My Partner

Main Cast:

Kim Ryeowook as Yeoja

Cho Kyuhyun as Namja

Lee Sungmin as Yeoja

Kim Yesung as Namja

Rated: T

Genre: Romance, Crime

Disclaimer: serius ini hanyalah fiktif semata

Selamat Membaca

~o~

Kyuhyun mulai menstarter mobilnya. Perlahan mobil itu melaju meninggalkan tempat Sungmin sembunyi tadi.

"Nona Lee,… bagaimana keadaan Ryeowook?" tanya Kyuhyun tidak fokus.

"aku tidak tahu. Dia memaksaku pergi, dia mengatakan pistol ditangannya akan menyelamatkan dirinya" kata Sungmin pelan.

Kyuhyun memacu mobilnya, namun, secara tiba-tiba dia memutar arah, sehingga mobil itu kembali menuju tempat Sungmin tadi.

"dia ada dimana?" tanya Kyuhyun sambil menginjak gas.

"tidak jauh dari sana" Sungmin berpegangan pada jok karena mobil itu melaju dengan sangat kencang.

Setiba ditempat Sungmin tadi, Kyuhyun meminta yeoja itu menunggu didalam mobil.

Kyuhyun memasuki gang dan lorong sesuai yang dikatakan Sungmin. Namja itu menajamkan penglihatannya mencari setiap sudut gang mengharap menemukan Ryeowook disana.

"Wookie… kamu dimana?" kaki Kyuhyun terus melangkah, hingga ia tiba ditempat Ryeowook tadi berada.

Ketika matanya mencari-cari Ryeowook, kakinya terantuk sesuatu. Mata Kyuhyun terbelalak melihat sebuah pistol disana.

"Wookie…" tiba-tiba ia memikirkan sesuatu yang buruk akan keselamatan partnernya itu. Tangannya gemetar memegangi pistol yang ia temukan tadi.

~o~

Pagi itu, Kyuhyun, Sungmin, Presdir Lee dan Inspektur Shin memeriksa isi flashdisk yang dibawa Sungmin kemarin. Presdir Lee menggertakkan giginya merasa tidak percaya bahwa ia telah dikhianati oleh orang kepercayaannya sendiri.

"Inspektur Shin… bagaimanapun juga tangkap Manajer Kim sesegera mungkin. Dia harus mendapatkan balasan atas apa yang telah ia lakukan padaku" geram Presdir Lee.

"kami akan bekerja maksimal. Tunggu saja Presdir Lee…" kata Inspektur Shin menenangkan.

Sungmin hanya menatap ayahnya dengan tatapan sedih. Teringat lagi perkataan Yesung kemarin malam.

'ottokhae?' pikir Sungmin.

Sementara itu, Kyuhyun terlihat melamunkan sesuatu. Benaknya masih mempertanyakan dimana Ryeowook berada.

'Wookie…' hanya nama dan wajah yeoja itu yang ada di pikirannya saat ini.

~o~

Tok … Tok … Tok …

Suara detik jarum jam dinding terdengar sangat jelas. Tetesan cairan infus perlahan mengaliri slang kecil yang menghubungkan labu infus ke lengan kanan seorang yeoja. Yeoja manis yang selalu Kyuhyun rindukan, kini tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Wajahnya terlihat sangat pucat. Dari dalam bajunya dapat terlihat bahu kirinya yang dililit perban. Matanya terpejam, masih belum sadarkan diri.

Seorang namja terduduk disampingnya. Sesekali kepalanya menunduk tiba-tiba karena matanya yang tertidur. Kehadiran suster membangunkan namja itu dari tidurnya.

"maaf menganggu anda" kata suster itu sopan.

"aah gwenchanha" jawab namja itu sambil merenggangkan punggungnya yang terasa pegal. "bagaimana keadaannya?" lanjut namja itu.

"kondisi pasien sudah membaik. Darahnya sudah kembali normal. Beruntung semalam anda langsung membawanya kemari sehingga kondisinya masih belum parah" kata suster itu sambil tersenyum.

"syukurlah kalau begitu" namja itu membuang nafas lega.

"saya permisi dulu. kalau terjadi apa-apa silahkan tekan bel" pamit sang suster.

"ne, gamsahamnida" angguk namja itu sopan.

Setelah suster itu meninggalkannya dengan Ryeowook, kembali dia duduk di kursinya.

Tangannya mengusap rambut Ryeowook pelan.

"mianhe Wookie, aku tidak berniat membuatmu celaka. Nomu mianhe…" bisiknya.

Bola mata Ryeowook bergerak perlahan, lalu kelopak matanya mulai terbuka. Pandangan Ryeowook masih buram. Dia melirik ke kanan dan kirinya. Ketika pandangannya tertumbuk pada objek disebelah kanannya, jantungnya tiba-tiba berdebar lebih cepat dan matanya membulat.

"manajer Kim…" bisik Ryeowook, suaranya hampir tidak terdengar.

"iya, ini aku. Tidurlah lagi, kamu harus banyak istirahat" kata Yesung lembut.

"dimana ini? Bagaimana bisa…" Ryeowook masih belum menyadari keberadaannya.

"aku membawamu ke rumah sakit. Sejak semalam kamu pingsan, karena luka tembak di bahumu itu" terang Yesung.

"aah, begitu…" Ryeowook menganggukan kepalanya. Dirinya mencoba untuk bangkit, namun rasa sakit menahannya.

"aawwh…" Ryeowook meringis.

"sudahlah, baringkan saja" Yesung membantu Ryeowook kembali berbaring.

Setelah berbaring lagi dengan nyaman, Ryeowook menatap mata Yesung dalam.

"wae?" tanya Yesung.

"aku tidak mengerti padamu Manajer Kim. Kau… begitu sulit untuk ditebak" ryeowook menggelengkan kepalanya.

"benarkah?" Yesung tersenyum simpul. "mianhe, karena dendamku, harus ada orang yang tidak bersalah menjadi korban. Maafkan aku" Yesung tampak menyesal sambil menggenggam tangan Ryeowook.

"gwenchanha, aku bersyukur jika kau sudah menyadari bahwa yang kau lakukan itu salah. Setidaknya tidak harus ada korban yang berjatuhan lagi" Ryeowook tersenyum. "mianhe, aku sudah memukulmu hingga pingsan" Ryeowook menggigit bibirnya.

