Disclaimer : EXO dan SNSD milik agensi mereka, diri mereka, dan orang tua mereka masing masing.

Pair : Chanyeol/Baekhyun

Genre : Romance, Hurt/Comfort or Angst?

Rating : M karena terlalu banyak kata ciuman.

Warning : Shou-ai. Cinta yang tidak akan kesampaian

Note: Karena Ra**** dan Di***, terutama Di*** yang diduga kuat memiliki perasaan khusus pada Ra****, memiliki kesamaan dengan Chanyeol dan Baekhyun.

Tolong jangan salahkan aku karena pada akhirnya aku menulis fic BaekYeol, alasan pertama adalah karena aku suka pada Chanyeol, dan yang terakhir adalah karena Di*** yang mirip dengan Baekhyun menunjukan tanda tanda kalau dia memiliki perasaan khusus pada Ra****.

+Terlarang+

Di ujung jalan itu ada Chanyeol, berdiam disana seakan menunggunya, sebetulnya tidak ada masalah untuk Baekhyun, Chanyeol adalah tetangganya dan mungkin saja dia ingin bicara padanya. Yah, itu mungkin saja.

"Mau pulang, Baekhyun?" Tanya Chanyeol, pemuda itu berjalan menyusulnya yang sudah melangkah sedikit jauh di depannya.

"Yah, begitulah." Jawabnya singkat.

Setelahnya Chanyeol tidak bicara apa apa lagi, ini sangat aneh apalagi jika mengingat Chanyeol yang biasa tidak pernah bisa diam.

"Yeol." "Baek."

Mereka tersentak saat mendapati mata satu sama lain yang bertatapan karena panggilan yang dilontarkan pada saat yang bersamaan, suasana berubah canggung entah untuk apa.

"B-Baekhyun…" Chanyeol akhirnya buka suara, memanggil nama Baekhyun dengan nada yang jauh dari biasanya, entahlah tapi nada dari panggilan itu susah untuk dijelaskan. Baekhyun menoleh saat pemuda itu memanggilnya, perlahan menghilangkan jarak antara wajah mereka.

Sensasi lembut dan basah terasa di bibirnya, sebuah kecupan yang entah mengapa membuatnya ingin membalas, lalu perlahan lidah menyisip di antara bibirnya, mencari celah untuk menjelajahinya lebih dalam. Ini, sentuhan seperti ini, terasa terlalu lembut menyentuhnya apalagi di bibir seperti ini, dia mengalungkan lengannya di leher Chanyeol, sementara Chanyeol menarik pinggangnya mendekat dan membuainya dengan ciumannya.

Baekhyun benar benar orang baru dalam percintaan, dia sama sekali tidak pernah berciuman sebelumnya, jangankan berciuman, memiliki hubungan khusus pun dia sama sekali tidak pernah, jadi Chanyeol adalah orang yang pertama kali menciumnya dan dia menyukainya.

Chanyeol adalah orang yang pertama kali menciumnya.

Tunggu! Itu salah, harusnya mereka tidak berciuman seperti ini.

Dan dia menyukainya.

Itu lebih salah lagi!

Baekhyun melepas paksa pelukan Chanyeol, seketika melepas ciuman mereka. Baekhyun adalah orang baru dalam percintaan, tapi dia tahu hal yang mereka lakukan tadi adalah berciuman dan itu tidak seharusnya mereka lakukan. Dia tahu sebuah batasan yang diciptakan oleh agama dan masyarakat di mana dua orang laki laki tidak boleh memiliki hubungan khusus, dia juga tahu kalau mereka berdua adalah laki laki, laki laki yang tidak seharusnya berciuman.

Baekhyun mundur menjauh, memandang nanar pada Chanyeol yang terkejut. Mungkin di pipinya ada rona hebat akibat ciuman tadi, tapi di hatinya hanya ada luka yang akhirnya tertoreh.

Chanyeol adalah orang yang pertama kali menciumnya dan dia menyukainya, tapi itu terlarang.

Terlarang.

