Nara

Temari & Shikamaru N.

T

Romance/family

© Sheny Alviany, 2013

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warnings : Typos, OOC, dll

Summary : Shikamaru dan Temari menikah atas dasar perjodohan. Yoshino tak menyukai Temari sebagai menantunya. Ia pun nekat tinggal bersama Shikamaru dan Temari. Bagaimanakah kisah kehidupan mereka?#BadSummary/ShikaTemaFF/RnR/NewbieC:

Happy reading

Nara Shikamaru, 23 tahun. Seorang polisi muda yang sangat jenius dijodohkan dengan Sabaku No Temari, 20 tahun, model. Mereka menikah atas dasar perjodohan dari kedua almarhum ayah mereka masing masing yang notabene-nya bersahabat sejak kecil. Temari awalnya menolak perjodohan ini, hingga saatnya shikamaru meyakinkan temari bahwa pernikahan ini hanya sandiwara. Walaupun shikamaru tak mencintai temari, tapi dia bersikap layaknya suami pada temari.

Mereka tinggal di sebuah apartment besar di Konoha. Yoshino, yang tak menyetujui dan sekaligus tak menyukai Temari pun ikut tinggal di apartment tersebut. Untuk memastikan bahwa shikamaru tak benar benar menyentuh temari.

Setiap harinya yoshino terus saja membentak temari, menghinanya dan mengatainya manja, pemalas, dan tak becus jadi istri. Shikamaru yang tak mau masuk dalam hal merepotkan ini pun hanya bisa melerai keduanya. Temari pun hanya bisa diam saja. Dia terlalu takut untuk menjawab ibu mertuanya itu.

Hingga pada suatu saat…

"Dari dulu juga ibu tidak suka dengan dia, shika. Dia manja, dan sangat malas. Bagaimana bisa mengurusmu dan keluarga kalian!" teriak yoshino menggema di dapur. Memarahi anak semata wayangnya karena telah menyetujui perjodohan dengan gadis sabaku itu. Yoshino memang tidak setuju dengan pernikahan ini, pernikahan yang diatas dasari 'perjodohan' antara shikaku Nara dan Sabaku Rei. Hanya demi amanat almarhum suaminya tercinta lah dia rela menikahkan shikamaru dengan gadis itu.

Temari yang mendengarnya hanya menunduk. Kesal memang punya mertua cerewet seperti yoshino. Untung saja dia ada di kamar sehingga shikamaru tidak melihat guratan kesedihan di wajah cantiknya itu. Tiba tiba pintu kamar terbuka, dan muncul lah sosok shikamaru yang sedang memijat kepalanya pening. Shikamaru Nampak terkejut melihat sang isteri yang sedang duduk di tepi ranjang sambil membereskan baju shikamaru.

Perlahan dia mendekati temari dan duduk di sampingnya. "Jangan dengarkan kata ibu, mungkin dia hanya sed.." belum selelsai shikamaru berbicara, temari pun berdiri dan menjawab "Tidak apa apa.." sambil tersenyum manis.

'aku sudah biasa' lanjutnya dalam hati. Shikamaru hanya melihat punggung temari dengan nanar.

"oh iya, kau berangkat jam berapa?" Tanya temari. Shikamaru berdiri lalu mengambil handuk yang tergantung di balik pintu kamar. "mungkin sebentar lagi" jawabnya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Shikamaru telah pergi ke kantor. Hanya temari dan yoshino lah yang berada dirumah. Temari keluar dari kamar setelah selesai mandi dan beres beres kamar.

"Bagus ya, jam segini baru bangun. Mau jadi ibu rumah tangga macam apa kau ini? Kerjamu hanya tidur, makan, dan pergi keluar. Kau lupa kau sudah berkeluarga nona cantik? Lihat pekerjaan dapur! Masa setiap hari harus mertua yang mengerjakannya!" semprot yoshino sambil berkecak pinggang menghadap temari. Temari terkejut. Dia hanya bisa memandangi mertuanya dengan tatapan takut.

"masih diam saja? Heh kau ini bisu apa? Mertua ngomong tuh dengar dengan telinga!" ujar yoshino sambil mendekati temari dan menatap tajam gadis itu. Dengan segenap keberanian, temari menatap mertuanya itu.

