Chapter 1: Perkenalan
Disclaimer: Bukan milik saya, yang punya Capcom.
Siang hari ini begitu cerah. Awan pun putih seperti kapas. Dan angin pun bertiup sepoi-sepoi. Tampak seorang pemuda berambut merah tidur di atas atap sekolah, ya pemuda itu berambut merah dengan corettan garis merah di mukanya serta memakai topi sebagai penutup mukannya. Sampai-sampai waktu dari siang menjadi sore. Bel pulang sekolah pun terdentang sangat nyaring.
"Saatnya untuk pulang ke rumah." Katanya dalam hati.
Tiba-tiba…
"Oi Fuuma pulang bareng yuk!" kata seorang pemuda yang berambut cokelat dan mempunyai rambut panjang serta diikat.
Ya nama orang itu adalah Fuuma, Fuuma Kotarou…
Fuuma hanya menggelengkan kepala yang bertanda tidak. "Ayolah sekali saja, kan jarang-jarang kita pulang bareng". Kata Maeda Keiji dengan pose memohon. Namun, hasilnya tetap nihil " Tidak terima kasih", tulisnya di selembar kertas.
"Heh, malas ngomong seperti biasa yah hehehe, kau memang sesuatu yah." jawabnya sambil tertawa.
Fuuma hanya tersenyum dan mengangguk kepala.
"Ya, sudahlah aku tak bias memaksamu juga, toh mungkin kamu juga punya urusan hehehe. Hmm, kalau begitu sampai jumpa." Kata teman baiknya mengucap salam perpisahan lalu berlari dan melambaikan tangannya.
Fuuma hanya berdiri di sana dan melambaikan tangan sebatas bahu.
Fuuma akhirnya sampai ke rumahnya. Rumahnya tak terlalu besar menurutnya, tapi bagi orang awam yah lumayan besar. Lalu, seperti biasa mampir ke ruang makan untuk melihat apakah ada makanan di atas meja makan sana.
Terdapat secarik kertas yang pastinya menurutnya itu adalah hal yang biasa dalam kehidupannya sehari-hari dan selalu bertuliskan…
"Fuuma sayang kalau kau mau makan, makanlah kare yang ibu masak tadi pagi di dalam kulkas jangan lupa untuk dihangatkan. Maafkan ayah dan ibumu karena hari ini bakal pulang telat lagi. Pastinya kau tahu lah alasannya. Salam cinta ayah dan ibumu."
"Kare lagi?" pikirnya dalam hati. Tapi, itu sudah menjadi suatu hal yang tak tabu lagi baginya.
"Tuan muda, apa mau saya panaskan karenya?" Tanya seorang pembantu yang kebetulan saja lewat.
Sekali lagi Fuuma hanya menganggukkan kepala dan berjalan pergi dari dapur.
"Baik tuan muda akan saya panaskan sekarang, lebih baik anda sekarang mandi dulu." Kata pembantu tersebut.
Fuuma terdiam sebentar dan menganggukkan kepalanya lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sesudah Fuuma mandi dan makan serta mungkin mengerjakkan tugasnya. Fuuma merebahkan diri di kasur. Lalu, berpikir sejenak.
"Hari yang membosankan seperti biasanya, apakah tidak ada hal yang menarik untuk dilakukan ." Katanya sambil memejamkan mata. "Aku berharap semoga hari besok ada sesuatu yang menyenangkan." Pikirnya lagi.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tak ada tanda-tanda juga bahwa orang tuanya akan datang.
"Lebih baik aku tidur saja, besok harus sekolah lagi." Celotehnya sambil berjalan menuju ke arah ketekkan lampu dan mematikannya.
Hari pun dari pagi telah menjadi sore lagi dan tidak ada yang spesial buat Kotarou Fuuma di hari ini selain White day yang membosankan menurutnya.
"Fuuma kenapa sih kau gak membalas cokelat yang diberikan kepadamu saat Valentine's day?" Tanya temannya seperti biasa, yah siapa lagi kalau bukan Keiji Maeda.
Fuuma mengambil kertas dan menuliskan beberapa huruf yang bertuliskan "Malas".
"Yah sesekali kau juga harus menghargai mereka, mereka kan juga telah berusaha." Balas Keiji.
Fuuma hanya terdiam dan menatap ke langit berharap aka nada sesuatu yang berbeda di hari ini.
"Hmm, ada apa Fuuma kok tiba-tiba diam?" Tanya Keiji tiba-tiba.
