Semua pemeran dalam cerita ini milik mereka sendiri, sementara ceritanya milik author
Warning : Yaoi, ide pasaran
Yang nggak suka yaoi silahkan klik tanda X yang ada dipojok kanan atas
Author ngebuat lanjutan ceritanya, yang kemarin FFnya nggak jadi selesai ya.
KrisTao, Kray, HunHan, dll
MyJongie : gomawo reviewnya
Kilaffea : gomawo reviewnya .
hahaha dicapter lalu memang benar bukan Kris bukan milik Tao tapi siapa tahu apa yang akan terjadi di chapter selanjutnya. TaoRis is real.
Ratna-ay66 : gomawo reviewnya . yah sayangnya Tao udah dipelukan author #ditimpukreader
Jin Ki Tao : gomawo reviewnya.
author nggak bikin sequelnya, tapi author bikin lanjutannya. Sesuai saran kamu author udah bikin KrAy mempertanyakan alasan Tao kenapa ia bisa berbuat begitu. Di chapter ini Luhan masih sedikit munculnya, tpi di chapter depan diusahakan banyak munculnya.
mbaAjier : gomawo reviewnya
KissKris : gomawo reviewnya. ini athor bikin lanjutannya, tapi author belum memutuskn apakan endingnya KrAy atau KrisTao
Guest : gomawo reviewnya
Guest : gomawo reviewnya . ah iya, maafkan kekhilafan author
Byun sungra : gomawo reviewnya. Sayangnya Tao terlalu baik jadi orang.
Vickykezia23 : gomawo reviewnya
SelcyMorimoto : gomawo reviewnya. Padahal author nggak bermaksud begitu sama si panda, tapi entah kenapa begitu jadinya. Nih udah dilnjutin, jangan lupa reviewnya ya ^^
Fumiko : gomawo reviewnya
Selamat membaca reader-nim
"Tao"
pemuda yang dipanggil Tao tersentak dari lamunannya. Ia menatap orang yang memanggilnya.
"ada apa eomma?"
"eomma ingin kau menikah" ucap perempuan yang dipanggil eomma oleh Tao
"eomma, sudah berapa kali aku bilang, aku belum mau menikah"
"tapi, sampai kapan kau mau sendiri begini?"
"…"
"lupakan dia Tao. Lebih baik kau mencari orang lain, dia bukan takdirmu"
Tao tersenyum getir, seraya menggeleng pelan. "tidak akan bisa, aku tidak akan pernah bisa melupakan orang itu eomma"
"eomma hanya berharap kau bahagia Tao"
"aku juga berharap begitu eomma"
Namja itu kembali memandang kearah luar jendela, membuat sang eomma menatap sedih sang putra kesayangan. Putranya terlihat begitu menyedihkan, tenggelam dalam lamunannya tentang orang yang ia cintai namun tak dapat ia gapai.
"Tao…"
Pemuda tidak menjawab hanya menoleh pelan pada sang eomma. Sang eomma menghela nafas berat, ia memegang kepalanya, -pusing- kepalanya berdenyut sakit melihat keadaan anaknya yang begitu ia cintai.
"kalau kau tidak bisa melupakannya, kenapa tak berusaha mengambil hatinya"
Pemuda itu terdiam dan tersenyum miring, matanya tidak henti memandang pemandangan yang tersaji di jendelanya. Sang eomma hanya terdiam menanti jawaban yang akan dilontarkan oleh anak semata wayangnya.
"aku sudah mencobanya, tapi lihat hasilnya aku tak bisa dan takkan pernah bisa"
"lantas kenapa kau masih tenggelam dalam masa lalu Tao, sudah lebih dari enam tahun berlalu Tao dan kau masih belum bisa menghapus orang yang sama sekali tak peduli tentangmu" wanita menaikkan nadanya satu oktaf, ia tidak bisa lagi membiarkan anaknya menderita lebih lama lagi.
"dia peduli padaku eomma, hanya saja perasaan yang kupunya ini menyakitiku bukan dia"
"dia peduli padamu hanya karena kau sahabat dari orang yang ia cintai. Dia memanfaatkanmu dalam jangka waktu yang sangat panjang, Tao"
Pemuda itu terdiam, pernyataan yang baru saja dilontarkan eommanya sama dengan yang dahulu ia fikirkan. Ia menggigit bibir bawahnya menahan air mata yang ingin keluar dari pelupuk matanya.
"eomma bisa tinggalkan aku sendiri" ucapnya bergetar.
Wanita itu berbalik dan meninggalkan putranya tanpa sepatah kata. Ia hanya ingin putranya bahagia bukan begini, tenggelam dalam kesendirian. Ia harus melakukan sesuatu, ya ia harus membuat anaknya bahagia.
OhChinkiOhChinkiOhChinki
Lay mengerinyitkan dahinya, ia bingung. Kenapa Tao berucap begitu? Kenapa Tao malah mengucapkan salam perpisahan saat ia berada pada hari bahagianya? Dan lagi kenapa namja itu memintanya untuk tak menghubunginya lagi. Apa ia berbuat salah pada namja itu? Sejuta Tanya tak terjawab memenuhi benaknya.