"ibu, aku sudah bangun dari jam 6 pagi, aku baru saja menyelesaikan tugas beres beres kamarku. Sebentar lagi aku harus ke studio, ada jadwal pemotretan.." jawab temari

"aku tidak akan mengijinkanmu keluar rumah sebelum kau menyelesaikan tugasmu di rumah" ujar yoshino dan berlalu menuju kamarnya. Temari mendesah pelan, berat memang kehidupan temari yang sekarang. Selalu saja serba salah. Dengan sabar, dia menuju dapur dan mulai mencuci piring.

Temari hanya punya waktu sekitar tiga jam untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Jam 11 dia harus sudah tiba di studio. Tiba tiba ponselnya berbunyi dan dengan cepat temari mengangkat telepon dari sahabatnya itu.

"Hallo, temari? Kau dimana?" suara sakura, dari seberang

"aku masih dirumah, aku sedang menyapu rumah. Nanti kalau sudah selesai aku telpon lagi." Jawab temari sedikit sedih, terdengar dari nada bicaranya.

"pasti ibu mertuamu itu lagi ya" ucap sakura. Temari mendadak berhenti

"walaupun begitu aku tetap menyayanginya, sudah ya. Nanti ku telpon" jawab temari

"yasudah, sampai jumpa"

Temari memandang kosong ke depan. Dia sedang meyakinkan bahwa dia menyayangi ibu mertuanya. Iya, harus.

"ibu, aku berangkat dulu ya. Sakura sudah menungguku di bawah" pamit temari sambil memakai high heelsnya. Yoshino pun hanya acuh menonton tv. Temari menghela nafas tegar dan berbalik menutup pintu apartment.

"maaf sakura, kau pasti menungguku lama." Ujar temari sembari memasang sabuk pengamannya. "Tidak apa apa, sudah biasa. Iya kan?" goda sakura. Temari hanya tersenyum kecut. "dia memang menyebalkan, tapi dia tetap mertuaku. Huh" jawab temari sambil mengerucutkan bibirnya. Sakura hanya terkekeh mendengar keluhan sahabatnya itu. Dan mereka pun melaju ke studio.

"Hey shika, bagaimana kabarmu?" Tanya naruto. Saat shikamaru baru saja duduk ke mejanya. "aku baik, kau sendiri? Oh iya katanya bulan depan kau akan menikah, kenapa tak memberitahuku bodoh?" kata shikamaru

"haha bukannya tidak membertahumu, kau kan teman seperjuanganku, jadi aku mengundangmu dengan special. Kau, neji, sasuke, sai dan yang lainnya pasti aku undang. Hanya saja dengan undangan yang special" jawab naruto. "oh iya bagaimana keadaan istrimu?" Tanya naruto. Shikamaru tersenyum tipis "dia baik, kenapa?" jawab shikamaru. "Tidak, errr rumah tangga kalian sudah hampir satu tahun, tapi kenapa dia errr belum err.. hamil?" Tanya naruto hati hati. Shikamaru mendadak terdiam, dan memandang kosong map yang berada di tangannya.

"mungkin belum waktunya." Jawab shikamaru sambil tersenyum, sedih.

Istirahat pun tiba. Hinata, tunangan naruto pun memasuki kantor tempat naruto dkk bekerja. Dilihatnya naruto yang sedang duduk sambil menerima telepon dari seseorang.

"na..naruto-kun, aku.. membawa bekal untukmu." Ucap hinata lembut sambil menyerahkan bekal yang terbungkus cantik. Naruto terlihat bahagia dan menerima bekal tersebut lalu mengajaknya keluar. Shikamaru hanya memandang iri pada pasangan tersebut.

"andai saja temari begitu." Harapnya. Tunggu, apa? Shikamaru bilang apa?

"eh.. ngapain aku bilang begitu, toh masih ada rekanku yang lain yang bisa aku ajak makan bersama. Hah merepotkan"gerutunya seperti orang gila saja, bicara sediri.

Sementara itu, di cafe. Sakura dan temari sedang asik makan. Sesekali mereka tertawa karena merasa lucu dengan teka teki atau pelesetan dari lawan bicaranya.

"oh iya, kau tahu? Senior yang berambut hitam panjang dan berbulu mata lentik itu kemarin mendatangiku di studio, dia menanyakanmu lagi, temari." Ucap sakura sesaat setelah tawa mereka reda. Temari terlihat berfikr. Senior yang berambut hitam panjang dan berbulu mata lentik? Bukankan itu itachi?

