"Haaaah~ Pagi yang cerah. Sangat cocok untuk-"

"Menikmati traktiran pie apel ukuran besar dari My Little Brother." Potong Kurama sambil menyeringai licik kearah Naruto yang hanya cemberut kesal karena ucapannya di potong.

"Jangan lupa kalau hari ini adalah hari valentine, Naruto." Kata Kurama lagi. Naruto mendengus, "Tentu saja aku ingat , memangnya Aniki pikir aku lupa?"

Kurama tersenyum mengejek, "Hanya mengingatkan saja, siapa tahu kau lupa. Dan juga, kau masih ingat dengan taruhan kita, kan?"

"Tentu saja aku ingat." Jawab Naruto dengan seringai di bibirnya.

"Kalau begitu bersiaplah untuk kalah." Kata Kurama dengan nada mengejek.

"Heh, jangan terlalu percaya diri, Aniki. Belum tentu Aniki yang akan memenangkan taruhan itu." Kata Naruto dengan nada meremehkan. Kurama menyeringai licik mendengar perkataan Naruto. Membuat Naruto menjadi merinding melihatnya itu. "Hentikan seringaimu itu, Aniki. Kau membuatku menjadi merinding. Dan lihat saja akulah yang akan memenangkan taruhan itu. Karena itu lebih baik Aniki bersiap untuk miskin selama sebulan karena pasti aku akan menguras habis isi dompet Aniki!" teriak Naruto dengan sombong.

"Aku nantikan itu, Na-ru-to." Sahut Kurama tenang.

Baru saja Naruto akan membalas Kurama, sebuah perkataan nyaring Kushina menghentikan niatnya itu.

"Apa yang kalian lakukan? Cepatlah pergi ke sekolah, nanti kalian berdua bisa terlambat."

"Ha'i Kaasan." Sahut Kurama dan Naruto kompak.

"Aku duluan ya, Aniki. Aku mau menjemput Sasu-Teme." Pamit Naruto.

Kurama mengangguk, "Ya. Dan jangan lupa akan taruhan kita."

"Iya..iya..jangan ingatkan aku terus akan hal itu, Jaa." Kurama menatap kepergian Naruto dengan tatapan datar, perlahan-lahan sebuah seringai licik muncul. Iris mata Kurama berkilat aneh. Dengan pelan Kurama berjalan menuju mobil miliknya dan bergumam pelan.

"Jangan harap kau bisa menang dariku, Naruto-chan."

~~Nuts~~

Disclaimer : Naruto by Masashi Kishimoto

Rating : T

Warning : AU, OOC, Shounen ai, Typo, Gaje.

Pair : NaruSasu

Genre : Romance, Friendship dan Humor.

Summary : Perjuangan Sasuke dalam membuat coklat Valentine untuk orang yang dicintainya.

For Valentine's Day

Ket:

'bla bla' berpikir/berbicara dalam hati

"bla bla" berbicara biasa

Don't Like Don't Read!

~~Nuts~~

Hari ini tanggal 14 Febuari. Hari yang special bagi para gadis remaja –dan para uke tentunya- karena pada tanggal ini mereka bisa menyatakan perasaan mereka kepada lelaki yang mereka sukai. Meskipun hampir setengah ditolak secara matang-matang, mengingat kalimat 'secara mentah-mentah' sudah sangat mainstream di kalangan umum.

Ok, lupakan dulu yang di atas, sekarang mari kita beralih ke kediaman Uchiha.

"Sasu-chan, cepat turun. Nanti kau bisa terlambat." Sasuke tersentak pelan saat mendengar panggilan Kaa-san-nya, membuat dia menyadari bahwa sedari tadi dirinya masih di depan pintu kamarnya sedang melamun.

Well, hari ini adalah hari valentine. Hari yang paling di tunggu-tunggu oleh Sasuke sekaligus hari yang dia harapkan tidak ada. Serius, Sasuke galau banget pas bangun tidur dan ingat kalau hari ini adalah hari valentine. Ingat valentine malah buat Sasuke ingat coklat buatannya. Ingat coklat jadi ingat Naruto.

Naruto ya.

Tidak ada yang tahu kalau Sasuke ternyata blushing parah hanya karena mengingat Naruto. Well, seenggaknya Sasuke tidak takut kalau ada yang memergokinya.

Sasuke menghela nafas untuk kesekian kalinya pagi itu. 'Ya atau tidak sama sekali.' Pikir Sasuke menyemangati dirinya sendiri dan kemudian turun menuju ruang makan.

