Heart To Hurt

Cast: EXO

Summary: Tao mencintai Kris. Dengan melihat senyuman Kris saja, sudah dapat membuat Tao senang sekali. Apalagi sekarang? Ketika Tao sudah menjadi 'kekasih' Kris. "Tao, apa kau puas dengan hanya menjadi selingkuhan Kris?" "Kau kan tau Kris hanya mencintai Xiumin." "Tapi Xiumin-ge hanya mencintai Chen-ge." Bad Summary. KrisTao/TaoRis. Slight!KrisMin/ChenMin/ChanTao. BL. DLDR!

-0-

"Hei, lihat itu! Ada Kris sunbae dan Xiumin sunbae!"

"Ya! Astaga, mereka cocok sekali!"

"Iya, yang satu sangat tampan, dan yang satu sangat imut!"

Bisik-bisik itu terhenti ketika seorang namja bermata panda memasuki kantin. Namja bermata panda yang bernama Tao itu langsung terlihat kebingungan.

"Baekhyun hyung, kenapa mereka semua berhenti berbicara?" bisik Tao pada Baekhyun yang berada di sampingnya "Apakah kehadiran-ku mengganggu mereka?"

"Tidak. Sudahlah, lupakan saja, Tao-ie," kata Baekhyun "Mereka hanya kaget karena kau tiba-tiba masuk. Sudah ayo duduk."

Baekhyun langsung menarik tangan Tao dan membawa-nya menuju salah satu tempat yang kosong. Yah, sebenarnya hanya satu tempat yang tersisa. Jadi, mau tak mau mereka harus duduk di tempat itu. Walaupun, itu adalah keputusan yang salah, menurut Baekhyun.

Tempat duduk mereka menghadap langsung kearah dua pasangan yang sedang ber lovey-dovey ria. Kris dan Xiumin. Pasangan yang diship kan oleh banyak orang di SM High School.

Baekhyun yang menyadari akan pemandangan itu langsung memperhatikan ekspresi Tao. Tao terlihat menundukkan wajahnya dan sibuk memakan makanannya. 'Akting yang bagus,' pikir Baekhyun 'Tapi tak cukup bagus untuk mengelabui-ku.'

Baekhyun sudah tau kalau Tao menyimpan suatu perasaan pada Kris. Suatu perasaan yang lebih dari teman. Dan Baekhyun juga tau, kalau hubungan antara Tao dan Kris bukanlah hubungan antara sunbae-hoobae lagi sekarang. Hubungan mereka… lebih spesial. Hanya saja, hubungan itu adalah suatu hubungan yang salah.

"Tao?" panggil Baekhyun "Kenapa menunduk terus?"

Tao mengangkat wajahnya. Namun, ia tidak menatap ke pemandangan yang ada di depannya. Ia langsung menoleh cepat kearah Baekhyun.

"Hehe, aku hanya sedang lapar saja, hyung. Makanya aku sangat fokus untuk memakan makananku," kata Tao sambil memasang senyum cerah-nya "Oh ya, kenapa hyung tidak memakan makanan-mu?"

"Aku baru mau memakannya," jawab Baekhyun "Oh ya. Aku ingin bertanya pada-mu."

"Bertanya apa?"

"Tao, apa kau puas dengan hanya menjadi selingkuhan Kris?" tanya Baekhyun pelan. Takut menyakiti hati namja manis di hadapannya itu "Maksudku, yah, kau kan hanya…"

"Aku sudah cukup puas, ge," Tao memotong ucapan Baekhyun "Aku sudah cukup puas dengan hanya menjadi selingkuhannya. Aku puas. Selama ia ada di sampingku, aku puas."

Baekhyun terdiam. Ia mengerti, sangat mengerti. Ia tau kalau Tao mencintai Kris. Sangat mencintai, malahan. Kris itu… cinta pertama Tao. Bahkan Tao sudah kegirangan seperti seorang gadis ketika menceritakan kejadian Kris meminta Tao untuk menjadi selingkuhannya pada Baekhyun. Baekhyun benar-benar tidak dapat melupakan moment itu. Moment dimana Tao sangat senang.

"Kau kan tau kalau Kris hanya mencintai Xiumin," kata Baekhyun "Ia tidak pernah mencintai-mu."

"Xiumin-ge juga hanya mencintai Chen-ge," balas Tao "Tapi itu tak menjadi penghalang bagi Kris-ge dan Xiumin-ge untuk bersama."