"tidak usah dipikirkan. sekarang, fokuskan saja pada kesembuhanmu" Yesung mengusap rambut Ryeowook pelan.

"Kyuhyun… apa Kyuhyun tahu aku disini?" tanya Ryeowook penasaran.

"mian, aku belum memberitahunya" kata Yesung pelan.

"aku mengerti" angguk Ryeowook.

Ryeowook mengerti kecemasan Yesung. Jika dia memberitahu Kyuhyun bahwa saat ini dia di rumah sakit, maka kemungkinan Kyuhyun akan datang bersama polisi untuk menangkap Yesung. Ryeowook menatap langit-langit kamar itu.

Yesung keluar dari ruangan itu sebentar. Dia mengambil handphonenya lalu menelpon seseorang untuk membebaskan pengacara Wang.

~o~

Ddrrrttt ddrrrtt

Handphone Kyuhyun bergetar. Setelah melihat siapa yang menelponnya, dengan geram Kyuhyun menerima panggilan itu.

"Yaak, apa yang sudah kau lakukan pada Ryeowook?" tanya Kyuhyun kesal, giginya bergemeretak.

"dia di rumah sakit. Kemarilah!" perintah orang diseberang telpon.

Kyuhyun menatap berkeliling. Pandangan mereka mengungkapkan pertanyaan yang sama.

"aku akan kesana" jawab Kyuhyun pendek.

~o~

Yesung masih menemani Ryeowook didalam kamar inap. Hampir satu jam sejak Yesung menelpon Kyuhyun tadi.

"Wookie, aku keluar dulu sebentar. Adakah sesuatu yang kamu inginkan?" tanya Yesung lembut.

"kau mau kemana?" tanya Ryeowook.

"aku akan membeli makanan. Mau sesuatu?"

"aah, tidak ada. Cepatlah kembali!" pinta Ryeowook. Yesung tersenyum lalu keluar dari kamar Ryeowook.

Setelah pintu tertutup, Yesung membalikkan tubuhnya. Tiba-tiba sesuatu melingkari pergelangan tangannya. Mata Yesung membulat menatap orang-orang yang berada dihadapannya.

"sangat ironis. Kau yang meminta bantuanku untuk keselamatan Nona Lee, tapi malah aku sendiri yang harus menangkapmu Manajer Kim" Yesung kaget menatap Inspektur Shin yang telah mengunci borgol di kedua pergelangan tangannya.

"dimana Ryeowook?" tanya Kyuhyun dingin sambil menatap Yesung.

Yesung tidak menjawab hanya menggerakan kepalanya kearah pintu kamar. Segera Kyuhyun memasuki kamar.

Buaaggh…

Sebuah pukulan mendarat di pipi Yesung. Tubuhnya hampir terjengkang, namun tertahan karena ada dinding di belakangnya.

"brengsek. Bagaimana mungkin kau mengkhianati kepercayaanku selama ini hah?" Presdir Lee mencengkram kerah kemeja Yesung, dapat terlihat sudut bibir Yesung yang berdarah akibat pukulan Presdir Lee.

"Appa… sudah hentikan. Tahan emosimu" ingat Sungmin sambil melerai cengkraman tangan ayahnya pada Yesung.

Yesung hanya menatap tajam Presdir Lee. Sudut bibirnya tertarik membentuk seringaian khasnya.

"ini belum ada apa-apanya. Seharusnya kau menerima lebih dari ini" kata Yesung dingin.

"Manajer Kim…" bisik Sungmin pelan.

"kaja…" Inspektur Shin sedikit mendorong tubuh Yesung untuk menuju mobil polisi yang sudah menunggu di luar rumah sakit.

Yesung berjalan diiringi Inspektur Shin meninggalkan Sungmin dan Presdir Lee. Sungmin menatap kepergian Yesung dengan hati yang terasa sakit. Bagaimana mungkin, sedikitpun Yesung tidak melirik kearahnya. Setetes airmata mengalir di pipinya yang mulus.

Ryeowook tampak kaget melihat kedatangan Kyuhyun.

"Kyunnie… bagaimana kau tahu aku disini?" tanya Ryeowook dengan mata berbinar.

"Wook-ah…" Kyuhyun segera memeluk Ryeowook yang membuat yeoja itu meringis.

"kamu kenapa? apa kamu terluka?" tanya Kyuhyun dan disambut anggukan Ryeowook.

"mana? Kenapa?" Kyuhyun mencari-cari dimana luka Ryeowook.

"bahu kiriku… terkena tembakan salah satu pengawal Manajer Kim…" jawab Ryeowook.

"aigoo… tapi kamu baik-baik saja kan?" tanya Kyuhyun sambil tangannya membingkai wajah mungil Ryeowook.

"tentu saja. beruntung karena Manajer Kim segera membawaku kemari" jawab Ryeowook sambil menganggukan kepalanya.

"orang itu… sebenarnya apa yang dia inginkan?" tanya Kyuhyun tidak mengerti.

"dia tidak sejahat yang kita kira. Aku yakin itu. Dia memiliki alasan atas semua tindakan yang ia lakukan. Oh, apa kamu tidak bertemu dengannya tadi?" tanya Ryeowook terkesiap, teringat Yesung.

"aku sudah bertemu dengannya" Kyuhyun tersenyum.

"baguslah" kata Ryeowook.

"dan Inspektur Shin sudah membawanya ke kantor polisi. Dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya itu" lanjut Kyuhyun.

"Mwo?" Ryeowook terbelalak.

Diluar, Sungmin dan Presdir Lee masih duduk di kursi tunggu di depan ruangan Ryeowook. Sungmin mencegah Appanya masuk, memberikan Kyuhyun dan Ryeowook waktu untuk berduaan.

~o~

Sudah tiga hari, Yesung berada di balik jeruji besi. Minggu depan, vonis hukuman akan dijatuhkan padanya. Saat ini Yesung tengah duduk sambil menghadapi seseorang di ruang besuk. Tubuhnya ditutupi seragam berwarna abu-abu yang biasa dipakai oleh para narapidana.

"Hyung… seharusnya aku berada disini menemanimu"

"apa yang kamu katakan Hae-ya?" Yesung sengit.