Tak jauh berbeda dengan sang istri Kris memandang heran robekan kertas yang diberikan oleh Tao. Kris menyadari setelah Tao meninggalkan ia dan Lay ke Jepang. Namja itu telah kembali pada sosok dinginnya dahulu. Tao tak pernah member kabar apa bila mereka tak menanyakannya. Tao juga tak pernah bertanya bagaimana hubungan keduanya. Bukankah sebagai sahabat kedua hal tersebut merupakan hal lumrah yang dipertanyakan.
"Kris, aku tak mengerti" Lay memecah keheningan yang melanda mereka.
"aku juga Lay, aku bingung kenapa ia bisa berbuat seperti itu. Apa kita berbuat salah kepada Tao?"
Lay tak menjawab hanya menggigit bibirnya. Tao adalah sahabat dekatnya, dan kini ia harus kehilangan sahabat dekatnya dengan alas an yang tak ia tahu mengapa. Bulir-bulir air mata mengalir dipipi milik lay, sungguh demi apapun ia sangat kecewa. Sementara Kris menatap Lay khawatir, sesekali ia menyeka air mata Lay, iapun rasanya ingin menumpahkan kesedihannya tapi ia tak tahu bagaimana caranya.
"Lay, jangan menangis" Kris berkata pelan
"aku aku-" ucapan Lay terpotong karena Kris menangkup kedua pipi miliknya, namja pirang itu menatapnya penuh kasih dan mengecup bibir Lay pelan.
"kita akan menyusul Tao, dan bertanya apa yang terjadi" ucap Kris seraya memeluk Lay
Seandainya mereka sedikit lebih peka mungkin mereka akan menemukan mengapa Tao tak ingin lagi berhubungan dengan dua sejoli itu.
OhChinkiOhChinkiOhChinki
Luhan mengerjapkan matanya pelan. Ia sedikit mengutuk orang yang mengganggu ketenangan di pagi harinya yang cerah. Ia mengapai ponselnya yang berada di meja nakas dengan pelan, ia tak ingin membangunkan sosok yang kini tengah tertidur dan memeluk pinggangnya. Luhan mengucek matanya dan menatap ponsel yang menampilkan sebuah pesan pertanda ada pesan yang masuk untuknya.
Mata Luhan melebar sesaat setelah ia membaca isi pesan miliknya. Dengan segera ia menelfon sang pengirim pesan dan tingkah gaduhnya itu membuat namja disampingnya terbangun, tapi Luhan sama sekali tak memperhatikannya.
"halo" Luhan mendengar suara wanita diseberang telephone.
"eomma, ada apa?" ia bertanya dengan nada cemas.
"Luhan bisakah kau ke kisini dan membantu eomma?" wanita itu bertanya penuh harap.
"ada apa eomma? Jangan membuatku khawatir"
"eomma hanya khawatir tentang Tao, eomma minta kepadamu untuk membantu eomma untuk membuatnya tak terpuruk lagi"
Luhan menghela nafas berat, ia tahu kalau semua ini akan terjadi "baiklah, aku akan berangkat kesana siang ini"
Luhan meletakkan ponselnya di meja nakas itu dan menatap namja yang saat itu tengah menatapnya heran. Lagi, ia menghela nafas berat.
"Sehun, kita akan berangkat ke Jepang siang ini" ucapnya
Sehun tak memberikan reaksi apapun, ia hanya melihat kekasihnya yang kini tengah sibuk dengan ponselnya. Gurat cemas terlihat diwajah tanpa cacat milik Luhan.
"ada apa?" tanyanya
"Tao" hanya satu nama yang Luhan berikan sebagai jawaban.
"apa Ini ada hubungannya dengan Kris?" kembali satu pertanyaan dilontarkan oleh Sehun
"hm, namja pirang itu membuat Tao kembali terpuruk. Apa dia tak bisa membiarkan Tao bahagia. Aku penasaran apa yang dilakukan olehnya hingga membuat Tao kembali seperti itu" Luhan berkata dengan penuh emosi.
"baiklah kita berangkat ke Jepang siang ini" ucap Sehun pada akhirnya.
Ketukan pintu dikamar Sehun dan Lay membuat perhatian keduanya terarah pada ketukan tersebut, Sehun bangkit dan memutar kenop pintu tersebut dan disana ternyata tengah berdiri seorang namja.
"Suho-hyung?"
"ne, apa aku mengganggu?" Tanya namja dengan nama Suho tersebut.
"ya, kau sangat mengganggu" desis Sehun.
"tidak hyung, ada apa?" Tanya Luhan.
"emm, aku mau meminta tolong pada kalian apa boleh"
"Tidak" jawab Sehun spontan dan mendapatkan hadiah pukulan dikepalanya oleh Luhan "appo" ucapnya pelan namun dihiraukan oleh sang kekasih.