Baekhyun berlari sampai rumah, rona merah di pipinya sudah benar benar hilang digantikan rasa sakit di hati karena Chanyeol adalah orang yang pertama kali menciumnya dan dia menyukainya, tapi itu terlarang. Dan walaupun terlarang, Baekhyun tetap menyukainya, menyukai Chanyeol lebih tepatnya.

Dia menyeret kakinya menuju kamar, berharap saja air panas bisa membantu meluruhkan perasaannya pada Chanyeol.

"Kau sudah pulang, Baekhyun?" Di sana duduk ayahnya dihalangi koran hari ini.

"Iya." Jawab Baekhyun singkat.

Dia tahu sebuah batasan yang diciptakan oleh agama dan masyarakat di mana dua orang laki laki tidak boleh memiliki hubungan khusus dan dia harus melakukan sesuatu agar tidak terperosok lebih jauh ke dalamnya, sudah cukup hanya rasa suka pada Chanyeol, dia tidak ingin terperosok lebih jauh dari itu.

"Ayah…" Dia perlahan berjalan mendekati ayahnya yang menjawab panggilannya hanya dengan gumaman tidak jelas.

"Bisakah Ayah menjodohkanku?" Selama ini ayahnya selalu memberinya kebebasan untuk memilih ini itu, termasuk pasangan hidup, tapi kalau dia justru akan terperosok ke dalam percintaan terlarang bersama Chanyeol, Baekhyun berani bilang, lebih baik dia dijodohkan saja.

Ayahnya menurunkan lembar lembar koran dan membiarkannya tergeletak di atas karpet yang hangat. "Kenapa, anakku?" Dia menatap Baekhyun langsung ke mata.

Baekhyun terdiam pada awalnya, airmata turun setetes di pipinya, rasanya sulit untuk mengatakannya pada sang ayah. "Karena aku menyukai Chanyeol."

Sang ayah bergerak memeluk putra bungsunya, dia tidak berkata apa apa entah karena apa.

Setelahnya sang ayahnya mengenalkannya pada seorang gadis, tiga tahun di atasnya tapi masih terlihat sangat muda, Baekhyun sudah tidak terlalu tertarik, dia lebih ingin melenyapkan perasaannya pada Chanyeol daripada menikahi gadis itu.

Saat ini Baekhyun sedang duduk malas di hadapan sang gadis, dua cangkir teh di antara mereka.

"Maaf." Ujar gadis itu, seketika Baekhyun tersadar untuk lebih memperhatikannya.

"Maafkan aku kalau aku justru menghancurkan hubunganmu dengan kekasihmu."

Baekhyun tidak tahu harus bicara apa lagi, perlahan dia mulai memperhatikan gadis itu, Kim Taeyeon. Perjodohan atas nama bisnis memang selalu begini, sebetulnya Baekhyun tidak keberatan, dia justru takut Taeyeon yang keberatan.

"Tidak, Taeyeon Noona."

"Cukup Taeyeon saja."

Gadis ini terlalu baik, itu yang Baekhyun ketahui setelahnya, dia tidak bersikap seolah ingin benar benar memiliki Baekhyun, tapi tidak juga menolaknya, juga tidak bersikap seperti gadis lain, dia bersikap seakan dia dan Baekhyun adalah kawan lama yang saling mengerti. Itulah perasaan yang paling membuat nyaman, merasa ditemani, dan itulah dasar yang membuat Baekhyun makin yakin untuk menikahi Taeyeon.

Lalu meninggalkan Chanyeol jauh sebagai masa lalunya.

"Kau tidak bisa melihat Taeyeon Eonnie saat ini." Ujar Sooyoung, padahal biasanya dia bertemu dengan Taeyeon sore hari begini.

"Kenapa?"

"Sebentar lagi kalian akan menikah."

"Lalu apa hubungannya?"

"Mempelai pria dilarang melihat wanitanya sampai hari pernikahan."