"bukankah aku juga ikut merencanakan semua, tapi kenapa harus kau yang berada disini?" Donghae tampak menyesal.

"tidak. Aku tidak ingin menyeret siapapun untuk menemaniku menerima hukuman yang harus aku tanggung. Semua adalah salahku. Sebaiknya kamu kembali ke Mokpo, hiduplah dengan tenang bersama ibumu!" saran Yesung.

"tapi Hyung…" Donghae menatap wajah Hyungnya.

"aku sudah membuatmu melakukan kejahatan. Maafkan aku! aku tidak bisa menjadi Hyung baik untukmu" Yesung tersenyum simpul. "ambillah uang dari rekening pribadiku. Jangan khawatir, itu adalah uangku, dan kamu bebas menggunakannya untuk kehidupanmu"

"Hyuung…" Donghae tampak keberatan.

"kamu harus mengambilnya, anggap saja itu untuk pesangon yang kamu terima dari pekerjaanmu selama ini" Yesung menenangkan.

"tapi…"

"aku tidak mau mendengar penolakan. Hiduplah dengan baik. urus ibu dan adikmu, jangan sepertiku. Arra?"

"ne Hyung, arraseo" jawab Donghae sambil mengangguk, matanya sudah berkaca-kaca.

"pulanglah!" kata Yesung.

Donghae bangkit dari duduknya, lalu memeluk Yesung dengan erat.

"aku pulang sekarang" pamit Donghae, Yesung hanya mengangguk.

Setelah Donghae meninggalkannya, Yesung kembali kedalam tahanan. Tapi tak lama kemudian, seorang sipir menemuinya lagi.

"ada lagi yang ingin menemuimu" kata sipir itu.

'Donghae? Mau apa lagi dia kembali' pikir Yesung sambil mengikuti sang sipir.

Langkah Yesung terhenti ketika memasuki ruang besuk. Dilihatnya seorang yeoja yang tengah berdiri membelakanginya. Ketika mendengar suara langkah kaki yang memasuki ruangan itu, yeoja itu menolehkan kepalanya. Yesung terkesiap melihat siapa yang datang. Sungmin berdiri dihadapannya. tangannya memegang sebuah tas kecil yang berisi kotak makanan.

"kau…" kata Yesung sambil duduk di kursi. Hati Sungmin terasa sakit ketika melihat Yesung. Pipinya yang agak tirus, pakaian narapidana yang dikenakan, dan tangan yang terborgol. Sungmin lalu duduk di kursi di depan Yesung. Dikeluarkannya kotak makanan yang ia bawa.

"makanlah!" perintah Sungmin, sambil meletakkan sumpit disamping makanan itu.

Yesung menatap Sungmin, kemudian menatap makanan yang ada dihadapannya. Hatinya sedikit tersentuh melihat makanan yang dibawa Sungmin. Sejenak, ingatannya kembali pada waktu tujuh tahun lalu. Ketika dirinya dan Sungmin berjalan-jalan, mereka memakan makanan ini bersama. Yesung sangat menyukai makanan ini, apalagi jika Sungmin sendiri yang membuatnya. Dak Gang Jung, Yesung tersenyum miris menatap irisan ayam dan kentang di dalam kotak makanan itu.

"tunggu apa lagi? cepatlah dimakan. Nanti keburu dingin" ingat Sungmin sambil menatap wajah Yesung.

Tatapan keduanya bertemu. Sungmin dapat merasakan perubahan raut wajah Yesung. Raut wajah kesedihan samar terlihat disana. Yesung tersenyum samar, lalu diambilnya sumpit yang berada di samping kotak makanan itu. Sedikit kesusahan karena kedua tangannya yang terborgol. Yesung mengunyah makanan didalam mulutnya dengan pelan. Bagaimanapun juga, tidak semudah itu dia bisa melupakan kenangan antara dirinya dengan yeoja dihadapannya. Sekelebat bayangan masa lalu kembali menghampiri ingatannya lagi.

"itu… aku yang membuatnya. bagaimana rasanya?" kata Sungmin mencoba memecahkan kekakuan diantara mereka.

"enak. Gomawo" Yesung menjawab seadanya sambil mengangguk, kemudian dia meletakkan kembali sumpit itu.

"kenapa? kenapa tidak dihabiskan?" Sungmin heran.

"aku sudah kenyang. Seandainya kau datang kemari hanya ingin memberikanku makan, sebaiknya tidak usah kau lakukan lagi" nada dingin terdengar dari suara Yesung.

"mwo?" Sungmin mengernyitkan alisnya.

"atau, kau sengaja datang kemari hanya ingin melihat bagaimana nasibku berakhir, Nona Lee?" Yesung menatap tajam yeoja dihadapannya.

"aniya… bagaimana mungkin kau berpikir seperti itu? Daan, bisakah kau berhenti memanggilku Nona Lee? Panggilan itu sangat memuakkan telingaku" Sungmin menjawab dengan sengit. "tidak bisakah kau memanggilku dengan sebutan Sungmin, atau Minnie, seperti yang pernah kau lakukan dulu?" Sungmin menatap mata Yesung.

"itu tidak mungkin lagi. saat ini, kita sudah berbeda. aku bukanlah Yesung yang dulu lagi, dan kau juga bukanlah Sungmin yang dulu. Hubungan kita saat ini hanya sebatas pekerjaan, bahkan hubungan itupun kini sudah berakhir…" datar Yesung menerangkan pada Sungmin. "kalau tidak ada lagi urusan, sebaiknya kau pulang. Tidak baik untukmu berada disini" lanjut Yesung dingin.

"kau… orang paling kejam yang pernah kutemui. Semudah itu kau mengatakan sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi diantara kita. Lalu bagaimana dengan hatiku?" Sungmin mulai berkaca-kaca.

"maksudmu?" Yesung tidak mengerti.

"selama ini, aku bertahan menghadapi sikapmu padaku. Aku berharap jika suatu hari kau akan berubah, kau akan menjadi Yesungku yang dulu. kau tidak tahu, betapa sakitnya aku, ketika aku harus memanggilmu dengan sebutan "manajer kim" dan kau memanggilku dengan sebutan "Nona Lee". Hatiku terasa teriris. Apakah begitu sakit hukuman yang harus aku terima karena sikap ayahku padamu? Tapi aku bertahan, selama kau masih ada disisiku, semua akan baik-baik saja. aku yakin itu. Semalam, aku memikirkan semua, aku mencoba mengerti alasanmu melakukan hal ini pada keluargaku. Aku bisa mengerti, seandainya aku berada di posisimu, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama. Oppa… apakah sudah hilang perasaanmu untukku?" tanya Sungmin sambil mencoba menatap mata Yesung.