Fuuma mengambil secarik kertas lagi dan menuliskan beberapa huruf lagi "Tidak apa-apa."
"Tidak ada apa-apanya gimana sih? Kalau ada masalah ceritakkan saja sama aku." Terang Keiji.
Fuuma mengganguk dan tiba-tiba berkata "Terima kasih." Sambil tersenyum.
"Oi bung akhirnya kau ngomong juga!" Teriak sobatnya itu "Tapi sayang sekali bung rumahku sudah dekat sampai jumpa!" Sambil menepuk punggung temannya tersebut lalu berlari pergi meninggalkan Fuuma sendirian.
Tak jauh dari rumah Keiji Maeda terdapat segerombolan orang yang tampaknya berpakaian seperti preman sedang memalak seorang kakek-kakek.
"Oi, kakek serahkan uangmu!" Teriak seorang preman yang rambutnya Mohawk.
"Iya kakek, daripada kakek mati sia-sia karena kami bunuh di sini hahahaha!" Sambung salah seorang preman yang tampak bertubuh gempal.
"Kalau saya tidak mau bagaimana?" Jawab kakek yang mempunyai kumis dan janggut tersebut.
"Ya kakek harus menerima akibatnya kan khukhu". Timpal preman satunya lagi yang memakai topi ski berwarna hitam dan tampaknya adalah pemimpin geng preman tersebut.
Dari kejauhan…
"Kakek tersebut harus ku tolong, kalau tidak kakek tersebut bisa mati sia-sia." Batinnya .
Dengan penuh terkejutnya Fuuma melihat kakek tersebut memasang kuda-kuda yang terlihat baginya.
"Oh kakek sialan ini gak bakal ngasih duitnya dan berani menantang kita rupanya ahaha!, habislah kau kakek!" Teriak sang pemimpin.
"ORYA!" Teriak anak buahnya.
Dalam sekejap mata sang preman yang hendak memukul si kakek tua tersebut menghilang dan rupanya kakek tersebut menghindar dengan posisi kayang dan disambung dengan salto kebelakang lalu melompat dengan menendang menggunakan kaki kiri kea rah punggung preman yang bertubuh gempal tersebut dan memukul dengan sikut. Sehingga preman tersebut terjatuh kearah tumpukkan sampah.
"Piece of a cake." Kekehnya.
Disambung dengan preman yang berambut Mohawk yang tiba-tiba mengambil sebuah pipa lalu hendak memukul kakek tersebut. Kakek tersebut menghindar dengan cepat dengan melangkahkan kaki kanannya ke samping lalu mengambil tangan si preman Mohawk tersebut menariknya dan mencengkeramnya dengan sekuat tenaga, sehingga sang preman Mohawk tersebut kesakitan dan melepaskkan pipanya. Lalu kakek tersebut menarik tangannya dan memukulnya ke belakang di perutnya. Tapi sang preman Mohawk tersebut cukup kuat lalu berdiri.
Sang kakek memasang kuda-kuda tapi bukan seperti kuda-kuda. Dengan tangan kanan dikepalkan dan di masukkan ke dalam arah pinggang seperti seolah hendak meninju tapi tangan kirinya lurus sebahu dengan posisi jari dibentukkan seperti angka empat. Serta kaki kanan mundur yang kiri maju. Saat sang preman Mohawk hendak memukul sang kakek. Kakek tersebut mengambil ancang –ancang dengak kaki kiri maju dan disambung kaki kanan lalu meloncat dengan hanya tumpuan satu kaki kiri lalu berputar sehingga tendangan dari kakek tersebut tepat mengenai sang preman Mohawk tersebut.
"Heh, bagaimana anak kecil mau coba?" Sambil berdiri menantang sang pemimpin geng preman tersebut.
Sang preman tercengang melihatnya lalu berkata "Tentu enggak lah!" Lalu kabur meninggalkan teman-temannya.
Teman-temannya bangun dan berkata "Tunggu kami boss!Jangan tinggalkan kami!" Sambil berlari mengejar si boss.
"Aduh-aduh anak zaman sekarang aneh-aneh saja khukhu, masa baru dengan bagian dasar ginian aja takut." Tawanya.
Fuuma hanya terdiam dan tercengang melihat kekuatan dan kehebatan sang kakek.
Tiba-tiba
KREK!