Taeyeon memandang pintu yang tertutup, di baliknya ada Baekhyun, calon suaminya, dan Sooyoung, salah satu teman yang sudah dianggap adiknya yang juga paling ingin menikah, keduanya sedang berdebat tentang Baekhyun yang ingin menemui Taeyeon, sementara Taeyeon, yang seperti jadi barang rebutan, hanya bisa berdecak antara kagum dan sebal.

Jika berbicara tentang penikahannya dengan Baekhyun, dia sendiri tidak bisa bicara banyak, hanya saja dia meyakini sesuatu, ini adalah bentuk baktinya pada sang ayah yang bisnisnya sedang tidak stabil sampai dia rela dijodohkan dengan Baekhyun, anak bungsu pengusaha Byun yang kaya raya, sekali lagi, ini adalah bentuk baktinya.

Saat dimana Baekhyun bisa bertemu Taeyeon lagi adalah pada saat pernikahan mereka, saat mereka dari sahabat berubah jadi sepasang suami-istri, tapi itu tetap tidak merubah inti dari hubungan mereka yang tetap bedasarkan persahabatan.

Taeyeon terlihat cantik hari itu, juga terlihat lembut, sedikit berbeda dari citra manis dan beraninya selama ini dan itu cukup menghibur Baekhyun, gadis itu mengenakan gaun putih yang dia tidak tahu kapan dibelinya, karena setahunya Taeyeon tidak pernah menunjukan gaun itu padanya, tapi memang seperti itulah sahabat, bukan? Tidak semua hal yang Taeyeon tahu harus juga Baekhyun ketahui, Baekhyun tahu jelas hal itu.

Baekhyun menatap Taeyeon yang mengangguk kecil, mereka sudah sampai pada akhir ritual sakral itu, kecupan lembut di bibir. Baekhyun percaya diri betul untuk mencium gadis yang sekarang adalah istrinya, walaupun orang bilang, lebih tepatnya Sooyoung bilang, kalau kehilangan ciuman pertama dengan orang lain itu artinya kau tidak akan bisa jadi pengantin lagi. Meskipun apa yang dikatakan Sooyoung adalah benar Baekhyun sama sekali tidak peduli, kalau benar saja dia tidak peduli bagaimana kalau salah, tentunya dia akan jauh lebih tidak peduli.

Bibirnya menyentuh bibir Taeyeon yang lembut dan dipulas perona bibir, sedikit mengingatkannya pada ciumannya dengan Chanyeol, tapi tentu rasa bibir Taeyeon jauh lebih lembut juga sangat pasrah saat dikecup, tapi mungkin itu hanya karena mereka masih di tempat umum.

Setelahnya mereka beralih ke pesta, masih dengan pakaian yang sama, sepasang pengantin ini membaur dalam keramaian orang, terkadang menyesaki panggung untuk menyanyikan lagu apapun atau ditarik menuju tempat lain oleh tamu undangannya.

Di kejauhan sana Baekhyun melihat Chanyeol, berdiam jauh dari keramaian pesta seakan menunggunya, sebetulnya tidak ada masalah untuk Baekhyun, mungkin saja dia ingin bicara padanya. Yah, itu mungkin saja.

Tiba tiba dia melambaikan tangan jauh di atas kepala, senyum manis dipaksakan tergambar jelas di bibirnya, bibir yang pertama kali menciumnya. Chanyeol akan tetap jadi orang yang pertama kali menciumnya apapun yang terjadi.

Baekhyun tersenyum dan melambai juga padanya, yang lalu dari kejauhan tertawa dengan tawa sakit, lalu pergi sebagai tamu pertama yang pergi dari pesta itu. Baekhyun menghela napas dan tersenyum pahit, setidaknya untuk sekarang memang lebih baik begini.

+FIN+

(Ada sedikit perbaikan di sana sini karena typo, itulah kelemahan dari menuli di saat semua orang telah tumbang, aku sendiri sudah nyaris tumbang saat menulisnya, jadi maaf karena typo tentang ini itu.)

(Note di atas seringnya berisi penjelasana tentang sumber inspirasiku untuk menulis fic, karena itu tentunya aku akan senang sekali bila kalian membacanya.)