Tidak ada kedamaian

.

.

Story © Onieo1 (Nickname on Facebook)

Rewrited by Nekuro Yamikawa

Vocaloids © YAMAHA, Crypton Future Media & joined companies

Rate : T

Genre : Sci-fi / Undetermined

.

.


Ingram Status :

Power 0======50%========100% Online

TRX 0========70%======100% Online

Engine 0====40%====80%====100% Online

System : On

Ingram : On

Black Box : On

Navigation : On

Shield : On

Gun : 100%

Ammo : 100%

Launcher : 100%

Radar : On

All Ingram status ...Ok

;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;

INGRAM MODE WAR ONLINE

;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;-;

Tansmision From HQ : &$&** !)#w ! (*! (&$

Translate Code HQ : Urus 7 Armageddon Operation

,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,

Mission : For Urus 7

• Ratakan Kota dan Markas Musuh Dengan Tanah

• Bunuh Semua Tentara Musuh dan Penduduk Sipil Tanpa Pengecualian


Mission ini telah disetujui oleh Militer kerajaan Alexandria, Jika menolak misi akan kami anggap sebagai musuh.


Militer Alexandria

...

Kaito yang menggunakan ingram model terbaru pun mulai bergerak dengan kekuatan penuh, tanpa memberikan penolakan atau apapun atas perintah yang diberikan. Manik sebiru palung lautan tanpa emosi menatap monitor dengan penuh kekosongan, sesuai julukan yang ia sandang, "jack frost". Sersan pangkat satu dari kesatuan militer Alexandria yang tersohor akan kelihaian tempurnya di medan perang dan tentu saja sikap dan sifatnya yang sedingin es dan dikenal tanpa belas kasih.

Sejak umur 10 tahun, Kaito telah dididik dengan keras di kemiliteran. Membunuh, sabotase, mata-mata serta keahlian untuk mengoperasikan teknologi-teknologi canggih adalah menunya sehari-hari. Mereka terus mencekoki pikiran polos bocah yang seharusnya masih menikmati masa kecilnya bersama teman sebaya tersebut dengan berbagai doktrin sesat hingga ia menjadi seperti sekarang. Manusia es tanpa nurani yang hanya bergerak berpondasikan misi. Hanya untuk memenuhi keserakahan penguasa negerinya untuk mendominasi dunia di balik kata "kemakmuran di bawah satu kepemimpinan mutlak".

Mempiloti mecha yang disebut ingram, setinggi 18 meter berperalatan sangat canggih, Kaito dan timnya pun memulai serangan kejut yang telah mereka susun dengan matang. Sebuah roket melesat dari moncong cannon yang terpasang di pundak ingram di sebelahnya. Memecah keheningan malam dan memicu alarm di seluruh penjuru kota Alvaros. Pasukan musuh yang tidak sadar bahwa mereka telah terkepung, dengan panik mengerahkan seluruh mecha yang mereka miliki, yang mana itu adalah langkah yang sedang ditunggu-tunggu oleh pemuda berambut biru subuh tersebut.

Menyulut thruster yang tertanam di punggung Ingram miliknya, Kaito segera menyerbu tiga mecha lain yang muncul secara bergerombol dari hangar rahasia yang telah ia ketahui letaknya. Suara desisan keras sistim hidrolik di persendian Ingram yang ia rakit sendiri, serta radar lawan yang menangkap kehadirannya, mengalihkan perhatian ketiga musuh yang lengah tersebut. Mereka menghujani Kaito dengan rentetan particle beam cannon, yang mana bisa dengan mudah melelehkan metal, dengan membabi buta begitu melihat siluet azure menerjang bersenjatakan sebuah beam sword berwarna serupa. Tetapi usaha mereka berbuah nihil begitu setiap amunisi yang terlontar dari moncong senjata tertangkis oleh sebuah energy shield yang tiba-tiba melingkupi target seperti tempurung.

"I-Itu Jack Frost!" pekik salah satu prajurit melalui sistem komunikasi yang bisa terdengar ke seluruh headquarter dan setiap unit, sebelum akhirnya terputus seiring suara desing besi terpotong, diikuti ledakan hebat mengguncang seisi ruang bawah tanah Alvaros.

Mendengar nama yang tak asing tersebut, sang pemimpin headquarter menyeru beberapa staff untuk segera mengecek keadaan di permukaan, suaranya yang lantang dan penuh kekhawatiran menggema melalui intercom. "Cepat laporkan bagaimana keadaan kita sekarang!"

"Unit 01, 02, dan 03 yang baru kita luncurkan telah hancur. Kondisi gate utara tak bisa di operasikan!" sahut seorang staff.

"5 unit lagi hancur di gate barat, gate tak bisa di gunakan!" imbuh yang lain memperburuk suasana.

"Gate timur baru saja hancur! komandan, kita hanya bisa menggunakan gate selatan! Mereka menjebak kita!" dan laporan terakhir ini mengirim sinyal yang membuat bulu kuduk setiap penghuni headquarter berdiri.

"A-apa yang sedang mereka lakukan…" gumam pria berusia sekitar 50-an tersebut, keringat dingin merembes menuruni pelipisnya.

Sementara itu, di atas mereka, Kaito dan mecha miliknya berjalan menuju pusat kota, tanpa lupa sesekali menembaki bangunan-bangunan lain di sekitarnya. Mobil-mobil jip yang dikerahkan di saat darurat untuk mengangkut wanita dan anak-anak tak luput dari sorotan panas sinar laser dari dua senjata berbentuk handgun di kedua genggaman Thurdgelmir. Tepat sasaran tak menyisakan satupun berhasil meleset dari jangkauan radar.