"Hhh. Kau hanya… tidak mengerti," kata Baekhyun sambil mengaduk-aduk makaannya "Sudahlah, cepat habiskan makanan-mu, lalu aku akan mengantarkan-mu ke kelas."

"Arraseo,"

-0-

"Tao, aku punya album baru Bigbang di rumah, kau mau lihat?" tanya Chanyeol, teman sebangku Tao "Aku juga punya album baru Super Junior dan SNSD."

"Apa? Kau punya album baru Bigbang?" Tao terlihat sangat kaget "Kyah! Chanyeollie! Kenapa kau bisa mendapatkannya? Aku sudah berkeliling ke semua tempat dan ternyata sudah habis semua! Ahh! Kau benar-benar beruntung!"

"Tentu saja," kata Chanyeol dengan ekspresi bangga "Kau tau? Aku harus mengantri dua jam untuk mendapatkan album ini."

"Uhh! Aku benar-benar iri," kata Tao sambil mempoutkan bibirnya "Kau benar-benar beruntung, Yeollie!"

"Haha, aku memang beruntung," balas Chanyeol "Jadi bagaimana? Mau ikut ke rumah-ku, tidak?"

"Umm…," Raut wajah Tao terlihat ragu "Aku ingin sekali, tapi, nanti sepulang sekolah aku ada acara."

"Acara apa? Acara dengan Kris sunbae lagi?"

Ucapan Chanyeol sukses membuat Tao terdiam. Tao bertanya-tanya dalam hati, kenapa Chanyeol bisa tau? Ia bahkan belum bercerita pada siapa-siapa. Pada Baekhyun saja belum.

"Ke-Kenapa Chanyeol bisa tau?"

"Hanya insting," balas Chanyeol "Kau mau kemana lagi?"

"Aku mau ke toko buku," jelas Tao "Kata Kris-ge, ada buku yang sangat penting dan harus ia beli secepatnya."

"Hhh. Padahal kan ada Xiumin sunbae. Kenapa harus kau?" kata Chanyeol. Chanyeol berusaha keras untuk menjaga intonasi-nya "Ia mulai menganggap-mu. Sepertinya."

Tao hanya diam. Di sekolah ini memang hanya Baekhyun dan Chanyeol yang tau kalau Tao memiliki hubungan yang lebih dari sunbae-hoobae dengan Kris. Yang lainnya? Tidak tau. Bahkan kakak Tao, Luhan, sama sekali tidak tau bahwa adiknya tengah menyukai seseorang.

"Yeollie, mianhae, ne?" Tao mengeluarkan suaranya. Ia menatap Chanyeol "Sebenarnya aku ingin sekali ikut ke rumah-mu, tapi aku sudah keburu janji dengan Kris-ge."

Ketika Tao mengeluarkan jurus aegyo-nya, Chanyeol langsung mengalihkan pandangan dari namja itu. Ia berusaha keras menyembunyikan semburat merah yang muncul di pipi-nya.

"I-Iya, aku maafkan, kok. Lagipula aku tidak marah," balas Chanyeol

"Benarkah? Uwaa Yeollie baik sekali," kata Tao senang "Gomawo, ne?"

Chanyeol hanya menganggukan kepalanya kaku. Ia benar-benar tidak habis fikir mengapa semburat merah bisa muncul di pipinya dengan sebegitu mudahnya. Hanya karena aegyo dari namja bernama Huang Zi Tao itu.

"N-Ne…,"

-0-

Tao melangkahkan kakinya cepat menuju kelas 3-2. Tempat dimana Kris berada sekarang.

Jadwal pulang murid kelas tiga memang sedikit lebih lama dari kelas satu dan dua karena ada pelajaran tambahan. Tapi tetap saja, Tao tak ingin terlambat barang sedikit-pun.

Dan benar saja, ketika berada di dekat kelas 3-2, para murid di dalam masih belajar. Akhirnya Tao mendudukkan dirinya di bangku yang ada. Tempat ia bisa mengamati keadaan kelas tanpa terlihat.

Mata Tao terpaku pada pemandangan Kris yang terlihat tengah bersurat-suratan dengan Xiumin. Tao sudah tau apa yang ada di dalam surat itu tanpa harus melihat isinya. Pasti isi surat itu adalah puisi dari Kris untuk Xiumin. Kris memang termasuk orang yang puitis dan romantis. Membuat ia menjadi namja ideal untuk para yeoja maupun namja di luar sana. Menurut Tao, Xiumin begitu beruntung karena bisa mendapatkan cinta dari seorang Wu Yi Fan.

