Disclaimer : hiks, BaekYeol milik saya. tapi gak boleh..
Genre : Romance, (little bit) hurt/comfort, Friendship
Summary : Baekhyun sepertinya menyukai sahabatnya meski takdir tidak akan mungkin berada dipihaknya.
A/N : Maafkan saya. Fanfic ini dan Romantic Bestfriend harus terbengkalai karna hiks.. file author ilang :( padahal hari itu saya udah niat publish. dan saya juga minta maaf karena cerita ini begitu sulit dimengerti. Begitu banyak kata "kenapa" yang saya terima :D tapi jujur saya bahagia dapat review dari kalian :DDD dan saya juga minta maaf (lagi) karna sebenernya yang kemarin prolog. dan Chapter ini juga belum masuk ke inti ceritanya. dan saya juga gak janji bakalan nepatin buat Two shoot :D
Warning : BoyxBoy, Typo's (always), Author labil, OOC, warning inside.
"Snow Drop"
Chapter 1.
Tok
Tok
Tok
Baekhyun berjalan malas menuju pintu apartemennya. Dia sedikit mendesis dan berdo'a semoga saja yang mengetuk pintu itu bukan sahabatnya. Ini masih pagi dan Baekhyun tidak mau mencari masalah dipagi hari yang bahkan matanya sendiripun belum terbuka sepenuhnya.
"Neee, tunggu sebentar." Dan do'anya tidak terkabul karena sekarang Park Chanyeol, sahabatnya, sedang berdiri tepat didepan hidungnya.
"Ada apa Yeol?" Baekhyun berbasa-basi sambil mengucek-ngucek matanya perlahan, ia menatap sahabatnya yang sekarang sedang memandanginya sambil tersenyum dengan wajah aneh.
"Aku akan berkencan loh. Dengan Yejin, kau tahu. Ber-ken-can deng-an Kim-Ye-Jin." Chanyeol menekankan setiap kata yang membuatnya begitu bahagia hari ini. Dan karena ia begitu bahagia di pagi hari yang –meski tidak cerah- disukainya ini ia segera berkunjung ke apartemen sahabatnya yang berada tepat disamping apartemennya untuk membagi kebahagian yang ia dapatkan. Hey, sebentar lagi natal kan? Wajar ia bahagia, apalagi dengan fakta ia akan berkencan dengan gadis pujaannya.
"Se-selamat! Akhirnya penantianmu terbalas Yeol. Uh, aku bahagia untuk sahabat bodohku ini." Saat ini Baekhyun sudah membuka matanya penuh. Bahkan ia hampir melotot karena informasi yang disampaikan temannya ini.
"Wajahmu jangan terlalu berlebihan. Aku tahu kau senang." Chanyeol terkikik didepan pintu sambil mengacak-acak surai coklat milik sahabatnya itu.
"Ya ya ya. Masuk." Baekhyun hampir melupakan fakta bahwa sekarang ini mereka tengah berada didepan pintu apartemennya dan mengobrol seperti orang gila jam setengah 5 pagi.
"Oke. Rumahmu berantakan." Baekhyun melotot.
Oke, anggap saja Chanyeol buta jika kalian melihat seberapa rapinya rumah seorang Byun Baekhyun.
-Snow-
Saat ini Baekhyun dan Chanyeol sedang menonton acara televise spesial natal. Yang ia suka dari natal adalah tayangan televisinya yang menarik. Oke, meski sudah diputar berapa kalipun seorang Byun Baekhyun tidak akan pernah bosan.
"Hahaha, lihatlah si penjahat itu benar-benar bodoh. Ia kalah dengan Alex. Lihat saja sebentar lagi ia akan masuk –" saat ini Baekhyun tengah melihat Home Alone 3 dengan wajah bereri-seri ketika sang tokoh utama berhasil menjebak sang penjahat dengan cerdik. Ia tak henti-hentinya bercerita kelanjutan setelah adegan ini dan itu.
Chanyeol mendengus melihat tingkah Baekhyun. "Jika kau sudah tahu ceritanya kenapa masih dilihat ByunBaek?" ia terkikik setelah mengatakannya dan segera menyomot setoples keripik kentang pedas kesukaan Baekhyun, sahabatnya.
