Title : I'm not a girl!

Pairing : SasuNaru

Disclaimer : Naru punya Masashi

Warning ! NO YAOI (tapi tetep aja SasuNaru XD) dan sedikit ke OOC-an pada Sasuke .-.V

Chapter 6

Here~

Sasuke memandangi langit malam, begitu indah, dihiasi dengan ribuan bintang di langit. Semakin terlukis dengan cahaya bulan sabit di sela-sela bintang yang mengerling indah disekitarnya.

'Kurasa sudah hampir seminggu aku bertubuh seperti ini. Aku rasa, aku mulai merindukan segalanya. Okaasan, otousan, aniki—Dan anjingku Cookie. Sayang, aku tak dapat pulang ke rumah dengan tubuh seperti ini. Aku tak mengerti. Sampai kapan aku akan terus memiliki tubuh gadis seperti ini. Mungkin apa yang dikatakan dobe memang benar, ini kutukan bagiku. Aku memang terlalu jahat pada orang lain. Aku terlalu dingin, bahkan pada penggemar-penggemarku. Sekarang, kalau begini caranya aku—'

" Sasuke-kun ," Tiba-tiba sebuah suara memanggil namanya dengan lembut.

" Huh ? Siapa disana ?" Tanya Sasuke kebingungan, setelah melihat seorang wanita cantik turun dari langit dengan sepasang sayap indahnya, ia turun besertakan dengan kelopak-kelopak mawar yang bertaburan diantaranya.

" Aku adalah dewi cinta, orang-orang memanggilku Shion ," Ucapnya sembari menyibakkan helaian rambut pirang panjangnya.

" Kau—Kau mau apa datang ke sini ?"

" Aku ingin membantumu, untuk mengubah tubuh gadismu, menjadi tubuh pria normal lainnya ,"

" Ha? Be—Benarkah ?" Tanya Sasuke senang.

" Iya, kau memiliki satu syarat ,"

" A—Apa itu ?"

" Kau harus mendapatkan ciuman pertamamu dari pria yang benar-benar mencintaimu ,"

" Huh ? Bukankah aku ini pria kena—"

" Kau sekarang bertubuh gadis, lebih tak mungkin lagi bila kau mencium seorang gadis. Benar khan ?"

" Iya juga sih ," Ucap Sasuke sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. " Lalu siapa yang dapat membuatku memenuhi syaratmu ?!"

" Tidak tahu, itu sih terserah padamu ,"

" Haaaaa—Mana ada dewi cinta bersikap tak anggun seperti itu?!" Seru Sasuke protes.

" Astaga ! Sudahlah jangan banyak protes ! Aku khan hanya bertugas untuk memberi tahumu tentang ini saja, kalau lebih dari ini aku tak bisa menolong ," Jelas dewi cinta itu. " Dan kau punya satu syarat lagi ,"

" Apa lagi ? Kan kau bilang hanya 1 syarat saja ," Protes Sasuke lagi.

" Yah, kau harus merubah sikapmu. Kau harus ramah pada orang lain, kau harus bersikap baik dan jangan egois. Kau tidak boleh sombong dan mau menang sendiri ,"

" Banyak sekali !" Lagi-lagi Sasuke memprotesnya.

" Ya sudah, kalau tak mau berubah menjadi seperti semula, ya tak apa-apa. Kau tak harus menjalankan semua itu, tapi, KAU TAK AKAN BERUBAH ," jelas dewi fortune itu sambil menekan di bagian akhirnya.

" Ah iya-iya aku terpaksa melaksanakan semua itu ,"

" Jangan terpaksa! Kau harus ikhlas menghadapi semua persyaratan itu ,"

" Ah iya-ya.."

" Baiklah, sekarang tugasku sudah selesai. Aku harus pergi.. Jaa~~"

" Eehhh, tunggu dulu—Lalu siapa yang dapat membuatku memenuhi syaratmu! Hey—jangan pergi dulu! Hey—"

BRRRRUUUUUGGGGGGHHHHHHHHH

" Aduuuhhhh.." Rintih Sasuke kesakitan saat telah bangun dari 'tidurnya'. " Dimana aku ?" Gumamnya pelan.

Sasuke menatap ke sekelilingnya. Jendela yang terbuka lebar-lebar dengan tirai yang tersibakkan angin yang bertiup pelan. Ditatapnya langit biru cerah, seperti manik seseorang yang sangat ia kenal dengan persis. " Jadi, itu cuma mimpi ?"