"Ohayou Sasu-chan." Sapa Mikoto dengan riang.

"Ohayou Tou-san, Ohayou Kaa-san." Sasuke balas memberi salam sambil menundukkan kepalanya sopan kepada Fugaku.

"Hn." Sahut Fugaku singkat dan tidak jelas bagi Author tapi jelas bagi Sasuke. Maklum, sama-sama Uchiha.

"Kaasan, dimana Aniki?" Tanya Sasuke setelah menyadari bahwa tidak ada tanda-tanda munculnya Itachi. Mikoto menoleh kearah Sasuke dan tampak memikirkan sesuatu sebelum tersenyum cerah, "Oh, Ita-chan sudah berangkat sekali, ada sesuatu yang harus dilakukan begitu katanya."

Sasuke mengerutkan keningnya, tampak bingung sebelum akhirnya mengedikkan bahu, cuek. Tidak beberapa lama, Sasuke menoleh kearah Fugaku yang terlihat serius membaca koran. Menimbang-nimbang antara bertanya atau tidak, akhirnya Sasuke memberanikan diri untuk bertanya perihal tempo hari. Dimana Fugaku pergi bersama Minato di pagi-pagi buta. Intinya Sasuke penasaran banget akan hal itu.

Author juga sih.

"Tousan.." panggil Sasuke pelan sambil sesekali melirik Mikoto, takut kedengaran.

"Hm?" jawab Fugaku ber'hm'-ria.#salah

"Maaf sebelumnya.. tapi kenapa Tousan tempo hari..eng.." Nah loh, si Sasuke jadi galau antara mau ngelanjutin atau nggak, takut kalau jawabannya entar diluar logika. Nanti malah dia sendiri yang bingung. Aneh? Memang! Kenyataan kalau otak Fugaku berubah 180 derajat kalau sudah bertemu dengan Minato sering terbukti dengan ucapan dan tindakan Fugaku. Sasuke sudah sering melihatnya berkali-kali, membuatnya sedikit trauma dan juga penasaran banget.

Well, terkuak lagi satu rahasia Uchiha.

"Hm, apa?" Tanya Fugaku karena Sasuke tidak kunjung bertanya juga. Memangnya kenapa sama tempo hari?

"Ah..nggak apa-apa kok, Tousan." Jawab Sasuke cepat takut dicurigai.

"Hn."

Suasana jadi canggung untuk beberapa lama. Sasuke dengan cepat menghabiskan sarapannya dan bangkit dari kursinya.

"Loh, Sasu-chan sudah selesai?" Tanya Mikoto bingung.

"Ya. Aku pergi dulu Tousan, Kaasan." Kata Sasuke sambil berlari keluar.

"Hati-hati." Kata Mikoto sedikit nyaring. Terdengar sahutan nyaring dari Sasuke. "Hm, ada apa dengannya ya?"

Fugaku mengedikkan bahu acuh tak acuh, sama sekali tidak peduli.

~~Nuts~~

"Ohayou~ Teme~." Sasuke menyerngitkan dahinya dan mendengus pelan melihat Naruto, meski di dalam hatinya dia gugup bukan main, tapi sebisa mungkin dia sembunyikan di balik wajah datarnya.

"Ohayou, dan bisakah kau menghilangkan senyummu itu? Mataku jadi sakit melihatnya." Kalimat yang cukup pedas untuk mengawali sebuah percakapan. Sasuke merutuk dalam hati.

"Apa? Jangan salah ya, senyumku ini sangat menawan, tahu." Balas Naruto tidak terima. Sasuke miris saat sadar kalau percakapan ini bakal berakhir dengan perang.

"Huh, terserahmu saja." Naruto berniat untuk membalas perkataan Uchiha junior saat melihat gerak-gerik Sasuke yang tampak gelisah. Rasa penasaran langsung muncul tanpa di undang.

"Kau kenapa, Teme?" Tanya Naruto kepo.

"Hah? Aku tidak apa-apa." Jawab Sasuke panik sambil mempercepat langkahnya, hampir berlari.

"Hah, apanya yang tidak apa-apa? Jelas-jelas sikapmu itu menunjukkan kalau ada sesuatu yang aneh." Balas Naruto, berusaha untuk menyamai jalannya dengan Sasuke. "Atau jangan-jangan kamu sedang PMS, ya?" tuduh Naruto.