"Ini menarik kau tahu. Terkadang orang dewasa benar-benar tidak memikirkan apa yang akan anak kecil –bisa lakukan. Mereka terlalu terpaku pada fakta bahwa anak itu belum dewasa dan mereka tidak bisa melakukannya. Dan film ini benar-benar membuatku menyukainya." Chanyeol melirik Baekhyun sekilas –sambil mengunyah-ngunyah keripik kentang curiannya.
"Ya ya ya. Byun Baekhyun selalu benar."
Baekhyun mendengus miris. Ia tentu saja tidak selalu benar. Bahkan saat ini ia benar-benar sepenuhnya salah. Kesalahan fatal yang perlahan membelenggunya hingga sulit bernapas.
'Aku salah Yeol, aku salah.'
-Drop-
23 desember.
Hari ini Baekhyun sangat sibuk. Dia memang tidak bekerja, apalagi ini natal. Tapi acara di kampusnya benar-benar menyita waktunya. Ia harus membeli ini, membeli itu, melakukan ini-itu, bahkan ia sampai melupakan apakah ia sudah mandi atau belum hari ini. Fakta yang mengejutkan karena ia samasekali bukan orang yang malas. Ia hanya… tidak sempat.
Sebenarnya acara kampusnya hanya acara makan malam bersama saat eve. Dan karena ia sudah menyanggupinya –bersama panitia lainnya– jadi ia juga harus bertanggung jawab bukan. Acara makan malam itu juga diselingi semacam ShowCase bagi para mahasiswa-mahasiswi disana. Dan Baekhyun tentu juga ikut serta karena kita semua juga tahu bagaimana sebuah lagu bisa berkali-lipat menjadi lebih indah jika dinyanyikan olehnya. Well, ya seperti itu…
Jadi jangan salahkan juga jika ia benar-benar melupakan sesuatu.
Park Chanyeol menggerutu sambil mengeratkan jaketnya. Ia benar-benar kesal dan perlahan beranjak pergi setelah membayar 5 cangkir espresso yang dipesannya berulang-ulang kala menunggu seseorang yang melupakan janjinya.
"Kau melupakannya. Aku tidak percaya kau melupakannya, Baekhyun." Desisnya dengan wajah memerah.
.
Flashback
23 Desember. 15 tahun yang lalu.
"Eomma, kita benar-benar akan pindah?." Seorang anak kecil menunjukan aegyeonya sesekali sambil bertanya pada Eommanya. Meski ia kedinginan. Tapi ia benar-benar tertarik dengan rumah barunya.
"Aigoo Baekhyun, sudah Eomma benar-benar tidak kuat melihat aegyo mu lagi. Kau sangat menggemaskaaaaan~ tentu saja sayang. Bukankah kita sudah diperjalanan? Kenapa masih ragu, hm?" Eomma Baekhyun membalas sambil mencubit pipi anaknya dengan gemas.
"Nah kita sudah sampai."
"Eomma, ini sangat baguuuus dan besaaaaaaar." Baekhyun kecil merentangkan tangannya lebar-lebar dan mengerucut saat ternyata tangannya samasekali tidak terbentang lebar.
"Haha, anak eomma lucu sekali. Yeppeoooh~ ups hahaha." Eomma Baekhyun tertawa saat ia keceplosan memuji anaknya cantik. Ya, Baekhyun memang cantik untuk ukuran namja kecil saat itu –meski sampai sekarang. Rambutnya yang berwarna sedikit kecoklatan dibiarkan panjang jadi jangan salahkan beberapa –banyak –orang yang mengira Baekhyun perempuan.
"Kyeoptaa~ eomma. Kyeoptaaaa~" Baekhyun selalu mengerucutkan bibirnya saat semua orang memanggilnya Yeppeo. Bahkan sampai umurnya yang ketujuh sekarang, belum pernah ada orang yang memujinya tampan kecuali Ayahnya. Well, ia jadi merindukan ayahnya sekarang..
"eum.. Eomma, kapan Appa pulang.?
"Natal sebentar lagi bukan? Ayah akan pulang."
