Title : Full House
Main Cast : Bang Yongguk, Kim himchan
Other Cast : Choi Zelo, Moon Jongup, Jeon Hyosung, Jung Daehyun, Yoo Youngjae
Length : Chaptered
Rated : T
Warning : Typo[s], OOC, alur tidak jelas
.
.
.
.
masih dalam badai skripsi Red luangkan waktu buat kalian dengan mempersembahkan kelanjutan FF ini. Red juga nggak mau banyak bacot, langsung aja yukkksss.
cuuuuusssssssss
.
.
.
DLDR
.
.
.
RnR
.
.
.
Review :
"Aku yakin Daehyun-ah.. aku yakin Tuhan akan melindunginya… Himchan bisa bertahan, Aku yakin itu.." Youngjae berbisik pelan ditelinga Daehyun membuat perasaan namja yang begitu dicintainya itu merasa nyaman. Daehyun mengangguk kecil.
"Aku percaya padamu, Youngjae-yah… semoga saja Tuhan melindungi Himchan.." ujar Daehyun lirih.
.
.
.
.
Himchan sudah menggerutu sejak pagi. Pasalnya ketika namja itu masih nyaman dalam dekapan mimpi, Yongguk masuk ke kamarnya dan langsung menyeret namja cantik itu menuju ruang makan. Dalam keadaan setengah sadar Himchan berdiri dan Yongguk menyodorkan padanya alat-alat untuk bersih-bersih.
Himchan mengutuk perjanjian yang sudah ditandatanganinya kemarin. Perjanjian sebagai syarat bisa tinggal lagi dirumah itu. Himchan hanya bisa menghela nafas karena semuanya sudah terjadi. Dia sudah terlanjur setuju dengan isi perjanjian yang dibuat oleh Yongguk.
"Hei.. aku tidak mengijinkanmu tinggal di rumah ini hanya untuk melamun seperti itu, Himchan-ssi.." ujar Yongguk. Suara yang begitu menyebalkan untuk Himchan. Hampir saja dia melempar namja tampan itu dengan sapu yang saat ini sedang dipegangnya.
"Ne, Bbang-ssi.. aku sedang bekerja dengan senang hati saat ini.." Himchan sungguh mengatakannya dengan nada yang dibuat-buat. Dia kesal. Padahal tadi pagi Yongguk mengatakan bahwa dia tidak aka nada di rumah karena urusan kantor.
Kriiiiingggg…
Telepon rumah itu berbunyi nyaring. Himchan sudah melaju menuju kearah telpon yang berdering, tapi Yongguk mendahului langkahnya.
"Yeoboseyo…"
"…"
"Ya, aku sedang di rumah saat ini. aku tidak akan ke kantor, tapi mungkin aku akan ke butik Zelo.."
"…"
"Aku sudah berjanji pada Zelo untuk mengunjunginya.. kau atur saja jadwalku untuk besok. Hari ini aku tidak ingin bekerja.."
"…"
"Aku tidak malas! Tapi tolong mengertilah.. aku ingin menghabiskan banyak waktu bersama Zelo hari ini.."
"…"
"Baiklah.. aku berjanji besok aku akan tiba pagi-pagi sekali.."
"…"
"Ne.. Annyeong.."
Yongguk mematikan telpon. Himchan memandangnya dengan penuh rasa curiga. Dan yang ada di benak Himchan saat ini adalah tentang pertanyaan siapa Zelo yang barusan disebut oleh Yongguk.
"Ya, Kim Himchan! Apa pekerjaanmu?" tanya Yongguk tiba-tiba.
"Aku? Pekerjaanku adalah penulis artikel majalah." Jawab Himchan santai. Yongguk mengerutkan kening. "Tenang saja Bbang, aku tidak menulis artikel tentang artis!" lanjut Himchan.
"Lalu artikel apa yang kau tulis? Berita kriminal?" tanya Yongguk lagi.
