Kiss

By D2L

Rate T

Genre: Suspense/ Romance

Summary: Dengan kedua paras wajah mereka yang tampan, mereka dengan mudahnya memikat perhatian seseorang lalu memanfaatkannya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Begitulah kebiasan yang kedua manusia itu. Sungmin dan juga Kyuhyun yang tidak pernah terpisahkan. Bahkan saat mereka saling berbagai kekejian dunia di tangan mereka.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

Semuanya bermula pada malam hujan badai itu. Kediaman Lee yang terkenal sebagai keluarga yang paling kaya di Korea Selatan kemasukkan beberapa komplotan pencuri yang sekaligus berkedok pembunuh. Saat itu, benar-benar mimpi buruk bagi anak kedua keluarga besar itu, Lee Sungmin saat dia pulang ke rumahnya setelah beberapa tahun belajar di negara tetangganya. Betapa menggenaskannya ketika beberapa hari menuju hari ulang tahunnya, dia malah melihat kedua orang tuanya tergeletak tak jauh dari pintu masuk dengan keadaan yang sudah tak bernyawa lagi.

Sungmin menjatuhkan tas miliknya dan beberapa bingkisan oleh-oleh yang awalnya akan diberikannya pada kedua orang tuanya. Sungmin berlari ke arah maya orang tuanya itu dan memeluknya bergantian dengan air mata yang sudah tidak bisa dibendung lagi. Dan kemudian matanya berkilat penuh dengan ambisi untuk membalaskan dendamnya. Membunuh kembali siapapun yang sudah merengut kedua orang tuanya, merengut kebahagiaannya satu-satunya.

Di saat yang sama. Bukan hanya satu anak manusia ini yang menjadi mosnter yang harus akan balas dendam. Tak jauh dari kalangan orang kaya tersebut, komplotan yang sepertinya sama dengan yang membunuh kedua orang tua Sungmin, baru saja merampok kediamaan keluarga Cho yang kekayaannya berada tepat di bawah keluarga Lee. Kini Cho Kyuhyun sedang meratapi ibunya yang terbujur kaku di atas tempat tidur sang mendiang ibunya.

Keluarga satu-satunya. Ibunya yang berharga kini sudah tidak ada beserta dengan segala barang berharga yang ada di dalamnya. Tapi tentu saja orang manapun tidak akan mempermasalahkan sebanyak apapun harta yang mereka kehilangan yang penting tak ada satupun orang berharga mereka yang harus merengut nyawa karena harta yang tentu saja bisa dicari lagi dengan mudah.

Kyuhyun tersenyum lemah menatapi wajah ibunya untuk terakhir kalinya. Dengan lembut dia membelai awajah ibunya dan menutup mata ibunya yang terbuka. Merapikan baju ibunya agar lebih pantas dan mengatur bentuk tubuh ibunya agar menjadi lebih layak di atas tempat tidur itu. Lalu kemudian dia berjalan keluar dari kamar itu dan menutup pintu tersebut dengan pelan.

Kyuhyun berjalan menuju kamarnya.

Dia harus keluar dari lingkungan elite ini, pikir Kyuhyun. Lagipula tidak ada gunanya lagi dia menjadi salah satu anggota Cho yang tersisa dengan segala warisan yang melimpah. Jika dia tetap berada dalam lingkungan itu dan akhirnya identitasnya sebagai anak Cho rahasia-yang sama sekali belum pernah menampakkan dirinya di depan publik- ketahuan, Kyuhyun tidak akan bisa leluasa untuk mencari pembunuh ibunya.

Polisi saat ini tidak ada gunanya. Walaupun dia menjadi pewaris sah dan memerintahkan para polisi bodoh itu untuk mencari pelakunya,polisi itu tidak bisa menangkapnya karena Kyuhyun yakin bahwa pembunuhnya itu adalah orang dalam. Orang sesama rekan kerja ibunya yang berniat untuk mengambil alih perusahaan Cho tentu saja dengan segala kekayaannya. dan dengan salah satu keluarga elite lagi, para polisi itu pasti tidak akan bisa berkutik.