Ia pun segera bangkit. Ia tertegun, ketika melihat sebuah kelopak mawar ada di ranjang ruang kesehatan yang berantakan.

" Jadi itu bukan mimpi ?!" Serunya sambil mengambil sebuah kelopak mawar tersebut. " Jadi, aku harus tetap menjalankan persyaratan oleh dewi itu ?!"

Sasuke mencubit sebelah pipinya keras. " Ini benar-benar bukan mimpi— Aaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrggggggghhhhhh!"

KREEEEEEEEEEEEEEEKKKK

Suara pintu ruang kesehatan itu terbuka. Menampakkan sesosok makhluk tuhan yang paling indah sejagat raya. *halah* Sang pangeran tampan yang sudah terkenal diseantero warga Konoha Gakuen, dan mungkin se-Tokyo, atau Jepang, dan mungkin Dunia ?

" Sasuke, kau sudah bangun rupanya.." Ucap lelaki yang dikenal dengan nama Naruto Namikaze itu.

Sasuke hanya dapat tertegun, tak sedikitpun tergerak untuk menjawab pertanyaan dari Naruto. Entah mengapa, walau hanya menggunakan seragam sekolah biasa, namun sosok Naruto begitu mempesona dimatanya. Karisma yang benar-benar tiada tara.

" Kenapa tidak menjawab ?" Tanya Naruto, suaranya benar-benar lembut di telinga Sasuke, membuatnya sedikit merinding disko.

Naruto membelai helaian rambut panjang hitam kebiruan milik Sasuke. " Kau kenapa, Suke ? Kau terlihat pucat ," Ucapnya.

Sasuke hanya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

" Sasuke, jujur saja. Aku menyukaimu sudah sejak lama. Tak peduli kau adalah musuhku atau bahkan kau laki-laki. Tapi aku sangat menyukai tubuh perempuanmu ini. Kau terlihat sangat…. Mempesona ," Bisik Naruto di dekat telinga Sasuke, semakin membuatnya merinding.

" Na—Naru—Naruto ! Kau harus ingat ! Walau bagaimanapun aku ini laki-laki ! Aku masih normal !" Entah mengapa akhirnya Sasuke dapat menyuarakan setiap kalimat yang daritadi tersendat di tenggorokannya.

" Aku sudah bilang aku tidak peduli ," Ucap Naruto dengan nada menggoda.

" Ta—tapi—"

" Sasuke, aku tahu kau pasti sangat ingin melepaskan kutukanmu itu kan ?" Sasuke tak menjawab, hanya sekedar mengangguk pelan.

" Aku tahu caranya—"

" Cara apa ?!"

" Cara untuk membuatmu kembali ke tubuhmu yg semula teme !"

' Dasar menyebalkan ! Disaat seperti ini kau masih bisa memanggilku teme ? Dasar dobe !'

" Bagaimana ?" Tanya Sasuke. Tiba-tiba Naruto mendorong tubuh Sasuke hingga kembali terbaring di ranjang itu.

DEG

DEG

DEG

" Ma—mau apa kau ?"

" Sudah diam saja. Kau ingin kembali ke tubuhmu yang semula kan teme ?" Lagi-lagi Sasuke hanya mengangguk.

" Baiklah kalau begitu ," Naruto mendekatkan diri pada Sasuke yang wajahnya sudah semerah tomat busuk. Jika saja ia bukanlah seorang uchiha, kepalanya pasti sudah mendidih dan meledak saat ini. Siapa juga yang tidak senang didekati oleh Naruto Namikaze ? Kapten basket dengan sejuta pesona yang mampu memikat wanita-wanita dengan karisma dan wajah manisnya.

Sasuke memejamkan matanya erat-erat, seolah ia tidak ingin membuka matanya lagi untuk selama-lamanya. Ia memanyunkan bibir tipisnya, melupakan urat kemaluan yang sudah putus entah kemana, demi jati diri yang sebenarnya.

Chuuuuuuuuuuuuuuu~

" Hoy teme !" Panggil Naruto. Sasuke tetap memejamkan matanya. " Cepatlah dobe, ayo selesaikan ini semua !" Ucap Sasuke.

