Baby Sitter

Disclamer : Tak akan pernah menjadi milik saya DX, akan mutlak menjadi milik Narita Ryohgo-sama u3u

Pair : Mini!IzayaxShizuo

Warning : Misstypo, aneh, OOCness, bahasa anak-anak TK cadel, sho-ai, garing

Summary : Izaya mengecil gara-gara ramuan Shinra juga, sedikit de javu karena kejadian itu pernah menimpa Shizuo. Dan sedikit surprise kecil untuk pasangan baru ini.

A/N : Eaaa saia kembali XD melihat followers di fic 'Baby Sitter' Shizuo berjumlah lebih dari dua karena sedang berbaik hati saia bikin yang versi Izaya mini XD

Yah, semoga fic ini bisa menarik perhatian readers buat mereview XD #bighugteddy

Tertarik? Mohon Review :D

Tidak Tertarik? Klik tombol 'back'

Tertarik tapi nggak mau review? Silahkan Fav atau nggak Follow XD *maksa banget*

Tidak Tertarik tapi mau review? Ampun jangan Flame DX

Enjoy Reading :D

Tok tok tok

"Pelmisi!"

Tok tok tok

Ceklek

Muncul dihadapan sang pengetuk, seorang pemuda jangkung. Dan sepertinya dia baru selesai mandi. Terlihat dari handuk yang berada diatas kepalanya dan dia telanjang dada. Mahkluk pirang yang sedang menggosok-gosokan handuk pada rambutnya terdiam dan hanya mengerjap.

Melotot kearah mahkluk kerdil dihadapannya. Dari atas sampai bawah. Baju berwarna putih dengan gambar pelangi kecil ditengahnya, celana pendek selutut berwarna biru tua. Tak lupa sebuah topi bergambar beruang teddy, bertengger manis dikepala kelamnya. Tangan kecilnya membawa sebuah lolipop bulat yang lumayan besar. Dia imut sekali. Bukan bukan itu yang sedang pemuda ini pikirkan. Tapi ada hal yang lebih menarik perhatiannya.

Matanya!

Ya, warna matanya itu mengingatkannya pada seseorang. Tunggu, siapa lagi orang yang ia kenal mempunyai warna mata merah kecoklatan, selain DIA. Bocah dihadapannya mendongak, menampilkan wajahnya yang polos. Shizuo, si pirang dari Ikebukuro meyakinkan penglihatannya. Apa mungkin anak ini ada sangkut pautnya dengan informan gila dari Shinjuku itu.

"Papa!"

Cengo, Shizuo hanya cengo mendengar anak itu berbicara. Tunggu-tunggu biarkan dia berfikir sejenak. Papa? Apa maksudnya? Seingatnya dia tak pernah berbuat nakal pada gadis manapun. Dan dia adalah seorang laki-laki yang bertanggung jawab. Atau mungkin…ah tidak-tidak mana mungkin kegiatan malamnya dengan orang 'itu' berbuah hasil (?). Ok Shizuo akhirnya ketahuan. Dia dan orang 'itu' ehem Izaya maksudnya memang ada hubungan yang extraordinary.

Tenang-tenang kalian tidak salah jika berhipotesa kalau dua monster beda wilayah (?) itu menjalin hubungan yang bernama PACARAN, ingat PACARAN.

Jadi sekarang yang sedang memenuhi kepala Shizuo adalah apa mungkin benar ini anak dari hasil mereka? Kalau iya, sejak kapan Izaya hamil dan yang terpenting dia LAKI-LAKI mana mungkin bisa hamil dengan segamblang itu bak seorang gadis! Shizuo mengacak rambutnya frustasi.

"Aku macuk ya, papa." Anak itu melangkah riang melewati Shizuo yang masih mematung diambang pintu.

Cepat tersadar dari lamunannya, Shizuo dengan sigap menarik bagian belakang baju anak itu. Dan mengangkatnya layaknya anak kucing."Tunggu, kenapa kau memanggilku err papa? Siapa ibumu?"

"Olihala Izaya!" jawab anak itu mantap tanpa ragu.

Shizuo masih tak percaya."Siapa ayahmu?" tanyanya lagi.