"Aku menulis artikel tentang fashion dan life style Bbang. Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti ini?" tanya Himchan balik. Gantian namja itu yang mengerutkan keningnya sekarang.
"Tidak. Aku hanya tidak mau tinggal serumah dengan penjahat." Jawab Yongguk santai.
Himchan menarik nafas panjang. Jawaban Yongguk benar-benar membuatnya tersinggung. Ingin sekali rasanya saat ini dia menyiram Yongguk dengan air bekas mengepel lantai.
"Terima kasih Bang Yongguk tapi aku bukan penjahat seperti yang kau pikirkan. Kalau aku benar-benar penjahat, mungkin aku sudah membunuhmu sejak tadi malam!" ujar Himchan kesal. Yongguk bisa menangkap ekspresi kesal Himchan namun namja itu hanya tertawa dengan nada yang menyebalkan.
"Wooow.. sepertinya nona cantik benar-benar benci padaku.." ujar Yongguk. Himchan lepas kendali. Dia melempar kemoceng yang tidak jauh dari tempatnya berdiri kearah Yongguk.
"Nyaris saja. Untung saja aku cepat menghindar." Ujar Yongguk santai. Kemoceng itu gagal mengenai Yongguk karena namja itu berhasil mengelak. Yongguk kemudian naik ke kamarnya dan meninggalkan Himchan yang masih penuh dengan kekesalan.
'Awas saja kau Bbang!' batinnya.
.
.
.
.
Setengah jam kemudian Yongguk turun dari kamarnya dengan pakaian yang sangat rapi sekali. wajah namja itu juga berseri-seri. Himchan memandangnya dengan tatapan aneh. Namja cantik itu saat ini sedang membereskan dapur. Melihat kelakuan Yongguk yang aneh itu membuat Himchan gatal untuk menggodanya.
"Rapi sekali kau, Bbang? Sepertinya kau juga senang sekali." ejek Himchan. Yongguk hanya menoleh kearahnya dengan pandangan datar.
"Cerewet sekali sih kau!" ujar Yongguk kesal. Moodnya seketika buruk melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Himchan.
"Wah.. Galak sekali. jika ingin berkencan, tidak boleh segalak ini. nanti pasanganmu kabur lho.." Himchan menyeringai. Wajah Yongguk memerah karena ucapan Himchan.
"Tau apa kau, Kim Himchan. Kau bahkan tidak punya pacar. Aku rasa tidak ada seorang pun yang mau denganmu.." ejek Yongguk balik. Himchan dapat mendengar nada meremehkan dari Yongguk. Namja cantik itu kemudian melempar lap yang dipegangnya ke wajah Yongguk.
"YA! Kenapa kau melempar lap ini ke wajahku yang tampan hah?! Kau bisa merusak penampilan terbaikku hari ini, Kim Himchan." Omel Yongguk kesal. Himchan tertawa penuh kemenangan.
"Oh.. Jadi begitu saja penampilan terbaikmu, Yongguk-ssi? Hahaha. Gayamu bahkan terlihat kuno. Kau menyebut dirimu artis begitu?" ejek Himchan.
Yongguk berjalan dengan cepat kearahnya, menghampiri namja itu. Yongguk berhenti tepat dihadapan Himchan.
"Berani sekali orang yang menumpang dirumahku berkata seperti itu.. kau tidak tau siapa yang berkuasa disini hah?" Yongguk mendekatkan wajahnya pada Himchan sehingga jarak mereka saat ini hanya sekitar sepuluh sentimeter saja. Himchan menahan nafas. Mundur berarti kalah.
Saat itu, tepat sekali Yongguk menatap langsung mata Himchan. Seketika kedua mata mereka bertemu. Yongguk terpana dengan mata indah yang dimiliki oleh Himchan. Mata yang memantulkan bayangan wajah Yongguk dengan begitu jelas.
