Disclaimer: Masashi Kishimoto

Special for Minato's birthday, 25th January


Konoha, 25th January

OTANJOUBI OMEDETTOU, YONDAIME-SAMA~!

OTANJOUBI OMEDETTOU, NAMIKAZE MINATO~!

Pesta kecil-kecilan tadi meriah sekali. Cukup ramai. Buktinya saja, Sandaime-sama sampai datang. Obito dan Kakashi mengajak teman-temannya. Untung saja, aku memasak makanan yang lumayan banyak. Berterimakasihlah pada Mikoto, Rin, Shizune dan yang lainnya! Saking ramainya, Minato sampai kewalahan membuka hadiah yang ia terima. Karena aku sedang dalam mood yang baik, aku membantunya untuk membuka satu persatu hadiahnya. Jadi Hokage itu enak ya, menerima banyak hadiah dari para warga. Aku baru saja selesai membereskan rumah. Aku tidak sendiri, Minato, Obito, Kakashi, Rin, dan Gai membantu untuk membereskan rumah. Oh iya, Minato benar-benar senang saat aku tahu aku hamil. Ternyata, saat aku membohonginya kalau aku mandul, Minato percaya. Hokage yang bodoh, hm. Saking senangnya, Minato sampai menggendongku di depan umum. Sangat memalukan.

Aku sangaaat bahagia. Minato bilang, semua makanan yang aku masak, sangat enak. Terutama sushi-nya. Lalu syal rajutan itu sangat bagus—padahal itu aslinya dibantu dengan Yoshino-san. Aku tertawa terbahak-bahak saat melihat hadiah yang diberikan oleh tiga bocah ingusan itu—Kakashi, Obito, dan Gai—yang merupakan bingkai foto penuh dengan foto-foto konyol Minato. Ada foto Minato yang sedang kepedasan karena ramen yang super pedas, lalu wajah marah Minato yang terdorong dengan keras oleh Gai hingga menabrak pagar dan pagar itu hancur, wajah tertawa Minato dikelitikin oleh tiga bocah itu, dan masih banyak lagi. Minato berkata, "Ternyata ini hasil misi rahasia kalian. Aku suka. Ini hadiah paling aku suka.". Hahaha, tiga bocah itu benar-benar jenius!

Minato sangat terlihat bahagia. Kalau Minato bahagia, aku juga bahagia. Begitupun sebaliknya. Lihat, Minato sudah tertidur dengan pulasnya. Dia tersenyum, entah ia sedang memimpikan apa. Jangan-jangan… oh yeah, karena dia murid Jiraiya-sensei, aku hanya bisa memakluminya.

Diary ini… mungkin sampai sini saja. Diary ini hanya menyatat kejadian selama seminggu menuju ulang tahun Minato. Tadinya ingin aku jadikan hadiah untuk Minato, tapi… aku terlalu malu. Kapan-kapan saja aku berikan! Hihihi.

Sampai bertemu…kapan-kapan lagi para pembaca!

Uzumaki Kushina.

0.0

Sang Rokudaime Hokage menutup buku bersampul violet itu. Senyum terlukis di wajah berkulit tan-nya. Mata sapphirenya menatap langit yang mulai berubah warna menjadi oranye. Matahari mulai tenggelam di ufuk Barat dan bulan siap berganti shift dengan matahari. Ia memutar tubuhnya dan menatap sekretaris pribadinya yang sedang sibuk berkutat gulungan-gulungan yang berisi laporan misi dari berbagai ninja yang berada di Konohagakure no Sato.

"Apakah kau akan pulang, Rokudaime?" tanya jounin Konoha yang merangkap sebagai sekretaris Hokage yang mempunyai rambut nanas itu. Ia mengangkat wajahnya sebentar menatap sang Rokudaime lalu menatap gulungan-gulungan itu kembali.

Sang Rokudaime tersenyum, "sudah kubilang berkali-kali, Shikamaru. Jangan memanggilku seperti itu,"

"Uhm, oke, Naruto. Kau akan pulang?" tanya Shikamaru—si jounin itu—lagi.

"Sepertinya begitu," Naruto melepas jubah Hokagenya lalu melipatnya. "Kau juga sebaiknya pulang. Pasti Temari sudah menunggu,"

"Mendokusai. Kenapa kau selalu membujukku pulang dengan menyebut Temari? Kalau begitu terus, pekerjaanku tidak akan selesai, Naruto," cibir Shikamaru kesal sambil menggulung gulungan terakhirnya.

