REINKARNASI

Tittle : Reinkarnasi

Cast : Taoris

Genre : Romance, Drama

Rated : M

Warning : Typo(s), BL, pasaran, abal, DLDR, OOC, NC, incest, pedho

Disclaimer : Cast milik Tuhan YME dan diri mereka sendiri, tapi fanfic ini seratus persen milik author.

Summary : Pasti daddy tak pernah menyangka kalau aku adalah masa lalunya. Aku adalah Huang Zi Tao bukan Wu Zi Tao, karena sampai mati pun aku tak akan pernah melepasmu. Bahkan aku akan menyingkirkan siapapun yang berani mengambilmu dari sisiku, bahkan meskipun ia berstatus sebagai umma ku.

.

.

.

KRIS POV

Akhirnya hari yang aku nanti-nanti pun tiba. Hari ini tepat hari jadi ku dengan kekasih yang amat sangat aku cintai, Huang Zi Tao. Kami telah berpacaran selama 4 tahun, dan pada hari ini aku memutuskan untuk melamarnya. Okey, aku tau kalau mungkin ini terlalu dini untuk anak seusia kami. Aku bahkan baru saja lulus dari high school sebulan yang lalu, sedangkan Tao sendiri baru berada pada tingkat satu High School. Tapi apa salah nya kalau aku ingin mengikat namja chinguku itu dalam sebuah ikatan suci pernikahan?

Semuanya telah aku siapkan matang-matang, kedua orang tuaku sedang sibuk berbincang dengan kedua orang tua Tao. Tao sendiri sedari tadi masih belum pulang dari tempat lesnya.

"Wu Fan chaggy, tidak usah khawatir. Percayalah pada tante, Zi Tao pasti sebentar lagi akan pulang." Nyonya Huang, ibu dari Tao terus meyakinkan aku agar aku tidak merasa khawatir dengan jalannya lamaran ini. Tapi entah mengapa, sedari tadi perasaanku tidak enak. Aku takut terjadi apa-apa pada calon istri ku.

Tidak lama kemudian, aku mendengar suara ketukan pintu. Tanpa basa-basi, aku langsung bergegas membukakan pintu yang aku kira adalah Tao. Betapa kagetnya aku saat si pengetuk pintu itu ternyata adalah Jessica noona.

"Apa yang kau lakukan disini?" aku bertanya padanya dengan nada yang amat sangat dingin. Bagaimana tidak, ia selalu berusaha menghancurkan hubunganku dengan Tao.

"Jangan kasar pada calon istrimu, Kris!" cuih… calon istri bagaimana? Calon istriku hanyalah Huang Zi Tao seorang, tak ada yang lain. Lagi pula apa rencana yeoja ini selanjutnya untuk memisahkan ku dan Tao.

"Siapa yang datang Wufan?" tanya umma Tao padaku.

"Bukan siapa-siapa ahjumma." Jawabku dengan masih memasang wajah sinis untuk yeoja tak tau diri ini.

"Apakah anda umma dari namja yang telah merebut appa dari anakku?" Ya Tuhan! Ahjumma, aku mohon jangan dengarkan yeoja brengsek ini.

"Apa maksudmu aggashi?" kali ini umma ikut bertanya maksud dari kedatangan yeoja yang selalu saja mengejarku meskipun ia tau kalau aku telah memiliki Tao. Apa kali ini ia ingin menggagalkan pernikahanku dengan Tao?

"Maaf nyonya Wu, tetapi anak anda, Wu Yi Fan telah memiliki seorang aegya dari saya. Atau lebih mudahnya, saya tengah mengandung cucu anda."

"MWOOO?" sontak aku dan semua orang yang berada di ruangan itu pun kaget.

"Tidak usah berpura-pura kaget Kris. Saat kelulusan waktu itu, kau meniduriku di appartement ku. Dan inilah hasilnya, usia kandunganku telah mencapai minggu ke empat."