CTAK

Sabar Sasu-chan, kata orang kalau pagi-pagi sudah sabar bisa mendapat berkah dikemudian hari, loh~

"Dibandingkan itu, sepertinya hari ini kau bahagia sekali. Apa karena hari ini adalah hari valentine?" Tanya Sasuke berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

Naruto mengangguk-angguk, "Yah, bukan itu saja sih, aku memang senang karena hari ini aku pasti akan mendapatkan coklat. Tapi bukan hanya itu saja."

"Oh..kupikir kau kelewat bahagia dan juga narsis hanya karena kau berpikir bisa mendapatkan coklat dari semua perempuan di sekolah." Sahut Sasuke sadis.

Naruto menggerutu kesal. "Memang iya, tapi juga tidak. Ada hal lain yang menggangguku tahu."

"Oh."

Naruto mati-matian menahan diri untuk tidak menerjang sahabat sejak kecilnya itu saat lagi-lagi dan untuk kesekian kalinya di beri respon pendek. Malas juga rasanya berlama-lama sama Sasuke. Untung saja Sasuke punya wajah manis, lumayanlah buat cuci mata. Kalau tidak sudah dia hajar dari tadi.

Lupakan kalimat barusan.

"Naruto, apa kau punya waktu saat istirahat ke-dua nanti?" Tanya Sasuke pelan.

Naruto memutar kedua bola matanya pelan, "Harap di ingat, kalau kita selalu pergi berdua baik pergi sekolah, istirahat atau pulang sekolah."

Sasuke terdiam, menyadari kebodohannya. "Pokoknya nanti saat jam istirahat kedua kau harus pergi ke taman belakang sekolah. Aku menunggu disana." Kata Sasuke cepat sebelum lari menuju sekolah dengan kecepatan penuh.

OOC banget.

Naruto menggaruk kepalanya, tampak bingung dengan tingkah Sasuke. Niatnya sih, pengen ngejar Sasuke. Tapi kalau di lihat-lihat, kayaknya Sasuke tidak akan berbicara padanya sampai jam istirahat kedua. Jadi mending nggak usah di kejar daripada di cuekkin lagi. Benar-benar sahabat yang pengertian.

.

.

.

.

.

Aslinya, Naruto malas ngeluarin keringat di pagi hari, karena takut nggak dapat coklat gara-gara bau keringat. Kalau Sasuke sih, sebodo amat. Sebau apapun pasti pada akhirnya bakal dapat coklat. Bikin iri memang.

"Jadi, bagaimana caranya supaya aku bisa mendapat banyak coklat, ya?" gumam Naruto sambil mengelus dagunya. Sejujurnya di bandingkan perlombaan antara teman-temannya, dia lebih memikirkan bagaimana caranya untuk memenangkan pertaruhan antara dirinya dengan Kurama. Naruto sama sekali tidak sudi untuk kalah dari Aniki tersayangnya. Tidak meskipun kiamat datang sekalipun.

'Ini bukan tentang uang tetapi harga diri yang di pertaruhkan.' Umpat Naruto di dalam hati.

"Chikuso!"

~~Nuts~~

Coklat lagi. Coklat lagi.

Kiba mengerang kesal saat melihat banyak murid perempuan yang datang dengan coklat di tangannya. Dan jangan lupakan ekspresi bahagia murid cowok yang sudah punya pacar atau gebetan dan ekspresi madesu cowok jones. Beda jauh sekali seperti langit dan bumi.

Wajah Kiba semakin menggelap saat ingat kejadian tadi pagi dirumahnya. Dimana kakaknya Hana, dengan entengnya mengatakan kalau Kiba tidak akan mendapatkan coklat, yang berakhir dengan perang yang tentunya di menangkan oleh Hana. Kiba? Oh tenang saja, di hanya mendapat sedikit benjolan di kepalanya kok.

"Ohayou, Kiba-kun."

Kiba menoleh ke arah suara yang menyapanya dan wajahnya kembali suram. "Ohayou mo."

"Are? Kenapa dengan wajah dan kepalamu itu, Kiba-kun? Jangan-jangan itu jimatmu agar kau bisa mendapatkan coklat dari para cewek-cewek di sekolah? Mengerikan,"

Kiba hanya tersenyum manis mendengar perkataan dari si muka datar nan pucat a.k.a Sai sambil menahan diri untuk tidak melompat dan menerjang Sai dan menghajarnya habis-habisan. Lumayan untuk menghilangkan stres di pagi hari.