Jangan anggap kalau Tao mendapat perhatian yang sama dari Kris. Kris tidak pernah membuat kata-kata puitis untuk Tao. Kris tidak pernah memberikan perhatian yang sama dengan yang ia berikan pada Xiumin. Bagi Kris, Tao hanyalah 'alat' untuk memuaskan diri-nya. Bukan, bukan memuaskan dirinya dalam hal 'itu', tapi, lebih seperti untuk menggembirakan diri. Karena, Kris sendiri sudah tau kalau Xiumin tidak mencintai dirinya. Tapi mencintai Chen.

Dan dengan ikhlas-nya, Tao menerima itu semua. Ia menerima diperlakukan seperti itu oleh Kris. Mau bagaimana lagi? Tao sudah sangat mencintai Kris. Tao sudah menyukai Kris sejak pertama kali ia melihat namja itu di lapangan sekolah. Dan Tao sangat bahagia ketika ia bisa dekat dengan Kris, bahkan sekarang sudah bisa menjadi… yah, itu lah.

Tao tau, konsekuensi mencintai seseorang adalah seperti ini. Hati tersakiti dan terus merasa sesak. Terutama jika dia mencintai seseorang yang sudah menjadi kekasih. Begini lah, akhirnya. Tersakiti terus menerus.

BRAAK

Tao tersentak kaget ketika mendengar bunyi pintu yang di buka secara tiba-tiba. Saat itu juga Tao menyadari penyebabnya. Ternyata anak-anak kelas tiga sudah dibolehkan pulang. Karena itu semua orang perlahan mulai berhamburan keluar dari kelas.

Tao dapat melihat bahwa Kris dan Xiumin belum keluar dari kelas mereka. Ternyata penyebabnya adalah… Kris memang sengaja menunggu kelas sepi untuk merangkul Xiumin dan berjalan keluar bersama-nya. Membuat Tao merasa sesak ketika melihatnya. Tapi, Tao berusaha tersenyum.

"Hai, Xiu-ge, Kris-ge," sapa Tao sambil tersenyum

"Ah, hai, Tao-ie," balas Xiumin dengan tersenyum lebar "Mau pergi bersama Kris lagi?"

"Ya, Tao akan pergi bersama-ku," kini giliran Kris yang bersuara "Ia akan menemani-ku membeli buku yang kubutuhkan itu. Kau kan tidak bisa menemani-ku hari ini. Ya sudah, aku mengajak Tao saja."

"Ohh, arraseo," mata Xiumin berbinar "Ya sudah, aku pergi dulu, ne? Hati-hati di jalan. Dan selamat bersenang-senang!"

Ketika Xiumin sudah akan melangkahkan kaki menjauh, tiba-tiba Kris menarik tangan Xiumin dan memeluknya. Kris mendaratkan sebuah kecupan di pipi chubby milik Xiumin.

"Nanti kau ku telfon, ne? Jaga diri-mu, chagiya," kata Kris lembut "Bye."

Muncul semburat merah di pipi Xiumin. Lalu, dengan cepat, ia membalikkan badan dan berlari pergi.

"Nah, Tao. Ayo kita pergi," ajak Kris ketika Xiumin sudah menghilang "Aku harus buru-buru."

Tao hanya menganggukan kepalanya. Hatinya masih sakit karena melihat pemandangan menyakitkan tadi. Astaga. Kenapa Kris harus melakukan hal itu di depannya? Apakah Kris tidak tau kalau Tao tersakiti ketika melihat pemandangan itu?

Kris berjalan terlebih dahulu. Berjalan meninggalkan Tao yang terpaku di tempat. Tapi, Tao cepat-cepat menyandarkan diri-nya dan berjalan cepat menyusul Kris.

"Gege mau pergi ke toko buku yang di depan stasiun atau yang di samping restoran?"

"Di samping restoran. Bukankah kemarin sudah kuberitahu?"

"Oh iya. Aku lupa, ge. Mian," kata Tao sambil mengusap tengkuknya. Ia merasa aneh dengan kecanggungan yang ada

"Nanti dari toko buku, kita makan dulu, ne? Aku akan mentraktir-mu," kata Kris "Sebagai ucapan terimakasih karena sudah mau menemani-ku ke toko buku."

"Eh? Tidak perlu, ge," kata Tao cepat "Sudah bisa menemani gege saja aku sudah senang, kok."