"untuk apa?" Tanya temari bingung. "sepertinya dia menyukaimu. Setiap kita bertemu dia, aku selalu melihatnya tersenyum sambil memandangmu." Jawab sakura. Temari melepaskan tangannya dari keyboard laptop.

"aku sudah berkeluarga.." ucap temari yakin

"siapa? Siapa yang berkeluarga?" seorang pria berkulit tan dan punya tato taring di kedua pipinya pun duduk di sebelah sakura, kiba.

"eh? Kiba? Err itu, anjingku." Jawab temari gagap. Temari memang menyembunyikan pernikahannya. Kecuali pada sakura, karena temari menganggap bahwa dia terlalu muda untuk mendapatkan status sebagai 'ibu rumah tangga' kiba menyerngit kan dahinya.

"kau punya anjing? Kenapa tidak kau kenalkan pada akamaru. Benarkan akamaru?" ujar kiba sambil mengusap anjing besarnya. Akamaru menggonggong tanda dia setuju.

"err.. itu.. karena.."

"sudahlah, tugasnya masih banyak. Heh kiba, ayo traktir. Kau kalah taruhan kemarin. Iruka sensei benar benar meminum vinegar itu demi aku, ayo cepat belikan aku burger. Dua dengan temari. Jangan yang pedas." Ucap sakura mengalihkan topic pembicaraan. Kiba yang sepertinya tak terlalu ngeh pun hanya mendengus kesal saat sakura memaksanya membelikan burger.

"nih. Kalau begitu mari kita taruhan lagi. Kali ini pasti aku menang." Ucap kiba membanggakan diri.

"kau yakin tuan bertaring?" Tanya sakura, sedikit menggoda.

"tentu saja. Bagaimana?" Tanya kiba. Temari hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali mengetik tugasnya.

"Aku pulang.." temari memasuki apartment nya dan melepas high heels tingginya. Dia memasuki ruang keluarga dan tak menemukan ibu mertuanya yang biasanya mengomeli temari habis habisan karena pulang telat. Sementara dia harus memasak untuk mereka bertiga, dengan shikamaru.

"ibu kemana.." gumamnya.

Temaripun masuk ke kamarnya dan mengganti baju. Dia buru buru membuka laptop dan browsing tentang makanan pavorite shikamaru. Dia mencari resepnya. Dia ingin memanjakan suaminya, sekali sekali.

Mackerel miso. Makanan kesukaan shikamaru.

Setelah dapat, dia pun mem-print nya dan menyiapkan bahan bahan dan siap terjun ke dapur.

Setelah sekian lama dia berkutat dengan wajan, minyak, garam dan rempah rempah lainnya di dapur, temari pun langsung menyiapkan piring dan menatanya dengan cantik.

"setelah ini mandi dan menunggu ibu juga shikamaru pulang." Ujarnya senang. Temari pun memasuki kamarnya dan mandi lalu memakai baju yang sedikit lebih bagus dari biasanya. Dress peach yang cantik dan anggun. Hari ini tepat satu tahunnya pernikahannya dengan shikamaru.

Temari duduk di sofa ruang keluarga, menunggu sang suami dan mertua pulang. Sudah hampir jam 9 tapi shikamaru dan mertuanya belum pulang. Apa shikamaru lembur? Kalau di telpon, itu bukan surprise. Menelpon yoshino? Siap siap jadi janda.

Temari mulai mengantuk, jam menunjukan jam setengah sebelas. Dinernya pun sudah sangat dingin, dengan tidak sengaja, diapun tertidur di sofa.

Shikamaru dan Yoshino memasuki apartment. Dilihatnya lampu masih menyala.

"Ya ampun, dasar gadis manja, boros sekali menyalakan lampu malam hari. Aduh aku pusing, aku tidur duluan saja kalau begitu." Ujar yoshino sambil berjalan menuju kamarnya, dia tak melihat ada temari di sofa. Shikamaru mengamati seisi rumah dan tak medapati temari, dia tersentak mendapati temari yang sedang tertidur di sofa.