"Persiapan telah selesai, kirimkan pasukan pendukung." lelai itu berucap datar melalui sistim komunikasi begitu sampai di pusat Alvaros. Tak lama berselang, puluhan Ingram pun menghujani langit kota, menumpahkan setiap isi persenjataan yang mereka miliki ke setiap penjuru sebelum kaki mereka menghentak tanah dengan bunyi dentuman keras. Dalam sekejab 70% kota telah menjadi lautan api. Lengkap dengan jeritan-jeritan menyayat telinga sebagai background music di malam berdarah ini.

Sang komandan headquarter yang menyaksikan kekejian tentara Alexandria melalui satelit pengintai menggertak gigi. Para staff dan tentara yang lain tampak tercengang tanpa bisa berkata apa-apa. Bahkan di antara mereka juga tidak sedikit yang terlihat penuh amarah dan kehilangan. Keluarga mereka, kekasih mereka dan orang-orang yang mereka kenal mungkin telah menjadi korban. Jeritan dan lolongan amuk mereka pun pecah memenuhi setiap sudut Headquarter.

"Kita tidak akan memberi mereka kemenangan yang mudah. Kita akan berjuang sampai titik penghabisan! kerahkan seluruh Ingram yang ada ke Gate selatan!" seru sang komandan dengan lantang. "Kota ini telah mati, kita telah banyak kehilangan, tapi kita tidak akan diam saja tanpa memberi mereka perlawanan apapun!"

Puluhan mecha musuh mulai bermunculan di radar Kaito. Suara "Bip" terdengar berkali-kali di dalam kokpitnya. Tetapi ia tak sedikit pun menghiraukan karena night vision telah menampilkan setiap lawan di layar monitor.

• Ratakan Kota Dan Markas Musuh Dengan Tanah

• Bunuh Semua Tentara Musuh Dan Penduduk Sipil Tanpa Pengecualian

Deretan kalimat itu kembali muncul, dan saat itulah Thurdgelmir mengambil langkah, begitu pula sejumlah Ingram lain di belakang. Adu tembak dua kubu tak terhindarkan. Kilatan cahaya laser dan particle cannon menjadi kelap-kelip di antara bayangan malam menghiasi wajah baru Alvaros yang tercoreng kepulan asap hitam.

Kaito dan Thurdgelmir bergerak bagai hantu di medan laga. Sesekali ia mengaktifkan energy shield dengan mengarahkan telapak tangan mecha miliknya ke beberapa arah di mana peluru-peluru berdatangan mengincar sisi vital Thurdgelmir, sebelum mengubah haluan kemudi dengan tajam dan membalas serangan-serangan tersebut dengan tusukan maut tepat di tengah kokpit Ingram lawan. Membunuh pilot seketika dan meledakkan mecha dalam sekali langkah.

Sebenarnya pasukan yang dikirim oleh Alexandria untuk melenyapkan Alvaros jauh sedikit dari pasukan Alvaros sendiri. Namun terima kasih dengan taktik mata-mata dan strategi yang mereka jalankan, dengan menutup 3 dari 4 Gate utama, kini mereka bisa mengungguli pasukan Alvaros. Apalagi dengan unit elit yang dikerahkan, menyapu kota bagai meniup debu di telapak tangan saja. Serpihan dan potongan-potongan Ingram Alvaros bergelimpangan dalam pertempuran malam ini kini terlihat menggunung di beberapa titik, kurang lebih 300 unit telah hancur. Senjata-senjata pendukung yang ditempatkan di permukaan juga bukan halangan bagi Alexandria, sebab semua telah dinon-aktifkan oleh jamming system virus "Frozbite" yang disebar oleh Kaito melalui komputer utama saat ia menyelinap ke markas Alvaros.

Serangan malam itu berakhir dengan singkat setelah 30 rudal penjelajah meluluh-lantakkan kota yang hanya menyisakan beberapa unit malfungsi. Bisa dipastikan bahwa tak satupun selamat, meski hanya seorang yang bahkan berusaha berlari untuk meninggalkan kota, karena Alvaros dikelilingi oleh jurang yang dalam.

Pasukan Kaito pun segera diperintahkan untuk mundur. Ingram yang lain segera melesat meninggalkan langit kota. Tapi, Kaito dan Thurdgelmir masih berada di sana, memperhatikan hasil kesuksesan operasi yang mereka jalankan. Seperti memikirkan sesuatu, fenomena yang sangat jarang sekali tampak pada diri seorang Jack Frost.

Namun tanpa disangka, di antara puing-puing kota muncul sebuah Ingram dengan rocket launcher yang diam-diam mengunci Kaito. Beberapa misil dilepas dan melesatlah benda penghancur itu menuju Thurgelmir. Thurdgelmir yang merespon reaksi panas di sekitarnya membunyikan alarm. Kaito yang tidak menyangka segera menoleh ke arah misil tersebut. Ia mengarahkan telapak Ingramnya untuk hal yang tak terduga terjadi. Tiga misil berhasil ditahan, namun misil ke empat hingga ke delapan berhasil menghancurkan kepala, lengan kanan, dan kedua kaki Thurdgelmir karena energy shield kehabisan daya.

Ingram berwarna azure itu pun melesat jatuh menuju jurang. Namun untuk terakhir kalinya, dengan satu-satunya lengan yang tersisa, Kaito membalas serangan tersebut. Ingram yang sudah tak berbentuk itu pun meledak setelah sebuah lubang bersarang di kepalanya, tepat sebelum Thurdgelmir menghilang di balik bibir jurang.

.

.

.


thanks for read.

special thanks to kk Deva/Onieo1.

mind to review?