Sebuah Remake dari novel yang berjudul A Romantic Story About Serena karya Shanty Agatha
.
Disclaimer:
Ide cerita dan sebagian besar plot diambil dari novel aslinya, disertai dengan penambahan dan pengurangan seperlunya dari saya. KyuMin is not Mine!
.
Warning:
OOC, Yaoi, Typo(s), DLDR, de el el
.
Part 29
Mungkin 'semua orang' tidak ada untuknya, namun ia tahu satu orang selalu ada untuknya.
"Kyuhyun ...Kyuhyun...Kyuhyun-ah"
Orang itu, Cho Kyuhyun. Ia memeluknya semakin erat.
-KyuMin-
"Bagaimana keadaan Nicole? Dia baik-baik saja kan?"
Sungmin sudah agak lebih tenang. Ia sudah puas menangis dan mencurahkan semua kesedihannya beberapa saat yang lalu. Dengan sabar Kyuhyun mendengarkan dan berusaha menenangkannya. Tidak pernah ia menghadapi Sungmin yang seperti ini. Sungmin yang biasa ia kenal selalu berusaha untuk terlihat tegar dan kuat, tak peduli seberat apapun masalah yang dipikulnya. Meskipun ia tahu saat itu Sungmin hanya ingin melindungi harga dirinya di hadapannya.
"Hm, dia baik-baik saja. Kau jangan khawatir, dia hanya mengalami luka gores kecil."
"Aku minta maaf, Kyuhyun-ah." suara Sungmin terdengar serak.
Suasana menjadi hening kembali. Keduanya tau kemana arah pembicaraan mereka setelah ini. Kecelakaan itu terjadi karena Sungmin terlalu memaksakan diri. Ia terlalu memaksakan kehendaknya, padahal jika ia bersabar sedikit saja hal itu tidak perlu terjadi.
Kyuhyun menghela napas, ia sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini. Sungmin mengucapkan permintaan maaf, padahal ia tahu siapa yang paling bersalah di antara mereka.
"Meminta maaf untuk apa?"
"Aku sudah menyakiti sepupumu, aku sudah mencelakainya."
Sekali lagi Kyuhyun menghela napas. "Aku marah padamu."
Sungmin tertunduk, Kyuhyun meraih tangannya lalu menggenggamnya erat.
"Kau masih milikku. Masih ingat apa perjanjian kita?" Kyuhyun menjalankan tangannya ke dagu Sungmin, menariknya pelan, kemudian mensejajarkan pandangan mereka. "Aku tidak akan memaafkanmu jika terjadi sesuatu pada tubuhmu. Apa kau masih ingat itu?"
Sungmin mengangguk.
"Tapi aku akan semakin marah jika mengetahui bahwa akulah yang menyebabkan kau bertindak seperti ini."
Sekarang Kyuhyun menyingkirkan tangannya dari dagu Sungmin, "Jadi, jika ada yang harus meminta maaf, orang itu adalah aku. Aku yang seharusnya meminta maaf padamu. Atas semuanya, semua hal buruk yang menimpamu semenjak kau mengenalku. Aku yang harus minta maaf."
Sungmin menggeleng kuat, "Kyuhyun—"
Kyuhyun memotong ucapan Sungmin dengan menangkup wajah pemuda itu dengan kedua tangannya. "Dengarkan aku, kita tidak akan membahas kecelakaan itu sekarang. Kau masih sangat lemah, kau tidak punya cukup energi untuk berdebat denganku, karena kau tahu itulah bagian yang paling menyenangkan jika kita sedang membicarakan sesuatu. Oleh karena itu aku memintamu untuk melupakan semua itu, anggap saja itu semua tidak pernah terjadi. Apa kau mengerti?"
Sungmin menyingkirkan tangan Kyuhyun dari wajahnya, lalu balik menggenggamnya seperti yang Kyuhyun lakukan tadi. "Kenapa kau selalu menyebalkan?" Bisik Sungmin mengomel. Namun ia tersenyum.
"Karena aku memang begitu. Bahkan Heechul dan Nicole juga mengatakan hal yang sama." Jawabnya sambil menyeringai kecil. "Sekarang kau harus tidur, karena dokter bilang kau akan semakin cepat pulih jika banyak istirahat."