"heuh, anak ini, selalu ceroboh" ujar shikamaru sambil menggendong temari menuju kamar mereka. Menidurkannya di ranjang. Shikamaru masuk ke kamar mandi dan mengganti bajunya. Dia merasa haus dan berjalan meuju dapur. Matanya terbelalak saat melihat makanan pavoritenya tersedia di meja makan.

"a..apa ini temari yang masak?" tanyanya pada diri sendiri. Dia terbelalak melihat resep yang berada di atas meja bar. Ini benar, temari memasak untuknya. Shikamaru benar tak mengingat hari ini, dia mengambil air mineral dan langsung masuk ke kamarnya.

"Kau baru pulang?" shikamaru tersentak saat mendapati temari sedang duduk di tepi ranjang sambil mengucek matanya. Shikamaru mendekatinya.

"ya, kau terbangun karenaku?" Tanya shikamaru. Temari menggeleng lalu memasuki kamar mandi untuk mengganti baju.

Hari minggu. Hari yang cocok untuk bersantai bagi sebagian orang—kecuali Temari. Dari jam 7 tadi dia masih berkutat dengan piring kotor dan dinnernya yang tak termakan. Mubazir sekali. Sudah basi pula. Dia menghela nafas lalu membuang mackerel misso tersebut ke tong sampah.

"Bagus ya! Bisanya buang-buang makanan! Beli makan itu pakai uang! Belum tentu orang yang di luar sana bisa membeli makanan enak seperti itu nona!" Cecar Yoshino. Nah kan, mulai lagi.. fikir temari.

"Tapi mackerel misso ini sudah basi, bu" jawab temari pelan.

"Mackerel miso? Dimana?" Tanya shikamaru yang baru saja keluar kamar. Mendengar makanan pavoritenya di sebut-sebut.

"itu, di tong sampah." Jawab yoshino dan berlalu pergi ke luar apartement. Sepertinya dia akan pergi ke supermarket.

Shikamaru memandang temari meminta penjelasan atas kata ibunya tadi. Temari memandang shikamaru.

"Mackerel miso nya sudah basi, dan aku sengaja membuangnya.." ucap temari sambil menunduk. Shikamaru mengingat kejadian semalam, dia pun tersenyum.

"Kita bisa membuat yang baru." Jawab shikamaru sambil tersenyum. Temari mengadah.

"Benarkah?" tanyanya sumringah. Shikamaru lantas mendekatinya sambil tersenyum dan menyiapkan bahan-bahan.

"Aduh.. anak itu selalu saja membuat onar. Masa makanan masih utuh di buang bgitu saja? Bukannya bisa di hangatkan? Dasar pemalas! Bisanya hanya memperlihatkan perut dan paha saja!" gerutu yoshino dari tadi sambil memilih-milih bahan masakan dan keperluan rumah tangga. Dia terlihat seperti orang gila, bicara sendiri. Bahkan orang-orang yang melihatnya sempat tersenyum aneh.

"apa lagi ya yang harus di beli?" Tanya nya pada diri sendiri.

"Ah, wortel!" lanjutnya.

'BRUUKK'

"Aw! Adu..duh aduh pinggangku sakit!" keluhnya sesaat setelah bertabrakan dengan seseorang.

"gomen-ne.. eh? Bibi yoshino?" ….

"apa lagi ya yang harus di beli?" Tanya nya pada diri sendiri.

"Ah, wortel!" lanjutnya.

'BRUUKK'

"Aw! Adu..duh aduh pinggangku sakit!" keluhnya sesaat setelah bertabrakan dengan seseorang.

"gomen-ne.. eh? Bibi yoshino?"

Yoshino menoleh ke belakang masih dengan memegang pingganganya yang kambuh, biasa, encok.

Perlahan matanya berbinar.

"Eh? Ino. Kau ino kan?" Tanya nya senang

"Iya ini aku bi, apa kabar?" Tanya ino sambil memeluk Yoshino. Yoshino pun memeluk Ino balik.

"Bibi baik sekali, kau makin cantik saja."

"ah bibi bisa saja, oh iya bagaimana keadaan Shikamaru? Ku dengar dia sudah menikah"

Senyum pun pudar dari bibir Yoshino. Ternyata ino sudah tau kalau Shikamaru menikah. Tadinya Yoshino ingin Shikamaru menikah dengan Ino, tapi kalau begini ino pasti tidak mau.

"Ya.. begitulah. Kau sendiri? Sudah punya pendamping?"