"Aduh punggungku!" Teriaknya "Sudah lama aku tak bergerak seperti ini, bisa-bisa aku dimarahi cucuku lagi! Tapi sebaiknya aku cari saja counterpain hot di toko obat langgananku hahahahaha!" Tawanya lagi.
Fuuma hanya bias bersweat drop ria melihat tingkah laku sang kakek.
"Kakek yang aneh dan bias menggunakan jurus aneh pula." Ujarnya sambil berbalik kea rah menuju rumahnya "Dan aku harap aku bisa bertemu dengannya lagi besok, semoga." Timpalnya.
"Fuuma, ada apa sih kok terburu-buru begitu! Ada apa sih!?" Kejar Keiji sewaktu melihat Fuuma yang terburu-buru seperti dikejar setan. Para pejalan kaki terlihat begitu sangat terkejut gara-gara ulah mereka.
PLUK!
Tiba-tiba secarik kertas terbang dan menutupi muka Keiji, mengganggu pemandangan Keiji.
"Diam saja jangan banyak celoteh! Ikuti saja aku!" Bacanya dalam hati dan tiba-tiba saat hendak membalas tulisan Fuuma, temannya tersebut menghilang begitu saja.
"Tuhkan!haduh bagaimana sih,apa sih yang dipikirkan bocah tersebut." Sweatdrop sendiri dengan keadannya sekarang.
Sementara itu Fuuma terus berlari karena kakek tersebut sepertinya sedang dalam masalah lagi. Tapi tampaknya, sudah tidak dalam masalah lagi. Fuuma yang sangat begitu penasaran dengan kakek tersebut dan mungkin serta seni bela diri yang belum diketahuinya.
"Hmm ahahaha dasar anak zaman sekarang." Tawanya lagi. Lalu disambut riuh tepuk tangan dari para pejalan kaki lainnya.
Fuuma yang ingin mengetest kekuatan kakek tersebut tiba-tiba saja Fuuma menendang dari belakang. Hebatnya sang kakek tersebut tanpa melihat sudah menangkis tendangan tersebut dengan tangan kanannya. Lalu berpaling sambil berkata
"Ada apa denganmu bocah? Kau ingin menantangku?" tantang sang kakek tua.
Fuuma hanya diam lalu hendak memukulnya tapi sang kakek menghentikkan dengan satu tangkapan tangan dan berkata "Ku anggap itu iya." Dengan secara cepat kakek tersebut menarik tangannya, jari-jari di tangan dibentuk seperti angka empat dan mendorongnya. Walaupun terlihat lembut tapi sebenarnya itu pukulan yang sangat telak dan sakit.
Fuuma terdorong ke belakang, sehingga membuat para pejalan kaki berteriak dan menjauhi Fuuma. Lalu Fuuma berdiri sehingga sang kakek tersebut tercengang.
"Oh ada apa lagi? sepertinya kau bukan untuk memalakku." Terpa sang kakek.
Fuuma mengangguk lalu mengambil secarik kertas dan pena dari tasnya, serta menuliskan "Ajarkan aku beladiri itu, aku tertarik dengan hal tersebut."
Keiji yang baru saja dapat menyusul temannya tersebut bingung "Apa yang terjadi di sini dan hal apa yang ku lewatkan!"
Sang kakek tertawa
"Kau mau belajar wushu?"
TBC…
Sekilas Info: Wushu adalah seni beladiri dari China. Wushu merupakan lanjuttan dari kungfu yang telah diperbaharui dan menggunakan full contact body. Merupakan olahraga yang sudah masuk Olimpiade dan bahkan menjadi andalan Negara kita.
Dalam perkembangan cerita selanjutnya akan saya beritahu lebih banyak lagi ^^. Maafkan saya mungkin terdapat chara yang OOC serta typo.
Ini adalah fanfic pertama saya, walaupun sebenarnya saya sudah menulis beberapa , saya tak berani menguploadnya. Dan hanya teman saya saja yang membacanya. Saya berani menguploadnya karena berkat dorongan Evillova nee-sama dan teman-teman saya yang tak saya dapat sebutkan satu persatu ^^ *saya buat ini untuk kalian semua mohon maaf kalau jelek* . dan ide yang saya dapat ketika UAS serta pengalaman saya sewaktu menjadi atlit Wushu, serta mengisi waktu luang di mana saya sedang bosan belajar buat UAN serta Ujian Masuk Kuliah-an . #curcol. Daripada saya basa-basi mohon reviewnya. Maklum saya baru pertama kali arigatou ^^.