Special thanx to:

corvusraven / Crystalline Arch / Aii Sakuraii / Keiko Eni Naomi / berry biru / Hikary Cresenti Ravenia / LYAN / Mine / Qren / YoruChan Kuchiki / Mine / Noctis Vee Caelum / hendrik-widyawati / Kiki RyuEunTeuk / chappy ruki / cinnamon / ojou-rizky / reader3byaruki / Gizel Godwin / Moku-chan / kayumanis / dekuchikishiffer /

Terima kasih karena sudah meluangkan waktu untuk membaca dan bersedia mereview. Terima kasih untuk para silent reader juga. Aku akan merindukan kalian. Bye...


Bleach#Tite Kubo.

Rate : T

Summary: Rukia menjalani pendidikan pra nikah sesuai tradisi keluarga Kuchiki sebelum menjalani kehidupan rumah tangganya. Byakuya memilihkan calon suami untuk Rukia. Pada akhirnya, benar ada yang tersakiti.

oooOoooOooo

Rukia memandang penuh kerinduan pada pria di hadapannya. Spontan ia berlari, memeluk tubuh bidang itu, mengeratkan pelukannya dengan erat seolah tidak ada hari esok. "Sebentar saja, Ichi!" ucap Rukia.

Rukia merasakannya, tangan besar Ichigo mengusap punggungnya beberapa kali. Helaian rambutnya juga tak luput dari sentuhan lembut Ichigo. Rukia pasti, ia yakin akan selalu merindukannya. Rukia akan merindukan tiap kehangatan dan aroma tubuh ini, pria yang sangat dicintainya.

"Ada apa?" tanya Ichigo.

"Aku merindukanmu!"

Rukia melonggarkan pelukannya, beradu tatapan. Mata hazel itu menenangkannya, Rukia menginginkan Ichigo.

"Aku juga merindukanmu!" ucap Ichigo.

Rukia memejamkan mata, membiarkan Ichigo mencium kening, hidung dan bibir mungilnya. Ia kehilangan kata untuk berucap jujur, hatinya tidak merelakan Ichigo pergi darinya.

"Ada yang ingin aku katakan kepadamu, Rukia!"

Mereka berjalan menyusuri jalanan Karakura yang sepi, menuju tempat penuh kenangan mereka. Salah satu puncak gedung, tempat tinggi kesukaan Rukia kini menjadi bagian dari kesukaan Ichigo juga.

"Rukia, aku sudah menyelesaikan pendidikan kedokteranku. Kau tahu, aku sekarang menjadi seorang dokter di Karakura hospital," jelas Ichigo.

"Benarkah? Kau harus mentraktirku atas keberhasilanmu," canda Rukia. Ia senang sekali.

"Itu semua karena kau."

"Hah? Apa maksudmu?"

"Aku akan melamarmu, inilah janjiku setelah aku menjadi seorang dokter! Menikahlah denganku, dan jadilah ibu untuk anak-anakku!" Ichigo melamar Rukia.

Rukia terdiam, ia menundukkan kepalanya. Air mata itu tak sanggup lagi untuk ditahan Rukia lebih lama lagi. Rukia terisak, ia menangis.

"Rukia, kau.. kau kenapa?" tanya Ichigo penasaran.

Sejak kapan Rukia menjadi begitu cengeng?

"Rukia," panggil Ichigo.

"Aku tidak bisa, Ichigo!" jawab Rukia.

"Apa maksudmu?" Ichigo menyuruh Rukia menatap wajahnya, berpandangan.

Rukia rasanya memilih mati daripada harus mengatakan kalau dirinya hamil dengan pria lain. Bukan pria lain, melainkan bersama Nii-samanya.

"Marahlah kepadaku! Kau boleh membenciku seumur hidupmu. Aku, aku sudah akan menikah dengan pria lain Ichigo!" ucap Rukia serak, ia terus terisak.

Ichigo mengangkat dagu Rukia, berharap dari pancaran mata violet itu ada kebohongan atau lelucon.

"Aku hamil, Ichigo!" ucap Rukia.

oooOoooOooo

Byakuya berdiri setelah keluar dari senkaimon khusus miliknya. Dia tidak terkejut saat ia disambut orang yang dikenalnya begitu sampai di dunia nyata.

