Halo, minnasan!

Saya author baru di Fandom ini ;)

Dimohonkan review dan saran ketika selesai membaca :) #but, please don't criticize about the pairing

warning : typo, OOC, plot, and language.

Takahashi Rumiko & Sunrise owned Inuyasha, but i own this fiction story.

Don't like, don't flame


Aku adalah angin. Bebas seperti angin.

Itu adalah bisikan hati dari momen terakhirku sebelum aku benar-benar terbang melayang berputar bersama angin yang berkelana di Angkasa.


Beratus-ratus tahun telah berlalu. Menyisakan memori yang perlahan-lahan tergeser menjadi ingatan tersimpan yang hampir tidak memiliki arti. Itu bagi manusia. Mereka hidup kemudian menjadi tua lalu mati. Hidup mereka terlalu singkat. Berbanding jauh dengan para Youkai.

Hei, apa kau percaya dengan adanya youkai? Hingga hari dan detik ini? Pada masa sekarang ini? Terserah engkau ingin menjawab seperti apa. Apakah kau akan menjawab dengan kalimat tentu saja dengan semangat lalu mengeluarkan alasan-alasan panjang dari teori-teori yang kau baca di buku. Atau, kau hanya mengangkat bahu dan berlalu sambil berkata tidak tahu, mungkin iya atau mungkin saja tidak. Dan yang terakhir, kau akan tertawa kecil dengan sedikit meremehkan lalu berkata tentu saja tidak, aku tidak percaya.

Namun tahu kah mereka semua, bahwa masih ada beberapa youkai – walau tak sebanyak di zaman lampau – tapi mereka masih ada. Hidup di dunia ini. Beberapa dari mereka ada yang berbaur dengan manusia, tinggal dekat dengan perkarangan manusia, atau menjauh dari kehidupan manusia yang penuh sesak dan menempati daerah-daerah yang masih murni dari kekotoran yang diakibatkan oleh ulah manusia, seperti pegunungan atau desa-desa di pinggir kota.

Di daerah tersebut dapat kita temukan berbagai jenis youkai yang hidup disana. Lalu, apakah kau bisa menemukan youkai – tidak, dia bukan youkai biasa tapi seorang Daiyoukai – youkai terkuat dengan darah bangsawan dari kalangannya. Memiliki rambut putih panjang dengan gambar bulan sabit di dahinya. Bemata kuning keemasan dengan tatapan yang tajam, lalu dengan 3 garis keunguan di masing-masing pipinya. Sudut telinga yang runcing kemudian dengan kimono putih dengan corak sakura berwarna merah pada tubuhnya, tidak lupa dengan baju perang yang melekat di badannya. Bulu panjang berwarna putih lembut dan duri pada pundak sebelah kiri yang merupakan bagian dari baju perangnya serta 2 bilah pedang di pinggangnya melengkapi penampilannya yang sempurna hingga saat ini.

Sesshomaru. Itulah nama Daiyoukai yang sempurna itu.

Hingga saat ini ia masih ditemani atau lebih tepatnya diikuti tanpa perintah oleh Jaken, youkai kecil berwarna hijau yang selalu membawa tongkat itu, bersumpah akan selalu setia menemani tuannya kemanapun.

Sedangkan gadis kecil bersurai hitam dengan ikatan rambut disebelah sisinya tidak lagi tampak mengikutinya. Tentu saja, gadis itu seorang manusia. Ia tak mungkin berumur panjang walaupun nyawanya dapat selalu diselamatkan oleh tebasan pedang Tensaiga. Tapi seperti biasa, manusia hidup kemudian menjadi tua lalu mati. Daiyoukai yang hebat itu pun tidak dapat menghentikan siklus alami yang sudah terjadi beribu-ribu tahun. Tentu saja hukum alam tidak dapat ditentang.

Saat ini, Inu Daiyoukai itu sedang duduk di sebuah dahan pohon yang tinggi. Mengamati pemandangan dunia manusia yang telah banyak berubah sejak saat itu.

Youkai berumur panjang. Mereka dikaruniai fisik yang tidak bertambah tua dan tetap memiliki tubuh yang kuat walau ratusan tahun telah berlalu selama hidup mereka. Bila dibandingkan dengan manusia yang hidup, penampilan daiyoukai itu tak ubahnya seperti pria berumur 25 tahun.

Hembusan angin menerpa tubuh sang Daiyoukai yang tengah bersandar. Meniup helaian rambut putihnya sehingga terlihat berkibar lembut di udara.

Angin. Ya, angin.

Satu-satunya hal yang hanya dapat kembali mengingatkan youkai laki-laki itu terhadap sosok youkai wanita bermata merah ruby cerah dengan kilatan semangat akan kebebasan di dalamnya.


Di suatu tempat yang agak jauh dari sana. Tepatnya di atas langit, terlihat peradaban seperti perkampungan dengan kastil sebagai pusatnya. Perkampungan itu terlihat disibukkan dengan aktivitas youkai di dalamnya. Berbeda dengan suasana kastil yang terlihat sunyi.

Namun, di dalam salah satu ruangan besar di dalam kastil itu ada seorang Laki-laki yang tengah duduk bersila. Di sampingnya – tak jauh dari sana – dekat sebuah jendela, berdiri seorang youkai wanita berambut hitam panjang yang menutupi punggungnya hingga mencapai panggul. Sedari tadi ia hanya membuka tutup kipasnya sambil memandangi pemandangan di luar jendela.

Laki-laki itu tiba-tiba bersuara hingga sedikit mengagetkan wanita yang tengah melamun itu.