"haha belum, aku masih mau focus pada proyek taman bunga ku di amerika."

"Ohh kau tinggal di amerika?"

"Iya bi"

"Lalu kau di jepang dengan siapa?"

"Aku di hotel." Ting. Lampu neon pun menyala di atas kepala Yoshino.

"Di hotel buang-buang uang saja Ino, bagaimana kalau kau tinggal dengan kami?"

"hah? Kami? Bibi dan Shika? Bagaimana dengan istrinya? Aku tak enak bi~" Ino menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ahh sudah biarkan, dia pasti menerima saja."

"eh? Yasudah kalo..begitu"

Yoshino hampir meloncat kegirangan saat Ino menerima ajakannya. Ini bisa di jadikan senjata untuk membuat hubungan Shikamaru dan Temari jauh. Dan mereka cepat-cepat bercerai.

Temari meregangkan ototnya yang kaku. 3 jam lebih dia berkutat dengan kamera. Membuat bibirnya hampir sobek karena terus tersenyum. Huh menyebalkan.

"Ini." Sakura memberikan minuman kaleng dingin padanya.

"Terima kasih" ucapnya.

"oh iya, pulang ini aku mau ke toko Samui-san dulu. Kau mau ikut? ada barang baru disana. Tas yang kita lihat kemarin di majalah" Sakura terihat antusias sambil membayangkan dia memakai tas impiannya.

"kau lupa dirumahku ada siapa? Bisa bisa aku diomeli semalaman" Temari berucap miris.

"Kalau begitu belikan saja buat dia."

"Dulu juga aku pernah membelikannya sepatu yang ia idam-idamkan setelah melihatnya di iklan. Eh pas aku membelikannya dia menolak mentah mentah, dia bilang dia bisa membelinya dengan uang sendiri. Membuatku sakit hati tau."

"haha yasudahlah, tapi mungkin yang ini beda."

"Terserah apa katamu. Aku lelah"

Kring..

Temari menoleh ke ponselnya yang berbunyi. Satu pesan, dari.. shikamaru? Dia mengirim pesan? Alis Temari berkerut. Tumben.

From : Shikamaru

Kau sudah pulang?

Hanya pesan singkat, tapi..berharga. bibirnya melengkung tipis.

to : Shikamaru

sudah. Kenapa kau mau menjemputku?

Send.

From : Shikamaru

Aku sudah menunggumu di bawah gedung-_- cepat kesini, aku lapar

Temari membelalakan matanya.

"Sakura, aku harus duluan. Shikamaru ada di bawah."

"hah? Tumben sekali. Yasudah hati-hati"

"Kau menunggu lama? Maaf" ucap temari setelah masuk ke mobil dan memasangkan sabuk pengamannya.

"Tidak juga, hanya sekitar..setengah jam" Temari terbelalak.

"Ya ampun, shika. aku minta maaf, aku kira kau tak akan menjemputku. Lagian sih kau tumben-tumbennya mengajakku pulang bersama" Shikamaru suka menggoda Temari.

"haha tenang saja, tidak selama itu. Memangnya kenapa? Apa seorang suami tidak di perbolehkan menjemput istrinya sepulang kerja?" Deg. Temari terdiam, pipinya memerah. Memang akhir-akhir ini Shikamaru lebih sering mempublikasikan kalau mereka suami-istri, tentunya dengan perbuatannya. Seperti sekarang ini.

"Kau sakit Temari? Pipimu memerah." Shikamaru panic dan menempelkan tangannya di dahi Temari. Temari menggeleng cepat dan membuang muka.

"Tidak apa-apa. Ayo cepat jalan, katanya lapar"

Shikamaru tersenyum penuh arti

"Baiklah, sesuai permintaan istriku." Temari kembali blushing.

'shika~'

Hening. Itulah suasana perjalanan suami-istri ini. Temari sedang asik mendengarkan lagu dengan headsetnya dan Shikamaru sibuk menyetir.

"Kau marah?" Tanya Shikamaru tiba-tiba.

"Marah kenapa?" Tanya temari heran.

"Karena aku memanggilmu 'istriku'"

"tidak, bukannya kita memang suami-istri? Walaupun atas dasar.."