"Apa itu benar Kris? Jelaskan pada umma!" aku berusaha mengingat kejadian sebulan yang lalu. Memang benar aku telah tidur dengan yeoja ini tapi saat itu ia menjebakku, ia sengaja menaruh obat perangsang dalam minumanku lalu memperkosaku. Jadi disini aku adalah korbannya.

"Ia memperkosaku saat itu umma! Dan bayi yang ia kandung pasti bukan anakku!"

"Apa maksudmu Kris? Saat itu kita berdua sama-sama menikmatinya. Dan aku berani bersumpah kalau anak yang ada di rahimku ini adalah anakmu. Aku bukan yeoja murahan yang tidur dengan banyak namja, aku hanya pernah melakukan itu sekali dan itu denganmu Kris!"

"Tidak! Ini pasti hanya salah satu rencanamu untuk menggagalkan pernikahanku dengan Tao kan?" bentakku. Maaf saja, tapi aku tak mudah tertipu dengan tipuannya kali ini.

"Ini surat dokter yang menyatakan kalau aku tengah mengandung." Apa-apaan yeoja ini? Ia memberikan sebuah amplop yang berisikan secarik kertas yang memberitahukan bahwa dirinya memang positive sedang mengandung.

"Maafkan kalau kedatanganku hanya menghancurkan semuanya. Tadi aku mendatangi rumahmu Kris, tapi pembantumu bilang kau dan kedua orang tuamu sedang pergi ke rumah Tao. Jadi terpaksa aku datang kemari karena aku hanya meminta pertanggung jawabanmu atas anak yang tengah aku kandung ini."

"Gugurkan saja kalau begitu!" aku melihat Jessica noona sedang berusaha untuk menahan air matanya, entah mengapa aku tak melihat sedikitpun kebohongan maupun niat jahat dari wajahnya.

"Maaf Kris, tapi aku tak bisa. Kau boleh membunuhku asal jangan bunuh anak ini. Aku mohon nikahi aku setidaknya sampai anak ini lahir, lalu kau boleh menceraikan aku dan menikah dengan Tao. Aku hanya ingin anak ini memiliki akte kelahiran dari umma dan appa kandungnya."

"Aku selalu menyuruhmu untuk bersikap jantan Kris. Nikahi dia sebagai tanggung jawabmu!"

"Tapi Appa…"

"Nikahi dia gege!"

Astaga! Aku mendengar suara Tao. Apa ia mendengar semua percakapan kami tadi? Ya, ia pasti mendengar semuanya. Terlihat dari kedua pipi chubby nya yang telah basah oleh air mata karena diriku.

"Tao…. Aku bisa menjelaskan semuanya, Tao!" aku pun berusaha mengejar Tao yang terus berlari menghindar dariku. Bodoh kau Kris! Kenapa kau selalu saja membuat Tao menangis?

Saat aku hampir berhasil mendekatinya, ternyata semua kekhawatiranku di awal tadi telah terbukti. Sebuah truk dengan kecepatan tinggi menghempaskan jauh tubuh indahnya. Semua berjalan terlalu cepat, Tuhan terlalu cepat mengambil nyawanya. Tuhan tak membiarkan Tao ku merasa kesakitan terlalu lama. Tubuhku tak dapat aku gerakkan, aku hanya terdiam mematung di pinggir jalan tanpa melakukan apapun. Aku hanya melihat semua orang berlarian kearah Tao ku, aku hanya mendengar teriakan histeris orang-orang yang melihat keadaan Tao ku, aku hanya dapat merasakan pelukan umma yang terus menyuruhku untuk tenang. Aku merasa kalau tubuhku kini begitu kaku, aku bahkan tak dapat melakukan apapun untuk menyelamatkan malaikatku.

Kris POV END

.


.

NORMAL POV

Di sebuah gereja, terlihat seorang namja tampan yang berdiri tanpa ekspresi dan hanya menatap datar ke depan. Sedangkan seorang yeoja disampingnya terus tersenyum miris melihat wajah sang namja.