"Aku tidak menyangka kau akan menikah dengan Rukia-chan!"

"Kau memberiku selamat?" jawab Byakuya datar.

Yoruichi tersenyum, tak begitu kaget melihat reaksi kepala keluarga Kuchiki.

"Mampirlah dulu!" ajak Yoruichi.

"Aku kemari bukan untuk meminum teh, ada hal yang harus aku lakukan!"

"Menjemput Rukia-chan?" tebak Yoruichi.

Byakuya terdiam, ingin rasanya ia bertanya 'Kau mengetahui di mana Rukia?' Atau bertanya 'Jangan mencegahku!' Biarlah itu menjadi pertanyaan di hatinya.

"Dia bersama Ichigo!" ucap Yoruichi berjalan mendekati Byakuya.

"Aku berharap kau mengerti perasaan mereka, terutama Rukia-chan!" nasehat wanita itu.

"Aku tidak membutuhkan saran darimu!"

Yoruichi mendengus kecil. Sejujurnya di dalam otaknya dan Keisuke hanya beberapa hal mengenai Byakuya dan wanita (Rukia). Pertama, Byakuya akan menyetujui hubungan Ichigo dan Rukia. Kedua, Byakuya diam-diam menyukai Rukia. Dan pada kenyataannya sekarang, Rukia sedang mengandung anak Byakuya.

"Aku sudah tidak sabar untuk menunggu keponakanku," ucap Yoruichi berjalan menjauhi Byakuya.

Byakuya dalam hati tersenyum, kabar gembira ini begitu mudah tersebar. Bukan saatnya mengagumi ucapan Yoruichi, ia harus membawa Rukia pulang.

"Rukia..." gumamnya, ia memejamkan mata, mencari reiatsu wanitanya.

oooOoooOooo

Rukia dan Ichigo terdiam, masih berpandangan. Kalimat terakhir yang diucapkan Rukia, membuat mereka membisu. Rukia gemetaran, tangisnya tak berhenti. Ia mampu melihat kekecewaan, keraguan, dan segala rasa yang tidak pernah ingin Rukia lihat dari mata Ichigo.

"Rukia, kata-katamu barusan menyakitiku! Kau berbohong, kan? Kau membuat lelucon, kan?"

"Maafkan aku Ichigo!"

"Katakan itu bohong!" Ichigo berteriak, "Siapa? Siapa yang berani menyentuhmu dan aaargh..." Ichigo frustasi, ia mengacak rambutnya kasar.

"Aku akan menikah dengan Nii-sama!" jujur Rukia.

Rukia tak sanggup melihat Ichigo seperti itu, ia harus segera mengakhiri percakapan ini.

"Byakuya, kakakmu Rukia! Bagaimana mungkin kalian menikah? Tunggu, Byakuya? Ayah janinmu... Byakuya Kuchiki?"

"..." Rukia tak menjawab, ia mengalihkan pandangannya.

"Kau tidak mencintai Byakuya, kan?"

Tak ada jawaban dari Rukia.

Diamnya Rukia membuat Ichigo jengah. Dipegangnya dagu Rukia agar menoleh ke arahnya. Ia terkejut, air mata Rukia kembali mengalir deras dari matanya.

Ichigo menghapus lembut, wajah itu masih begitu sama. Cantik dan menyiratkan keindahan dunia.

"Byakuya memaksamu, Rukia? Ia menyakitimu?" tanya Ichigo.

Rukia menggeleng, "Tidak! Tidak ada yang memaksaku!"

Ichigo menarik tubuh Rukia kembali dalam pelukannya, meresapi aroma tubuh wanita yang dicintainya. Untuk terakhir kalinya, mungkin?

Rukia mengeratkan pelukan itu. Hatinya menyeruak marah atas keputusan bodoh yang telah diambilnya. Rasa tidak ingin kehilangan Ichigo kembali memenuhi ruang hatinya, ia benar-benar tidak mau kehilangan Ichigo. Kehangatan, perhatian, sikap lembutnya, dan semua hal yang dimiliki Ichigo.

"Gugurkan bayi!" ucap Ichigo ragu.

"Ka-kau bicara apa?"

Rukia tidak percaya dengan ucapan Ichigo barusan.

"Kau tidak mau? Kalau begitu kita besarkan bayi itu bersama-sama, kau dan aku!"