Agak merengut, Sungmin berpikir ia belum butuh tidur. "Rasanya aku baru bangun, dan sekarang kau menyuruhku tidur lagi." Masih banyak yang ingin ia lakukan. Meski geraknya terbatas untuk saat ini, namun dengan adanya Kyuhyun di sisinya membuatnya tak ingin melewatkan waktunya. Aneh, ia justru menginginkan keberadaan Kyuhyun di saat yang tidak tepat.
"Percayalah kau sangat membutuhkannya."
"Lalu bagaimana denganmu?"
Kyuhyun menjawab dengan mendaratkan bibirnya di sudut bibir pucat Sungmin. "Aku akan tetap di sini, jika kau bangun nanti kau tidak perlu mencari siapa pun lagi." Bisiknya ke telinga Sungmin. Jawaban yang melegakan, menurutnya.
Sungmin memejamkan matanya, pelan-pelan ia mengalungkan lengannya yang bebas ke leher Kyuhyun. Ia menarik tubuh pria itu agar ia bisa memeluknya kian erat.
Kyuhyun terkekeh hangat, "Apa kau begitu merindukanku?"
Sungmin tidak menjawab, senyumnya kembali merekah saat Kyuhyun membalas pelukannya. Pria itu pun mencium pundaknya lalu mengusapnya dengan sayang.
"Istirahatlah, sayangku. Lupakan semua kejadian hari ini. Semuanya akan baik-baik saja. Percayalah."
Sungmin mengangguk.
Ya, semuanya akan baik-baik saja. Ada Kyuhyun di sini, bersamanya. Tidak ada lagi yang perlu ia cemaskan.
"Aku percaya padamu..." bisik Sungmin samar-samar saat rasa kantuk perlahan melingkupinya. Kali ini tidurnya akan terasa damai.
-KyuMin-
"Aku melihat kalian."
Ji Young berusaha tidak menunjukkan rasa jijiknya saat ia mengucapkan kalimat itu. Tangannya mengepal di balik selimut yang menutupi kakinya yang masih lumpuh. Ia juga tak ingin menunjukkan betapa lemahnya keadaannya saat ini. Ia harus terlihat kuat karena hal itulah yang harus ia lakukan. Meski awalnya ia tidak menyangka pertemuan mereka akan terjadi secepat ini, dan di saat Sungmin masih terbaring sakit.
Ji Young sudah tidak punya pilihan lagi. Kabar mengenai kecelakaan yang dialami oleh Sungmin membuat jantungnya nyaris berhenti, ia bahkan histeris saat mengetahui bahwa kecelakaan itu terjadi di saat sang tunangan ingin segera menyusulnya ke rumah sakit.
Sungmin datang atas permintaannya.
Kini, barulah ia menyadari betapa bodohnya ia selama ini. Sempat meragukan kesetiaan Sungmin, Ji Young malah menghinanya dengan kata-kata yang tidak pantas. Sedangkan kini ia sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dibalik semua itu. Kenapa Sungmin dan pria asing itu melakukannya, dan kenapa ia masih bertahan hingga saat ini. Hidup dan kesadaran yang peroleh hari ini adalah buah pengorbanan yang dilakukan oleh Sungmin.
Akan tetapi jika diizinkan, ia lebih memilih Sungmin membiarkannya mati dari pada harus menjual diri kepada pria itu. Pria itu, pria yang berada di hadapannya kini ternyata sudah lebih dulu berada di sisi Sungmin daripada dirinya.
"Aku tahu." Jawab pria tenang. Wajahnya dingin dan gaya bicaranya terdengar angkuh. "Karena aku sengaja melakukannya." Sambungnya lagi.
Ji Young tetap berusaha memasang wajah setenang mungkin, namun ia tak menolak bahwa pria itu membuatnya gugup. Sorot matanya yang tajam, seolah sedang berusaha mencari ke dalam jiwa dan mencari tahu semua hal tentangmu.
"Perkenalkan, namaku Cho Kyuhyun, Kang Ji Young-ssi."
Well, pria itu sudah mengenalnya. Rasanya ia tidak perlu terkejut ketika mengetahui hal itu. Jika ia bisa menjadikan Sungmin sebagai budaknya, maka bukan hal sulit baginya untuk mencari tahu semua hal tentang masa lalunya.
"Sungmin, pernah menyebut namamu."Kyuhyun melontarkan senyum misteriusnya. "Ia menyebut namamu saat kami sedang berdua, di kamarku."Kyuhyun begitu menikmati setiap kata yang ia sebutkan, seolah kata-kata itu adalah anak pisau yang akan menusuk jantung Ji Young bertubi-tubi.