Lebih baik Kyuhyun melakukannya sendiri,kan? Lagi pula akan lebih menyenangkan dan memuaskan hasrat dendamnya jika dia membunuh pembunuh itu dengan tangannya sendiri.

Lalu saat itu juga Kyuhyun dengan cepat mengambil barang-barang yang akan dibutuhkannya nanti untuk pelariannya. Segalanya. Dan tentu saja Kyuhyun akan membuat para polisi itu tidak bisa melacak keberadaannya atau bahkan akan berpikir bahwa dia sudah mati. Kyuhyun adalah seorang jenius lulusan psikologi. Tak susah untuk memanipulasi kaum sesamanya.

Beda dengan apa yang diputuskan oleh CEO Lee yang baru ini. Ya, kau tidak salah dengar. Kini Lee Sungmin menggantikan ayahnya sebagai pemegang perusahaan tunggal dan termudah bagi perusahaan besar ini.

Lee yang satu ini berpikir, jika dia semakin masuk ke dalam kalangan elite, maka tentu saja dia akan memiliki lebih banyak akses untuk mencari pelakunya. Sepertinya anak yang satu ini berpikiran yang sama dengan korban kita yang satunya, Cho Kyuhyun.

Sungmin mengerutkan keningnya. Dalam data yang baru saja di dapatkannya dari para informan, dia menemukan sebuah foto di mana ada seorang laki-laki berambut coklat ikal terselip dibalik data tentang komplotan pembunuhan yang sudah membunuh kedua orang tuanya beberapa hari yang lalu.

Sungmin semakin heran ketika dia membalikkan foto itu. Di ujung foto bagian belakangnya dia menemukan serangkaian tulisan yang bertuliskan 'Cho Kyuhyun'.

Kyuhyun anak Cho yang identitasnya selalu disembunyikan itu? Oh, Sungmin sama sekali tidak menyangka padahal mereka satu universitas di Jepang, walau mereka mengambil jurusan yang berbeda. Dirinya mengambil management sedangkan Kyuhyun psikologi. Dengan adanya perbedaan jurusan itu, mereka hanya sekedar saling tahu sebab kedua orang itu selalu mendapat nilai tertinggi dalam masing-masing jurusan yang mereka tekuni.

Hanya ada dua kondisi kenapa informan itu memasukkan foto Kyuhyun ke dalamnya. Pertama Kyuhyun adalah salah satu pelaku pembunuhannya yang entah kenapa Sungmin yakin bukan Kyuhyun orangnya, melainkan Kyuhyun adalah orang yang sama dengan dirinya. Dari pada ragu, lebih baik Sungmin menyakinkan dirinya dengan menanyakan dari sumber pengirim foto ini,kan?

"Maaf menganggu malam-malam begini tuan informan. Tapi bisakah aku tahu kapan dan bagaimana ciri-ciri orang yang sekilas dilihat oleh tetangga di sana saat pembunuhan di kediaman keluarga Cho beberapa hari yang lalu?" Sungmin bertanya dengan nada berhati-hati.

"Tentu saja klientku yang terhormat, tapi aku hanya bisa menjawabnya secara singkat. Semoga kau tidak akan curiga kalau aku berkhianat padamu karena jawaban itu," jawab sang informan terkesan ambigu.

Sungmin mengerutkan keningnya, tapi ditepisnya, dan dia sungguh penasaran dengan perkataan informan itu."Katakan saja."

"Pembunuhan itu sama dengan pembunuhan milikmu." Suara itu berubah seketika, dan Sungmin mengenal suara itu. Lalu dengan cepat sang informan langsung mematikan sambungan telepon itu.

"Ck. Sial. Kenapa aku malah ikut arus dalam permainan mereka. Kini mereka tahu apa yang akan kulakukan pada mereka. Ini betul-betul tidak sama dengan prediksiku dan akan semakin sulit untuk menemukan mereka." Sungmin menghantam telepon miliknya kembali ke tempatnya dengan kasar.

"Tapi informan itu memberikanku data tentang anak Cho itu. Kenapa dia melakukannya? Dia sama saja memberikan hint padaku akan orang yang bisa kujadikan sebagai sekutuku dan memberi peluang untuk menangkapnya dan komplotan bangsatnya itu," Sungmin bermonolog sendiri.