"Ichigo, jangan sakiti dirimu! Aku tidak bisa! Aku tidak mau!"

Kali ini keduanya menangis. Menangisi perpisahan ini.

"Aku tidak pantas untukmu, Ichigo! Aku wanita yang telah mengandung sebelum menikah. Bencilah aku! Aku tidak menghargaimu, Ichigo! Aku tidak menghargai hubungan kita! Aku tidak menghargai cintamu!" suara Rukia terdengar berat.

"Bagaimana mungkin kau menyuruhku membencimu? Bagaimana aku bisa marah dan membenci pada wanita yang aku harapkan dapat menjadi ibu bagi anak-anakku kelak? Bagaimana aku bisa melakukannya Rukia?"

Rukia mengeratkan pelukannya. Ia menangis lagi, hingga rasanya sakit di dadanya membuatnya terasa ingin mati. Rukia mencintai Ichigo, itulah kenyataannya. Tapi, tubuhnya tidak dimiliki pria yang dicintainya.

Ichigo membelai lembut wajah cantik itu. Hidungnya memerah, tak ada yang bisa memungkiri kesedihan yang terasa menyesakkan itu.

Ichigo sadar, mungkinkah ia memang harus melepas gadis Kuchiki ini, selamanya?

oooOoooOooo

Byakuya menggeram marah melihat tubuh Rukia menerima pelukan pria lain. Rukia membalas pelukan itu, berbeda saat ia bersamanya. Rukia belum memberikan hatinya untuk dirinya seorang. Rukia belum mencintainya walau ada pengikat mereka di dalam rahim Rukia.

Haruskah ia melepas Rukia?

Tidak, janin itu miliknya, itu anaknya, darah dagingnya!

Pria tampan itu, memandang sedih Rukia yang terus terisak di sana. Air mata itu tidak pernah mengalir di hadapannya.

Berapa banyak kesedihan yang disimpan Rukia karena dirinya?

Byakuya tak kuasa lagi hanya melihat dari kejauhan. Byakuya mendekat bahkan ia sadar kehadirannya tidak dirasakan Rukia maupun Ichigo. Byakuya langsung menarik pergelangan Rukia kasar, menyembunyikan tubuh Rukia dibalik punggungnya. Byakuya menjauhkan Rukia dari pandangan Ichigo.

"Pergilah Kurosaki!"

Ichigo mendapat sapaan tidak hangat dari Byakuya. Kalimat itu menyiratkan bahwa Rukia adalah milikku, milik Byakuya. Byakuya marah melihat Rukia begitu menurut saat Ichigo hampir menyentuh bibir mungil Rukia, menciumnya.

"Nii-sama..." Rukia terkejut, ia merasakannya. Reiatsu kakaknya meningkat.

Pegangan pada tangannya kuat, begitu menyakitinya. Tatapan Byakuya marah, Rukia tidak menyukainya. Byakuya tak perduli dengan kemarahan Rukia, ia membuka senkaimon berniat menyeret Rukia pulang.

"Kita pulang!" Byakuya bersuara.

Kaki mungil Rukia begitu saja mengikuti langkah Byakuya. Ichigo hanya memandang. Seperti dulu, tak bisa berbuat banyak.

"Rukia, aku mencintaimu!" teriak Ichigo bersamaan ditutupnya pintu senkaimon.

"Aku berharap.. kau bahagia.." balas Rukia lirih.

oooOoooOooo

Rukia bersuara lirih, namun ia menyakini kedua pria itu mampu mendengarnya dengan jelas. Ichigo tersenyum getir dan itu mampu dilihat Rukia.

Selamat tinggal cinta, itulah yang terucap di hati mereka.

Byakuya menatap Rukia. Terdiam tak bersuara setelah kepergian Ichigo dan tertutupnya pintu senkaimon.

Berjalan terus menyusuri jalanan Soul Society, keduanya terdiam. Bahkan Byakuya tak menyadari genggamannya di tangan Rukia belum mengendur sama sekali.

"Kau menyakitiku, Nii-sama!" ucap Rukia.

Byakuya melepas pegangan itu. Tangan itu memerah akibat terlalu kuat dicengkeram. Begitu ketakutannya Byakuya kalau-kalau Rukia kabur bersama Ichigo.