"Jadi bagaimana pendapatmu dengan tanah yang ada di sebelah barat itu?" tanya laki-laki itu. Ia memiliki warna rambut abu-abu gelap sepundak yang ia ikat kebelakang dengan pita hitam, matanya yang berwarna hijau kekuningan melirik ke arah wanita di jendela tersebut.

Wanita itu menatap laki-laki itu sebentar kemudian kembali mengarahkan pandangannya ke luar jendela, "Tidak terlalu buruk. Aku suka."

"Aku berpikir akan menempatkanmu disana. Mungkin cukup lama. Tapi, aku tidak bisa memastikan waktunya." Laki-laki itu terdiam sebentar dan kembali melirik wanita tersebut untuk melihat reaksinya. "Dan tentu saja, kau bebas pulang-pergi kesini atau mengunjungi tempat apa pun selama kau menjalankan tugas disana dengan baik."

"Benarkah?" tanya wanita itu. Matanya berkilat senang mendengar hal yang barusan dikatakan.

Pria yang duduk ditengah ruangan itu mengangguk kecil.

"Arigatou, Fujin-sama"


...

Hembusan angin kembali menerpa tubuh Sesshomaru. Matanya mengarah ke langit sambil melihat beberapa helai bunga sakura terbang membumbung tinggi ke angkasa. Sesaat ia memejamkan matanya sembari menghirup dalam udara, ia menghentikan langkahnya.

"Ada apa, Sesshomaru-sama?" tanya Jaken. Melihat tuannya tiba-tiba berhenti berjalan, lantas membuatnya heran. Apakah tuannya itu merasakan ada sesuatu?

Sesshomaru tidak menghiraukan pertanyaan youkai pendek berwarna hijau itu. Ia kembali meneruskan langkahnya.

Akh, lagi-lagi aku tidak diacuhkan batin kappa youkai itu.


Wanita bermata merah itu terlihat menikmati perjalanannya menuju laut yang ada di wilayah barat tempat ia akan ditugaskan. Sebelum itu, ia memutuskan untuk mengunjungi seseorang. Dan disinilah ia sekarang. Duduk diatas bulu putih raksasa yang menjadi alat terbangnya. Bulu putih itu melayang rendah hampir menyentuh permukaan air laut.

Bulu putih itu berhenti terbang. Wanita tersebut kemudian menjulurkan kedua kaki putihnya masuk ke dalam air lalu mengayunkannya. Sebuah senyuman mengembang di wajahnya kala melihat percikan air membasahi kakinya hingga ke lutut.

Sambil menunggu, ia menjalin rambut hitamnya yang panjang, lalu menggulungnya ke samping kanan kepala tepat di bawah telinganya. Terakhir ia mengikatnya dengan seutas pita putih dan menyelipkan 2 helai bulu putih di rambutnya.

Puas dengan hasil kerjanya. Ia mengambil kipasnya kemudian mengayunkan ke permukaan air yang ada di hadapannya. Sehingga permukaan air laut yang lumayan tenang itu beriak karena hembusan angin kencang.

"Lama sekali." Keluhnya.

"Oi, oi Kagura. Kau ini tidak sopan. Kenapa kau mengarahkan kamaitachi-mu ke arahku?!" ucap seorang youkai laki-laki yang tiba-tiba muncul dari permukaan air.

Rambutnya berwarna senada dengan warna laut, biru muda. Pendek dengan rambut disisi kiri dan kanan dibiarkan memanjang hingga sejajar dengan garis dagunya.

"Huh"

Wanita yang dipanggil kagura itu menutup kipasnya, "Jadi, apa kabar?" tanyanya sambil menyeringai tipis.

"Seperti biasa..." Youkai laki-laki itu berjalan mendekati sebuah karang yang menyembul ke permukaan dekat pantai, kemudian mendudukinya. "Tidak biasanya kau menyanyakan kabar. Ada hal yang membuatmu senang?"

"Heh, aku ditempatkan di tanah barat ini oleh Fujin-sama." Ungkap kagura. Jelas sekali kalau ia terlihat senang dalam nada bicaranya itu.

"Wah, selamat kalau begitu." Ucap laki-laki itu datar dengan senyum tipis di wajahnya.

"Hm, aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu, Mizuki." Kagura mengubah arah duduknya. Kedua kakinya ia lipat kebelakang.

Youkai yang disebut namanya itu, manaikkan sebelah alisnya, "apa?" tanyanya.

"Kau tahu, aku ditugaskan oleh Fujin-sama disini untuk mencari tahu tentang adanya kekuatan aneh yang muncul tiap malam beberapa hari terakhir ini. Apa kau mengetahuinya?" tanya Kagura.

Mizuki terlihat berpikir sebentar kemudian menjawab, "Aku juga merasakannya beberapa hari ini, walaupun terasa samar-samar." Kemudian ia memandangi kagura, "Fujin-sama memberitahukan sesuatu kepadamu?"

"Yamato no Orochi. Tapi, Fujin-sama bilang itu hanya dugaan saja, belum dapat dipastikan. Seperti yang kau katakan, chakra-nya masih terasa belum jelas."

Youkai berambut biru itu kemudian berdiri dan membersihkan hakama-nya yang berwarna biru gelap dari butiran pasir pantai. "Baiklah. Aku juga akan menanyakan kepada Susanoo-sama tentang hal ini."

"Oh ya, sebelum itu Kagura. Di tanah Barat ini ada seorang Inu Daiyoukai yang menguasai daerah ini. Mungkin saja kau dapat mencari tahu tentang Yamato no Ororchi darinya." Ucap Mizuki yang bersiap hendak kembali ke dasar laut.

"Siapa?" tanya Kagura.

"Sesshomaru-sama." Jawabnya.

TBC


So, how's the story, readers?

do you like it? if you do, please tell me about your opinion by clicking the review button :3

Jaa ne!