"Apakah anda Wu Yi Fan, bersedia mendampingi Jung Jessica dalam keadaan apapun baik suka maupun duka sampai maut memisahkan kalian?" tanya sang pendeta.

"Saya bersedia." Ucap Kris dengan wajah dinginnya.

"Apakah anda Jung Jessica, bersedia mendampingi Wu Yi Fan dalam keadaan apapun baik suka maupun duka sampai maut memisahkan kalian?"

"Saya bersedia." Kali ini yeoja tersebut menitikkan air matanya sambil terus mengelus perutnya yang sudah mulai membuncit karena kehamilannya yang telah memasuki bulan ke tiga.

.


.

"Yeobo, kenapa kau baru pulang?" tanya Jessica pada Kris yang pulang larut malam dengan keadaan mabuk.

"Bukan urusanmu brengsek! Terserah aku mau melakukan apapun. Toh aku menikahimu hanya demi akte dari benda busuk yang ada di perutmu itu!" bentak Kris.

"Jaga bicaramu tuan Wu! Kau boleh menghinaku, tapi jangan hina anakku! Bagaimanapun juga ia adalah darah dagingmu sendiri." kata Jessica dengan diiringi air mata yang terus keluar dari kedua matanya. Ia tau kalau ia sangat pantas di benci oleh suaminya sendiri. Memang ia yang salah, pada awalnya memang ia menjebak Kris untuk tidur dengannya tapi ia tak menyangka kalau pada akhirnya hal tersebut membuat ia harus mengandung anak Kris.

"Aku tak peduli!" Kris pun mendorong tubuh Jessica sampai menabrak tembok di belakangnya. Tanpa mempedulikan Jessica yang kini mengerang kesakitan sambil terus memegangi perutnya, Kris terus berjalan pergi meninggalkan istrinya.

.


.

Tak disangka waktu berjalan begitu cepat. Kini Jessica tengah berjuang untuk kehadiran putranya ke dunia. Ia berjuang sendiri tanpa di temani sang suami. Nyonya Wu berdiri dengan cemas di depan ruangan tempat menantunya tengah berjuang melawan maut sambil mengutak atik handphone nya dengan cemas.

"Anak bodoh! Kenapa tak kau angkat teleponnya? Aduuuuh… bagaimana ini?" bingung nyonya Wu.

Tak lama kemudian, terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan tempat Jessica melahirkan. Seulas senyum kebahagiaan terpancar dari bibir yeoja paruh baya ini.

"Dokter, dimana cucu saya?" tanya nyonya Wu pada sang dokter yang menangani persalinan anaknya.

"Cucu ibu sedang dibersihkan oleh suster didalam. Maaf, apakah anda ibu dari pasien?"

"Iya dokter saya mertuanya, apa saya boleh menemui menantu saya?"

"Maaf nyonya, tetapi menantu anda mempertaruhkan nyawanya demi kelahiran cucu anda."

Tak berselang lama, Kris pun datang dengan santainya. Ia tak mengetahui bahwa ia tak perlu repot-repot menceraikan sang istri untuk berpisah dengannya.

"Umma, apa yang terjadi? Apa semuanya sudah beres?" tanya Kris enteng.

PLAK…

Nyonya Wu sudah benar-benar kehabisan kesabarannya. Ia tak habis pikir kalau anaknya sejahat itu pada istrinya. Ia tahu kalau Kris memang tak pernah mencintai menantunya itu, tapi setidaknya ia menyempatkan diri untuk mendampingi istrinya melahirkan darah dagingnya.

"Pergi kemana kau? Umma tau kalau di kantor sedang tak ada meeting. Setidaknya jaga istri dan anakmu!" bentak umma Kris.

"Kenapa umma marah padaku? Dari awal aku memang tak pernah menginginkan kehadiran yeoja brengsek itu, apalagi benda sialan yang ia bawa di perutnya itu!"

PLAK….