Sementara Himchan juga melihat pantulan wajah tegasnya pada iris Yongguk. Dan sebuah kekaguman darinya melihat mata Yongguk yang begitu tegas.
"Ehem.." Yongguk berdeham mengakhiri "perang" mata mereka berdua. Dengan cepat Himchan memalingkan wajahnya dan merasakan pipinya memanas.
"Aku tidak senang jika kau berbuat sesuka hatimu di rumahku ini, Kim Himchan. Kau ingatkan bagaimana perjanjian kita. Dan perlu kau ketahui, perjanjian itu berlaku seumur hidup selama kau tinggal dirumah ini." ujar Yongguk tegas. Setelah jarak mereka cukup jauh, tidak sedekat tadi, Himchan baru berani memandang langsung ke wajah Yongguk.
"Tentu saja, Yongguk-ssi! Aku juga bukan tipe orang yang ingkar dengan janjiku sendiri.." ujar Himchan tidak kalah tegas.
Yongguk kemudian berlalu dari hadapan Himchan yang masih memandang dengan tatapan kesal kearahnya. Namja itu berlalu dengan cuek, seolah-olah saat ini dia hanya tinggal dengan pembantunya saja. Tidak lama kemudian Himchan mendengar deru mesin mobil menjauhi rumahnya. Mobil Yongguk.
"Sungguh manusia yang menyebalkan.. dia pikir dia yang paling bagus hah di dunia ini! awas saja kau Bang Yongguk! Aku akan membalasmu nanti!"
.
.
.
Zelo memandang jam dinding butiknya dengan perasaan gelisah. Dia saat ini sedang menunggu kedatangan Yongguk karena mereka berdua memiliki janji hari ini. Namun setengah jam sebelumnya, Jongup menelponnya dan mengatakan ada hal penting yang ingin dibicarakannya dengan Zelo.
Jongup mengatakan bahwa dia akan datang ke butik Zelo sebentar lagi. Itu berarti Jongup akan datang tepat bersamaan dengan kedatangan Yongguk.
Tidak lama kemudian Zelo mendengar suara mesin mobil berhenti di depan butiknya. Suasana butik yang begitu tenang membuat suara mesin mobil terdengar lebih jelas. Bahkan suara pintu mobil yang sedang dibuka pun terdengar jelas.
Terlihat sosok namja tampan dengan celana jins biru dan jaket jins dengan warna senada memasuki butik itu. Bang Yongguk.
Yongguk tersenyum manis pada Zelo yang saat ini sudah duduk dengan anggun dikursi tamu butiknya itu.
"Apa kau sudah lama menungguku, Zelo-yah?" tanya Yongguk dengan wajah berseri. Zelo tidak menjawabnya, hanya mengangguk ragu.
"Ada apa? Kenapa wajahmu sepertinya tidak senang?" tanya Yongguk menyelidik. Dia tidak pernah melihat Zelo berekspresi seperti ini. seperti orang bingung.
"Tidak hyung. Aku senang hyung datang. Sungguh, aku tidak bohong." Dia tersenyum kepada Yongguk. Senyuman yang dipaksakan.
Baru saja Yongguk akan membuka mulut, Jongup masuk ke butik Zelo. Namja itu sudah sampai.
"Ah, sudah lama menunggu?" tanya Jongup.
'pertanyaan mereka kenapa bisa sama?' batin Zelo. Namun dia menunjukan senyum yang sangat manis sebagai jawaban pertanyaan Jongup.
"Tidak juga hyung.." jawab Zelo riang. Yongguk bisa merasakan perubahan nada suara Zelo ketika bicara dengannya dan Jongup. Ada sedikit perbedaan.
Jongup menoleh kearah Yongguk yang saat ini sedang memandangnya dengan tatapan "kau siapa kenapa tiba-tiba datang dan menggangguku" itu. Jongup kemudian tersenyum canggung kearah Yongguk.
