Twins

Yosh! Satu lagi fic nista dari Kirin XD

Jangan protes karena Kirin nambahin hutang di ffn..

Mumpung lagi ada ide dan Kirin lagi ada waktu luang buat ngetik.

Temari : 21 tahun

Kankuro : 19 tahun

Sasori : 14 tahun

Gaara : 14 tahun

Naruto : 17 tahun

Deidara : 18 tahun


Disclaimer

Yang gak tahu boleh Tanya om google XDD

Pair

NaruGaa + DeiSaso

warning

Yaoi, gaje, typo, aneh, dll...

Rate

Untuk saat ini masih T


"Nee-chan, susunya dingin." Teriak seorang anak berambut merah dan memiliki tato di keningnya.

"Roti panggangnya juga dingin, tidak enak. Bikin mual tahu," Anak berambut merah lainnya ikut menyuarakan protes.

"Tidak ada alasan untuk tidak sarapan pagi ini!" Hardik seorang gadis berkuncir empat sambil menenteng spatula.

"Tapi nee-chan..." Ucap keduanya dengan tampang memelas.

"Untuk kali ini kalian tidak akan bisa membodohi nee-chan dengan jurus anak kucing seperti itu." Temari memalingkan wajahnya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dan menutup mata. Ya Tuhan, sunggung sebenarnya Temari tak tahan melihat tampang memelas kedua otouto nya itu.

"Sudahlah Gaara, Sasori, sebaiknya kalian sarapan." Ucap Kankuro yang baru turun dari tangga. "Setidaknya minum susunya sampai habis,"

"Huh," Gaara cemberut. Dia tak suka sarapan.

"Gak mau," Sasori memanyunkan bibirnya.

"Err.. Temari..eh, maksudku Temari-nee.." Kankuro mulai berkeringat dingin. Dia tak tahan kalau melihat kedua adik kembarnya merajuk seperti itu.

"Haah~" Temari menghela nafas berat. "Baiklah, baiklah. Kalau kalian mau menghabiskan susu yang ada di meja masing-masing satu gelas saja. Hari ini kalian tak harus ikut les tambahan," Bujuk Temari. Dia tahu cara ini selalu berhasil. Atau memang Temari lah yang sebenarnya termakan oleh duo Sabaku itu.

Kedua makhluk kembar itu pun saling melirik kemudian tersenyum jahil. Sepertinya mereka menang lagi kali ini.

'Ceh! Aku heran kenapa kaa-san bisa melahirkan duo iblis dengan tampang malaikat imut.' Ucap Kankuro dalam hati dengan tampang sweat drop.

'Kenapa kami-sama memberi mereka begitu banyak keistimewaan' Temari hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Hari ini nee-chan gak bisa mengantar kalian, nee-chan ada janji dengan clien." Ucap Temari sambil menyiapkan dua kotak bento.

"Nii-san juga ada kuliah pagi," Kankuro melahap sarapannya.

"Aku naik sepeda saja dengan Saso-nii," Jawab Gaara sebelum meneguk susunya.

"Hmm," Sahut Sasori sambil meminum susu.

'Padahal dua-duanya sangat suka susu, tapi kenapa tadi berlagak seolah membencinya.' Temari menatap kedua adiknya yang dengan lahap meminum susu sampai habis.

"Ini hari pertama kalian ke sekolah, nii-san sudah memberitahukan perihal tato yang ada di kening Gaara pada pihak sekolah." Ucap Kankuro lagi. Gaara hanya mengangguk.

Kedua orang tua mereka meninggal dalam kecelakan mobil saat Gaara dan Sasori baru berusia 5 tahun. Dan sejak saat itulah mereka hanya di rawat oleh kedua kakaknya. Maka jangan heran kalau kedua kakak mereka sangat menyayangi Sasori dan Gaara.

Alasan Gaara memanggil Sasori dengan tambahan 'nii' adalah karena Sasori lahir 30 menit lebih dulu dari Gaara. Dan masalah tato yang ada di kening Gaara itu karena kejahilan Sasori saat usia mereka 5 tahun. Entah apa yang dilakukan sang kakak sampai sekarang tanda itu masih tak bisa hilang. Ditambah lagi alis Gaara yang dicukur habis dan tak mau tumbuh. Karena itu Gaara membuat lingkar hitam di sekitar matanya. Dan tak disangka jutru itu membuatnya terlihat jadi semakin manis saja. Itulah yang bisa membedakan dua anak kembar identik.