"tentu saja boleh hyung"
"bisakah kalian menjadi guideku selama aku di Jepang? Aku tahu aku menganggu honeymoon kalian, tapi aku ada keperluan penting disana" pinta Suho
"ah kebetulan sekali hyung kami akan kesana dan kami akan berangkat siang ini"
"Terimakasih Tuhan, aku sungguh beruntung. Aku juga akan berangkat bersama kalian"
OhChinkiOhChinkiOhChinki
"Tao" panggil seorang namja bereyeliner yang membuat sang pemilik nama menoleh kearahnya.
"Baekhyun-hyung?" tanyanya dengan suara serak
"ne, ini aku" Baekhyun memandang Tao iba, "kenapa kau tak lagi datang ke kantor?" ia berkata seraya berjalan kearah Tao dan duduk disamping Tao yang masih setia memandang keluar jendela.
"akan sia-sia jika aku pergi ke sana" masih dengan suara pelan Tao menjawab pertanyaaan yang dilontarkan Baekhyun.
"Tao, aku tak mengerti apa yang telah terjadi padamu tapi jangan jadikan semuanya menjadi kesia-siaan, aku tak tahu alas an apa yang membuatmu begini tapi kau harus menyadari bahwa banyak hal yang harus kau hadapi disamping merenung seperti ini" jelas baekhyun panjang lebar disertai usapan penuh sayang Baekyun kepada Tao.
Tao menatap Baekhyun, jujur saja ia sedikit terkejut dengan ucapan yang dilontarkan oleh Baekhyun. Semua yang diucapkan baekhyun memang benar adanya, tapi ia membutuhkan sedikit waktu untuk merenungi perasaan yang ia punya ini. Yah, ia hanya membutuhkan sedikit waktu untuk dapat sendiri dan ia berharap dengan sedikit waktu itu ia dapat menghilangkan perasaan yang ia punya terhadap namja pirang yang telah menawan hatinya.
"aku tahu kau butuh waktu, dan waktu mu bersedih sudah hampir habis, so jangan terlalu larut, ok?" Baekhyun tersenyum lembut.
"ah, benar waktu bersedihku sudah hamper selelsai" ucap Tao pelan dengan menampil senyum yang beberapa hari ini menghilang dari wajahnya.
"kau membuatku repot Tao. Tau tidak berapa banyak proposal yang harus aku kerjakan karena kau tak berada ditempat. Dan apa kau tau betapa kesepiannya aku dikantor tanpa dirimu" Baekhyun berbicara panjang lebar, yang hanya ditanggapi dengan senyuman oleh namja pemilik mata panda itu.
Ia berterimakasih kepada Tuhan karena telah mengirimkan seseorang seperti Baekhyun untuk menghiburnya disaat-saat seperti ini. 'Huang ZiTao waktumu untuk bersedih telah selesai dan waktu untuk meniti hari baru telah dimulai' Tao berkata pada dirinya sendiri. Memang benar kesedihan itu harus direnungi tapi jangan sampai terpuruk terlalu lama.
OhChinkiOhChinkiOhChinki
"Kris? Apa kau yakin kita harus menemui Tao sekarang ini?" ucapan penuh kecemasan terlontar dari bibir Lay.
Kris hanya memberikan anggukan sebagai jawaban, namja pirang itu yakin ia harus menemui namja bermata panda untuk menyelesaikan sesuatu yang ia sendiri tak tahu apa. Hanya saja ia harus menyelesaikan sesuatu itu secepatnya.
Kris melangkah meninggalkan bandara dengan tangan kirinya menggenggam tangan Lay sementara tangan kanannya sibuk mengetik sesuatu di ponselnya. Perhatian Kris terbagi oleh ponselnya sehingga ia tak memperhatikan jalan dan akibatya ia menabrak seseorang yang tengah melintas didepannya.
"maafkan saya" spontan Kris berucap maaf kepada orang yang ia tabrak.
"ah ya tak apa-apa" orang yang ia tabrak tersenyum membalas permintaan maafnya.
Sementara Lay tercekat melihat orang yang ditabrak oleh suaminya. Ia menatap wajah namja itu dengan ekspresi tak percaya.
"Suho?" panggilnya membuat sang pemilik nama memandnagnya heran.
"apa anda mengenal saya?" Tanya namja itu pada Lay.
"kau pasti Suho?" pertanyaan itu kembali terlontar dari bibir Lay
"memang benar aku Suho, tapi anda siapa?" Ucapan Suho membuat Lay terkejut, Bagaimana mungkin namja itu melupakannya.
Suara dehaman membuat Kris, Lay dan juga Suho memusatkan perhatian mereka pada pemilik suara dehaman itu. Kris dan Lay tersentak melihat kearah namja itu, sementara Suho tersenyum kearah namja tersebut.
"Luhan" ucap Suho gembira.
TBC
Reviewnya ditunggu ^^
Author rasa ceritanya jdi rada-rada aneh. Kalau menurut reader gimana?
Semakin banyak Reviewnya, semakin cepat update an nya. Gamsahamnida semuanya udah berbaik hati membaca karya author ini,