Naruto tertawa geli, "memangnya kau mau menetap disini dan berkutat dengan gulungan yang tak ada habisnya itu? Kau pasti juga rindu dengan Temari, bukan? Kalian sudah tiga hari tidak bertemu lho,"

Shikamaru memerah, "urusai, Naruto. Ayo pulang,"

Sekali lagi Naruto tertawa. Ia berjalan keluar dari ruangan Hokage diikuti dengan Shikamaru yang mengekor di belakangnya. Mereka mulai berpisah saat sang Rokudaime memilih untuk mampir ke toko bunga Yamanaka dan membeli sebuket bunga tulip.

"Apakah untuk Hinata, Naruto?" goda Ino saat setelah ia memberikan sebuket bunga itu kepada Naruto.

Naruto tertawa, "tidak. Aku mau ke makam. Sankyu, Ino," Naruto menaruh beberapa lembar Ryo lalu berjalan cepat kearah tempat Memorial Stone yang berada di Third Training Ground. Dahinya mengernyit saat ia melihat beberapa orang yang ia kenal berada disitu.

"Hinata! Kakashi-sensei! Obito-sensei!" panggil Naruto sambil setengah berlari.

"Oh, Naruto!" panggil Obito sambil melambai-lambaikan tangannya.

"Lama tak bertemu," ucap Naruto dengan senyum lebar di wajahnya. Naruto menaruh sebuket bunga tulip itu di depan Memorial Stone. Naruto berjongkok dan memanjatkan doa. Setelah selesai berdoa, ia mengelus nama 'Namikaze Minato', 'Uzumaki Kushina', dan 'Jiraiya' yang terukir di batu berbentuk ujung kunai itu.

"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Naruto sambil berdiri.

"Menjenguk Minato-sensei dan Kushina-sensei, tentunya. Hari ini 'kan ulang tahun Minato-sensei," jawab Obito. Ia tersenyum lebar lalu memeluk Naruto dengan erat. "Melihatmu, aku jadi ingat Minato-sensei. Kau benar-benar mirip dengannya,"

"O-Oi! Sensei, lepaskan!" jerit Naruto seperti anak perempuan. Ia mendorong Obito hingga jounin itu melepas pelukannya dan menunjukkan wajah tanpa dosa.

"Bagaimana dengan pertemuan lima Kage kemarin, Naruto?" tanya Kakashi, guru Naruto selama Naruto masih tergabung dalam Team 7 bersama Yamato-taichou, Haruno Sakura, Uchiha Sasuke, dan Sai.

"Sebenarnya, aku tidak terlalu mengerti apa yang mereka bicarakan," Naruto menjawab dengan polos. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Baka," Kakashi menghela nafas. Matanya menangkap sebuah buku bersampul violet yang sedang digenggam Naruto, "buku apa itu? Icha Icha Paradise kah?"

"TENTU SAJA BUKAAAN!" bentak Naruto.

Hinata membuka suara, "bukankah itu buku harian milik ibumu, Naruto-kun?"

"Kau mengetahuinya?"

"Bahkan aku sudah membacanya,"

"Oh, jadi itu milik Kushina-sensei? Aku tidak percaya, wanita seganas dia ternyata gemar menulis di buku harian," gumam Obito sambil tersenyum geli mengingat kejadian dua puluh lima tahun yang lalu, saat senseinya sedang berulang tahun dan mengadakan pesta kecil-kecilan di rumah senseinya.

Kakashi mengeluarkan sebuah gulungan dari kantung rompi jouninnya. Ia menggigit ibu jarinya lalu membuat beberapa segel. "Kuchiyose no jutsu,"

Poff!

Dua buah bingkai kini sudah berada di tangan Kakashi. Diberikannya kedua bingkai itu kepada Naruto, "silahkan."

"Apa ini?" tanya Naruto bingung. Naruto dan Hinata melihat foto-foto yang berada di dua bingkai itu lalu tertawa.

"Itu hasil misi rahasia kami saat Minato-sensei dan Kushina-sensei berulang tahun," Obito tertawa mengingat kejadian lucu itu. Entah saat itu ia tertawa terbahak-bahak berapa kali. "Simpanlah, Naruto. Itu warisan dari mereka berdua. Lumayan 'kan untuk penghiburan?"

"Hahahaha! Kalian sungguh hebat!" Naruto memberikan dua jempol sambil terus tertawa. Kedua jounin itu kembali melihat hasil karya mereka yang mereka buat dua puluh lima tahun yang lalu. Tertawa lagi sampai air mata mereka keluar. Mereka berempat terus mengobrol dan bercerita sampai matahari benar-benar tenggelam.

'Otanjoubi omedettou, tou-chan,'

THE END


APA INI ;AAA;

Kok hancur._.v

Terimakasih yang sudah mau baca:33

Oh iya, HAPPY BIRTHDAY MINATO~ KYAA PAPAKU ULANG TAHUNHUAHAHHAA #eh

Mind to review?

-Horigoshi Arisa-