"Sudahlah. Kau harusnya bersyukur saja aku mau mentraktir-mu, oke?" kata Kris "Dan.. eum. Sepertinya itu teman-mu, kan? Siapa namanya? Park Chanyeol?"

"Oh! Ya! Yeollie!" Tao melambaikan tangannya kearah Chanyeol yang tengah berdiri sambil bersandar pada gerbang sekolah "Kenapa kau masih di sini? Kok tidak pulang?"

"Ah, hai, Tao," sapa Chanyeol. Matanya sesekali melirik Kris "Aku menunggu Baekhyun hyung dulu. Baru sehabis itu aku akan pulang bersama-nya. Ia mau melihat album baru SNSD."

"Ah, tentu saja. Baekhyun hyung kan SONE sejati," kata Tao sambil tertawa kecil "Ya sudah, aku duluan, ne? Pay pay!"

"Ah, ne," balas Chanyeol "Hati-hati, ya?"

"Ahaha, ne. Kau juga hati-hati. Awas, nanti Baekhyun hyung pasti histeris karena melihat album SNSD-mu itu,"

"Ahaha, ya. Aku tau itu," balas Chanyeol "Sudah sana, pergi. Kau buru-buru, kan? Dan, oh ya. Nanti aku akan meng-SMS mu, oke?"

"Oke!" balas Tao "Bye-bye Yeollie!"

Tao melambaikan tangannya pada Chanyeol dan mulai berjalan. Tao memperhatkan Kris yang daritadi diam saja.

"Gege kenapa diam saja?"

"Aku tidak diam," balas Kris datar "Sudah. Ayo cepat jalannya."

Tao pun mengangguk. Sisa perjalanan mereka diisi dengan kecanggungan karena keheningan yang diciptakan oleh Kris. Tao benar-benar merasa payah. Biasanya ia bisa bersikap ramai dan cerewet. Tapi, begitu berada di dekat Kris, kenapa rasanya kemampuan bicara-nya menjadi menurun? Bahkan, Tao merasa tak bisa berbicara sama sekali karena terlalu… senang, mungkin?

"Ge, itu toko buku-nya di sana," kata Tao sambil menunjuk ke seberang jalan "Dan itu restorannya. Kita harus menyeberang."

"Aku tau itu," balas Kris "Ayo menyeberang."

GREP.

Tao membulatkan matanya ketika merasakan tangan Kris yang menggenggam tangannya. Ia dapat merasakan pipi-nya memerah. Dalam sejarah hubungan mereka, baru kali ini Kris memegang tangannya. Dan hal ini sukses membuat Tao sangat senang.

"Hati-hati. Perhatikan langkahmu," kata Kris

Tao menundukkan wajah-nya. Berusaha menyembunyikan rona merah yang mulai menjalari pipi-nya. Tao benar-benar tak habis fikir. Apa yang sebenarnya Kris fikirkan saat ini? Kenapa Kris tiba-tiba saja menggengam tangannya? Sebelumnya, menyentuh rambut Tao saja tak mau.

Tao tersadar ketika akhirnya mereka telah sampai di dalam bangunan yang berisi banyak buku itu. Kris berkeliling dari rak ke rak. Sedangkan Tao hanya mengikuti Kris tanpa tau harus berbuat apa.

"Gege sebenarnya mencari buku apa?" tanya Tao sambil menatap Kris polos "Mungkin aku bisa membantu…"

"Tidak perlu," jawab Kris "Buku ini, untuk hadiah, sebenarnya."

"Eh? Hadiah? Untuk siapa?" tanya Tao "Apakah untuk… Xiu-ge?"

"Yah… iya. Untuk dia," jawab Kris "Sebentar lagi Xiu Xiu ulangtahun, dan aku tidak mau kalah dengan Chen dalam hal memberikannya hadiah."

Xiu Xiu. Panggilan sayang dari Kris untuk Xiumin rupanya. Hhh. Lagi dan lagi. Xiumin membuat Tao semakin iri.

"Bukankan Xiu-ge butuh buku untuk mendukung kegiatan bela diri-nya?" tanya Tao lagi "Kenapa gege tidak memberikannya buku seperti itu? Mungkin tambahan kue-kue dan juga bunga akan membuat Xiu-ge sangat senang."

Oh. Apa lagi yang Tao lakukan sekarang? Membantu orang yang ia cintai memberi hadiah untuk kekasihnya? Kenapa Tao sangat mudah melakukannya?

"Ah, mungkin benar juga, kata-mu. Aku tidak memikirkannya," gumam Kris "Gomawo, ne? Ternyata keputusan-ku tidak salah untuk mengajak-mu kesini."