"Ah, aku lupa memperkenalkan kalian berdua. Yongguk hyung, ini Jongup hyung seniorku waktu SMA. Dan Jongup hyung, ini Yongguk hyung sahabatku sejak kecil." Zelo memperkenalkan mereka berdua tanpa menyadari aura kekesalan yang dikeluarkan oleh Yongguk saat ini. Yongguk kesal ternyata selama dia di Amerika, Zelo dekat dengan seseorang.
"Ah, salam kenal Yongguk-ssi." Sapa Jongup sopan. Namun wajah Yongguk masih menunjukkan aura yang tidak bersahabat pada Jongup.
Zelo kemudian menyadari bahwa atmosfir mereka bertiga saat ini sedang kurang bagus. Namja berkulit putih pucat itu kemudian menghela nafas berat.
"Jongup hyung, apa yang ingin kau sampaikan? Karena aku tidak bisa berlama-lama. Aku ada janji hari ini dengan Yongguk hyung." Ujar Zelo berusaha memecahkan kesunyian yang diciptakan oleh mereka saat ini.
"Ah begitukah? Apakah aku mengganggu rencana kalian?" tanya Jongup. Yongguk baru saja akan menjawab iya kalau saja Zelo tidak mendahuluinya menjawab.
"Tidak Juga. Tapi apakah yang ingin kau sampaikan ini begitu penting hyung?" tanya Zelo balik. Yongguk benar-benar kesal karena perhatian Zelo saat ini hanya terpusat pada Jongup.
"Tidak begitu penting, Zelo-yah. Sudahlah, aku bicara padamu besok saja. Sepertinya jika aku terlalu lama disini, seseorang bisa membunuhku saat ini juga. Aku permisi dulu Zelo-yah, Yongguk-ssi. Annyeong." Pamitnya. Belum sempat Zelo menjawab salam yang diucapkan oleh Jongup, namja itu sudah menghilang dari hadapannya.
Namun sedetik kemudian Yongguk bisa menangkap ekspresi kekecewaan dari wajah Zelo. Namun Yongguk berusaha untuk mengabaikannya karena dia tidak mau rencana mereka hari ini gagal.
"Jadi apakah kau sudah siap, Zelo?" tanya Yongguk dengan nada senang yang dibuat-buat.
"Tentu saja hyung. Aku siap! Kajja." Jawab Zelo riang. Yongguk dengan cepat mengembalikan moodnya karena mereka hari ini akan bersenang-senang. Dan mereka berdua tidak mau merusak hari yang indah ini dengan mood yang buruk.
.
.
.
Himchan sedang menunggu bus lewat di depan komplek rumahnya. Dia nyaris melupakan janjinya untuk menemui editornya hari ini. pasalnya Himchan sudah mendapat peringatan bahwa dia bisa saja dipecat jika tidak segera memenuhi kewajibanya.
Namja itu kesal karena tidak ada satupun bus atau taksi yang lewat saat ini. himchan nyaris saja berteriak kalau saja dia tidak mau dianggap sebagai orang gila dan ditangkap nantinya. Himchan kemudian melanjutkan berjalan menuju halte yang satunya sambil berharap bus akan segera tiba dan dia bisa datang tepat waktu.
Beruntung ketika Himchan sampai di halte yang satunya, bus langsung tiba. Tanpa membuang waktu lagi, namja itu langsung menaiki bus menuju kantor majalah tempatnya bekerja.
Atmosfir kantor ketika Himchan tiba begitu tidak menyenangkan. Himchan menghela nafas dan berharap semoga tidak ada sesuatu yang buruk nantinya ketika dia bertemu dengan editornya.
Himchan memutar gagang pintu ruangan editornya dan hanya bisa tersenyum miris melihat wajah menyeramkan editornya itu.
"Ehm.. Selamat siang, Hyosung-ssi.." Sapa Himchan gugup. Dia sudah terlambat lima menit dan editornya pasti tidak senang dengan hal ini.