" HOY TEME !" Panggil Naruto lagi. Namun lagi-lagi Sasuke tetap memejamkan matanya, tak sedikitpun menggubris Naruto.

" HOY TEME ! APA-APAAN KAU ?! AYO CEPAT BANGUN !" Seru Naruto lagi. Sasuke merasakan ada sesuatu yang baunya sangat menusuk, mengenai rongga pernafasannya. Dan sesuatu benda yang kasar menyentuh bibir tipisnya.

' Apa-apaan ini ? memangnya berciuman itu rasanya seperti ini ya ? Bukankah harusnya rasanya lembut ? Tapi ko kasar dan berbau busuk seperti ini ?'

" TEMEEEEEEE !" Seru Naruto kencang-kencang. Nyaris sekali membuat gendang telinga Sasuke ingin pecah rasanya. Sasuke dengan cepat langsung terbangun. Ia melihat sekitarnya, dan juga kaos kaki yang sedari tadi melambai-lambai di hadapannya.

" JAUHKAN BENDA LAKNAT ITU DARIKU DOBE ! AKU TIDAK INGIN ORGAN PERNAFASANKU HANCUR KARENA BENDA ITU !" Seru Sasuke. Dengan kecepatan menyerupai cahaya, sebuah bogem mentah dari tangan sasuke mendarat dengan indahnya di pipi Naruto.

" Ugh !" Desis Naruto.

" APA-APAAN KAU TEME ?!" Seru Naruto dan mengusap pipi rubahnya pelan.

" KAU YANG APA-APAAN ?! BEKAS KAKIMU ITU DOBE ! KERINGATMU BENAR-BENAR BUSUK SEKALI BAUNYA !" Seru Sasuke sembari menutup hidungnya rapat-rapat (?)

" Jadi begini sikapmu padaku setelah kau berusaha menciumku ?! Dasar wanita jadi-jadian !"

Sasuke membelakkan matanya. 'APAAAAAAAAAAAAAAAAAA ?!'

" Tch, tidak mungkin aku berbuat se-tidak hormat itu ! HAHAHAHAHAHA !"

" Memang benar kok ! Untung saja tidak ada siapa-siapa !"

" Dengar ya dobe, kau tidak boleh memfitnahku seperti itu. Ingatlah, fitnah itu lebih kejam daripada fitness !" Ucap Sasuke.

" Kau benar-benar teme sialan dan menyebalkan. Apa untungnya aku memfitnahmu seperti itu ?! Dan disini pun tidak ada satu orangpun. Sekalipun aku berbohong, aku pasti akan melakukannya dihadapan banyak orang agar harga diri uchiha-mu itu jatuh sekalian ," Racau Naruto. " Lagipula kalaupun aku ingin balas dendam padamu, aku pasti akan melakukan hal yang lebih elit selain memfitnah orang.." Lanjutnya.

" Lagipula aku kan masih normal. Mana mungkin aku mau dengan wanita jadi-jadian sepertimu ," Ucap Naruto, dan….. JLEB

Seakan seribu bilah pedang menusuk hati Sasuke. Kedutan-kedutan kecil mulai terlihat di kepala Sasuke.

" BICARA APA KAU DOBE ?! DENGAR YA, AKU JUGA MASIH NORMAL, BAKA ! TIDAK SEPERTIMU ! JANGAN PERNAH BERMIMPI AKU AKAN MENCIUMMU ATAU APAPUNLAH ITU ! KARENA ITU TIDAK AKAN PERNAH TERJADI ! AKU BISA PASTIKAN ITU !"

" Kenapa malah jadi kau yang marah-marah sih ?! Dasar tidak tahu terimakasih ! Kau itu sudah kutolong, baka teme ! Tadi kau pingsan, malah meracau tidak jelas ! Menyebut-nyebut 'pangeran' lah, ini lah, itu lah, bahkan kau memanggil-manggil namaku saat pingsan tadi. Dan tadi saat aku datang untuk memastikan keadaanmu, kau malah mau menciumku, dan bilang kalau aku memfitnahmu. Dengar ya, aku tidak seperti yang kau pikirkan. Sekalipun mungkin aku sedikit menyebalkan, dan membuatmu mendapatkan kutukan—yang memang sepantasnya kau dapatkan—tapi aku tidak seburuk itu ! Ah sudahlah ! Lakukan sesukamu teme !" Seru Naruto panjang lebar dan segera meninggalkan ruangan kesehatan itu, meninggalkan Sasuke yang masih tertegun di tempatnya.