"Seperti biasa mulutmu itu tidak bisa di rem, ya." Neji hanya menggelengkan kepala melihat Sai yang tampak sibuk mem-bully Kiba. Kiba sendiri hanya membalas Sai dengan umpatan-umpatan yang kelewat kotor untuk di dengar, yang tentu saja di acuhkan oleh Sai.

"Apa yang kau katakan, Neji? Mulut itukan tidak punya rem." Balas Sai dengan ekspresi 'Apa-kau-bodoh?' kepada Neji.

Twitch. "Itu hanya kiasan, baka!"

"-yawn-… bisakah kalian hentikan percakapan bodoh ini?" Sahut Shikamaru sambil menguap lebar, sudut matanya berarir dan ekspresinya terlihat mengantuk. Terlihat di samping Shikamaru, Chouji menggelengkan kepalanya melihat sikap Shikamaru dan Gaara yang terlihat cuek seperti biasa.

"Dan bisakah kau berhenti menguap? Ini sudah pagi!" balas Neji judes.

Kiba menoleh cepat dan menunjuk Sai, kesal. "Dia yang mulai duluan, dan lagi sejak kapan kalian berlima jadi berangkat ke sekolah bersama-sama?"

"Kami hanya kebetulan bertemu di jalan, itu saja." Jawab Neji.

"Ngomong-ngomong Kiba, sepertinya Gaara memimpin skor pagi ini." Kata Sai sambil tersenyum jahil.

"Hah?! Apa maksudmu, sialan?" Sahut Kiba kesal.

"Ah, jangan-jangan yang kau maksud coklat para gadis tadi?" kata Chouji. Kiba memiringkan kepalanya bingung, entah kenapa firasatnya buruk.

"Tepat sekali! Jadi Kiba, tadi ada sekelompok gadis dari sekolah lain yang datang dan memberikan coklat, loh. Jadi perolehan skor nya..

Gaara Sabaku – 4 coklat

Shikamaru Nara – 2 coklat

Neji Hyuuga – 2 coklat

Sai Shimura – 1 coklat

Chouji Akamichi – 1 coklat

Sasuke Uchiha – 0 coklat

Naruto Namikaze – 0 coklat

Kiba Inuzuka – 0 coklat

…. Seperti itulah skornya" Kata Sai panjang lebar.

Kiba shock.

Atau lebih tepatnya diam membeku karena terlalu terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Sai. Matanya terbelalak dan mulutnya terbuka lebar. Sukses membuat Sai dan Chouji tertawa ngakak, sedangkan Shikamaru, Gaara dan Neji menggelengkan kepala melihat reaksi Kiba.

"TUNGGU DULU! Apa-apaan itu? Dan lagi kenapa Chouji juga bisa mendapatkan coklat?" Teriak Kiba histeris, tangannya sesekali menjabak rambutnya kemudian menunjuk-nunjuk Chouji dan Sai secara bergantian.

"Tenanglah, baka." Balas Shikamaru, telinganya terasa sakit mendengar teriakan Kiba.

"Bagaimana bisa aku tenang! Dan lagi kenapa kau bisa langsung mendapat empat coklat sekaligus, Gaara?!" tunjuk Kiba tidak terima.

Gaara mengedikkan bahunya tidak peduli. "Bukan salahku." Jawabnya cuek.

Twitch.

"Tenang.. tenang.. Gaara memang seperti itu. Lagian kemungkinan yang bakal memenangkan perlombaan ini sepertinya Sasuke." Kata Neji.

"Bicara soal Sasuke, bukankah itu Sasuke?" tanya Chouji sambil menunjuk ke arah belakang mereka. Serentak semua menoleh kearah yang di tunjuk Chouji. Terlihat Sasuke sedang berlari dengan kecepatan penuh ke mereka atau lebih tepatnya ke gerbang sekolah. Mengingat sekolah hanya berjarak beberapa meter dari mereka.

"Sasuke semangat sekali, ya. Mungkin dia tidak sabar untuk mendapatkan coklat." Kata Sai sambil tersenyum seperti biasa.

"Eer.. sepertinya bukan itu deh." Koreksi Neji.

"Ah.. dia sudah dekat." Kata Sai tidak mempedulikan Neji. "Ohayou, Sasuke…

WUSSHHH

…-kun?" Sai mengerjapkan matanya saat melihat Sasuke dengan kecepatan tinggi melewatinya.

"Sepertinya Sasuke sedang terburu-buru, ya?" Tanya Sai entah pada siapa. Kiba menepuk jidat, "Tentu saja dasar bodoh!"