"Heiwajima Shizuo!" jawabnya tak kalah mantap. Shizuo menggeleng-gelengkan kepalanya cepat, berusaha menepis kemungkinan yang anak ini lontarkan.

"Berapa umurmu?" Shizuo tak peduli berapa banyak pertanyaan lagi yang akan dia lontarkan. Yang penting saat ini adalah mengetahui asal usul anak ini.

"Empat tahun."

Empat tahun? Tunggu sebentar, bukannya hubungannya dengan Izaya baru jalan dua tahun? Dan dua tahun sebelumnya dia masih menggila dengan rambu jalan dan mesin minuman otamatis disetiap malam. Tapi untuk dua tahun yang sekarang kegiatan malam mereka sudah berubah (?).

Dddrrrt…dddrrrt…ddrrtttt

Benda persegi panjang itu bergetar diatas meja tamu Shizuo. Pasti dari Tom-san, bosnya. Segera Shizuo menurunkan bocah itu dan beranjak menuju handphonenya. Ternyata bukan, batin Shizuo.

Pik

"Yo, Shinra ada apa?" tanya Shizuo kalem.

'Shizuo-kun apa Izaya-kun ada bersamamu.' Terdengar nada panik dari seberang.

"Shinra kenapa kau perhatian sekali dengan si kutu itu, Izaya bukan anak kecil yang perlu kau khawatirkan." Nada Shizuo berubah galak (Cie cie yang jealous).

'Justru itu masalahnya Shizuo-kun, kejadian yang menimpamu dulu terjadi pada Izaya-ku_'

Pik

Shizuo memutuskan panggilannya. Seakan dia sudah tau penyebab keganjalan ini. Diliriknya bocah yang tengah asyik tersenyum-senyum sendiri pada Shizuo.

"Papa, mau lolipop?" tawar bocah yang sekarang sudah Shizuo ketahui bahwa dia adalah Orihara Izaya! Shizuo menatapnya geram. Mau marah tapi dihadapannya hanya anak kecil yang polos atau lebih tepatnya berpura-pura. Ingat dia itu Orihara Izaya yang mengecil! Kalau didiemin bikin kesel juga.

Menghiraukan si kutu. Shizuo mengetikkan sesuatu di handphonenya. Mengarahkan alat komunikasi itu pada indra pendengarannya.

'Yo, Shizuo ada apa?'

"Tom-san, hari ini aku ijin tidak bisa menemanimu, aku ada keperluan mendadak." Ujar Shizuo pada sang bos.

'Oh baiklah, aku akan mengajak Vorona saja.'

Sambungan telefon terputus. Dia meletakkan ponselnya sembarang tempat. Mendelik tajam kearah Izaya.

"Kenapa kau berpenampilan seperti itu?" tanya Shizuo tanpa basa basi.

"Imut bukan, Chizu-chan." Jawab Izaya ceria."Kalicawa yang mendandaniku seperti ini saat aku kabur dari rumah Shinra." Sambung Izaya.

"Cih! Kenapa kau memanggilku dengan sebutan aneh seperti tadi kutu!"

Izaya memiringkan kepalanya. Matanya yang besar menatap Shizuo bingung. Uh holy shit, kenapa dia sangat menggemaskan, pikir Shizuo."Kenapa kau memanggilku err papa." Shizuo canggung mengucapkan kata itu.

Izaya terkekeh pelan."Aku hanya ingin melihat leaksimu saja Chizu-chan."

Shizuo berdecih."Kita harus segera ke tempat Shinra, aku tak mau direpotkan olehmu!" Shizuo beranjak menuju kamarnya. Beberapa menit kemudian dia keluar dari kamarnya dengan setelan kasual. T-shirt putih dan jelana jeans berwarna biru dongker. Izaya kecil sedikit terpana, jarang-jarang Shizu-chan-nya, menanggalkan baju kebesarannya.

"Jangan diam disitu saja kutu!" Shizuo menarik tangan Izaya keluar dari apartemennya. Setelah mengunci pintu, mereka segera bergegas ke kediaman Kishitani.