"Dia istri dan anakmu Kris!" Kris yang di bentak oleh ummanya sendiri masih terus memasang wajah dingin seolah tak peduli dengan apapun.

"Terserah umma, setidaknya aku akan menceraikannya dan membuang jauh-jauh yeoja itu dan anaknya."

"Anak bodoh, kau tak perlu repot-repot menceraikan istrimu. Jessica telah mengorbankan dirinya demi anakmu, anak yang tak pernah kau inginkan."

"Baguslah kalau begitu, ia memang pantas mendapatkannya karena ia lah yang telah menyebabkan Tao ku pergi."

"Itu kecelakaan Kris! Mulai sekarang, umma tak peduli lagi apa yang ingin kau perbuat. Umma dan appa akan kembali ke Kanada." Kata nyonya Wu yang hanya mampu menatap kesal ke arah anaknya yang begitu dingin.

"Aku ikut umma."

"Tidak bisa, mulai sekarang semua perusahaan yang ada di Korea adalah tanggung jawabmu. Oh ya, jangan lupa Kris, kau sudah memiliki tanggung jawab seorang anak yang harus kau besarkan dan jaga. Arraseo?" jelas nyonya Wu.

"Mwo? Kenapa harus aku yang menjaga benda sialan itu?" protes Kris. Ia tak terima bila harus menadi single parent di usianya yang masih 18 tahun untuk anak yang ia anggap benda yang telah membuat Tao meninggalkannya.

"Bagaimanapun juga ia adalah anakmu. Jaga dia dengan baik, umma akan memantau perkembangannya dari Kanada dan umma akan menyempatkan diri mengunjungi mu setahun sekali." ucap nyonya Wu lalu meninggalkan Kris yang terpaku sendirian.

.

.

.


5 tahun kemudian

"Daddy! Daddy bangun! Tao halus kecekolah." Teriak seorang namja kecil sambil mengguncang-guncangkan tubuh appa nya yang masih terlelap tidur didalam selimut.

"Apa peduliku hah? Sana pergi dengan tuan Park saja!" jawab sang ayah kemudian kembali melanjutkan tidurnya.

"Tuan palk cibuk daddy, lagi pula ini hali peltama Tao macuk cekolah. Tao ingin daddy yang mengantal Tao." Kata namja kecil itu sambil menggembungkan pipinya kesal.

"Aku masih ngantuk, bodoh. Biarkan aku tidur sebentar." Tubuh Tao mulai bergetar karena menahan tangisannya. Ia sedih karena ia tak pernah mendapatkan perhatian dari sang ayah, tak seperti temannya yang selalu membanggakan kedua orang tuanya yang selalu memperhatikan mereka.

"Hiks… daddy jahat! Tao akan adukan daddy ke halmoni. Tao benci daddy!" mendengar teriakan anaknya, entah mengapa malah mengingatkan Kris pada Tao kekasihnhya dulu.

.


FLASH BACK

"Gege…. Tao minta maaf ne? Tao tadi ada jam tambahan dari songsaenim." Rajuk seorang namja manis kepada namjachingu nya yang sedang mengambek.

"…."

"Yack! Gege… jawab Tao. Kenapa diam saja?"

"…" Kris masih bungkam pada Tao. Ia hanya ingin member pelajaran pada kekasihnya agar tak datang terlambat lagi saat mereka berkencan.

"Hiks… gege jahat! Tao benci gege!" teriak Tao meninggalkan Kris yang merasa bersalah telah mendiamkan kekasih nya.

FLASH BACK END

.


"Taoie… daddy minta maaf, Taoie marah sama daddy eum?" tanya Kris menghampiri anaknya yang terbaring tengkurap di kasur panda nya sambil terisak pelan.

"Itu daddy cudah tau kalau Tao malah. Kenapa macih beltanya?" Yang ini sifat Tao kecil pasti menurun dari sang ayah.

"Haaaah… daddy kan Cuma bertanya. Apa tidak boleh?" Kris menghembuskan nafasnya menghadapi sifat dingin anaknya yang menurun darinya.