" Yah, kau harus merubah sikapmu. Kau harus ramah pada orang lain, kau harus bersikap baik dan jangan egois. Kau tidak boleh sombong dan mau menang sendiri ,"

" Ya sudah, kalau tak mau berubah menjadi seperti semula, ya tak apa-apa. Kau tak harus menjalankan semua itu, tapi, KAU TAK AKAN BERUBAH ,"

" Sasuke, jujur saja. Aku menyukaimu sudah sejak lama. Tak peduli kau adalah musuhku atau bahkan kau laki-laki. Tapi aku sangat menyukai tubuh perempuanmu ini. Kau terlihat sangat…. Mempesona ,"

" Sasuke, aku tahu kau pasti sangat ingin melepaskan kutukanmu itu kan ?"

" Aku tahu caranya—"

" Cara apa ?!"

" Cara untuk membuatmu kembali ke tubuhmu yg semula teme !"

" Mana mungkin ada mimpi di dalam mimpi ? Aneh sekali.. Mungkin memang ada yang tidak beres di dalam otakku yang genius ini ," Gumam Sasuke pelan.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

" Aku benci tubuhku yang sekarang ," Gumam Sasuke sambil memandangi dirinya di jendela kelas. Ia pun kembali mendudukkan dirinya di kursi, memandangi seisi kelas yang kosong dengan tatapan hampa. Dan hanya bisa kembali mendengus.

KREEEKKK...

" Karin ?" Gumam Sasuke pelan. Atmosphere di sekelilingnya pun langsung berubah.

" Hai—Menma-chan..." 'sapa' Karin dengan nada yang merendahkan. Ia tak sendiri, ia bersama dengan komplotannya, yang memang notabene-nya gadis-gadis paling terkenal di Konoha Gakuen. Salah satunya adalah Sakura, Inoo, Temari dan Karin sendiri sebagai pemimpin.

' tch.. hal konyol apa lagi ini?' batin Sasuke sembari memutar bola matanya.

" Tidak baik seorang gadis cantik sendirian di dalam kelas—" Ucap Karin dengan nada mengintimidasi.

' tidak usah dipedulikan. Ia hanya gadis centil yang dulunya sempat menggilaimu Sasuke, saat masih dalam wujud yang sebenarnya, bukan gadis jadi-jadian seperti ini tentunya.' Pikir Sasuke sembari menarik nafas dalam-dalam. Seandainya dia bukan seorang Uchiha, dia pasti sudah berteriak kasar dan marah-marah diluar kendali pada gadis bersurai merah yang satu ini.

" Kau takut, Menma ?" Tanya Karin sembari mengelilingi Sasuke, "—Kenapa kau tidak menjawabku ?"

" Apa yang harus kujawab darimu ? Jelas tak ada satupun pertanyaanmu yang penting dan harus kujawab ," Jawab Sasuke sarkasme.

" Ternyata bocah sepertimu memang tidak bisa dibiarkan ! Sudah dekat dengan Sai, masih mau juga dekat-dekat dengan Naruto. Apa sih yang kau mau ? Kepopuleran ? Sayang sekali kau tidak akan pernah mendapatkannya !"

' Bicara apa sih dia ?!'

" Jadi cuma itu yang membuatmu bersusah payah datang kepadaku ? Sungguh membuang waktu saja ," Ucap Sasuke sembari menyeringai.

" Hahaha.. Dasar bodoh ," Celetuk Sakura yang 'tertawa sendiri' di belakang.

' Sial ! Si pink maniak ini berani-beraninya menghinaku bodoh !' Nampak sebuah kedutan-kedutan kekesalan muncul di dahi Sasuke yang hanya bisa menahan kesabarannya.

" Dengar ya, cukup sekali ini aku bicara padamu. Kau, orang bodoh sepertimu sudah cukup merebut posisiku sebagai gadis tercantik dan terpop—"

" Karin, itu berarti kau mengakui kecantikannya ," Ucap Inoo.

" Ah.. Bagiku dia biasa saja, ah.. terserahlah. Langsung saja, aku tak suka dengan semua itu!"

" Yah, intinya, ia tak suka kau merebut kepopulerannya di sekolah. Kau mengerti itu ?" Ucap Temari dingin namun matanya menatap tajam.

