A/N: Ngg... Mustinya sih saya lanjutin ff saya yang lain dan bukannya jadi anak bandel bikin ff baru ya. Tapi pengen banget nulis ini~! Terinspirasi dari temen-temen RPer KHR yang gila semua 8D /digebukin/ Chapter 1 agak pendek, tapi nanti chapter dua diusahakan lebih panjang. Gak biasa nulis ff pake bahasa Indonesia soalnya(?) /sesat/
Disclaimer: Saya gak punya KHR~~~
Chapter 1
"Kita harus melakukan sesuatu."
Siang hari itu semua anggota Real Funeral Wreaths sedang duduk santai di ruang tempat mereka biasa berkumpul, saat Kikyo tiba-tiba berdiri dari sofa tempatnya duduk.
Menjilat es krim yang dicurinya dari Zakuro, Bluebell mendongakkan kepalanya ke atas. "Untuk apa?" Tanyanya, bingung melihat Kikyo yang mendadak serius.
"O-ho, lo mau tahu?"
Keheningan meliputi ruangan, mulai dari Zakuro, Daisy, sampai dengan Ghost terdiam. Walau Ghost memang diam dari sananya, yah, abaikan saja.
"Kita harus meminta gaji kita ke Byakuran-sama."
"Nagabonar jadi dua, gue pikir apaan." Kata Bluebell jutek sambil melempar eskrim ke muka Kikyo, yang langsung panik dan mengeluarkan cermin.
"AAAH-! EYE-SHADOWKU! BELL, GUE BARU BENERIN EYE-SHADOW! AH ADUH KAN RUSAK!" Teriak Kikyo heboh, pria berambut hijau itu langsung berlari ke toilet dengan gaya India sambil membawa kotak make-up nya.
Ghost hanya diam sambil membolak balik majalah yang dari tadi dipegangnya. Gaji? Dia bagian dari Byakuran, kalau dia meminta gaji, yang ada Byakuran malah akan memberinya ajal.
Zakuro hanya mengusap jenggotnya yang sudah memanjang sampai ke lantai, dan di cat putih oleh Bluebell. "Sudah waktunya gue ke salon, si Iemitsu pesan tempat mau cukur jenggot hari ini." Katanya sambil keluar dari ruangan.
Satu-satunya perempuan di ruangan itu melihat jam, dan kemudian berdiri. "Oh iya, udah waktunya gue jaga di toko Ikan." Ucapnya sambil keluar, mengikuti Zakuro.
Tak lama setelah mereka berdua keluar, Daisy masuk ke ruangan. "Hari ini banyak sekali anak kecil yang membeli boneka..." Katanya pelan sambill menghela nafas. Menyadari adanya Ghost di ruangan tersebut, Daisy menghampirinya. "Ghost, katanya di Jakarta mati lampu karena mesinnya lagi dibenerin, lo diminta dateng secepet mungkin."
Mendengar itu, Ghost mengangguk pelan dan berdiri keluar ruangan. Bersamaan dengan itu, Torikabuto masuk.
"Gimana Tor? Jualan laku?"
Torikabuto hanya mengangguk pelan, sebelum tergelak lemas di sofa, menunjukkan betapa lelahnya dia.
Yah, inilah kenyataan di balik Real Funeral Wreaths, miskin.
Byakuran sudah tidak memberi mereka gaji untuk beberapa bulan, dengan alasan dipakai untuk kebutuhan finansial Millefiorre(Yang sebenarnya dipakai untuk membeli marshmallow).
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, akhirnya Kikyo bekerja sebagai sales eye-shadow(Yang membuatnya jadi sering bertemu Lussuria, dan jadilah Kikyo yang sekarang.). Bluebell kerja sambilan di toko ikan, sambil menangisi teman-temannya setiap hari, kadang gaji nya dari toko tersebut dipotong, karena dia melepas beberapa ikan yang masih hidup ke laut. Zakuro bekerja sebagai tukang cukur jenggot di sebuah salon. Daisy bekerja di sebuah toko boneka sementara Torikabuto bekerja sebagai penjual topeng keliling, kadang dia juga bekerja sebagai pawang topeng monyet. Ghost, bekerja sebagai PLN cadangan setiap ada mati lampu.
Inilah pekerjaan rutin mereka sebulan ini, tapi apakah mereka bisa bertahan?
Mari kita saksikan di chapter berikutnya.
To be continued...
Jadi- gimana? Ide nya dari RPer Kikyo di agensi saya yang hobi ngomong, 'Byakuran-sama saya minta gaji' ke RP-er Byakuran. Review ya~ Biar saya semangat ngelanjutin cerita ini dan cerita yang lainnya! :D /apaan/
Baiklah, sampai bertemu di chapter berikutnya!
Preview Chapter 2
"O-ho, Byakuran-sama minta gaji."
"Nanti ya Kikyo~ Lagi krisis nih~"
"O-HO GIVE ME MY GAJI!"
"A-HA O-HO A-HA O-HO~! BACOT LO DASAR VELOCITYRAPTOR~!"
"...Byakuran, nama dinosaurus bukan itu..."