"Mou, Chizu-chan aku mau digendong." Ujar Izaya manja dan sayangnya hanya dibalas delikan menakutkan dari Shizuo.

"Tidak." Izaya mengembungkan pipinya saat mendapat penolakan tegas dari Shizuo.

Disepanjang perjalanan, orang-orang yang kebetulan berpapasan dengan mereka memberanikan diri untuk melihat sekilas pasangan pedo shota ini. Tangan kecil Izaya menggandeng tangan besar Shizuo. Sesekali Izaya tersenyum yang dibuat seimut mungkin kepada orang melihatnya. Shizuo yang risih karena diperhatikan memperlebar langkahnya. Dan berharap tak bertemu orang-orang yang dikenalnya.

"ShizuShizu~" Oh dammit suara itu. Shizuo meliriknya, benar dugaannya si gadis otaku dan CSnya.

"Halo Shizaya-kun." Erika berlari menghampiri mereka berdua, Izaya tersenyum imut. Segera saja Erika menarik pipi chubby Izaya, membuat si korban menggerang.

"Shizaya?" Alis Shizuo terangkat sebelah. Tanda ia bingung.

"Ya, Shizaya perpaduan dari Shizuo dan Izaya, manis bukan?" terlihat efek blink-blink dari mata Erika."Tapi sepertinya anakmu ini mirip sekali dengan IzaIza, apa jangan-jangan IzaIza itu sememu ShizuShizu." Erika nampak berpikir keras. Bibir Shizuo berkedut. Ditariknya Izaya kecil dengan kasar dan mereka melanjutkan perjalan ke rumah Shinra yang terasa sangat jauh dan lama.

"Rawatlah anakmu dengan baik Shizushizu, atau Izaiza akan marah padamu." Erika dengan semangat mengucapkan itu dan melambaikan tangannya. Sementara si debt collector tak memperdulikannya.

"Mou! Chizu-chan tanganku cakit, kau talik-talik seperti itu!" Izaya menggerutu, berulang kali dia tersandung saat mengikuti langkah lebar Shizuo.

"Urusai!" Shizuo tak peduli, kalau dia berjalan pelan dan menikmati perjalanan ayah-anak ini akan banyak orang yang salah paham.

"Sushi baik, Sushi enak." Pria Rusia berkulit gelap itu berdiri didepan restoran Russian Sushinya. Membagikan brosur ke orang-orang yang melintas didepan restorannya."Yo Shizuo, mau sushi?" Simon nama pria berkulit gelap itu.

"Tidak untuk hari ini Simon." Shizuo menarik tangan Izaya, tapi yang ditarik malah terdiam.

"Chizu-chan aku mau o-tolo!"

"Oh anak kecil, siapa kau? Anak Shizuo?" Simon yang baru saja menyadari keberadaan bocah itu, meliriknya sebentar."Izaya?" tebak Simon. Izaya mengangguk semangat.

Simon tersenyum lebar."Ayo masuk." Digendongnya Izaya kecil, mau tak mau Shizuo mengikuti mereka. Simon mendudukkan Izaya disebuah kursi.

"Catu polci o-tolo Cimon." Izaya mulai memesan seenak jidat tanpa melihat kening Shizuo yang mulai berkedut, kesal.

Disela-sela acara makannya Izaya, Simon yang penasaran banyak bertanya ini itu kepada Izaya dan dijawab Izaya dengan logat anak umur 4 tahun. Sementara Shizuo hanya mendengus, ingin rasanya melempar bocah kutu itu ke luar angkasa dan tak memperdulikannya. Tapi mengingat dulu, kecelakaan ini pernah terjadi padanya dan Izaya yang merawatnya, bisa dibilang Shizuo melakukan ini untuk sebuah balas budi.

Puas bertanya-tanya dengan Izaya Simon kembali kepekerjaannya.

"Oi kutu, sudah belum makannya." Shizuo nampak mulai bosan menunggu si cebol itu menghabiskan makanannya.

Izaya cemberut dengan mulut tersumpal O-toro, matanya berkaca-kaca menatap Shizuo."Jangan tatap aku dengan tatapan menjijikkanmu kutu." Shizuo memalingkan wajahnya.