" Dan satu lagi, setelah apa yang dikatakan oleh teman-temanku—akan kutegaskan lagi, bahwa aku tidak suka kau dekat-dekat dengan Naruto, kau pasti akan mengerti bila kau benar-benar gadis yang cerdas seperti gossip-gossip bodoh yang kudengar ,"

" Memangnya apa urusanmu dengan si do—maksudku Naruto itu ?"

" Kenapa ? Kau tanya kenapa ?! Asal kau tahu saja ya ! Dia, Namikaze Naruto adalah targetku karena Sasuke-kun sudah pindah ke tempat asalnya !"

" APA ?!" Bentak Sasuke, ia sudah tak mementingkan image nya sebagai seorang Uchiha—lagipula orang-orang kan tidak ada yang tahu kalau ternyata Menma Namikaze adalah Sasuke Uchiha. Ia terlanjur merasa selama ini telah dipermainkan oleh Karin.

' Kau benar-benar ular, Karin ! Sekarang aku bersyukur karena aku telah berubah wujud menjadi seorang gadis! Demi Tuhan, aku membencimu !' Seru Sasuke dalam hatinya.
Sasuke mengepalkan tangannya erat. Matanya memancarkan kemarahan, nafasnya beradu kencang. Detak jantungnya semakin tak beraturan. Tangannya ia rasa sudah sangat gatal ingin melemparkan bogem mentah pada gadis dihadapannya, tak sanggup menahan emosinya yang sedang meluap-luap saat ini, apalagi setelah ia tahu belangnya Karin, dan berani-beraninya ia mempermainkan Sasuke dan Naruto.

" HAHAHAHA ! Kenapa kau diam ? Apa kau sudah dapat mencerna apa yang kumaksud ?!" Seru Karin.

" Diam kau ULAR!" Seru Sasuke.

" Apa kau bilang ?! Berani kau ya—" Seru Karin sembari melayangkan tamparannya menuju ke wajah Sasuke, namun..

-TEP—

" Kau pikir aku takut padamu? Dasar ular !" Bentak Sasuke seraya menghempas tangan Karin yang hampir saja menamparnya.

" Karin !" Seru teman-temannya, yang sedari tadi hanya berdiam diri di belakang Karin.

" Apa ?!"

" Aku tidak peduli padamu! Apalagi takut padamu!" Seru Sasuke di depan wajah Karin yang lebih pendek darinya beberapa senti.

" Apa kau bilang ?! Ini! Rasakan ini !" Seru Karin tak mau kalah, sambil menarik rambut Sasuke.

" Apa-apaan kau ?!" Seru Sasuke sambil membalas menarik rambut merah Karin.

" Kau benar-benar menyebalkan !"

" Diam kau ular ! Dasar makhluk merah kecentilan !"

" Dasar mayat hidup !"

" Dasar mata empat !"

" Dasar muka tembok !"

" Dasar wanita gila haus kepopuleran !"

" Memang !"

" Dasar ular bermuka dua !"

" Apa kau bilang ?!"

" Ular bermuka dua !"

" Rasakan ini !"

" Ayo~ Ayo~ Ayo~" Seru Sakura dan Inoo selayaknya tim cheerleader. Sedangkan Temari hanya memutar bola matanya melihat kelakuan temannya yang benar-benar kekanak-kanakan.

" Karin ! Karin ! Menma !"

" Loh ?! Kenapa kalian malah membelanya?!" Bentak Karin disela 'pertarungannya' dengan Sasuke.

" Ahaha~ maaf kami salah !"

" Iiihhhh! Dasar menyebalkan..! Kenapa kau harus hidup di dunia ini ?!"

" Seharusnya aku yang bicara seperti itu! Dasar ular murahan !"

BRAAAKKK!

" Ribut-ribut apa ini ?!" Tiba-tiba seorang guru wanita memasuki kelas. " Are ? Eh—anu—ini—"

" KALIAN BERDUA IKUT AKU KE RUANG KEPALA SEKOLAH SEKARANG JUGA !"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

" Uzumaki-san, saya harap dengan kejadian ini, anda dapat mempelajari kesalahan anda, dan tak mengulanginya lagi ," Ucap guru muda bersurai pirang itu pada Karin.

" Uzumaki-san ! Dengar ya, bu guru sudah bosan dengan masalah-masalah yang kau timbulkan setiap harinya apakah ka—"

" Su—sumimasen sensei, apa tidak sebaiknya diselesaikan secara baik-baik saja ?"