"Di sisi lain juga dialah yang juga melakukan pembunuhan itu," lanjut Sungmin.

Pada malam pembunuhan itu, Sungmin memeriksa bahawa kamera pengintai yang ada di rumahnya masih berfungsi, dan merekam kejadian itu walau tidak terllau jelas, sebab saat itu keadaannya sangat gelap, dan yang terekam hanyalah suara dari sang pembunuh-pembunuh itu, dan salah satu suara yang ada adalah suara sang informan tadi. Tapi kalau memang informan itu pembunuh orang tuanya, kenapa berlaku seperti teman yang sedang membantunya,kan?

Kemudian tiba-tiba ada suatu hal yang terlintas dalam pikiran Sungmin.

"Kyuhyun satu-satunya jawaban, dan yang bisa kuandalkan sekarang."

.

.

.

Dalam masa pelariannya dengan menanggalkan nama marga yang diincar oleh semua orang, Kyuhyun memilih daerah terpencil bernama untuk menyusun strategi miliknya, dan yang terpenting adalah, kota yang akan didatanginya ini nanti terkenal sebagai kota pusat kejahatan terorganisir di Korea. Kemungkinan beberapa orang yang berhubungan dengan pembunuh itu bisa ditemukannya di sini.

Saat ini Kyuhyun sedang menunggu di salah satu halte bus sambil menikmati beberapa lagu dari headseat yang terpasang di telinga sambil menikmati angin yang sepoi-sepoi seorang diri. Tampaknya penduduk Seoul yang lain cukup malas untuk berpergian ke luar kota pada hari kerja ini, Senin.

Akhirnya bus yang ditunggu Kyuhyun datang, Kyuhyun segera berdiri dan masuk ke dalam bus tersebut, dan menggesekkan sebuah kartu khusus untuk membayar biaya transport bus ini.

Kyuhyun mendapati bus itu awalnya kosong melompong, dan itu membuat Kyuhyun sedikit merasa enak, tapi itu hanya sebentar. Ketika Kyuhyun sudah duduk dipaling belakang, tiba-tiba banyak sekali orang.

Saat Kyuhyun sadar dari aksi mengamatinya, dia merasakan ada orang dengan pakaian serba tertutup bahkan wajahnya yang kini duduk di sampingnya di dekat jendela bagian sebelah kanan, di tempat duduk terbelakang. "Jangan bergerak. Atau penyamaran kita akan ketahuan," ucap orang itu. Kyuhyun mengerutkan keningnya karena dia familiar dengan suara itu.

Sungmin? Apa yang dia lakukan di sini? pikir Kyuhyun bingung.

"Tenang saja. Mereka bukan orang yang mengejar kita. Mereka hanya pengunjung biasa yang tinggal di sekitar sini," ucap Sungmin kembali seraya menyamankan posisi duduknya, dan memperbaiki topi yang hampir menutup sebagian wajahnya.

Oh. Kyuhyun mengerti. Orang yang tinggal disekitar sini pasti memperlambat waktu datangnya karena rumah mereka dekat. Itu lebih baik daripada mereka menunggu seperti orang bodoh. Berbeda dengan dirinya dan juga orang yang ada di sampingnya. Mereka berasal dari distrik yang sangat jauh dari sini. Sengaja tentu saja.

"Apa yang kau lakukan di sini sekarang?" tanya Kyuhyun dalam suara bisikan.

"Kumohon berhentilah bertanya sekarang. Aku capek sekali," ucap Sungmin, dan lalu dia menutup kedua matanya. Sungmin tertidur, dan tanpa sengaja bersandar pada bahu kanan milik Kyuhyun.

Akh, tentu saja. Kenapa kau tidak menyadarinya? Perjalanan ke distrik ini sangat jauh, apalagi Sungmin datang paling terakhir. Dia pasti mengebut agar bisa dapat perhentian bus yang saat ini sedang dinaikiku, pikir Kyuhyun.