Dan perkelahian ronde kedua pun di mulai.

"Ohayou Minna!"

"Ohayou Naru." Balas Gaara sambil tersenyum tipis melihat sahabatnya datang. Entah kenapa hati Neji terasa sakit melihat Gaara. Lagi-lagi hanya Naruto yang bisa membuat Gaara tersenyum dengan mudah.

"Ohayou, Naruto. Tetap berisik seperti biasa, eh." Balas Shikamaru, senyum tipis tersungging di wajahnya.

"Yang benar bersemangat. Ohayou Naruto." Balas Neji lesu.

"Yo, Neji. Kenapa kau lesu begitu?" tanya Naruto sambil merangkul Neji dan Shikamaru, kemudian berjalan lagi menuju sekolah.

"Oh.. bukan apa-apa.. bukan apa-apa.." Jawab Neji dengan suara pelan.

Shikamaru memutar kedua bola matanya bosan, tahu apa yang di pikirkan oleh Neji. Gaara sendiri hanya mendengus dan berjalan dengan tenang di belakang mereka bertiga.

"Oh, ya sudah kalau kau bilang begitu." Sahut Naruto. "Dan lagi ada apa dengan mereka berdua?" sambung Naruto heran melihat Sai dan Kiba berdebat di depan mereka. Chouji menoleh kearahnya dan tersenyum tipis. "Hanya mendebatkan hal yang bodoh."

"Uh-oh.. oke.." sahut Naruto, meskipun ekspresi bingung terlihat di wajahnya.

"Itu bukan sesuatu yang harus kau pikirkan, Naru." Sambung Gaara sambil mendorong punggung Naruto. Memaksanya untuk mempercepat langkahnya. Naruto menoleh ke belakang, berniat protes dan kedua matanya tertuju kearah bingkisan yang terlihat menyembul dari tas Gaara.

"Ne.. Gaara, jangan-jangan yang di tasmu itu coklat?" tanya Naruto, bibirnya mengerucut sebal, mengetahui sahabatnya sudah mendapat coklat. Gaara melirik tasnya kemudian menatap Naruto, senyum tipis –lagi- terpasang di wajahnya.

"Kalau kau mau, kau bisa memakannya, Naru." Naruto sontak berteriak senang tanpa menyadari Neji yang pundung mendengar perkataan Gaara. Shikamaru hanya bisa terperangah melihat adegan konyol di hadapannya dan Chouji hanya tertawa melihat tingkah laku mereka bertiga. Sudah terbiasa.

"Pagi yang menarik ya, Shika."

"Sangat."

~~Nuts~~

Back to Sasuke~

"hah..hah..hah.. a-aku.. aku tidak tahu.. bahwa berlari akan melelahkan seperti ini.." Sasuke menghirup nafas dalam-dalam dan membuangnya, sebelum kemudian bersandar di dinding toilet.

"hh..hh.. untuk sesaat aku lupa kalau hari ini adalah hari valentine." Sasuke mengusap keringat di dahinya dan menghela nafas lega. "Untung aku bisa kabur."

Oke, sebenarnya dimana dan apa yang sudah terjadi, reader? Mari kita mundur bebeberapa menit.

.

.

.

.

.

Sasuke terus berlari menuju sekolah, takut kalau-kalau Naruto mengejar dan menangkapnya. Dia bahkan melewati teman-temannya atau lebih tepatnya tidak sadar karena terlalu sibuk berlari. Sasuke bahkan tidak sadar kapan dia sampai ke sekolahnya. Yang dia tahu saat dia menginjakkan kaki-nya, para siswi-siswi di sekolahnya berteriak histeris dan berebutan memberikan coklat valentine kepadanya.

Belum selesai sampai disitu, saat dia sampai ke lokernya setelah bersusah payah mencapainya dan membuka lokernya, yang di temukan hanyalah surat dan hadiah yang di jejalkan di lokernya.

Kesal dan panik. Mungkin itu yang dirasakan oleh Sasuke sekarang. Kesal karena rutinitas paginya di ganggu dan panik karena mendengar suara-suara dari para gadis yang memanggil dan mengejarnya. Sasuke dengan cepat mengganti sepatunya dan bersiap untuk berlari saat mendengar aba-aba.

1

2

3

"SAAASUUKEEEE-KUUNNN!"

Dengan kecepatan kilat Sasuke melesat pergi meninggalkan sekumpulan gadis yang terlihat seperti hewan buas yang mendapat mangsa. Yak, waktunya berlari lagi Sasuke-kun.