"Tidak boleh! Bicakah daddy pelgi dali cini, jangan mengganggu Tao." Ucap Tao menusuk hati Kris. Mungkin ini balasan dari Tao karena dulu ia juga bersikap seperti ini pada Jessica.

"Baiklah, kalau begitu daddy pergi saja dengan Lay. Daddy akan membelikan boneka yang besar untuk Lay saja." mendengar hal tersebut, Tao langsung beranjak dan menatap kesal ayahnya. Ia paling tidak suka kalau ayahnya terlalu memperhatikan tetangganya itu.

"Waeyo Tao?" tanya Kris sok innocent.

"Daddy tak boleh pelgi dengan Lay gege, daddy cuma boleh beliin boneka Tao caja." Kata Tao dengan keras. Sepertinya Tao lebih mirip dengan Kris dibanding dengan Jessica.

"Kalau Tao mau boneka, Tao harus memaafkan daddy." Ucap Kris sambil membawa Tao dalam gendongannya.

"Oke, Tao telpakca memaafkan daddy." Jawab Tao dingin.

"Mwo? Terpaksa?" kaget Kris sambil menoyor kepala anaknya satu-satunya.

"Yack! Daddy pabo, kenapa memukul kepala Tao?" marah Tao tak terima dengan pukulan ayahnya. Ia pun berusaha membalas pukulan Kris, tapi apa daya tangan tak sampai. Tao meronta-ronta di gendongan Kris yang tertawa puas karena berhasil membuat anaknya kesal.

Para maid yang melihat kelakuan ayah dan anak ini hanya mampu menahan tawanya karena takut mendapat bentakan dari Kris dan Tao.

"Sekarang Tao harus mandi kalau tidak mau telat di hari pertama masuk sekolah." Kata Kris sambil menurunkan anaknya yang terus mengerucutkan bibirnya kesal karena tak berhasil membalas pukulan ayahnya.

"Tao tidak mau mandi dan Tao tidak mau cekolah. Hali ini Tao mau main cepuasnya cama daddy." Ucap Tao manja.

"Nanti sepulang sekolah, daddy janji akan menemani Tao jalan-jalan. Okey?"

"Okey, tapi Tao mau dimandiin daddy, diantel cekolah daddy, telus di tungguin cama daddy. Bagaimana?"

"Eeeeeeh… baiklah, khusus hari ini daddy akan memandikan Tao, mengantar Tao sekolah, menunggui Tao di sekolah, lalu pergi ke Lotte World berdua dengan anak daddy yang jelek ini." Jawab Kris sambil mengacak surai hitam milik anak semata wayangnya.

"Aiiiiish… jangan belantakin lambut Tao! Tao nggak jelek daddy, daddy tuh yang jelek." Balas Tao yang terima di bilang jelek oleh ayahnya.

"Terserah kau saja. Sekarang daddy akan memandikanmu babby." Kris pun menggendong anaknya menuju ke kamar mandi di kamarnya.

Kris tak menyangka kalau ia dapat menerima kehadiran anaknya itu. Saat melihat anaknya untuk pertama kali, entah mengapa ia selalu menganggap Tao kecilnya adalah Tao kekasihnya dulu. Itulah salah satu alasan kenapa Kris menamai anaknya Wu Zi Tao.

.

.

.

Still Prolog

TBC or END


Ini ff syukuran saya karena akhirnya saya lolos seleksi beasiswa pertukaran pelajar di Qingdao university. Terima kasih sama semua orang yang udah mendoakan saya #terharu

Mungkin ini juga menjadi ff perpisahan karena rencana nya Mei nanti saya sudah berangkat kesana.

Saya butuh review kalian untuk menentukan ff ini layak untuk dilanjutkan apa nggak.

Buat yang sudah terlanjur baca, jangan lupa tinggalin jejak berupa Review ya.

Review kalian adalah semangat untukku melanjutkan ff ini.

So, Review Pliss…..