Melihat Sungmin yang tertidur dengan nyenyak, entah kenapa Kyuhyun merasa mengantuk. Oh, ya. Kyuhyun baru ingat bahwa dirinya tidak bisa tidur nyenyak. Ketika dia mau menutup matanya, yang dia dapati selalu saja mimpi buruk, tapi mungkin dengan adanya Sungmin yang seperjalanan dengan dirinya, dia bisa tertidur dengan nyenyak untuk kali ini.

Lalu mereka menikmati perjalanan mereka menuju Mokpo.

Kyuhyun, dan juga Sungmin kini merenggangkan tubuh mereka di tempat tidur kamar hotel milik mereka. Kedua orang itu tampak sibuk membicarakan sesuatu.

"Apa maksudmu kau bisa tahu diriku hanya karena seorang informan?" Kyuhyun berusaha untuk mengurangi volume suara miliknya.

"Maksudku aku sudah tahu bahwa kau adalah Cho Kyuhyun dari data informan milikku, tapi jika saja tidak ada data itu, maka aku tidak akan tahu bahwa kau adalah salah satu korban dari komplotan itu yang artinya ibumu sudah meninggal. Kupikir entah kenapa polisi menutupi kematian ibumu dan juga kehilangan dirimu. Tidak sepertiku yang sudah beredar di mana-mana," jelas Sungmin.

Kyuhyun melipatkan kedua tangannya di depan dadanya. "Itu karena kau memilih untuk tampil dipublik sedangkan aku tidak. Para polisi itu menggunakan kesempatan yang langkah itu apalagi dari dulu sampai sekarang tidak ada seorangpun yang tahu identitasku. Akan semakin mudah untuk memanipulasi kenyataan yang ada. Dengan tidak adanya diriku, berarti terjadi kekosongan pewaris. Bisa saja seorang berpura-pura menjadi diriku dengan menyerahkan data palsu dan akhirnya semua warisan akan diturunkan padanya,bukan?"

Sungmin memasang wajah kaget. "Memangnya pengacaramu sendiri tidak tahu bahwa kau itu anak dari keluarga Cho?"

"Sudah kubilang tidak ada,kan? Bahkan keluarga besar ayah dan ibuku saja tidak tahu. Apalagi pengacara yang bahkan sudah diluar dari lingkungan keluargaku. Hanya ayah dan ibuku saja yang tahu. Plus kau sekarang dan beberapa pembunuh sialan lalu informan gelap," jelas Kyuhyun.

"Ngomong-ngomong, informan yang kusewa yang tadi kusebutkan ternyata adalah salah satu pembunuh yang bersengkongkol dalam membunuh orang tuaku." Ucapan Sungmin membuat Kyuhyun mungkin saja akan tersedak jika saat ini dia sedang minum air.

"APA?!" teriak Kyuhyun.

"Sstt! Kau ini kenapa tidak bisa tidak berteriak,sih!" ucap Sungmin marah.

Kyuhyun mengibas-ngibaskan tangan kanannya. "Maaf. Terlalu refleks."

"Tapi darimana kau tahu jika informan yang kau sewa itu ternyata salah satu dari pembunuh itu?" tanya Kyuhyun penasaran.

"Di rumahku banyak sekali cctv, dan dari salah satu rekaman dimana yang bisa didapatkan hanya pelaku pembunuhan kedua orang tuaku. Dan salah satu dari suara yang muncul sama dengan suara informanku," jawab Sungmin.

"Lalu kenapa kau tidak sadar pada awalnya?" Kyuhyun kembali bertanya.

"Bisa saja dia mengubah suara, dan akhirnya menunjukkan suara asli. Tapi hal itulah yang membuatku bingung, apalagi dia terkesan membantuku dengan memberitahukan biodata dan keberadaanmu sekarang," jawab Sungmin.

Kyuhyun tampak menimbang-nimbang perkataan Sungmin, dan berusaha untuk mencari tahu apakah laki-laki yang ada di depannya ini berbohong. Dan nihil. Mata Sungmin benar-benar memancarkan kejujuran.

"Sebaiknya kita istirahat sekarang. Besok kita akan melakukan aktifitas yang lebih berat, memburu beberapa yang bersangkutan dengan mereka secara langsung," ucap Kyuhyun. Dirinya mulai merebahkan diri di atas tempat tidur.