"Duduklah, Mr. Kim." Hyosung, editornya mempersilakan dengan nada dingin. Himchan hanya bisa menelan ludah mendengar nada suara yang dikeluarkan Hyosung.
"Kau tau jam berapa sekarang?" tanya Hyosung. Sebutir keringat sebesar jagung meluncur dari dahi Himchan. Dia mengutuk bus yang datang terlambat hari ini.
"Jam satu lewat lima menit, Hyosung-ssi.." jawab Himchan pelan. Jantungnya berdetak sangat cepat.
"Bagus kalau kau tau. Dan kau tau artinya apa, Mr. Kim?" tanyanya lagi. Himchan kemudian menelan ludah.
"Aku terlambat lima menit. Cwiseonghamnida, Hyosung-ssi.." jawab Himchan dengan penuh penyesalan. Hyosung menghela nafas.
"Kau sadar Himchan-ssi, aku tidak pernah menoleransi keterlambatan biarpun hanya beberapa detik. Janji itu seperti emas untukku. Tapi lupakan, aku memaafkanmu kali ini. ada hal yang lebih penting yang harus aku sampaikan padamu.." nada suara Hyosung kemudian melunak. Himchan menghela nafas lega. Setidaknya dia tidak akan mendengarkan ocehan panjang editornya ini tentang kedisiplinan. Dia bosan.
"Apa itu, Hyosung-ssi?" tanya Himchan kemudian.
"Ini bisa menjadi kabar yang menyenangkan untukmu, Mr. Kim. Seorang kenalanku, direktur muda pemilik majalah X sedang mencari penulis artikel dan naskah handal. Ketika aku menawarkan padanya karyawan-karyawan yang aku kenal baik pintar menulis disini, dia memilihmu." Jawab Hyosung senang. Dia memang sangat menyukai tulisan-tulisan Himchan walaupun dia tidak pernah senang dengan ketidakdisplinan anak buahnya ini.
"Tapi kau kan bukan boss, Hyosung-ssi, apa boleh begitu?" tanya Himchan lagi.
Hyosung memandang Himchan dengan tatapan tajam. Baru saja dia memujinya tapi Himchan sepertinya meremehkan dirinya.
"Kau meremehkanku hah? Kau pikir siapa ayahku?!" Hyosung menjawab dengan ketus. Himchan menyesali kata-katanya tadi. Tidak seharusnya dia menanyakan itu.
"Iya. Maafkan aku." Jawab Himchan singkat. Hyosung menghela nafas lagi, berusaha meredam emosinya.
"Sudahlah lupakan. Aku tidak ingin berdebat denganmu saat ini Mr. Kim. Karena ada hal penting yang perlu aku sampaikan. Direktur itu akan bertemu denganmu sebentar lagi. Ada hal penting juga yang akan dibahasnya denganmu hari ini juga. Jadi kuharap kau tidak meninggalkan kantor sampai urusan direktur itu denganmu selesai." Ujar Hyosung.
"Baiklah aku mengerti.." jawab Himchan. Namja itu kemudian berdiri dan pergi meninggalkan Hyosung.
Himchan memiliki firasat bahwa ini adalah awal yang bagus untuk kemajuan karirnya nanti.
.
.
.
Direktur muda yang dimaksud oleh Hyosung tadi adalah Moon Jongup. Jongup tiba di kantor Himchan satu jam setelah Himchan bertemu dengan Hyosung. Kesan pertama yang dilihat Himchan ketika bertemu dengan Jongup adalah namja ini begitu polos dan tampan.
Himchan sedikit terpesona dengan senyuman lembut yang ditunjukkan Jongup untuknya. Baginya sosok Jongup benar-benar sosok namja yang sangat sempurna.
"Jadi, Himchan-ssi. Aku akan membahas apa yang aku akan bahas denganmu hari ini. tapi bagaimana kalau kita membahasnya diluar saja?" tanya Jongup.