" Dan kau, Namikaze-san. Sudah jelas dengan peraturan-peraturan yang ada di sekolah ini khan? Kau adalah anak baru di sekolah ini, kami harap kau menaati peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah ini. Tak terkecuali dengan anak baru sekali pun ," jelas guru muda bersurai pirang diikat dua tersebut panjang lebar pada Sasuke.

" Hai, sensei—" Jawab mereka bersamaan. Sungguh, kini penampilan mereka sudah begitu berbeda, dengan seragam yang sudah semakin kusut dan kotor, dan rambut yang acak-acakan, disertai dengan wajah mereka yang kotor dan agak sedikit babak belur.

" NAMIKAZE-SAN, KAU KUHUKUM MEMBERSIHKAN TOILET WANITA. DAN KAU KARIN, HAAAAH—AKU BAHKAN SUDAH BOSAN MENGHUKUMMU TERUS ! KAU BERSIHKAN TOILET LAKI-LAKI ! MENGERTI ?!" Seru guru itu kencang-kencang.

SREEEKKK

Tiba-tiba saja pintu dibuka dengan paksa.

" Hey teme ! Kau—" Tiba-tiba datanglah Naruto, dengan pakaian basketnya.

" Hn ," Dengus Sasuke saat melihat kedatangan Naruto, ia pun segera memalingkan wajahnya dengan cepat, tak menyadari kalau wajahnya sudah menyerupai cabai kriting di pasar.

" Ah sudahlah, kalian boleh pergi dari ruangan ini !" Ucap sensei yang diketahui bernama Tsunade itu, diiringi dengan langkah cepat dari Sasuke, Karin dan Naruto.

" Hey, masalah apa yang kau buat teme ?" Tanya Naruto sambil tersenyum jahil pada Sasuke.

" Tak ada! Pergi sana dengan si ular murahan bermuka dua itu !" Ucap Sasuke sarkasme sambil melirikan matanya pada Karin.

" Hey, siapa yang kau maksud dengan ular ?"

" Tanyakan saja pada kekasihmu itu !" Ucap Sasuke lagi, dan segera mempercepat langkahnya. Ia kembali mendengus, tak sadar dengan apa yang dilakukannya tadi.

" Siapa yang kau sebut kekasihku ?! Heh teme !" Panggil Naruto, namun Sasuke terus saja berjalan tanpa menggubris panggilan dari Naruto.

" Kenapa lagi dia ? Aku salah apa lagi sih ? Tch, menyebalkan sekali ," Gumam Naruto sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

" Membersihkan toilet wanita ? Hiiii, menjijikan sekali.." Dengus Sasuke disela-sela perjalanan pulangnya.

" Apa boleh buat ? Ini salahmu sendiri, kan ?"

" Tapi, khan.. Awalnya gara-gara—"

" Apa ?!"

" Sudahlah ,"

" Astaga, kau ini—Siapa suruh di dalam kelas sendirian ,"

" Tak ada hubungannya dengan itu ! Baka dobe !"

" Dasar perempuan ,"

" Apa kau bilang ?!"

" Memang pada kenyataannya kau perempuan kan ?"

" Iya-iya ! Terserah padamulah—" Gumam Sasuke sambil membantingkan tubuhnya di jok mobil, ia pun melipat kedua jarinya di depan dadanya. Tampak sangat lucu.

" Kenapa ? Kau tanya kenapa ?! Asal kau tahu saja ya ! Dia, Namikaze Naruto adalah targetku karena Sasuke-kun sudah pindah ke tempat asalnya !"

Sasuke segera menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan.

" Dobe, sebaiknya kau berhati-hatilah dengan si ular itu ," Ucap Sasuke sambil menekankan pada kata 'ular' nya.

" Apa maksudmu ?"

" Berhati-hatilah, mungkin sekarang kau tidak akan mengerti dengan apa yang kubicarakan. Tapi, nanti kau akan mengerti dengan sendirinya ," Ucap Sasuke sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela, seperti biasa ia tak pernah berubah dengan sikapnya itu.

" Apa sih yang kau maksud? Aku tak mengerti ,"

" Ah sudahlah ! Kau memang benar-benar dobe ! Seharusnya dari awal aku tidak mengatakan hal apapun padamu ! Kau tidak akan mengerti karena IQ mu itu setara dengan hewan !" Seru Sasuke.