"Kau pernah bilang kalau kau tidak ingin banyak orang yang tahu." Shika memotong ucapan istrinya. Membuat Temari terdiam

"Kita berhenti didepan. Aku ingin beli makanan untuk ibu" Temari mengalihkan topik, tapi Shikamaru yang tidak mau berdebat pun hanya menurutinya.

Temari dengan cepat memakai jaket dan topinya. Berjalan keluar mobil dan masuk ke sebuah kedai. Disusul oleh shikamaru yang masih berpakaian polisi.

"Mau membeli apa?" Tanya Shikamaru.

"Aku tidak tahu, menurutmu menu malam ini apa?" Tanya Temari balik.

"beli lah sebanyak-banyaknya. Ini malam special" jawab Shikamaru sambil tersenyum penuh arti. Temari menatap Shikamaru bingung.

'malam special?'

Pasangan itupun masuk ke dalam apartement nya dengan membawa masing-masing satu kantong besar.

"tadaima~" ucap mereka

"Okaeri. Shikamaru, lihat ini siapa!" teriak dari ruang keluarga. Temari dan Shikamaru bingun dan berjalan sedikit cepat ke sana.

Alis shikamaru menyerngit.

"ino?" ucapnya.

"Shika! hey apa kabar?" Temari berlali menuju Shikamaru dan memeluknya, didepan temari. Temari hanya terdiam di belakang Shikamaru.

"eh, Temari-san kan?" Tanya ino setelah pelukannya terlepas. Temari buru-buru tersenyum manis.

"Iya, salam kenal Ino-san" ucap temari sopan.

"Sok manis sekali" ujar Yoshino. Temari hanya terdiam.

"ibu, jangan memulai" Shika melerai.

"siapa yang memulai?" Yoshino mengerutkan dahinya tak suka

"Sudahlah, ayo kita makan." Shikamaru malas meladeni ibunya yang selalu tak mau kalah itu.

'jadi ini yang dimaksud shika malam special..' batin Temari.

"jangan bengong terus, Temari. Cepat siapakan makanannya!" bentak Yoshino membuat Temari terkaget. Temari menghela nafas berat dan mulai menyiapkan makanan yang ia beli.

Setelah bersiap, Temari pun duduk di samping kiri Yoshino. Di depannya terdapat Shikamaru, dan di samping Shika ada…ino. Ini semua Yoshino yang mengatur-_-

Temari menunduk. Shikamaru melihat perubahan sikap akan istrinya itu. Padahal tadinya shikamaru ingin menikmati makan malam berdua dengannya. Hari ini adalah hari ke-setahun rumah tangga mereka.

"Ittadakimasu~" ucap Yoshino dan Ino bersamaan.

"waw~ makanan nya enak sekali. Aku sudah jarang makan makanan jepang. Di amerika sangat jarang sekali aku menemuinya" ucap ino.

"oya? Sayang sekali" jawab Yoshino. Dan blablabla

Mereka terus ngerumpi dan bicara banyak

'katanya tak boleh bicara saat makan. Sekarang? Huh!' rutuk Temari dalam hati. Yoshino selalu saja memarahi Temari jika ia bicara sedikitpun saat makan, atau menerima telepon, tertawa dan lain sebagainya. Tapi nyatanya mertuanya sendirilah yang melanggar.

"haha iya, kau ingat waktu itu? Saat bibi membuatkan kalian kue kering. Saat kalian masih berumur 9 tahun. Kalian bilang kalian akan menikah.. haha"

DEG.

TBC

Hallo minna c: maaf ya kalo kebanyakan(?) kurang kali yak?._.

Yaudah deh lupakan. Saya newbie. Baru kali ini luncur ke-dunia perffan NARUTO. Saya menerima kritik dan saran, silahkan tulis di kotak Review ;;) maaf ya kalo jelek, saya bener-bener ga berbakat nulisT-T

Dan buat judul, saya merasa bingung mau kasih judul apaan—" yaudah saya kasih judulnya 'Nara' gitu, kan ini genrenya family, dan di sini Yoshino tuh seperti keberatan atau malah gak mau ngasih nama keluarga Nara pada Temari.

Yaudah deh ya, mudah-mudahan saya bisa update kilat kalo responnya juga lumayan banyak. Secara dong yak Shikatema shipper kan banyak xD

Yaudah deh, sampai ketemu di segmen selanjutnya(?) maksud ane chapter selanjutnya. Bubai :B