Kris memberikan seulas senyum untuk Tao. Membuat jantung Tao berdegup kencang dan rona merah –lagi- muncul di pipinya. Senyuman Kris saja sudah ber efek seperti ini pada Tao.

"A-Ah, ne," balas Tao "U-Umm, mungkin buku ini…"

-0-

Kini Kris dan Tao sudah berada di restoran. Kris sudah menyelesaikan kegiatannya kira-kira 20 menit yang lalu. Dengan bantuan Tao, ia dapat memilih buku dengan cepat.

"Kau benar-benar membantu-ku hari ini, Tao," kata Kris "Dan sebagai ucapan terimakasih, kau boleh memesan apapun yang kau mau. Jangan fikirkan berapa harga-nya. Aku sama sekali tidak masalah."

"Eh? Benarkah, ge?" mata Tao berbinar senang. Restoran ini adalah restoran favorit-nya karena menyajikan berbagai makanan kesukaannya. Seperti makanan daging, cake stroberi, es krim, dan lainnya.

"Iya," balas Kris "Sudah cepat bilang padaku kau mau apa? Nanti aku yang pesankan kesana."

"Eumm… aku mau bulgogi, cake stroberi, es krim vanilla-coklat, dan strawberry milkshake," kata Tao. Itu adalah menu tetap-nya kalau berkunjung ke restoran ini

"Eh? Bulgogi? Kenapa harus ada bulgogi? Memang nanti rasa-nya tidak aneh?" tanya Kris sambil mengangkat alisnya. Ia benar-benar heran dengan menu yang di sebutkan Tao

"Rasanya tidak aneh kok, ge," balas Tao "Aku sudah sering memesan menu seperti itu di restoran ini."

"Hmm, baiklah, terserah-mu saja," balas Kris "Aku pesan dulu, ne?"

"Ne, ge,"

Setelah Tao menganggukan kepalanya, Kris bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tempat pemesanan makanan. Tao hanya dapat memandangi punggung Kris. Dan akhirnya, setelah melihat Kris telah mengantri di belakang orang-orang lain, Tao mengalihkan pandangannya. Dan mata-nya langsung terpaku pada satu titik.

'I-Itu… handphone Kris-ge, kan?' batin Tao 'Kenapa Kris-ge meninggalkannya?'

Tao melihat handphone milik Kris yang tergeletak begitu saja di meja. Rasa penasaran langsung membuncah di diri Tao. Ia ingin sekali tau apa saja yang ada di handphone milik Kris.

'Ambil-tidak-ambil-tidak-ambil.. argh!' Tao sibuk berfikir. Apakah ia akan mengambil handphone milik Kris atau tidak. Tao tau, mengambil barang milik orang lain tanpa izin itu memang perbuatan yang tidak terpuji. Tapi, masalahnya akan berbeda kalau orang lain itu tidak tau, kan?

Akhirnya, dengan secepat kilat Tao mengambil handphone yang tergeletak itu. Ia menyembunyikan handphone itu di bawah meja.

Tao membuka-buka inbox SMS milik Kris. Dari Xiumin semua. Membuat hati Tao begitu perih karena menyadari kalau ia bahkan tidak memiliki nomor telefon Kris.

Untuk menghindari rasa perih yang lebih lanjut, Tao memutuskan untuk membuka galeri foto. Ia berharap tidak akan ada hal yang menyakiti hatinya. Namun ternyata, ia salah.

Semua foto yang ada di handphone Kris adalah foto diri Xiumin. Baik Xiumin yang menyadari diri-nya tengah di foto sampai Xiumin yang di foto diam-diam oleh Kris. Dan Tao merasa hati-nya bertambah perih, karena menyadari tidak ada foto-nya satu pun di handphone Kris. Hal itu membuat Tao tersadar, kalau Kris memang tidak mencintainya seperti Kris mencintai Xiumin.

Tao berusaha keras untuk meredam rasa perih yang timbul di hati-nya. Ia langsung menaruh handphone Kris di tempat sebelumnya. Tidak berniat untuk mengetahui lebih lanjut apa yang ada di handphone Kris itu. Satu hal yang Tao pelajari, meminjam barang seseorang tanpa izin memang tidak boleh dilakukan. Lihat kan, apa yang terjadi? Kini ia merasa bahwa hati-nya sangat sakit dan sesak.

'Kris-ge memang tidak mencintai-ku, ya?'

-TBC-