Yesung terkesiap, perkataan Sungmin barusan sangat menghancurkan hatinya. Mendengar Sungmin memanggilnya dengan sebutan Oppa, semakin membuat hatinya terluka.

"pulanglah Nona Lee, aku tahu, yang kau katakan itu, karena kau merasa kasihan padaku. Dan aku tidak butuh belas kasihan dan rasa ibamu. Pulanglah!" Yesung bangkit dari duduknya.

"lalu bagaimana denganku?" bisik Sungmin parau dengan airmata yang mengalir di pipinya.

"kau bisa menemukan bahagiamu sendiri, dan itu bukan denganku" sebisa mungkin Yesung menyembunyikan getaran dibalik suaranya. Perlahan dia meninggalkan ruangan besuk itu. Meninggalkan Sungmin yang menangis sendirian disana.

Yesung kembali kedalam ruang tahanan. Hanya ada dia sendirian disana. Yesung duduk terpekur mengingat kembali perkataan Sungmin. Hatinya tercabik melihat yeoja yang sangat ia cintai harus menangis seperti itu. Tidak dapat ia pungkiri, hati kecilnya masih menyimpan perasaan itu. Perasaan cinta dan sayang yang tulus untuk Sungmin. Ayah Sungmin yang melakukan kejahatan, mengapa harus Sungmin yang menanggungnya juga. Yesung meremas rambutnya frustasi.

"kenapa? kenapa aku harus mengorbankan orang yang aku cintai? Apa kesalahannya?" bisik Yesung geram. Aimata keluar dari sela kelopak matanya yang terpejam.

"aaarrghh…" Yesung memukul tembok di depannya dengan sangat keras. Hanya ingin menyalurkan emosinya. Darah mengalir deras dari sela jemari tangannya.

"Maafkan aku Minnie, maafkan aku" bisik Yesung lemah.

~o~

Hari itupun tiba. Saat ini pengadilan akan membacakan vonis hukuman yang akan dijatuhkan pada Yesung. Sungmin, Presdir Lee, Pengacara Wang, menghadiri persidangan itu. Dari sudut ruangan dapat terlihat Donghae yang duduk sendirian.

"berdasarkan bukti-bukti yang telah kami terima dan kami pelajari, pengadilan memutuskan bahwa saudara Kim Yesung telah melakukan tindakan kejahatan berupa penipuan dan penggelapan dana di perusahaan Lee Coorporation. Maka dari itu, berdasarkan keterangan jaksa penuntut, pengadilan memutuskan memberikan hukuman…"

"Tunggu…" teriak seseorang memotong pembicaraan hakim. Hakim mengernyitkan alisnya dan semua mata memandang pada orang itu, termasuk Yesung.

"maaf, hakim yang mulia, aku ingin membatalkan semua tuntutan kepada saudara Kim Yesung" katanya mantap.

"Sungmin… apa yang kamu lakukan?" ayahnya yang berada disampingnya segera berdiri kemudian memegang bahu putrinya.

"Mianhe Appa, ini yang terbaik yang bisa aku lakukan. Aku harus menghentikan ini. Yesung Oppa, dia tidak bersalah" Sungmin menggelengkan kepalanya.

"apa maksudmu? Dia sudah menipu perusahaan kita. Bahkan dia ingin mengambil alih perusahaan itu" ayahnya geram.

"aniyo. Dia hanya ingin mengambil apa yang menjadi miliknya. Appa yang sudah merebut perusahaan ini darinya. Appa yang bersalah karena Appa terlalu menginginkan limpahan harta. Appa jahat" Sungmin menahan emosinya.

"Sungmin, apa yang kau katakan? Ini adalah perusahaan Appa. Dia… Kim Yesung, dia adalah seorang penipu" kata Presdir Lee sambil menunjuk Yesung.

"tidak ada satupun kerugian yang diterimaa perusahaan. Tidak ada. Seandainya dia memang penipu, maka mungkin saja perusahaan ini sudah bangkrut sekarang. Apakah Appa menyadari itu?" Sungmin membalikkan badannya lalu menghampiri Hakim yang menatapnya heran.

"saya mohon, orang ini tidak bersalah. Dan saya atas nama pemilik perusahaan Lee Coorporation, mencabut tuntutan yang diajukan padanya" Sungmin berkata dengan nada tegas. Yesung hanya menatap Sungmin nanar.

~o~

Deretan meja dan kursi tertata rapi disebuah taman bunga. Karpet merah membentang menuju sebuah gazebo kecil yang telah dihiasi bunga mawar putih. Suasananya sangat asri. Disamping gazebo itu terdapat kolam air mancur kecil yang memperdengarkan gemericik bunyi air. Sepanjang karpet merah itu dihiasi jambangan bunga mawar merah dan pink yang semakin mempercantik tempat itu. Waktu menunjukkan pukul tiga sore, yang artinya sebentar lagi acara akan dimulai. Sebagian tamu undangan sudah hadir di tempat itu. Dari dalam gazebo, terlihat seorang namja tampan memakai tuxedo putih tengah duduk menantikan seseorang yang ia cintai datang kepadanya. Mempelai perempuan yang sebentar lagi akan secara sah menjadi istrinya.

Di lain tempat, seorang yeoja imut ditemani oleh orang tuanya tampak tengah merapikan gaun putih yang membungkus tubuhnya. Gaun yang indah, namun tidak terlalu berlebihan, sangat pas dipakai oleh yeoja itu. Rambut panjangnya hanya digulung sederhana dengan dihiasi hairpin berhiaskan bunga, poni nya dibiarkan tergerai menutupi dahi. Sang ibu yang berada disampingnya tidak henti-hentinya menyunggingkan senyuman bahagianya.

"Wookie… nae aegya… hari ini kamu sangat cantik sayang. Chukae…" ibunya memegangi bahu Ryeowook yang tengah duduk didepan meja rias, dari arah belakang.