"Kau memang menjijikkan." Balas Ji Young mengernyit.
"Sungmin juga pernah menyebutku seperti itu. Jadi, kau tidak perlu repot mengulanginya."Ia bangkit dari posisi duduknya lalu perlahan maju ke arah Ji Young. "Tapi setelah itu, dia mengubah pendapatnya tentangku. Aku sudah tidak menjijikkan lagi baginya. Dan kau lihat sendiri bagaimana buktinya." Kyuhyun menyeringai.
"Apa yang kau inginkan dariku? Aku tidak mau berurusan dengan orang sepertimu."
"Oh, Ji Young-ssi, jangan kaku begitu. Santai saja. Aku rasa banyak hal yang harus kita bicarakan." Kyuhyun berdiri di hadapan Ji Young lalu membungkukkan tubuhnya agar sejajar dengan gadis di kursi roda tersebut. "Aku yakin banyak hal yang ingin kau tanyakan padaku. Sekarang aku di sini. Mari kita bicara, ok?"
Ji Young membuang muka, ia benar-benar kesal. Tapi pria itu benar, memang banyak hal yang ingin ia tanyakan padanya. Hanya saja ia tidak tahu harus memulainya dari mana. Kyuhyun membuatnya merasa tertekan, pria itu memang pintar melemahkan nyali lawannya.
Kyuhyun kembali ke kursinya. "Maaf jika aku harus mengganggu pertemuanmu dengan Sungmin. Tapi saat ini yang dibutuhkannya adalah istirahat yang cukup. Bukankah kita berdua menginginkan kesembuhannya?"
Ji Young memang sangat kesal saat dua orang penjaga menghalanginya ketika akan menjenguk Sungmin di ruangannya. Suster Lee pun turut menemaninya, namun kedua orang penjaga itu tetap tidak mengizinkan mereka masuk ke sana. Ji Young terus memohon sampai Kyuhyun muncul dari dalam ruangan itu dan mengajaknya ke sini.
"Aku ingin melihatnya. Aku ingin memastikan keadaannya."
"Dokter bilang dia akan baik-baik saja. Lukanya memang agak serius, tapi perlahan-lahan dia segera pulih. Pastinya kau tidak meragukan dokter-dokter di rumah sakit ini kan, setelah kau merasakan sendiri apa yang sudah mereka usahakan untuk kesembuhanmu. Hal yang sama akan mereka lakukan untuk Sungmin."
"Apa tujuanmu melakukan semua ini? Kau ingin merusak hidup orang lain, huh?"
Sesaat mata mereka bertemu, Ji Young merasakan keberanian tiba-tiba saja muncul dari dalam dirinya. Ia rasa tak perlu takut menghadapi pria ini meskipun ia hanya seorang wanita. Kyuhyun sengaja mengintimidasinya agar ia merasa tertekan lalu takut hingga akhirnya ia kalah. Tapi kali ini ia berbicara demi Sungmin, lelaki yang amat dicintainya. Ia tidak akan membiarkan siapa pun menyurutkan tekadnya.
"Jika yang kau tanyakan tujuanku, aku rasa kau tidak akan mau mendengarnya. Dan aku tidak merasa ingin merusak hidup siapa pun. Aku hanya melakukan yang menurutku baik untukku, dan juga untuk..." Kyuhyun tidak melanjutkan, ia sengaja menggantung kalimatnya. Ji Young pasti bisa menebak lanjutannya.
"Tapi Sungmin tersiksa karenamu!" bentak Ji Young, "Aku mendengarnya, kau tahu. Aku mendengar semua keluh kesahnya. Semakin hari semua hal yang dia ceritakan semakin terdengar aneh. Aku tahu bahwa seseorang sedang berusaha merebutnya dariku. Aku tahu kaulah orangnya. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Aku ingin Sungmin oppa kembali padaku. Kau harus mengembalikannya padaku!"
Kyuhyun tertawa sinis, "Begitukah? Aku merebut Sungmin darimu?" ia melempar tatapan bertanya. "Biar ku ingat dulu, Ji Young-ssi. Pertama, aku tidak merasa merebut apa pun darimu. Kedua, aku tidak pernah mengetahui keberadaanmu sebelum ini. Jadi, terlalu kejam rasanya jika kau melemparkan tuduhan seperti itu padaku."