Sungmin terkaget mendengar penuturan Kyuhyun. "Dari mana kau tahu semua itu?"

"Malas-malas begini aku punya banyak koneksi Lee Sungmin. Tidak sepertimu orang yang kaku!"

Kyuhyun mendapati bahwa akan ada transaki yang terjadi ilegal yang terjadi di daerah pelabuhan kota ini pada salah satu gedung tua yang mengerikan, tetapi dalamnya seperti sebuah istana dengan segala kemewahannya. Dan di sinilah kedua orang itu sekarang. Sedang bersembunyi di salah satu drum tak terpakai yang ada di pintu belakang rumah yang dijadikan transaksi ilegal itu.

Kyuhuyn yang berinisiatif untuk membuka pintu belakang itu dengan hati-hati sambil memegang sebuah pistol di tangan kananya. Setelah merasa tidak ada bahaya, Kyuhyun memberi tanda pada Sungmin untuk keluar dari tempat persembunyiannya, dan mengikutinya.

Mereka berjalan di rumah tua yang gelap itu. Mata Kyuhyun dan juga Sungmin teralihkan pada salah satu ruangan yang bercahaya benderang di lantai dua. Mereka segera berjalan ke sana, dan sesampainya di sana, Kyhyun dengan beraninya langsung membuka pintu dan menyeringai ke arah para penjahat itu.

"Maaf saja jika kami menganggu kesenangan kalian," ucap Kyuhyun, dan langsung saja dia mengeluarkan pistolnya lalu menembaki salah satu penjahat tepat di dahinya.

Sungmin yang baru saja melihat sebuah kematian tepat di depan matanya, tidak mampu untuk melakukan hal yang sama. Kyuhyun yang melihat hal itu mendecak kesal. Walaupun Sungmin mempunyai dendam akan kematian orang tuanya, tetap saja dendam itu tidak bisa merubahnya menjadi mosnter pembunuh seperti dirinya. Kyuhyun lupa jika Sungmin dibesarkan dikeluarga baik-baik. Tidak sepertinya dirinya, mungkin?

"Kau diam saja jika tidak berani!" seru Kyuhyun marah. Sungmin hanya bisa diam dan melihat apa yang Kyuhyun lakukan. Sungguh. Padahal tekadnya sudah bulat bahwa dia akan membunuh pelakunya dengan kedua tangannya sendiri, tetapi rupanya dirinya masih belum sanggup melakukannya. Belum sanggup merengengut nyawa orang lain dengan tangannya.

Kyuhyun mengambil satu pistol lagi dari balik jaket hitam miliknya. Sambil menyeringai, Kyuhyun menembaki dua orang yang paling dekat dengannya. Sisa penjahat yang lainya marah, dan kemudian balik membalas, tapi Kyuhun bergerak lebih cepat dan menembak salah satu lampu kristal sehingga terjatuh dan menimpa para penjahat itu.

Kyuhyun kembali memasukkan kedua pistolnya ke balik jaketnya, dan menggantinya dengan dua buah pisau yang sempat diambilnya pada salah satu meja makan yang ada di sana. Kyuhyun berlari ke arah para penjahat itu.

Salah satu peluru melesat ke arah pundak kanannya, Kyuhyun menunduk dan memutarkan badannya lalu menendangkan kakinya menghantam salah satu penjahat yang hendak menyerangnya karena mengiran Kyuhyun fokus pada menghindari peluru itu.

Sebelum penjahat yang akan jatuh itu cukup jauh darinya, Kyuhyun menggerakkan tangannya untuk memotong kepala penjahat itu dengan pisau miliknya.

Kyuhyun melemparkan kedua pisaunya dengan cepat ke arah datangnya peluru. Pisau dan peluru itu berdecit ketika saling bersentuhan. Peluru itu meleset dan akhirnya menancap di dinding, sedangkan pisau itu dengan mantap melayang ke puncak kepala salah satu penjahat, dan juga bahu kiri penjahat yang satunya.