"gomawo eomma… akhirnya, aku bisa bersama dengan orang yang aku cintai, tanpa terhalangi pekerjaan lagi" Ryeowook memegangi tangan ibunya.

"dengar, Kyuhyun adalah orang yang baik, eomma yakin dia bisa membahagiakanmu" ibunya kembali tersenyum.

"ayo Wookie, kita harus segera ke taman. Acara akan segera dimulai" kata ayahnya Ryeowook sambil membantu putrinya berdiri.

Sang ibu merapikan kerudung tipis yang menutupi wajah putrinya itu. Bersama-sama mereka melangkahkan kaki menuju taman. Sang ibu menempati kursi yang telah disediakan di barisan pertama, sementara Ryeowook dan ayahnya masih berada di ujung karpet merah. Ketika Ryeowook mulai melangkahkan kakinya di atas karpet itu, musik pengiring mulai terdengar, mengiringi langkahnya menuju namja yang akan menjadi suaminya itu.

Ketika mendengar alunan musik, Kyuhyun yang berada didalam gazebo segera keluar. Ditatapnya Ryeowook dengan pandangan takjub. Tidak pernah dirinya melihat Ryeowook secantik ini. Matanya terus menatap kagum pada kecantikan calon istrinya ini.

Ryeowook dan ayahnya sudah tiba didepan altar. Kyuhyun mengambil alih tangan Ryeowook setelah dipersilahkan oleh calon mertuanya. Kini pasangan itu berdiri membelakangi para hadirin, dihadapannya telah berdiri seorang pastur yang akan menikahkan mereka.

Sesekali Kyuhyun mencuri pandang pada makhluk cantik disampingnya sambil tersenyum lembut. Dia masih tidak percaya hari ini akhirnya datang juga. Hari yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Menikah dengan Ryeowook di sebuah taman bunga. Kyuhyun tersenyum sendiri menikmati rasa bahagianya. Pastur itu berdehem, yang membuat Kyuhyun tersadar.

"Apakah kau Kim Ryeowook, bersedia menerima Cho Kyuhyun sebagai suamimu? Menemaninya dalam suka dan duka hingga ajal memisahkan kalian?" tanya pastur pada Ryeowook.

"iya, saya bersedia" jawab Ryeowook yakin.

"dan kau Cho Kyuhyun, bersedia menerima Kim Ryeowook sebagai istrimu? Menemaninya dalam suka dan duka hingga ajal memisahkan kalian?" sekarang pastur menanyakan sambil menatap Kyuhyun.

"iya, saya bersedia" jawab Kyuhyun tegas.

"dengan ini, kalian secara sah sudah menjadi pasangan suami istri. Silahkan kalian bertukar cincin" kata sang pastur. Kyuhyun mengambil cincin yang sudah ia siapkan, memasukannya kedalam jari manis Ryeowook. begitupun dengan yeoja itu, dia memasukkan cincin kedalam jari manis Kyuhyun.

"Cho Kyuhyun, kau boleh mencium istrimu sekarang" kata sang pastur sambil tersenyum.

Kyuhyun membalikkan tubuh Ryeowook hingga menghadapnya. Dibukanya kerudung tipis yang menutupi wajah cantik istrinya. Ryeowook menatap Kyuhyun, terlihat rona merah di pipinya. Namja itu menggenggam bahu Ryeowook lembut, kemudian mengecup bibirnya sekilas.

"saranghae…" bisik Kyuhyun sambil tersenyum.

"nado saranghae…" wajah Ryeowook kembali merona ketika mengatakannya.

Setelah mendapatkan ucapan dari para tamu, Kyuhyun dan Ryeowook duduk-duduk di dalam gazebo. Matahari sore memang tidak terlalu panas, tapi mereka lebih memilih duduk disana, membiarkan para tamu yang tengah menikmati hidangan yang tersaji. Tiba-tiba dua orang datang menghampiri mereka.

"Chukae Ryeowook-ah, selamat menempuh hidup baru" sapa seorang yeoja. Kyuhyun dan Ryeowook menoleh melihat siapa yang datang.

"Nona Lee, Manajer Kim" Ryeowook menyambut kedatangan Sungmin dan Yesung dengan bahagia. Dipeluknya Sungmin dengan erat. Kemudian dia tersenyum pada Yesung.

"kalian…?" tanya Kyuhyun sambil menatap Yesung dan Sungmin bergantian.

"wae? kamu heran aku masih bebas hmh?" tanya Yesung sambil menatap Kyuhyun, sedangkan Ryeowook hanya menatap Sungmin dan Yesung tidak mengerti.

"Minnie, membatalkan tuntutannya, sehingga aku dibebaskan dari penjara. Aku sudah berhenti dari perusahaan Lee Coorp, jadi berhenti memanggilku Manajer Kim lagi" Yesung tersenyum sambil merangkul bahu Sungmin.

"aku dan Yesung Oppa, berniat memulai semua dari awal. Saat ini kami sedang merintis bisnis yang baru. Mungkin lusa kami akan pindah ke Busan" terang Sungmin sambil tersenyum.

"Tunggu… jadi… kalian berdua pacaran?" Kyuhyun masih belum mengerti.

"bisa dibilang begitu" Yesung menatap Sungmin dengan lembut.

"tapi, aku pikir… dulu… kau menyukai Ryeowook" Kata Kyuhyun.

"aniyaa… aku dan Ryeowook tidak ada hubungan apapun. Iya kan Wookie?" tanya Yesung sambil melirik Ryeowook.

"iya itu benar. Kamu saja yang terlalu cemburu buta padaku" Ryeowook mempoutkan bibirnya imut.

"Sudaah… jangan bertengkar. Ini kan hari bahagia kalian" Sungmin tertawa kecil.

"gomawo kalian sudah menyempatkan datang kemari" Ryeowook berterima kasih dengan tulus.

"semoga kalian selalu bahagia" doa Yesung.