"Twung-munch-gu cwe-munch-bwental munch-ywagi…uhuk uhuk(Tunggu sebentar lagi)." Yeah, si kecil tersedak. Ingin Shizuo tertawa telak tapi itu Izaya yang tersedak loh, calon pengantinnya(eh?). kalau Izaya mati konyol gara-gara tersedak, dia akan menikah dengan siapa kelak dimasa yang akan datang(?). Tak tega, Shizuo buru-buru menyodorkan segelas air putih untuk si kecil. Menepuk-nepuk punggungnya pelan.

"Cih, merepotkan saja." Izaya menghela nafas lega, makanannya telah sukses meluncur di kerongkongannya. Dan melanjutkan acara makannya lagi.

Lima belas menit lamanya Shizuo menunggu Izaya menghabiskan makanannya. Katanya sih tiga puluh kunyahan untuk satu gigitan.

Coba bayangkan.

Jika Izaya memesan satu porsi o-toro yang berisi dua buah kepalan sushi sebesar setengah kepalan tangan Shizuo. Yang biasanya ia makan o-toro sekali lahap, kini dengan mulut kecilnya bisa jadi tiga kali gigitan. Sedangkan banyak o-toronya ada dua buah berarti enam kali gigitan dikali tiga puluh enam kunyahan. Dan hasilnya, entahlah Shizuo malas memikirnya. Dia tak habis pikir kenapa dia menyempatkan memikir hal konyol seperti itu?

"Sudah?" Shizuo menatap Izaya malas. Izaya mengangguk dan turun dari kursinya.

"Ayo pulang Chizu-chan, aku mau tidul ciang." Dari balik mata kuning Shizuo dia bisa melihat Izaya yang sedang mengucek-ucek matanya sesekali menguap.

Twitch

Urat kesabaran Shizuo pecah. Tanpa ba bi bu dia menggendong paksa Izaya."Kita harus ke tempat Shinra bodoh! Siapa yang menyuruhmu tidur siang." Geram Shizuo tak peduli protes Izaya yang mengaku perutnya tak nyaman karena kekenyangan.

Rupanya dewi fortuna menyuruh Shizuo untuk bertegur sapa dengan orang-orang terdekatnya. Setelah pertama dia bertemu Erika, dan baru saja dia bertemu dengan Simon sekarang dia bertemu dengan Mikado cs.

"Konnichiwa Heiwajima-san." Sapa anak-anak remaja itu. Shizuo hanya membalas dengan 'yo' dan melenggang pergi. Meninggalkan anak-anak sekolahan itu dengan tersenyum canggung.

"Siapa yang Heiwajima-san gendong tadi?" Kida bertanya pada teman-temannya, sementara hanya dibalas gedikan bahu dari mereka berdua.

"Mungkin keponakannya." Jawab Anri.

"Tapi tak ada mirip-miripnya." Sahut Kida mengusap-usap dagunya.

"Mungkin anaknya." Mikado ikut-ikutan penasaran rupanya.

"Sepenglihatanku tadi, anak itu cenderung mirip Orihara-san." Detik kemudian Kida menatap horor teman-temannya.

"Tidak mungkin!" seru Mikado.

"Kida-kun, Mikado-kun jika kalian menjawab itu anak mereka itu adalah jawaban yang paling benar." Tiba-tiba muncul sosok Erika yang sedang berputar-putar layaknya balerina. Aura blink-blink ke-fujo-annya masih bertabur(?) disekelilingnya.

"Uso!" teriak Kida.

"Masaka, dua orang laki-laki bisa menghasilkan anak." Anri ikut mengomentari kata-kata pro-kontra Erika.

"Entah, mungkin keajaiban cinta mereka." Oke Erika kau semakin ngawur, sekarang tinggalkan mereka semua dan kekepoannya.

Kita beralih ke dua orang yang sedang menjadi korban gosip orang-orang kepo. Shizuo yang masih menggendong Izaya dipunggung dapat dia rasakan dada Izaya yang naik turun teratur. Sepertinya Izaya benar-benar mengantuk tadi.

Ah, masa bodoh yang penting dia harus segera mengantar Izaya ke tempat Shinra yang entah kenapa berasa sangat jauh sekali.