Kyuhyun dengan cepat mengambil tipe senjata yang cukup bagus dari penjahat yang kepalanya tadi sudah dipenggalnya. Jenis senjata itu adalah Uzi. Dengan satu kali kau menarik pelatuknya, maka akan ada 40 butir peluru yang akan keluar berturut-turut tanpa bisa berhenti sampai jumlah peluru itu habis sepenuhnya. Senjata otomatis singkatnya.

Kyuhyun mengarahkan senjata itu ke kanan dan juga ke kiri. Terus menyerang para penjahat itu sampai tidak ada lagi yang tersisa. Semuanya mati dengan senjata memetikan itu.

Kyuhyun melemparkan senjata itu ke lantai setelah semua pelurunya habis.

Kyuhyun melawan para penjahat itu seperti dia sudah pernah melakukannya sebelumnya. Sungguh profesional. Dan sungguh mengerikan bagi mata Sungmin.

"Mereka betul-betul lemah," ucap Kyuhyun seraya menyeka darah penjahat yang terkena di bagian pipinya.

Sungmin benar-benar ketakutan melihatan semuanya. Tubuhnya bergetaran, dan matanya mengeluarkan sedikit air mata.

"Kau hanya akan menganggu aksiku Tuan muda Lee," Kyuhyun menyindir Sungmin. Bukan betul-betul menyindir, dia hanya ingin mengusir Sungmin secara tidak kasat mata saja. Sungguh, dia ironis melihat Sungmin yang ketakutan, bahkan hampir menangis melihat pembantaian yang baru saja dilakukannya.

"M-maaf," ucap Sungmin terbata sambil menghapus air mata miliknya dengan kasar.

"Sstt… seharusnya aku yang minta maaf. Kau tidak pernah melihat ini secara langsung. Kau pasti sangat ketakutakan," ucap Kyuhyun menenangkan Sungmin. Dengan lembut dia mengelus rambut Sungmin, dan mempererat pelukannya.

"Kita harus pergi sekarang. Sebelum para polisi menemukan kita," ucap Kyuhyun , dan hanya dibalas anggukan kecil Sungmin yang masih memeluknya, dan menundukkan kepalanya.

Lalu dengan sengaja Kyuhyun memukul urat saraf Sungmin yang ada di leher Sungmin. Sungmin langsung jatuh pingsang, dan Kyuhyun segera mengendongnya .Entah kenapa aku merasa Cho Kyuhyun kita ini sedang menyembunyikan sesuatu dibalik bakatnya yang terbilang tidak lazim.

Akh, Tunggu. Kyuhyun berhenti berjalan. Dia membaringkan Sungmin sejenak di atas lantai, dan berjalan menuju tumpukan mayat para penjahat itu. Matanya dengan teliti mencari sesuatu. Seringai terukir di sana.

"Senjata yang cukup bagus," ucap Kyuhyun seraya mengambil beberapa senjata yang dicurinya dari tubuh mayat-mayat para penjahat, dan menyimpangnya dengan aman pada tas selempang yang baru saja dicurinya lagi dari para mayat penjahat itu.

Serius. Laki-laki berambut ikal ini pasti menyembunyikan sesuatu.

Setelah aksi pembunuhan mereka kemarin, -ralat, yang membunuh kemarin hanyalah Kyuhyun saja, dan tidak termasuk Sungmin- mereka segera mengambil pesawat dengan penerbangan tengah malam untuk ke kota Incheon. Mereka terlalu takut jika mereka menunda keberangkatan mereka, polisi itu kemungkinan sudah bisa mencium siapa pelakunya.

Ini gawat. Dalam beberapa detik terakhir. Kyuhyun hanya berharap satu, yaitu mereka betul-betul tidak bisa ditemukan.

Kyuhyun tersenyum kecil saat melihat Sungmin yang sedang tertidur lelap, dan bersandar di bahu kanannya. "Have a nice sleep," ucapnya seraya mencium puncak kepala Sungmin, dan di sisi lain dengan terus memegang tas selempang miliknya seperti takut ada seseorang yang akan mencurinya di atas pesawat ini.

Ukh, tunggu. Itu tas yang penuh senjata tadi,kan? kenapa orang ini bisa dengan mudah menyelundupkannya?

.

.

.

TBC

.

.

.

A/N: Maaf jika kurang bagus TT_TT but can I have review?