"Bukan salahku jika Sungmin memutuskan mau menerima tawaranku. Bukan salahku jika dia memilih cara itu untuk menyelamatkanmu. Dan bukan salahku juga jika pada akhirnya perasaannya terhadapmu semakin memudar." Jelas Kyuhyun menekankan setiap perkataannya.
"Kau salah, dia masih mencintaiku. Dia melakukan semua itu untukku."
"Kalau memang begitu kenapa dia masih mau pulang bersamaku? Bahkan setelah aku mengetahui semua kebohongannya, dia masih pulang padaku. Tidakkah itu menyedihkan bagimu? Dia lebih memilih pulang bersamaku daripada menunggumu di sini. Dan kau merasa Sungmin masih mencintaimu? Pikirkan lagi."
Ji Young tidak akan kalah, "Dia melakukan semua itu karena terpaksa. Dia melakukan itu untuk melindungiku dari niat jahatmu."
Kyuhyun ingin tertawa, entah dari mana datangnya pemikiran itu, yang pasti seseorang sudah meracuni otak Ji Young. Ia yakin ini masih ulah Sooyoung. "Melindungimu? Itu pemikiran yang bodoh, Ji Young-ssi. Sungmin tahu dia tidak bisa melindungimu dariku. Aku bisa saja melenyapkanmu malam itu, tapi aku tidak sekotor itu. Lagi pula aku tidak akan mendapatkan keuntungan apa pun jika aku melenyapkanmu. Itu hanya akan membuang waktuku."
Sesaat Ji Young tidak bisa bernapas, pria ini sangat berbahaya dan juga licik. Ia harus tenang, ia tidak bisa membiarkan pria ini menindasnya.
"Kau hanya berdelusi, tuan Cho. Kau mengatakan semua itu seolah kau sangat mengenal calon suamiku. Aku sudah lama mengenalnya, dan aku lebih mengetahui apa yang ada di dalam pikirannya dari pada siapa pun, termasuk kau."
Kyuhyun mengagetkannya dengan tiba-tiba menyerbu dari tempat ia duduk dan menumpukan kedua lengannya yang kuat di kedua sisi kursi rodanya, membuat Ji Young terperangkap di situ. "Bolehkah aku mengatakan ini? Tapi kau membuatku jengkel. Aku tidak mengerti apa yang membuat merasa yakin menyebut Sungmin sebagai calon suamimu. Padahal kita sama-sama tahu tidak akan pernah ada pernikahan di antara kalian. Lagi pula bagaimana caramu melanjutkan hidup bersama seorang pria yang sudah pernah tidur dengan pria lain. Bukankah sebelumnya kau menyebut kami menjijikkan? Huh?"
Kyuhyun berhenti untuk menunggu jawaban Ji Young, matanya berkilat menyeramkan. Gadis itu tidak akan berani berkutik lagi.
"Aku sudah tidak peduli dengan semua itu. Dia memang calon suamiku. Kau harus ingat, aku masih tunangannya, Cho Kyuhyun-ssi." Tegas Ji Young tak gentar. "Aku akan merebut tunanganku kembali. Aku. Akan. Merebut. Calon. Suamiku. Kembali."
Mata Kyuhyun menyipit, gadis ini tidak mudah ditaklukkan. "Ya, tentu saja kau bisa berkata seperti itu. Tapi apa pernah kau tanyakan hal itu pada Sungmin?"
"Sungmin pasti memilihku. Aku sudah tahu apa yang terjadi selama ini. Tidak bisakah kau melihat betapa besar pengorbanan yang Sungmin oppa lakukan untukku? Dia rela menjadi budak seksmu demi menyelamatkanku. Sejak awal kau hanyalah orang asing yang datang ke dalam kehidupan kami."
Kyuhyun menyeringai, "Kau memang sangat pintar bicara." Kyuhyun menegakkan badannya kembali lalu menjauh dari gadis di kursi roda tersebut. "Baiklah, kau boleh menjenguknya. Tapi itu akan kau lakukan setelah keadaannya sudah lebih baik," ia berpikir sebentar "atau jika Sungmin yang meminta untuk bertemu denganmu. Karena kita tahu kecelakaan itu terjadi karena dia ingin segera bertemu denganmu."
"Kau tidak berhak melarang siapa pun untuk melihat keadaannya."