Knock knock

Shizuo mengetuk pintu tak sabaran. Beberapa detik kemudian muncul dullahan sahabat Shizuo.

"Celty aku ingin bertemu Shinra." Celty mengangguk dan mempersilahkan Shizuo masuk.

[Kau bisa menidurkan Izaya disini.] Celty menunjukkan layar PDAnya kearah Shizuo dan tangan yang lain menunjuk sebuah sofa. Shizuo menurunkan Izaya pelan dari punggungnya.

Tiba-tiba saja wajahnya merona saat melihat wajah polos Izaya saat tertidur. Mulutnya sedikit terbuka, matanya tertutup rapat. Bajunya sedikit tersingkap, entah sadar tak sadar Shizuo membenarkannya. Bibir mungil Izaya bergerak-gerak. Shizuo terkekeh geli.

Ting

Sebuah lampu imajiner muncul diatas kepalanya. Mengeluarkan ponselnya dan_

Jepreet

Momen langka sudah terabadikan. Merasa impas dengan perbuatan Izaya yang lalu. Shizuo tersenyum kecil. Dan sedikit terbuai dengan suguhan didepannya.

Puk

Seseorang menepuk pundaknya. Shizuo menoleh dan mendapati Shinra nyengir sambil memainkan sebuah tabung kaca.

Knock knock

Pintu rumah Shinra diketuk serampangan. Membuat Izaya kecil terusik dari tidurnya.

"He?! Kenapa kalian semua kemari!" pekik Shinra saat mendapati tamu-tamu tak diundang datang ke rumahnya.

"Shinra-san, ada beberapa hal yang ingin kami tanyakan!" seru Erika antusias. Sepertinya kekepoan Erika, Kida, Mikado dan Anri belum berakhir. Sementara Togusa, Kadota dan Yumasaki hanya mengikuti mereka, ya meskipun mereka juga penasaran sih dengan kata-kata Erika.

"He! ShizuShizu kenapa kau disini juga?" tanya Erika.

"Ada urusan." Jawab Shizuo sekenannya.

"Ne, Shinra-san." Erika mulai membuka sesi bertanyanya.

"Apa dua orang laki-laki bisa menghasilkan keturunan?" Erika melirik kearah Shizuo. Seketika Shizuo menjadi pusat perhatian.

"A-apa!" bentak Shizuo tapi tak ada yang peduli.

"Err…sebenarnya itu tak mungkin tapi mungkin juga bisa terjadi." Shinra menggaruk tengkuknya.

"Lalu lalu apa si uke juga mengalami fase hamil?" sekarang si kecil yang menjadi perhatian.

"Emm…tergantung jika pihak yang menjadi perempuan mau hamil." Jawab Shinra sembari tersenyum canggung kearah Shizuo karena sepertinya dia mengerti arah pembicaraan ini.

"Ngh." Terusik dengan kebisingan yang dibuat banyak orang diruang tamu itu, si kecil terbangun. Mengusap-usap kedua matanya, menguap kecil tanda dia masih mengantuk. Kelopak matanya terbuka. Menatap sekeliling yang ternyata sedang pandangan sedikit kabur Izaya melihat dengan samar beberapa orang disana merona. Izaya memiringkan kepalanya.

"Ka-kawaii." Kida bergumam tanpa sadar. Erika guling-guling kegirangan sesekali ber'kyaa' ria. Anri, Yumasaki dan Mikado masih merona. Kadota dan Togusa memalingkan wajahnya.

"Ayo pulang." Shizuo yang memang sedari tadi tak nyaman dengan atmosfer disana segera menggendong Izaya yang masih mengantuk. Dan melenggang pergi begitu saja.

"Tu-tunggu ShizuShizu!" teriak Erika yang baru tersadar dari fangirling-annya.

"Erika-san, biarkan saja momen ayah anak mereka." Cegah Mikado, semuanya mengangguk setuju Erika menghembuskan nafas kecewa.

"Err sebenarnya dia bukan anak Shizuo-kun." Perkataan Shinra sukses membuatnya menjadi pusat perhatian.