~o~

Malam itu, Ryeowook telah selesai mandi. Saat ini dia mengenakan piyama panjang berwarna ungu muda yang menutupi mata kakinya. Dia berdiri sambil bersandar di balkon kamar hotel. Tangannya bertumpu di tembok balkon sambil menahan dagunya. Disebelahnya sudah ada secangkir coklat panas untuk menghilangkan rasa dingin di perutnya. Ryeowook menatap kedalam kamar, rupanya Kyuhyun masih belum selesai mandi. Dia kembali menatapi langit malam yang cerah. Jutaan bintang terlihat sangat jelas. Apalagi dari ketinggian lantai 20 seperti ini. Kelipan lampu juga menghiasi pemandangan di bawahnya. Malam yang sangat indah. Tiba-tiba sebuah selimut terasa menutupi bahunya.

"chagiya… disini kan dingin… kamu tidak mau masuk?" kata Kyuhyun yang memeluk Ryeowook dari belakang. Aroma sabun, menguar dengan jelas memenuhi indra penciuman Ryeowook. Piyama dengan warna senada juga dikenakan oleh Kyuhyun.

"ani… aku hanya ingin menikmati malam yang indah ini Kyunnie. Lihat, jarang sekali kita bisa melihat langit dengan kelipan bintang itu?" Ryeowook menyandarkan tubuhnya di dada Kyuhyun. Tangannya memegang tangan Kyuhyun yang melingkar di pinggangnya.

"emmh… kamu puitis sekali…" Kyuhyun mendenguskan nafasnya ditelinga Ryeowook.

"Kyunnie, bahuku sangat pegal, bisa kamu memijatnya?" tanya Ryeowook.

"aigoo, acara tadi memang sangat melelahkan. Sini, untuk istriku tercinta aku akan melakukan dengan senang hati" jawab Kyuhyun sambil mulai memijat bahu Ryeowook.

"aaah… enak sekali Kyu…" Ryeowook menggelinjangkan bahunya yang dipijat oleh Kyuhyun.

"benarkah? Hmh, baguslah kalau begitu" Kyuhyun kembali memijat bahu istrinya itu. Sementara tangan Ryeowook kembali berada di dagunya sambil bertumpu pada tembok balkon, matanya terpejam, menikmati pijatan suaminya.

"Kyu, pijatanmu sangat enak, membuatku mengantuk" kata Ryeowook pelan, masih memejamkan matanya.

"mwo? Kamu ngantuk? Yaak, jangan tidur dulu" kata Kyuhyun menghentikan pijatannya.

"memang kenapa? kelelahan ini membuatku ingin tidur" Ryeowook menatap sekilas Kyuhyun yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"baiklah, sini biar aku membuatmu tidak ngantuk lagi" kata Kyuhyun kembali memijat bahu Ryeowook., tapi saat ini, Kyuhyun tidak memijat dengan lembut, bahkan sengaja memijat dengan sangat keras.

"aaw… Kyu, sakit" Ryeowook tersentak, merasakan pundaknya yang sakit.

"hehe, sekarang kamu tidak ngantuk lagi kan?" tanya Kyuhyun tersenyum senang, Ryeowook hanya mempoutkan bibirnya imut.

"sudah, sekarang sudah malam, kita masuk saja ya?" ajak Kyuhyun.

"tappii…" belum selesai Ryeowook dengan perkataannya, Kyuhyun sudah menggendongnya masuk kedalam kamar, lalu membaringkan Ryeowook diatas ranjang yang empuk.

Alunan musik yang romantis terdengar mengalun pelan didalam kamar itu. Setelah menutup jendela, Kyuhyun ikut membaringkan dirinya disamping Ryeowook. Kyuhyun tidur menyamping dengan tangan kiri yang menjadi tumpuan kepalanya. Ryeowook menatap Kyuhyun sekilas, lalu tersenyum. Dia memeluk tubuh suaminya dengan penuh rasa sayang. Disusupkannya wajahnya di dada Kyuhyun.

"Wookie, aku mau bertanya sesuatu" kata Kyuhyun. Wajah Ryeowook yang menempel di dadanya sedikit mendongak menatap Kyuhyun.

"tanya apa?"

"emh, kamu ingin punya anak berapa?" tanya Kyuhyun sambil tersenyum. Kakinya melingkar posesif memeluk kaki Ryeowook. sedangkan tangan kanannya memainkan anak rambut Ryeowook.

"aku… emmh, cukup dua orang saja. satu laki-laki, dan satu perempuan. Kalau kamu Kyu?" tanya Ryeowook lembut.

"haah, kenapa Cuma dua? Lebih banyak pasti lebih seru. Empat mungkin, atau enam orang, pasti keluarga kita akan jadi ramai nantinya. Apalagi kalau punya anak kembar, pasti lebih menyenangkan" Kyuhyun membayangkan sambil menatap langit-langit kamarnya.

"yaaak, aku tidak mau punya anak sebanyak itu" Ryeowook menggeleng.

"eeh, dengar, kata orang tua jaman dulu, banyak anak itu banyak rejeki" Kyuhyun sok menasehati.

"iya, tapi kalau mau sebanyak itu, sebaiknya kita tukar tempat saja. kamu yang hamil dan melahirkan. Mau?" Ryeowook agak melotot.

"hahaha, andwee…"

Ryeowook hanya menarik sudut bibirnya membuat lesung pipinya terlihat.

"naah, kamu juga tidak mau kan?" Ryeowook mempoutkan bibirnya.

Ryeowook menatap wajah tampan Kyuhyun, menelisiknya dari ujung kening hingga dagunya.

"oh iya Kyunnie, emmhh… sepertinya ada yang berbeda denganmu malam ini?" tanya Ryeowook sambil menatap Kyuhyun lekat.

"berbeda? apanya yang berbeda?" tanya Kyuhyun serius.

"kenapa malam ini kamu jadi lebih tampan? Hmmh?" Ryeowook menggoda Kyuhyun.

"jinjayo?" Kyuhyun tersenyum tidak percaya, bagaimanapun ini adalah kali pertama Ryeowook memuji dirinya.

"sungguh kamu sangat tampan. Kalau anak kita laki-laki, aku ingin ketampanannya sama sepertimu" Ryeowook tersenyum malu.

"aigoo, istriku, pintar merayu juga rupanya…" Kyuhyun mencubit pipi Ryeowook pelan, sebagai ungkapan rasa bahagianya.

Kyuhyun menatap Ryeowook lekat, begitupun Ryeowook. kepalanya sedikit mendongak menatap suami yang sangat ia cintai. Tangan Ryeowook memeluk punggung Kyuhyun lembut.