"Kami berangkaaaat..."

"Eeh, tunggu dulu." Temari menarik tas kedua bocah kembar itu.

"Apa lagi?" Singut keduanya.

"Bentonya belum nee-chan masukkan sayang," Jawab Temari dengan sabar. Kemudian memasukkan bento ke dalam tas si kembar.

"Kalau begitu kami berangkat,"

"Ya, hati-hati di jalan."

.

.

.

"Hey Gaara, apa kau suka kota ini?" Tanya Sasori dengan tatapan malas. Satu tangannya berada di dagu dan satunya lagi berpegangan pada besi boncengan sepeda untuk menjaga keseimbangannya. Yah, adik kembarnya lah yang mengayuh sepeda. Itu sudah menjadi kebiasaan sejak mereka masuk SMP.

"Belum tahu, kita kan baru pindah kemarin." Jawab Gaara sambil mengayuh sepedanya.

"Nee-chan bilang SMP Konoha itu yang terbaik, hanya karena itu kita pindah? Membosankan," Keluh Sasori lagi.

"Kata nee-chan, dia juga di pindah kerja ke Konoha. Itu juga jadi pertimbangan," Sahut Gaara.

"Dia kan bisa pulang pergi," Sahut Sasori tak mau kalah.

"Suna dan Konoha itu jauh Sasori-nii," Jawab Gaara lagi.

"Kau ini memang selalu membelanya,"

"Bukan begitu," Gaara cemberut.

"Wajahmu makin mirip Shukaku kalau begitu," Ejek Sasori.

"Dan kau mirip boneka kayu milik Kankuro-nii." Balas Gaara. Kemudian dia mempercepat kayuhannya. Sengaja melewati polisi tidur dengan kecepatan tinggi dan membuat Sasori yang duduk di belakang meraung kesakitan.

"Ku balas kau nanti!"

"Coba saja." Tantang Gaara sambil terus mengayuh. Dan keduanya pun terus berdebat sepanjang jalan. Tak menyadari ada dua orang berambut pirang yang terpaku menatap mereka sejak mereka melewatinya.

"Apa mereka anak kembar?" Tanya manusia pirang jabrik.

"Sepertinya begitu, wajah mereka benar-benar mirip." Jawan si pirang berkuncir.

"Aku baru melihatnya, menggemaskan ya." Ucap si jabrik kemudian tertawa.

.

.

.

Di parkiran sekolah..

"Gaara tarik remnya!"

"Remnya macet,"

"Yang benar saja!"

"Aku seriuuus!" Teriak Gaara.

"Hwaaaaahh!"

Bruk!

"Ugh! Sakiitt," ringis keduanya. Beruntung mereka mendarat di semak-semak dan sekolah masih sangat sepi.

"Ada yang luka?" Tanya Gaara pada Sasori.

"Kepalaku pecah," Jawab Sasori.

"Dan kepalaku terpisah dari tubuhku (dipisahkan oleh leher)," Balas Gaara sambil berdiri mengacuhkan Sasori.

"Hahaha, selera humormu semakin bagus Gaara." Ucap Sasori sambil beranjak bangun dan menepuk-nepuk belakang celananya.

"Jadi ini sekolahnya? Lumayan besar," Gaara melihat bangunan berlantai 5 yang ada dihadapannya.

"Gerbang SMP, SMA dan Universitas jadi satu ternyata, gedungnya juga berhadapan." Ucap Sasori. "Kenapa Kankuro-nii tak kuliah di sini saja ya?"

"Nee-chan bilang kalau Kankuro-nii tak suka yang terlalu mewah," Jawab Gaara.

"Karena otaknya hanya B-," Ucap Sasori sambil berjalan memasuki gerbang kedua menuju gedung sekolahnya.

"Eh, tunggu sebentar nii-chan," Gaara bergegas membenahi sepedanya dan berlari menyusul Sasori.

.

.

"Hmm, ini dia kelasnya." Gumam Sasori saat berada di depan pintu kelas bertuliskan Kelas II-A. "Masih kosong, kita bisa memilih tempat duduk yang nyaman," Sasori memasuki ruangan diikuti oleh Gaara. "Kau duduk disampingku Gaara," UCapnya tanpa menoleh.

"Aku yang dekat jendela," Ucap Gaara.

"Aku tahu," Kemudian keduanya pun mengambil tempat duduk yang ada di barisan ke tiga dekat jendela. Kelas mereka berada di lantai dua, karena lantai dasar digunakan sebagai ruang olah raga, kantor dan untuk kepentingan lain.