" Heh teme, kenapa malah menyalahkanku ?!" Decak Naruto.

" Dari awal memang semua ini adalah kesalahanmu !"

" Tch, mulai lagi kan.."

" Apa ?!"

" Sudahlah, aku tidak mau berdebat dengan wanita jadi-jadian sepertimu !"

" Siapa juga yang mau berdebat dengan dobe sepertimu !"

" Berisik teme ,"

" Tch, terserah dobe—"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

" Hoy Sasuke !" Panggil seorang gadis cantik entah siapa dan darimana asalnya.

" Heh ? Kau bukannya orang yang mengaku-ngaku dewi cinta itu kan ?" Tanya Sasuke ketika bertemu pandang dengan gadis itu.

" Tch, kau boleh punya kepopuleran disekolahmu karena kepintaranmu itu. Tapi tak sangka, kau juga idiot. AKU INI BENAR-BENAR DEWI CINTA DASAR BODOH ! AKU DATANG KEMARI UNTUK MENOLONGMU !"

" Menolong dari apa ?" Tanya Sasuke dengan wajah innocent. Kini kedutan-kedutan kecil mulai tumbuh di dahi gadis cantik itu.

" SEBELUMNYA AKU PERNAH MENAWARKAN BEBERAPA SYARAT AGAR KAU BISA BERUBAH LAGI JADI LAKI-LAKI, SAMA SEPERTI JATI DIRIMU YANG SEMULA. MASA SUDAH LUPA SIH ?!"

" Oh iya aku ingat ,"

" Sebenarnya aku ingin tanya satu hal padamu ,"

" Katakan saja ,"

" Sebenarnya kau ingin kembali ke tubuhmu yang semula tidak sih ?"

" Tentu saja ,"

" LALU KENAPA KAU TIDAK MENJALANKAN SYARAT-SYARAT YANG KUBERIKAN KEMARIN ?!"

" Kukira itu hanya mimpi. Habisnya mana ada mimpi di dalam mimpi. Benar-benar tidak masuk akal ,"

" AH SUDAHLAH ! AKU PUSING BICARA DENGAN ORANG BERMUKA TEMBOK SEPERTIMU !"

" Kenapa kau malah menghinaku ?!"

" Karena kau benar-benar menyebalkan ! Ah—sudahlah ! Aku hanya memberikan satu kesempatan terakhir ! Jika kau ingin kembali ke tubuh laki-lakimu yang semula, mau tidak mau kau harus melaksanakan semua syarat yang waktu itu telah kuberikan padamu ! Kalau tidak ya tidak apa-apa. Yang jelas aku tidak akan membantumu lagi !" Seru gadis yang dikenali sebagai seorang dewi cinta bernama Shion itu, dan segera pergi saking kesalnya pada Sasuke.

" Heh tunggu !" Seru Sasuke kencang-kencang.

" TUNGGUUUUUUUUU !"

BRAAAAAAAAK!

" Ugh ," Desah Sasuke ketika mendapati dirinya sudah berada di lantai kamarnya. " Itu tadi mimpi atau sungguhan sih ? Gadis yang mengaku dewi cinta itu datang ke mimpiku dua kali, bahkan ia memarahiku. Jangan-jangan memang benar-benar sungguhan ?"

" Hey teme, ada suara rebut-ribut apa sih ?!" Tiba-tiba Naruto datang dan membuka pintu kamarnya paksa.

" Hey, kau kenapa ?" Tanya Naruto sambil menghampiri Sasuke yang masih terpaku di lantai.

" Tidak apa-apa, hehehe.." Ucap Sasuke sambil tersenyum manis di depan Naruto, yang sukses membuat semburat merah di pipi Naruto. " Ka—Kau kenapa ?"

" Tidak, aku tidak apa-apa kok—maaf, apakah kau bisa keluar dulu sebentar dari kamarku, aku harus bersiap-siap ke sekolah ," Ucap Sasuke, dan lagi-lagi tersenyum.

" Uhm—Baiklah.." Ucap Naruto, ia berjalan keluar sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
' Aku harus bersikap baik pada siapapun. Termasuk musuhku sendiri ,' pikir Sasuke yang masih tampak tersenyum.

.

.

.

TO BE CONTINUED