detak jantungnya berdentum tidak karuan, kegiatan kali ini sangat menguras tenaganya.

Kyuhyun menatap wajah Sungmin yang terpejam di hadapannya. Kyuhyun merunduk, mengecupi wajah yang penuh dengan keringat itu. Wajah Sungmin berkali-kali lipat lebih manis saat ini, dengan bibir merah, wajah penuh peluh, dan mata sayu miliknya. Kyuhyun tersenyum.

Baru saja Kyuhyun akan melepas tautan tubuh mereka, Sungmin sudah lebih dulu melepasnya. Ia segera duduk dan meringis memegangi bokongnya. Ia mencoba berdiri walau perih melanda bagian tubuhnya. Tangannya meraih meja nakas sebagai tumpuan tubuhnya yang masih lemas.

Kyuhyun mengerutkan kening. Apa Sungmin sudah pulih? Mengapa ia begitu cepat beranjak?

"Kau mau kemana Sungmin-ssi?" tanya Kyuhyun.

Sungmin tidak menjawab. Ia malah meraih pakaian yang tergantung di belakang pintu, dengan cepat ia memakainya. Ia tampak terburu-buru.

"Umm.. Kyuhyun-ssi, kau tinggal kirim uangnya ke rekeningku. Aku harus buru-buru pergi." Ucap Sungmin. Jemari Sungmin dengan cekatan sudah mengancingkan seluruh kemejanya. Ia bahkan sudah memakai celana.

Kyuhyun menyerngit. Ia berdiri menyusul Sungmin dan menahan pergelangan tangan itu kasar. "Itu urusan mudah. Yang aku tanya, kau mau kemana?" tanyanya lagi penuh penekanan. Setelah semua yang mereka lakukan semalam, Sungmin ingin pergi begitu saja? Hei, Kyuhyun membayar mahal untuk ini, seharusnya Sungmin juga menemaninya walau sebentar.

"Lagipula ini hari minggu, dan ini masih jam setengah enam pagi. Urusan apa yang menuntutmu pergi sepagi ini?"

Sungmin berusaha melepaskan diri, tapi Kyuhyun mencengkram tangannya kuat. "Kyuhyun-ssi bisakah kau lepas tanganku? Urusan kita sudah selesai. Aku ingin pulang."

"Pulang?" tanya Kyuhyun.

Sungmin mengangguk, "Anakku menunggu di rumah, aku harus segera pulang." Jelasnya.

Kyuhyun tertegun mencerna maksud kalimat Sungmin.

Sedetik kemudian ia membelalakkan matanya. W—wait! Apa dia bilang? Anaknya?!

Sungmin? Si penari sekaligus pemilik bar khusus para gay? Yang memiliki wajah menawan, tubuh mulus berlekuk, dan terkenal dengan kelihaiannya menari.. sudah memilikki ANAK? Oh tidak mungkin! Setahu Kyuhyun, Sungmin tidak memilikki suami atau istri! Dan hampir semua pegawai bar yang Kyuhyun tanyai menjawab bahwa Sungmin itu single! Tidak memiliki ikatan pernikahan apapun dengan pria atau wanita manapun!

Dan.. what the—?! Sungmin sudah punya anak?

"Anak?!" Kyuhyun beralih mencengkram bahu Sungmin kuat.

Sungmin kembali mengangguk, "Ne, ada yang salah dengan anakku Kyuhyun-ssi?" kening Sungmin berkerut bingung menyaksikan betapa shock-nya wajah Kyuhyun. Apa dia salah bicara?

.

===Indirection===

.

.

TBC/DELETE?

.

.

Kkkk~ saya kembali lagi membawakan cerita nista dan sampah buatan saya ini. Berawal dari pengen bikin ff yang Kyuhyunnya tersiksa, saya mendapat ide membuat cerita ini. Mungkin agak aneh ceritanya. Ditambah lagi dengan hampir keseluruhan ff ini bakal banyak NC-nya. Hmm -_-v maafkan saya, saya lagi belajar bikin NC yang hot tapi ga bisa bisa. Mentok mulu ini otak. Mianhae jika cerita ini tampak pasaran, mianhae jika cerita ini sama sekali ga bermutu. Ah, saya memang masih belajar, jadi maafkan saya jika semua ff buatan saya terkesan ambigu. Namanya juga masih belajar, huehehe..

Di sini saya bikin Sungmin sebagai penari striptis, stripper, atau apalah namanya saya kurang tau. Tapi yang jelas seorang stripper itu biasanya lebih parah dari penari penari biasa. Makanya Sungmin terlihat seperti.. ehmmyou know what I mean.

KALO YANG GAK SUKA SAMA KARAKTER SUNGMIN DISINI, SILAHKAN OUT! INI IMAJINASI SAYA, INI IDE SAYA, DAN INI HANYA FIKSI!

Ada yang merasa aneh sama judulnya? Hehe, saya juga ngerasa aneh -.- Erurin juga bilang ini judulnya aneh, entah kenapa saya ketiban ide ngasih judul kaya gini. 'Indirection' aneh tapi punya makna. Makannya saya bikin judulnya kaya gini. Hahaha *curcol*

Jika ff ini tidak mendapat respon, terpaksa saya DELETE. Jadi bagi yang mau ff ini dilanjutkan, silahkan REVIEW! Saya sangat membutuhkan REVIEW untuk ff ini. Saya butuh saran serta masukan, tentu bukan saran yang memojokkan dan terkesan mem-bash hehe.

Saya dapet ide bikin ff ini pas UTS berlangsung, dan hmm… saya terpaksa nyolong waktu buat buka laptop saat uts berlangsung. Oh god, betapa parahnya saya ini -,_- *curcol lagi*

Terimakasih untuk semua orang yang bersedia membaca ff sampah kaya gini. Tapi saya mohon, bisakah kalian meREVIEW sebagai tanda bahwa kalian sudah membaca ff saya? Saya hanya ingin dihargai. Jadi bagi yang merasa cinta KYUMIN(?) diharapkan untuk meREVIEW.

.

DON'T COPAST!

DON'T BE SILENT READER!

.

I Love My Readers

.

I Love KYUMIN

.

Sign,

.

-Yuki(YoonMingi)-