"Mumpung masih pagi bagaimana kalau kita melihat-lihat dulu?" Ajak Sasori.

"Bukan ide yang buruk, aku juga bosan kalau harus diam di kelas." Jawab Gaara sambil mengangkat bahunya.

Sasori dan Gaara di pindahkan ke SMP Konoha saat kenaikan kelas, sekarang mereka sudah duduk di kelas dua. Satu bulan sebelumnya Temari dan Kankuro sudah mengurus semua hal mengenai kepindahan mereka. Jadi kedua bocah itu pun hanya tinggal masuk saja.

Pemandangan pagi ini adalah dua makhluk merah imut dengan seragam SMP lengkap beserta gakurannya yang tengah asik menelisik setiap sudut gedung. Mengacuhkan banyak pasang mata yang terkagum-kagum pada sosok mereka. Dua anak kembar berusia 14 tahun memiliki kulit putih bersih, mata hijau jade yang memukau, tubuh ramping dan mungil. Hidung mereka yang mancung, bibir tipis mereka yang mungil, pipi gempal mereka, benar-benar sama persis dan cukup memukau bagi setiap pasang mata yang melihatnya. Yang membedakan hanyalah anak pertama memiliki alis dan mata indah yang seperti mengantuk. Sedangkan yang satunya lagi memiliki tato kanji bertuliskan 'cinta' dan lingkar mata gothick sebagai nilai plush yang menambah efek manis baginya. Anak petama sedikit lebih tinggi dari anakkedua.

.

.

"Wah sepertinya duo Uzumaki akan kalah pamor dari duo bocah baby face!" Naruto dan Deidara yang tengah memperebutkan sesuatu langsung menoleh pada Sakura.

"Apa maksudmu pink?" Tanya Deidara.

"Kalian ini benar-benar apatis! Apa kalian tidak tahu kalau pagi ini terjadi kehebohan dilingkungan SMP, SMA dan Universitas Konoha?" Sakura berdecak kesal pada dua kakak beradik yang sama-sama bodoh itu.

"Memangnya ada apa?" Tanya Naruto.

"Ada dua anak baru yang sangat imut dan manis di SMP Konoha, mereka kembar." Jawab Sakura.

"Semanis itukah?" Naruto menaikkan sebelah alisnya.

"Ya, sangat manis!" Jawab Sakura mantap.

Lalu duo Uzumaki itu pun saling bertukar pandang. Naruto dan Deidara merupakan penghuni lama di lingkungan pendidikan Konoha. Karena sejak SMP, SMA, sampai sekarang menjadi Mahasiswa semester awal. Mereka selalu mengenyam pendidikan di lingkungan pendidikan berlabel Konoha.

.

.

.

"Kau kan sudah punya bagian sendiri Saso-nii," Singut Gaara sambil menjauhkan bekal makanan dari tangan jahil Sasori yang sudah bersiap mencomot udang goreng milik Gaara dengan sumpitnya.

"Huh pelit! Aku tak suka wortel, tukar dengan udang." Jawab Sasori.

"Udangmu juga banyak," Balas Gaara.

"Tapi sepertinya punyamu lebih enak," Sasori kembali mengulurkan sumpitnya.

"Sama saja, berhenti menggangguku Sasori-nii-chan!" Teriak Gaara.

"Hah! Iya, iya, bawel." Sasori kembali membenahi duduknya dan mulai memakan bento miliknya.

Gaara hanya mendengus kesal dengan wajah cemberut dan memakan bentonya dalam diam.

Di kejauhan ada dua pasang mata yang tengah asik melihat pertengkaran kecil dua makluk merah itu. Gaara dan Sasori sedang menikmati makan siangnya di bawah pohon sakura.

"Hey Dei, yang matanya mengantuk itu jahil ya? Lucu, xixixi.. tapi yang satunya lagi sangat imut." Ucap Naruto sambil terus menatap Gaara dan Sasori.

"Panggil aku Dei-nii," Deidara menjitak kepala pirang Naruto.

"Ittaiii...iya,iya," Naruto mengusap-ngusap kepalanya.

"Jadi kau mau yang mana?" Tanya Deidara.

"Kalau kau?" Naruto bertanya balik.

"Hmm, sepertinya aku mau yang bertato itu saja." Deidara menatap Gaara sambil memegangi dagunya. Naruto cemberut, kok rasanya dia gak rela ya kalau anak bertato itu diambil kakaknya?