Rukia beranjak pergi, langkahnya mendahului Byakuya. Ia mengabaikan Byakuya.

Tidak terima, Byakuya mengejar Rukia. Menarik lengannya dan menjatuhkan tubuh itu dalam pelukannya. Memeluknya erat seolah tidak ada waktu lagi untuk melakukannya.

"Aku mencintaimu Rukia, dan aku akan menunggumu!"

"Jangan panggil aku dengan panggilan itu, panggil aku Byakuya!"

"Aku bahagia atas kehamilanmu, aku akan berusaha menjadi yang terbaik untukmu!"

Rentetan kalimat itu malah membuat Rukia menangis terisak dipelukan Byakuya. Rukia belum membalas pelukan itu, ia belum bisa. Hatinya, masih belum bisa diberikan pada Byakuya, saat ini.

"Nii-sama..." panggil Rukia.

Mereka beradu pandangan saling menyelami isi hati keduanya.

"Aku akan belajar mencintaimu!" ucap Rukia.

oooOoooOooo

the end.

14/03/2013


Daripada mengomel dalam hati, berikan review pada saya saja biar saya mendengar ups, membaca suara hati anda.

Thanx...


A/N: Terima kasih sebanyak-banyaknya yang sudah mem-fav, atau mem-follow, dan mereview cerita ini. Cerita ini telah berakhir. Ini pengalaman menyenangkan membuat fic multichapter. Dari sini aku bisa mengenal kalian, melalui review berupa kata-kata, aku selalu menunggu itu tiap publish, apa mereka bakal review lagi? atau bagaimana komentar mereka? Harapannya; semoga mereka (reader) bisa menikmati ceritaku.

Chapter ini terkesan memaksa? Pendek? Kurang ada feel-nya? Aku juga ngerasa begitu, ya sudahlah! Semoga kalian menyukai chapter ini #ngarep plus maksa.

Drama televisi telah berakhir, semoga tidak membuat anda geleng-geleng kepala karena endingnya tidak jelas ceritanya!

Thanx a lot! Miss you all!

Bye..


Bales Review:

Keiko Eni Naomi: Terima kasih atas reviewnya. Udah selesai! Udah kepergok, dan tara.. hasilnya seperti itu! Bye..

Crystalline Arch: Terima kasih atas reviewnya. Udah selesai nih, aku ga tahu gimana caranya Byakuya meyakinkan Rukia, tapi aku rasa Rukia udah yakin dengan keputusannya. Bye..

corvusraven: Terima kasih atas reviewnya. Udah selesai, nih! Review lagi ya! Bye..

berry biru: Terima kasih atas reviewnya. Udah terjawab semua pertanyaan kamu, kan! Bye..

ojou-rizky: Terima kasih atas reviewnya. Udah berakhir byaruki, semoga kamu suka! Bye..

Hikary Cresenti Ravenia: Terima kasih atas reviewnya, sudah berlanjut dan berakhir nih... Bye..

Moku-chan: Terima kasih atas reviewnya. udah lanjut dan berakhir nih... Semoga kau menyukainya.. Bye..

Aii Sakuraii: Terima kasih atas reviewnya. Huft, dah berakhir. Kecepetan ya? Aku ga pake target kok! Jujur aja aku ga suka Ichihime, jauh-jauh deh ama pairing itu, aku ga rela! Haha.. abaikan! Udah berakhir, dan jadinya Byaruki! Bye..

hendrik-widyawati : Terima kasih atas reviewnya. Sogokan kamu kurang banyak, ga terpenuhi deh permintaannya! Bye..

Mine: Terima kasih atas reviewnya. Udah terjawab semua pertanyaan dan rasa penasaran kamu. Kecepetan ya? Maaf, semua kan harus berakhir. Bye..

Noctis Vee Caelum: Terima kasih atas reviewnya. Udah selesai nih, semoga kamu menyukai chapter ini. Bye..

reader3byaruki: Terima kasih atas reviewnya. Aku senang kalau kamu senang. Rasanya senang sekali, kamu nungguin ceritaku. Bye..

Gizel Godwin: Terima kasih atas reviewnya. Salam kenal juga! Udah lanjut berkahir nih! Kerasa kecepetan ya? Moga ceritanya ga keluar dari jalur! semoga kau menyukainya. Hihi... Bye..