Himchan tersadar dari lamunannya tentang Jongup. Dia tersenyum canggung ketika Jongup mengutarakan maksudnya itu.
"Kenapa tidak disini saja, Jongup-ssi?" tanya Himchan. Jongup lagi-lagi mengeluarkan senyum mematikannya untuk Himchan. Membuat Himchan ingin sekali mencubit pipi namja itu.
"Hmm.. tidak enak jika kita membahasnya disini karena ini bukan kantorku, Himchan-ssi. Sekalian saja kita makan siang diluar. Kau tidak lapar?" tanya Jongup masih tetap dengan senyuman mematikan diwajahnya.
Sungguh Himchan tidak kuasa menolak senyuman itu. tanpa berpikir dua kali, Himchan langsung mengiyakan ajakan Jongup dan mereka berdua kemudian pergi ke sebuah restoran yang cukup terkenal di Seoul.
Jongup mempersilakan Himchan duduk. Himchan sedikit tersanjung dengan sopan santun yang dimiliki namja ini. faktanya Himchan baru mengetahui kalau Jongup lebih muda lima tahun darinya. Sungguh mengagumkan untuk Himchan karena namja semuda ini begitu hebat dan berwibawa.
"Jadi kau sudah mendengarkan maksud yang akan aku sampaikan padamu, Himchan-ssi. Bagaimana, apakah kau mau menerima tawaranku ini?" tanya Jongup. Himchan masih memikirkannya. Pasalnya yang ditawarkan Jongup untuknya sangat menggiurkan namun memiliki resiko yang sangat besar.
Jongup meminta Himchan untuk bergabung di perusahaannya dan membuat sebuah majalah baru untuk kantornya. Tentu saja tentang fashion dan life style, seperti bidang Himchan. Himchan yakin dia tidak akan kesulitan dengan hal itu, namun membuat sebuah majalah dari awal, merintisnya, Himchan takut gagal dan mengecewakan Jongup.
"Err.. apakah aku harus menjawabnya sekarang Juga, Jongup-ssi?" tanya Himchan balik.
"Tidak harus sekarang juga Himchan-ssi. Tentu aku akan memberimu waktu untuk berpikir dulu. Kau bisa menjawabnya minggu depan, Himchan-ssi." Jawab Jongup. Himchan menghela nafas lega. Dia bisa memikirkan ini nanti. Bagaimanapun Himchan juga tidak rela melepaskan kesempatan besar ini.
"Tapi aku penasaran, kenapa kau memilihku, Jongup-ssi?" tanya Himchan penasaran.
"Karena aku sangat menyukai tulisanmu, Himchan-ssi. Sederhana namun intelek. Simple namun berisi." Jawab Jongup singkat. Himchan tersipu. Jawaban Jongup benar-benar membuat jantungnya berdebar dua kali lebih cepat.
Namun tidak lama kemudian sesosok lain melihat mereka berdua sedang berbincang dengan seru saat ini. sosok yang sangat dikenal oleh Jongup. Zelo.
Zelo menghampiri Jongup. Benar-benar pertemuan yang mengejutkan karena saat ini Jongup sedang bersama Himchan dan Zelo sedang bersama Yongguk. Yongguk terkejut melihat siapa yang sedang dihadapannya saat ini.
"Kau…"
.
.
.
.
To Be Continued
.
.
.
a/n : huahahahahahaahahha red menyesal karena jalan ceritanya jadi kayak giniiiii… red beneran minta maaf karena alurnya tidak seperti yang diharapkan readernim dan FF ini masih terlalu pendek. Buat readernim yang selalu setia mendukung red dan selalu menantikan FF ini. red ucapkan terima kasih banyak.
Tanpa dukungan dan semangat dari kalian, FF ini tidak akan pernah berlanjut. I LOVE YOU SO MUCH READERSNIM :*
P.S. Daejae nya akan muncul di Chapter depan yaa hihihi