"Ada apa?" Tanya Deidara yang melihat perubahan raut wajah Naruto.

"Lihat dari dekat, baru bisa putuskan." Dan dengan itu Naruto pun berjalan menuju di mana Sasori dan Gaara tengah menikmati makan siangnya.

.

.

.

"Hallo adik manis, sedang makan siang ya?" Tanya Naruto sambil tersenyum seramah mungkin.

"Hmm?" Gumam Gaara sambil mengangkat wajahnya menatap Naruto. Tangannya masih sibuk memegang sumpit yang berada di mulutnya.

'Hwaaaa! Manis sekaliiiii' Ucap Naruto dalam hati.

Sasori yang melihat kepolosan adiknya langsung teringat akan nasehat nii-chan nya a.k.a Kankuro.

"Dengar Sasori, adik kembarmu itu terlalu baik dan sangat polos. Kalau ada orang aneh, mencurigakan dan orang yang belum kalian kenal mengajak bicara atau sok akrab, kau harus segera mengamankan Gaara. Kau mengerti?"

"Siapa namamu?" Tanya Naruto pada Gaara.

"Dia tak punya nama." Ketus Sasori.

"Eh?" Naruto menaikkan sebelah alisnya.

"Maafa, tapi kami harus pergi. Permisi." Sasori segera menutup bentonya lalu berdiri. Gaara menatap bingung pada tingkah kakak 30 menitnya dan ikut menutup bentonya.

"Hwaaaaa! Nii-chaaaaan.." Gaara berteriak saat tiba-tiba Sasori menarik bagian belakang kerah gakurannya tanpa mengatakan sepatah katapun. Menyeret adik kembarnya begitu saja dan meninggalkan Naruto yang membeku dengan tampang cengo. Gak tahu harus berbuat apa.

"Hahahahaa, tampangmu gak meyakinkan sih." Gelak tawa meluncur dari Deidara yang entah sejak kapan sudah berada dibelakang Naruto.

"Ceh! Jangan meledekku Dei-nii,"

"Jadi, kenapa kau malah mendekati incaranku?" Tanya Deidara sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Enak saja! Panda itu milikku," Jawab Naruto.

"Apa kau tertarik pada tatapan pertama?" Ledek Deidara.

"Mungkin," Naruto mengangkat bahunya. "Kita lihat saja nanti," Sambungnya lagi.

"Kalau begitu kita pilih secara random saja. Yang penting menggunakan cara adil,"

"Baiklah,"

.

.

"Kau mau membunuhku Saso-nii?!" Kesal Gaara saat sudah dilepaskan oleh Sasori.

"Tidak sekarang," Jawab Sasori enteng.

"Apa maksudmu?"

"Bukan apa-apa, pulang sekolah nanti biar aku yang mengayuh sepedah."

"Itu kan memang sudah seharusnya,"

Skip Time saat jam pulang..

Para siswa dan siswi sudah berhamburan keluar, begitu juga Gaara dan Sasori. Keduanya ingin segera pergi dari sekolah dan sampai di rumah mereka yang damai. Rasanya telinga Sasori sudah panas karena para siswi terus saja memberondongnya dengan pertanyaan yang menurutnya tidak penting sama sekali. Dia yakin Gaara juga sama kesalnya, karena sejak tadi si panda itu terus diam dengan wajah datar.

"Wanita itu mengerikan," Ucap Gaara saat sudah sampai parkiran.

"Seharusnya wanita itu cukup Temari-nee saja di dunia ini." Timpal Sasori sambil mengambil sepeda yang mereka naiki tadi pagi.

"Aku setuju," Gaara mendudukkan dirinya di boncengan saat Sasori sudah naik di atas sepeda.

"Seharusnya kita membawa Shukaku ke sekolah," Usul Sasori sambil mulai mengayuh sepedanya,

"Memangnya boleh?" Tanya Gaara polos.

"Tentu saja tidak. Mana ada siswa yang boleh membawa anjing ke sekolah," Jawab Sasori. Sungguh adiknya ini terkadang memang minta di tenggelamkan di teluk Tokyo.

Sepanjang jalan sampai keluar gerbang mereka berdua terus diteriaki oleh para gadis dan beberapa siswa juga. Tapi, memang pada dasarnya mereka tak peduli dan tak mau pedulu. Jadi, ya lebih baik acuhkan saja dan anggap itu hanya suara angin.