Chuuup…

Kyuhyun mengecup kening Ryeowook. istrinya hanya memejamkan mata merasakan kasih sayang yang mengalir melalui ciuman itu. Kyuhyun melepaskan ciumannya, lalu menatap wajah Ryeowook.

"ayo, kita buat anak sebanyak mungkin" goda Kyuhyun sambil mengedipkan sebelah matanya.

"aish, Kyunnie…" wajah Ryeowook kembali merona.

Kyuhyun mendaratkan bibirnya diatas bibir Ryeowook, memagutnya pelan. Kyuhyun memagut bibir atas dan bawah Ryeowook bergantian. Ryeowook sedikit membuka bibirnya lalu membiarkan lidah Kyuhyun masuk kedalamnya. Lidah mereka saling bertautan, saling menghisap lembut. Kyuhyun mengecapi rasa manis yang terasa dari bibir mungil istrinya tercinta.

Kyuhyun melepaskan ciumannya, lalu bibirnya menyusuri rahang Ryeowook yang tegas, terus menciuminya hingga tiba di telinga yeoja itu. Kyuhyun mengecupi daun telinga Ryeowook hingga Ryeowook menggelinjangkan kepalanya karena merasa geli yang nikmat.

"nnghhh…" sebuah lenguhan halus terdengar dari bibir Ryeowook, matanya terpejam menikmati apa yang Kyuhyun lakukan padanya. Kyuhyun menatap wajah Ryeowook yang merona. Menurut Kyuhyun wajah Ryeowook menjadi lebih cantik jika sedang seperti sekarang ini. Ditatapnya leher Ryeowook yang putih, wajah Kyuhyun mulai merendah hendak menikmati leher mulus istrinya yang selalu tampak menggoda di mata Kyuhyun. Kepala Ryeowook mendongak merasakan deru nafas Kyuhyun di lehernya.

Ketika sedang asyik dengan aktivitasnya, sebuah suara dari arah pintu menghentikan mereka.

Ting Tong …

Bel pintu berbunyi, membuat Kyuhyun dan Ryeowook saling berpandangan.

Ting Tong …

Kembali suara bel terdengar.

Siapa tamu yang tidak sopan mengganggu acara spesial mereka.

"Kyunnie, sepertinya ada tamu" bisik Ryeowook masih memeluk Kyuhyun.

"iya, mengganggu saja" Kyuhyun terlihat kesal.

"sudah, lihat dulu saja, siapa yang datang" saran Ryeowook lembut.

"baiklah, biar aku buka dulu pintunya" kata Kyuhyun sambil beranjak dari ranjang. Sementara itu Ryeowook menuju kamar mandi sekedar untuk merapihkan rambut dan pakaiannya yang sedikit acak-acakan.

Ceklek

Pintu terbuka, dan nampaklah dua orang yang sudah Kyuhyun kenali berada di depan pintu dengan bibir yang tersenyum lebar. Yesung dan Sungmin. Tanpa dipersilahkan masuk, mereka segera memasuki kamar Kyuhyun dan Ryeowook.

"Yaak, kalian apa-apaan?" tanya Kyuhyun melotot,

"Mianhe, Mianhe jeongmal. Kami tidak berniat mengganggu kalian. Kami mohon maafkan kami" kata Sungmin sambil menangkupkan kedua tangannya didada.

"Kyuhyun, dengar, kami kehilangan tas dan dompet. Sehingga tidak ada sepeser pun uang yang kami miliki. Kami mohon, untuk malam ini, ijinkan kami menginap disini. Jebaaallll" giliran Yesung yang memohon.

"Unni, Oppa… kenapa kalian bisa disini?" tanya Ryeowook yang baru keluar dari kamar mandi.

"Wookie… hehe" Sungmin hanya tersenyum.

Setelah mendengar penjelasan dari Sungmin, Ryeowook mengijinkan kedua orang itu untuk menginap di kamarnya. Dia dan Sungmin tidur di ranjang. Sementara Kyuhyun dan Yesung tidur di lantai, disamping ranjang yang ditempati para yeoja.

Kyuhyun berhadapan dengan Ryeowook. hanya bedanya, Kyuhyun di lantai dan Ryeowook di ranjang. Sungmin dan Yesung terdengar sudah nyenyak tidur.

"Wookie… psst…" bisik Kyuhyun memanggil istrinya yang memejamkan mata.

Perlahan Ryeowook membuka mata, rupanya Ryeowook masih belum tertidur.

"ada apa?" bisik Ryeowook.

"saranghae…" bisik Kyuhyun kembali dengan wajah memelas.

"hhmmh…" Ryeowook tertawa kecil. "nado…mmuach" bisik Ryeowook sambil mencium telapak tangannya lalu meniupkannya kearah Kyuhyun.

Kyuhyun berpura-pura seolah menangkap ciuman Ryeowook lalu mengambilnya dan menempelkan telapak tangannya di bibirnya sendiri.

"chagiyaaa… lalu kapan kita akan membuat anak-anak kita?" tanya Kyuhyun kesal.

"sudah, tidurlah. Besok masih ada waktu" perintah Ryeowook.

"jaljjayo chagiya… saranghae…" kembali Kyuhyun berbisik.

"nado saranghae" Ryeowook kembali tersenyum menatap lembut suaminya.

~THE END~

OMG selesai permirsaaa… haha. *tebar confetti, potong tumpeng, selametan tujuh hari tujuh malam, mandi kembang, tebar menyan, gali kuburan. Wahahaha.

Gimana nih endingnya? Semoga nggak mengecewakan ya. Serius, aq yang bikin part Kyuwook, kenapa aku yang melting ya *duagh. Hihi. *author aneh. Wkwkwk. Emh, sengaja apdet di annivnya Kyuwook, semoga feelnya bisa kerasa ya. Aku bikin ini sambil mencurahkan perasaanku buat mereka *duagh. Happy anniversary Kyuwook. Aku cinta kalian Wook, and Kyunnie ^^

Author ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi reader dan reviewer terhadap ff ini. Terima kasih bagi yang selalu menyempatkan review pada setiap chapnya dari awal hingga akhir. *mian tidak bisa disebutkan satu per satu*, terima kasih juga bagi yang udah nge favorite, nge follow ff ini. Aaah rasanya seneng banget dapat respon yang baik dari kalian. Terima kasih atas semangat yang udah kalian kasih buat author, mianhe karena sering telat apdet. (sumpah deh, ini berasa seperti pidato perpisahan aja ya) wkwkwk. Tapi serius deh, bakalan sedih bnget, karena harus berpisah dengan kalian. Hiks. *tissu mana tissu. Bagaimanapun juga membaca review kalian itu sering bikin moodku membaik, semangatku kembali, senyum-senyum sendiri. Dan sekarang, mungkin semua akan selesai ya. Hueeee… *kenapa sih dengan aku ini, malah curcol gaje. Seandainya kalian kangen author, kirim PM aja ne. tapi klo nggak ada yang kangen, hueee *nangis darah deh. *mian lebaynya lagi kumat. Kkkk.