"Tentu saja aku berhak melakukannya. Itu caraku melindunginya. Tempat ini menyimpan banyak kenangan yang tidak menyenangkan baginya. Sungmin tidak pernah merasa bahagia setiap kali dia datang ke sini. Apa kau pernah memikirkan itu? Aku tidak akan membiarkan dia merasakan hal seperti itu lagi. Aku akan menghancurkan apapun, bahkan siapa pun yang berusaha menyakitinya. Bahkan jika orang itu calon istrinya sekali pun. Apa kau mengerti? Jika kau memang peduli padanya, pikirkan apakah kau bisa membuatnya bahagia seperti yang sedang aku lakukan sekarang."
"Jika kau menyebut ini caraku untuk merebutnya darimu, akan kuterima dengan senang hati. Karena yang ingin kusampaikan padamu adalah, aku tidak akan menyerahkan Sungmin kepada siapa pun. Sungmin sudah jadi milikku, dan selamanya akan begitu."
Ji Young mengerjap pelan seiring besarnya sakit hati yang ia rasakan. Air matanya menumpuk di pelupuk mata, namun ia segera menyekanya. Ia tidak mau terlihat lemah di hadapan pria ini.
"Aku peduli padanya. Aku akan melakukan apa pun demi kebahagiaannya." Gumamnya dengan suara bergetar.
Kyuhyun hanya tersenyum lalu berjalan menuju pintu dan membukanya. Suster Lee yang sedang menunggu Ji Young segera membungkuk hormat kepada putra pemilik rumah sakit tersebut. "Antar Kang Ji Young-ssi ke kamar. Aku akan mengabari jika Sungmin sudah bangun."
"Baik, Tuan Cho." Jawab Suster Lee.
"Sampai jumpa, Kang Ji Young-ssi. Senang bisa bertemu denganmu." ucap Kyuhyun lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Suster Lee segera menghampiri Ji Young lalu merangkulnya, "Kau tidak apa-apa, kan? Tuan Cho tidak menyakitimu, kan?" tanyanya dengan cemas.
Ji Young menggeleng lemah, dan pertahanannya pun runtuh. Ia menangis dalam rangkulan sang perawat. "Orang itu sangat jahat, Suster Lee." Bicaranya sambil terisak. "Dia mau mengambil Sungmin oppa dariku. Dia ingin memisahkan kami." Ia menggugu. "Orang itu jahat sekali, sangat jahat. Aku sangat membencinya, Suster Lee."
Suster Lee tidak bisa berkata apa-apa selain merasa kasihan akan keadaan yang dialami gadis ini. Ia tidak berhak menghakimi siapa pun, yang bisa ia lakukan hanya menghibur Ji Young dan berharap semuanya akan baik-baik saja.
"Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja. Jangan menangis lagi, ya?" katanya sambil menyeka air mata Ji Young menggunakan sapu tangannya.
"Aku ingin bertemu dengan Sungmin oppa, tapi dia menghalangiku. Kenapa dia melakukan itu?"
"Ji Young-ssi, Tuan Cho sudah mengatakan bahwa dia akan mengabari kita jika Sungmin-ssi sudah bangun. Setelah itu kau bisa menemuinya, ok? Jadi jangan bersedih lagi. Hapus air matamu. Aku akan mengantarmu ke kamar."
Perawat itu mengusap pelan tangan Ji Young lalu berjalan ke belakang kursi roda kemudian mendorongnya keluar dari sana.
-KyuMin-
Cahaya redup dari balik saringan tirai jendela rumah sakit menerpa wajah pucat Sungmin. Kyuhyun pun mengangkat tangannya, berusaha menutupi agar cahaya itu tidak mengenai sang kekasih.
Kemudian terdengar erangan halus dari bibir Sungmin, tubuhnya berusaha untuk bergerak karena tidak merasa nyaman dengan kehangatan yang masih menerpa wajahnya melalui tangan Kyuhyun. Kyuhyun pun segera menurunkan tangannya lalu meletakkannya di wajah Sungmin.
Masih merasa tidak nyaman Sungmin pun mulai membuka kelopak matanya. Ia pun tak sengaja mengangkat tangannya yang masih terpasang selang infus, hingga ia harus mengerang sakit.
"Ahh . . ." Sungmin meletakkan tangannya kembali.
"Hei, jangan banyak bergerak." Kyuhyun mengusap-usap tangannya yang sakit.
"Kyuhyun?" Sungmin menggapai Kyuhyun dengannya yang bebas.
"Hm, sayang. Aku masih di sini. Bagaimana tidurmu? Apakah nyenyak?" tanyanya lembut.