"jinjayoo-"
Chanyeol kecil sedang berjalan malas sambil membawa sebuah nampan ditangannya. Rambutnya basah oleh keringat setelah sepanjang hari bermain basket diujung kompleks dengan Sehun dan Jongin. Ia menggerutu sebal saat eommanya menyuruhnya memberikan sepotong kue untuk penghuni rumah baru diseberang rumahnya.
"Annyeong."
"Iya, sebentalr." Baekhyun bergumam pelan setelah ia mengucapkan "sebentar". 'Apa itu sudah benar… ah alr arl ar.. sepelrtinya sudah sedikit hilang.' Ia masih sedikit cadel rupanya.
'cklek'
"An-nyeong, ada apa ya?" Baekhyun memandang pemuda kecil di hadapannya dengan heran. Ia tidak bergerak dan hanya memandangnya dengan ekspresi aneh.
"hei.. kau tidak apa-apa?"
"..ye..ppeo.." gumam Chanyeol tanpa melepaskan sedikitpun pandangannya dari sosok cantik Baekhyun yang baru pertama kali dilihatnya.
"Aishh.. aku Kyeopta otte?" Baekhyun berkacak pinggang saat menemukan fakta bahwa satu orang lagi tengah memanggilnya "Yeppeo". Tapi entah kenapa kali ini ia tidak marah.
"Ah, aku tinggal di depan rumahmu. Ini dari eommaku, cantik." Chanyeol menunjuk rumahnya sambil tersenyum manis. Ini pertama kalinya sejak 8 tahun ia hidup dan ia terpesona seperti ini pada seorang gadis yang baru saja ditemuinya. Wajahnya manis, kulitnya sehalus salju –Chanyeol tadi tidak sengaja menyentuhnya ketika memberikan nampan.
"Tunggu sebentar." –tentu saja manis. Chanyeol langsung menyahut dalam hatinya. Ia benar-benar tidak akan beranjak kemana-mana, tenang saja.
Baekhyun menghilang sebentar ke dapur setelah itu kembali lagi. "Aku mau main. Nah kau kan teman pertamaku.. eum.. aku Byun Baekhyun." Dan saat itu juga Chanyeol menyentuh sebuah tangan halus yang benar-benar merengkuh hatinya dalam sekali sentuhan.
"Park Chanyeol, aku Chanyeol."
Sejenak kita tahu bahwa tanggal 23 desember merupakan momen penting bagi kedua sahabat itu.
-Exo-
Flashback off, Kembali ke waktu semula.
Byun Baekhyun mendesis seperti orang kesetanan tatkala ia ingat tanggal berapa sekarang. Ia menarik jaketnya dengan cepat dan berlari seperti orang gila meninggalkan teman-temannya yang sedang melakukan gladi resik menatapnya penuh tanda tanya besar.
"Aku gila.. aku bodoh.. bodoh.. bodoh.. bodoh." Baekhyun berhenti disebuah lampu jalanan yang sudah tertupu putihnya salju. Ia memandang keatas dan melihat salju turun dengan indahnya mengisi kesendiriannya.
Maafkan aku Chanyeol, aku memang yang terbodoh. Bahkan dengan semua rasa yang membuatku sesak seperti ini, aku tetap saja bodoh. Sudah 15 tahun penuh kita bersama. Meski aku berharap beberapa tahun kemudian kita tetap bersama, namun mungkinkah Chanyeol? Mungkinkah takdir kita akan bersatu seperti yang kumau?
TBC
Uh maafkan saya. Saya lupa tulis Prolog di Chapter kemarin. Sebenernya itu Prolog. Dan ini baru chapter 1 hehe. Pada bingung ya kenapa Baekhyun terkesan menghindari Chanyeol. Saya berniat buat discontinued sebenernya, tapi ide menclok dan akhirnya saya ketik ulang.
Big Thanks :
Akita Fisayu, , widyaokta, cho kyuminyeol, ajib4ff, Jung Jisun, Jo alivia rahyan, chanbaek2min, Riyoung Kim, RoseEXOticsFRIEND
Maaf udah bikin kalian semua bingung dan Gomawo.
last, Mind to review?