Sasori mengayuh sepedanya sambil menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Membuat wajah manis itu menyunggingkan senyum menawan. Sama halnya dengan Gaara yang tengah asik memandangi aliran sungai yang sedang mereka lewati. Ternyata kota ini tidak buruk juga. Terasa sejuk dan menenangkan. Sore yang damai setelah hari pertama sekolah yang sangat panjang.

"Hallo bocah kembar,"

"Hwaaaaaa!" Gaara dan Sasori yang tengah menikmati sore mereka yang indah berteriak kaget, karena tiba-tiba saja muncul dua makhluk pirang di samping mereka yang juga mengayuh sepeda.

"Kau kan orang aneh yang tadi!" Sasori langsung menghetikan sepedanya.

"Mengagetkan saja," Singut Gaara.

"Heheheee, maaf." Ucap Deidara dan Naruto sambil nyengir.

"Mau apa?" Tanya Sasori ketus.

"Wah, anak manis sepertimu gak boleh galak tahu," Deidara mencubit pipi Sasori.

"Dasar om om mesum!" Hardik Sasori sambil menepis tangan Deidara dengan kasar.

"Kalau marah kau malah semakin manis saja," Goda Deidara yang sepertinya makin tertarik.

"Menjijikan!" Sasori ngamuk sambil nunjuk-nunjuk Deidara.

Sementara sang kakak sedang pada ribut, Naruto malah asik mendekati Gaara yang duduk diam sambil menatap polos padanya.

"Kalian berdua kembar ya?" Tanya Naruto.

"Iya, dia nii-chan ku." Jawab Gaara polos sambil menunjuk Sasori yang lagi asik nunjuk-nunjuk Deidara sambil mengamuk.

'Waaah manisnyaaaa...' Batin Naruto.

"Nama mu siapa?" Tanya Naruto lagi.

"Perkenalkan diri dulu baru tanyakan nama orang lain, tidak sopan." Jawaban Gaara kali ini cukup membuat Naruto speechles.

"Namaku Uzumaki Naruto," Si pirang mengulurkan tangannya.

"Aku gak tanya kok," Jawab Gaara sambil kembali menghadap ke depan dan memejamkan matanya.

Jleb!

Seperti ada bamboo runcing yang menusuk jantung Naruto mendengar jawaban Gaara. 'Beuh! Ternyata ni anak gak jauh beda sama abangnya' pikir Naruto.

"Nii-chan, sampai kapan kau mau meladeni kakak cantik itu?" Tanya Gaara sambil menarik baju Sasori dari belakang.

"Heh?!" Deidara dan Naruto langsung cengo sambil natap Gaara.

"Ca..cantik? aku ini laki-laki tulen tahu." Ucap Deidara.

"Ups! Maaf," Gaara menutup mulutnya dengan sebelah tangan. "Habis rambutnya begitu sih," sambungnya lagi,

"Gaara, serangan terakhir." Ucap Sasori dengan seulas senyum mencurigakan sambil sedikit menoleh ke belakang menatap sang adik.

Lalu Gaara menoleh pada duo Uzumaki dan menampilkan senyum termanisnya. Membuat dua orang aneh itu seolah terbius oleh racun mematikan. Deidara dan Naruto langsung merona dengan mulut yang sedikit menganga melihat senyum menawan dari Gaara. Keduanya masih terdiam di atas sepeda.

"Sa-yo-na-ra.." Ucap Gaara dengan penuh penekanan. Lalu duo Sabaku itu pun menendang duo Uzumaki berserta sepedanya secara bersamaan.

"Gyaaaa!"

Byur!

Bingo! Naruto dan Deidara sukses nyemplung di sungai yang memang berada di samping mereka. Lalu kedua bocah kembar itupun melambaikan tangan sambil tersenyum nakal penuh kemenangan. Dan Sasori mulai mengayuh sepedanya kembali, meninggalkan dua orang Uzumaki yang terduduk dalam diam di dalam sungai yang memang dangkal itu.

Gaara memang polos, tapi kepolosannya itu merupakan senjata paling ampuh bagi Sasori. Yah, hari ini cukup menyenangkan dengan berhasil menceburkan dua orang aneh ke sungai. Sepertinya si kembar akan berhenti mengeluh pada nee-chan nya dan mulai menyukai kota baru ini.

TBC atau THE END ya?

Aneh ya? Aneh banget kan? Yah begitulah fic ini..

Pendek? Biarin :p

Weheheheheee...

Berminat review? Harus donk..

Hargailah sedikit karya orang lain.. jadilah readers yang bijak dan berikan reviewmu..