Sungmin mengangguk lalu tersenyum, membuat Kyuhyun tak tahan untuk segera mendaratkan sebuah ciuman di bibirnya. Meski singkat, ciuman itu sukses memberi warna di pipi Sungmin. Kapan terakhir kali Kyuhyun menciumnya?
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Kyuhyun lagi.
"Ya, aku merasa jauh lebih baik sekarang." Jawabnya sedikit menggeliat untuk memberi sedikit ruang bagi Kyuhyun di ranjangnya yang sempit.
Alis Kyuhyun terangkat, Sungmin mengajaknya berbaring di sampingnya. "Kau yakin?"
Sungmin menepuk-nepuk sisi ranjangnya yang kosong untuk meyakinkan Kyuhyun, "Ayo cepat." Suruhnya dengan suara yang lemah.
Kyuhyun terkekeh, lalu segera naik ke atas ranjang. Ia berusaha tidak terlalu mengambil banyak tempat dengan memiringkan tubuhnya ke arah Sungmin. Perlahan tubuh Sungmin meringkuk dalam pelukan Kyuhyun hingga kepalanya bersandar di dadanya.
"Kau pasti tidak tidur." Sungmin bernapas di lehernya. Gerakan bibirnya menyentuh kulit leher Kyuhyun, seperti sedang membangkitkan gairah yang sudah sejak lama ia tahan.
Kyuhyun mengelus lengan Sungmin naik turun.
"Tidurlah sebentar di sini."
"Aku sedang menjaga kekasihku yang sedang sakit. Kalau aku tidur lalu siapa lagi yang akan menjaganya?"
"Kekasihmu pasti juga sedang mencemaskan kesehatanmu. Jika kau juga sakit, dia pasti akan sangat sedih."
"Begitu ya? Aku tidak mau kekasihku sedih."
Sungmin menarik diri agar ia mengangkat wajahnya lalu menatap Kyuhyun lekat-lekat. "Kalau begitu tidurlah. Mata pandamu terlihat sangat menyedihkan." Ia mengusap sudut mata sang kekasih. "Kekasihmu tidak akan pergi kemana-mana. Dia akan menjagamu seperti kau menjaganya."
Kyuhyun semakin mengeratkan pelukannya.
"Sepertinya kau sangat mengenal siapa kekasihku."
Sungmin tertawa ringan, lalu mendongak. "Tidurlah, Kyuhyun-ah." bisiknya lalu menempatkan sebuah ciuman hangat di bibir Kyuhyun.
Kyuhyun pun tersenyum, menyembunyikan seringai khasnya yang selalu membuat hati para wanita menjadi gelisah.
"Aku akan tidur. Tapi kau harus segera sembuh, aku tidak bisa melakukan apa-apa jika kau masih sakit."
"Iya, Tuan Cho. Aku akan segera sembuh."
"Aku pegang janjimu." bisik Kyuhyun perlahan memberikan kesempatan tubuhnya untuk beristirahat.
.
.
.
Sungmin masih memandangi wajah Kyuhyun saat ia merasakan napas pria itu mulai teratur dalam tidurnya. Tangannya bergerak menyusuri garis bibir sang kekasih. Ia menatapnya sebentar hingga akhirnya memutuskan untuk menciumnya kembali.
Sungmin merasa malu dengan tindakannya ini, tapi ia tidak bisa mencegah dirinya untuk melakukannya. Rasanya ia tidak akan bisa mengelak lagi. Ia tidak akan bisa mengingkari perasaannya.
Ya Tuhan, aku benar-benar mencintai Kyuhyun. Maafkan aku.
Tbc
Yuhuuuu~
Part 29, reuniannya dilanjut lagi hihihihi.
Sungmin balik wamil. Sungmin ulang tahun.
Ahh, gak kerasa ya?
Yang pasti sayang seneng bgt. Banyak hal yang menyenangkan terjadi menjelang akhir tahun ini. Semoga akhir tahun kalian juga menyenangkan ya ^^
Well, Ji Young bukan gadis lemah, jadi ga segampang itu dy bakal nyerahin Sungmin. Enak bener Kyuhyun main ngambil tunangan orang gitu aja. Ji Young bakal berjuang cuy! Siapa yang dukung Ji Young? ==v
Makasih buat RnR-nya juga. Makasih juga buat sidersnya ^^;
Pokoknya makasih buat semua yang sabar nungguin ARSALS dr author yang doyan ngaret ini. Terima kasih banyak.
Sampai ketemu di chapter selanjutnya O/
NO COPAST KAY!
Mami Ju2E