.

.

.

Dan begitulah keadaanya readers.

Sasuke kembali menghela nafas, merasa sangat lelah. Yah, tentu saja dia merasa lelah, bagaimanapun juga dia menghabiskan pagi harinya dengan berlari. Baik berlari untuk menghindar dari fangirlsnya atau menghindar dari Naruto.

Mengingat soal tingkahnya tadi pagi, Sasuke sontak menjambak rambutnya, malu. "Bodohnya aku. Kenapa juga aku harus berlari?! Dia pasti curiga padaku." Sasuke menggeleng-gelengkan kepalanya frustasi. Merutuki kebodohonnya, Sasuke dengan sigap berdiri saat mendengar bel masuk berbunyi. Meskipun suasana hatinya kacau dan semakin kacau mengingat dia satu kelas dan satu meja dengan Naruto, Sasuke berusaha untuk tidak peduli.

Karena bagaimanapun juga semua ini akan selesai setelah istirahat kedua datang.

"Tunggu dan bersiaplah, Narutto!" teriak Sasuke sambil terus-menerus menyemangati dirinya sendiri. Dia tidak sabar menunggu waktu istirahat kedua. Karena saat istirahat kedua datang maka..

.. Naruto akan menjadi miliknya.

TBC

Ettou.. pertama-tama Author ingin mengucapkan..

.. HONTOU NI GOMENNASAI AND HAPPY NEW YEAR , MINNA-SAN! *sujud*

Hiks.. tidak terasa sudah lama waktu berlalu sejak Author hiatus dan tidak menyentuh fic ini, Author benar-benar minta maaf yang sebesar-besarnya. Hounto ni Gomennasai.

Bukan maksud tidak mau melanjutkan, tapi Author cukup sibuk kuliah dan magang sehinga tidak sempat melanjutkan fic ini. Siapa yang menyangka kalau kuliah akan sesibuk ini? Author sendiri kaget.

Tapi tenang saja, Author tidak bermaksud untuk menghentikan fic ini kok, meskipun sepertinya juga cukup susah untuk melanjutkannya, tapi Author tetap berusaha. Yeah.

Yah, meskipun sudah tiga tahun sejak update terakhir, Author harap para reader untuk tidak berhenti membaca dan berdoa agar fic ini tetap lanjut update. #di hajar reader.

Author mengucapkanr terimakasih bagi yang sudah membaca, me-review, mem-fave dan mem-follow fic ini. Dan permintaan maaf karena sudah mentelantarkan fic ini sekian tahun lamanya. Tanpa kalian Author mungkin tidak bisa melanjutkan fic ini.

Balasan review :

Black Lily : Arigatou Gozaimasu karena sudah memberi review. Maafkan Author karena baru update. Terimakasih untuk pujiannya, Author memang pengen buat suasana antara ItaSasu itu lucu, Author senang karena ternyata berhasil. Ini sudah update, Terimakasih sudah me-review ^^

Yamashita Miyako : Hehehe… makasih buat pujiannya. Hm, menurut Author sih kayaknya si Itachi di bikin 'cantik' deh sama Sasuke. Untuk informasi lebih lanjut silahkan tanya kepada Sasuke.#di gampar. Anda mau coklat? Silahkan minta langsung kepapada Sasuke, awas jangan sampai keracunan ya.#Author di hajar. Ini sudah update, Terimakasih sudah me-review ^^

Guest : Halo… untuk saat ini si Sasu belum menyatakan cintanya. Belum siap mentalnya, hehe. Dan untuk taruhannya sudah tahu kan taruhannya tentang apa. Erm, buat NarufemSasu, Author akan pertimbangkan ya. Ini sudah update, Terimakasih sudah me-review ^^

MORPH : Ini sudah update, Terimakasih sudah me-review ^^

R-chan : hm, untuk pertanyaan-pertanyaannya akan Author usahakan untuk menjawabnya dengan kekonyolan dari chara-chara *evil smile* Ini sudah update, Terimakasih sudah me-review ^^

Sora : Ini sudah update, Terimakasih sudah me-review ^^

D : Maafkan Author karena baru update setelah tiga tahun lamanya. Ini sudah update, Terimakasih sudah me-review ^^

Bagi reader yang mau memberikan Kritik, Saran atau Flame, Silahkan dan terimakasih karena sudah mau membaca fic ini.

Review or Flame Please~