"Chizu-chan, kenapa tadi banyak olang?" Izaya duduk anteng disofa Shizuo.

"Entah, hanya orang-orang autis menggosipkan kau itu adalah anakku dan Izaya emm maksudku dirimu yang berumur dua puluh lima tahun." Si kecil hanya mengangguk-angguk.

"Cepat minum ramuan Shinra, aku tak mau kau repotkan labih lama lagi." Izaya hanya menurut saja dan mengambil botol kaca dari tangan Shizuo.

Sinar mentari yang terik mengusik kedua insan yang tengah tertidur lelap disebuah ranjang. Berbagi kehangatan dalam sebuah selimut dan sebuah pelukan. Dua manusia itu masih tertidur lelap tanpa helai pakaian yang menutupi bagian atas badan mereka. Bisa ditebak kegiatan apa yang sudah mereka lakukan bukan?

"Sh-shizu-chan." Izaya mendorong-dorong dada bidang Shizuo. Shizuo tak bergerak malah semakin mengeratkan pelukannya."Shizumph!" Izaya menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

Tiba-tiba perutnya menjadi mual. Dan kepalanya mendadak sangat pening. Shizuo membuka kedua matanya, dilihatnya wajah pucat Izaya."Kau kenapa kutu?" tak menjawab pertanyaan Shizuo Izaya buru-buru berlari keluar kamar dengan hanya sebuah boxer hitamnya.

"Ada apa dengannya?" Shizuo bingung sendiri. Berniat ingin tidur lagi, tapi getaran ponselnya lebih menyita perhatiannya. Ada panggilan dari Shinra.

Pik

"Yo, ada apa?"

'Shizuo-kun! Aku lupa memberi tahumu efek samping ramuanku! Efeknya Izaya-kun jadi_'

Sambungan terputus saat Shizuo mendengar suara yang cukup janggal dipendengarannya dari kamar mandi.

"Hooek…ukh hoek." Shizuo berlari menuju kamar mandi. Izaya berdiri lemas didepan wastafel."Shi-shizu-chan." Nada bicaranya lemas.

Drrtt…Drrrtt

Ponsel yang sedari tadi Shizuo genggam bergetar.

To : ShizuShizu

From : Erika

Subject : Omedetto!

ShizuShizu, gomen aku kira Shizaya-kun itu anakmu, Shinra-san memberitahu kami kalau dia adalah Izaya yang terpengaruh ramuannya. Dan bukan hanya itu Shinra-san juga memberitahu kami kabar gembira! IzaIza bisa hamil! Kau senangkan? Kata Shinra-san lagi itu efek samping dari ramuannya. Kyaaaa seluruh Ikebukuro harus tau berita ini! Sekali lagi selamat ya!

PS : Kami tunggu hari ini di Russian Sushi ya! Harus datang loh!

"Izaya kuharap kau tidak terkena serangan jantung." Ujar Shizuo pelan.

"Ke-kenapa Shizu-chan?" tanya Izaya khawatir karena setelah menerima e-mail tadi wajah Shizuo pucat pasi.

Shizuo menyodorkan ponselnya kearah Izaya. Mata merah kecoklatan itu membulat sempurna. Izaya pingsan, ada beberapa faktor yang menyebabkannya tak sadarkan diri ; satu dia lemas gara-gara makan malamnya keluar begitu saja karena morning sickness(?), kedua kabar dari Erika.

"I-izaya! Oi! Oi! Bangun!"

THE END

EAAAKKK selesai sudah XDDD semoga menghibur XD

Fic ini sebagai pembuka dari masa hiatus saya, semoga belum ada yang lupa dengan saia XD

Reviewnya minna, yang banyak ya XDDD

#peluk cium

Ada yang minta sekuel mungkin XDDD tapi g' janji XD #kabur

Tapi kalau yang minta banyak bisa saia perhitungkan XDD

Jaa mata ashita XDD

Ne, sebelumnya saia mau mengucapkan minal aidzin wal faidzin¸selamat menunaikan hari raya idul fitri bagi yang menjalankan, mohon maaf lahir dan batin minna-san, ad yang mau bagi-bagi THR, berwujud review juga gapapa XD #plak