Oke deh saatnya membalas review aja deh ya ^^ (tapii, kenapa review yang masuk nggak sebanyak yang chap kemarin? Hiks)

RiyantiKWS / ine 95: hehe, ok deh ineee. ^^ bapaknya Umin mata duitan *plaak. Nggak akan dong, biarpun Ye jahat, tapi dia masih baik hati sama orang yang nggak bersalah seperti wook. Haha. *cuit cuit.

Vic89: salah. Siapa bilang Ye mau nyandra Wook? Haha, justru Ye nyelamatin Wook kok. Hihi. Berdoa mulai *alfatihah ^^

Yoon Hyunwoon: thank you

Dheek enha1: benarkah? Aah saya berbunga-bunga. Hihi. Gomawo yaa ^^

Hanazawa kay: iya laah namanya juga main cast pasti aja selalu kena masalah. Wkwkwk. Aigoo, gomawo yaa kalo udah suka. Hihi. *flying

Ike aulia: yaak kenapa reviewmu "seperti itu" hihihi. Yesung dipenjara tapi Cuma sebentar aja. Kasian, aku nggak tega. *duagh.

Oelfha100194: masa sih? Hehe, aku keseringan baca sinopsis kdrama, jadii, sedikit banyak jadi terpengaruh juga. Kkkk. Nggak akan dong, aku nggak akan membiarkan Wook mati. Hehe.

Ryeonggulove: yaah, Wooknya diselamatin ma Yesung. Ekeke.

Veeclouds: hehe, gomawo udah suka. Yaak, kenapa main timpuk2 diriku? Huhu, benerkan Ye kueren sekali… kkkk, aku aja jadi suka sama Ye disini. Ckck. Gomawo ya ^^

Kimchi: OMG NOOOO, aku nggak mungkin ngerebut kebahagiaanmu dengan Soo man, nih aku udah lanjutin lagi. wkwkw. *kawinin aku ma Wook, sekarang !

Mufidatul Andriani: jangan salah paham, Ye kok yang bawa Wook ke RS. Hihihi.

Elis Kyuwook: nih, aku nggak lewat tol, via pesawat jet aku apdetnya biar cepet. Kkkk.

Jovita: kalo wook mati, yang gila bukan hanya si kyu, aku juga bisa sempoyongan. Buahaha, chap ini gimana? Wkwk.

Dwiihae: sama-sama dwi, maafin eonni juga ya, kalo ada salah2 kata ^^. Nih udah lanjut lagi, gimana chap ini?

Ji in: ok ni udah lanjut. Huhu, apakah ff ini tersembunyi sehingga baru ditemukan? Wkwk.

Bluerose: mian saay, yang nyelamatin Wook bukan Kyu. Hehehe,

Cho ryeosomnia fishies: ini, aku apdet dihari spesial KW anniv hehe. Gimana gimana KW momentnya? ^^

Cloud Prince: aaah, bogoshipda ^^ wkwkw. Beneran ikut tegang? Hihi. Yups, aku nggak mungkin bikin Ye jahat tanpa ada alasan yang kuat sekuat batu karang itu. *apa sih. Yaak, klo si Umin sempet ngasih ttd nggak akan seru deh kyaknya. Kkkk. Emmh, kalo kyu yang nolongin Min, aah kyknya bakal biasa aja. Kan jarang2 ada pahlawan seorang cwek (wook) hihi, dan klo kyu yg nyelamatin Min, haaah, ceritanya nggak bakal jadi kyk gni. Ckckck. Emang adegn kisseu nya mau dilanjutin kemana lagi iiii? ^^ gimana chap ini? Beneran dh aku harp kmu suka endingnya. Bagian Yemin nya juga. Hahaha, Kyu udah ikut pesantren dan rock n roll makanya dia jadi kuat iman gt. *duagh. Ok dh di tunggu reviewmu di chap akhir ini ^^ see ya.

Meidi96: unnie, gimana? Suka KW momentnya? Hehehe. Yaak itu… itu apaaan ngancamnya mau nyunat si Yesung? Omg unnie kejam… haha. *kecup balik Unnie ^^

FieWook: yeyeye lalala udah apdet dan ending. Hahaha. Pasti suka kan Kyuwooknya *harus suka *maksa kkkk

Yulia Cloud: iya, semuanya menjadi aman tentram dan damai. Hehe. Udah tau kan Kyu sama siapa? kkk gomawo ^^

Ghalda e balqies: beneran nggak aneh? Hehe. Senengnya. Eeh, mau ikut naruh ff disini? Gmn caranya say? ^^/

Cho babywook: hihi, makasih, suer dh aq seneng bngt. Haha. Wadduh, 10 jempol? Punya siapa aja itu? Kkkk. Pasti dh suka ada yang minta sequel. Emmh, liat ntar aja deh ya. ^^

Alif ryeosomnia: kan waktu itu ayahnya umin nggak tau kalau ye anak orang kaya. Penampilan ye nya sederhana gitu. Hehe. Aq nggak bisa bikin ff oneshoot. Hadiah buat anniv KW ya, ending ff ini deh. Nggak apa2 ya?

Fredee: ok ni udah lanjut. Makasiih ^^

Mian, seandainya ada yang belum kesebut. Soalnya saya nggak bisa ngedit-ngedit lagi, hiks, pake hp, berabe. Mian ya ^^

Ditunggu lagi review terakhir kalian. Semoga suatu hari bisa ketemu lagi dengan ff-ff yang lain.

Gamsahamnida semua, saranghae

*bow

*mmuaach V ^^