hanna

dul

set

"Minnie-ah aku rela memberikannya untukmu asal kamu bahagia! Berjanjilah untuk tetap hidup dan berbahagialah dengannya. Aku sudah menyerahkannya buatmu maka kamu haru hidup dan berbahagia dengannya" Heechul menangis histeris.

Aku tidak sanggup berkata apapun selain menelan ludah menahan air mataku agar tidak kembali menetes

"Tuhan hanya memberiku waktu hidup bersama Siwon oppa salama kurang dari 6 bulan sisanya Tuhan memberikannya untuk eonnie seorang yeoja yang sangat baik dan tegar. Berjanjilah padaku kalian akan hidup bahagia selamanya sehingga aku bisa mati dengan tenang" Minnie batuk lalu memuntahkan darahnya.

Aku dan Heechul panic setengah mati karena takut Minnie akan pergi mala mini juga. Aku seka darah yang keluar dari mulut Minnie sementara Heechul lari keluar memanggil eomma.

Sekarang semua anggota keluarga sudah berkumpul didalam kamar

"kalian tidak perlu mengkhawatirkan aku! Kenapa kalian semua berkumpul disini? Aku janji aku masih akan hidup sapai esok hari dan esoknya lagi. Aku tidak akan mati malam ini" Minnie memandangi satu persatu anggota keluarganya

"yobow berjanjilah kau akan menikahi eonnie setelah kepergianku! Berjanjilah didepan appa juga eomma" Minnie mulai bertingkah aneh

"Minnie-ah" air mata Heechul terus saja mengalir

"yobow berjanjilah sekarang juga" Minnie terus saja memposisikan aku ditempat yang sulit

"aku berjanji" jawabku memejamkan mataku

"gumawao yobow sarannghae" Minnie menutup matanya dan menghela nafas dengan panjang.

Kami semua tetap berkumpul dikamar karena kami takut Minnie benar – benar akan pergi malam ini. Appa dan eomma sesekali tertidur dan tiba – tiba terjaga sementara aku dah Heechul tetap terjaga menunggu Minnie.

Hingga pagi hari datang menyapa kami

"kalian semalam menungguiku dikamar ini?" Minnie mengagetkan kami saat dia terbangun

"Minnie-ah" Heechul menghampiri Minnie

"eonnie aku sudah bilang aku tidak akan mati" keluh Minnie manja

"aku senang mendengarnya" Heechul mengecup kening Minnie

"bisakah kalian keliuar dan tinggalkan aku berdua saja dengan suamiku" Minnie menatap appa dan eomma

"tentu saja!" mereka semua akhirnya meninggalkan kami dikamar.

Minnie memintaku membacakan alkitab juga memintaku memijit kakinya karena dia merasa sangat kaku. Dia memejamkan matanya damai sekali

"Minnie-ah!" aku memanggil manggil namanya dan dia tidak menjawabnya

"Minnie-ah" kali ini aku goyang – goyangkan tubuhnya

"wae yobow? Aku mengantuk sekali kenapa kau terus memanggil manggil namaku? Keluh Minnie manja

"aku hanya memastikan apakah kamu tidur nyenyak sayang karena sebentar lagi waktunya makan malam

"jika begitu biarkan aku tidur sebentar sebelum makan malam tiba" Minnie kembali memjamkan matanya.

"yobow bisakah kamu sisirkan rambutku? Sepertinya rambutku sudah lama tidak disisir aku tidak merasa cantik lagi" Minnie memintaku menyisirkan rambutnya

"baiklah sayang" aku melangkah menuju meja rias untuk membawa sisir

"sekalian ambilkan bedak juga lipsticnya yobow karena aku ingin sekali berdandan cantik untukmu hari ini" tingkah laku Minnie semakin membuatku merasa tidak tenang.

Aku kembali mendekati Minnie dan mulai menyisirkan rambutnya. Aku semakin sedih karena rambut Minnie rontok begitu parah

"tolong bangunkan aku yobow aku ingin merias diri" aku segera sembunyikan rambut Minnie yang rontok agar tidak membuatnya khawatir.

Minnie memakai bedak juga lipstic dan itu memang membuat wajah Minnie menjadi lebih segar dan cantik

"bagaimana yobow? Apakah aku cantik" Minnie meminta pendapatku

"sangat cantik sayang" aku cium bibir Minnie yang mulai terasa dingin

"sekarang mau mau tidur dulu karena rasanya ngatuk sekali. Nanti bangunkan aku saat makan malam tiba yah! Aku ingin membuat kejutan untuk eomma, appa juga eonnie" Minnie mencoba untuk berbaring sendiri

"baiklah istirahatlah karena makan malam tiba sekitar 2 jam lagi.

Satu jam berlalu Minnie tertidur masih dalam posisi yang sama wajahnya kembali pucat walau dia memakai bedak juga lipstick

"Minnie-ah! Minnie-ah" aku mencoba membangunkan Minnie namun tidak ada jawaban sama sekali

"Minnie-ah" air mataku mulai menetes sepertinya Minnie memang telah pergi meninggalkan aku selamanya

"wae yobow? Apakah makan malam sudah tiba?" tiba – tiba mata Minnie terbuka

"belum sayang masih satu jam lagi" jawabku bahagia karena ternyata Minnie masih hidup

"itukan masih sangat lama yobow! Biarkan aku tidur aku ngantuk sekali" Minnie mengeluh dan kembali tertidur.

Aku tenang sekali melihat semangat hidup Minnie yang sangat tinggi. Aku lihat sepertinya dia tidur nyenyak aku putuskan untuk turun kebawah memberitahukan eomma kalau Minnie ingin makan malam bersama.

Aku ngobrol banyak dengan eomma didapur membahas amanat Minnie untuk menikahi Heechul jika dia sudah pergi. Eomma sangat setuju dengan keinginan Minnie karena eomma juga tahu tentang cerita cinta pertama aku dan Heechul.

Aku segera kembali keatas menuju kamarku untuk membangunkan Minnie karena makan malam sudah tiba. Aku melihat wajah Minnie pucat sekali lebih pucat dari sebelum aku tinggalkan

"Minnie-ah" aku sentuh tangannya yang sangat dingin

"Minnie-ah!" aku dekatkan jari telunjukku kehidungnya dan aku tidak merasakan hembusan nafasnya

"Minnie-ah" panggilanku semakin kencang dan aku tempelkan telingaku didadanya aku sudah tidak mendengar jantungnya mendetak.

Aku buka matanya yang tertutup itu untuk melihat pupil matanya dan sudah bisa dipastikan Minnie meninggal setengah jam yang lalu.

Aku sangat menyesal kenapa justru aku tidak ada disininya saat dia menghebuskan nafas terakhirnya. Aku peluk Minnie lalu aku menangis, sakit sekali rasanya hati ini ditinggalkan seorang istri yang baik, sabar dan penyayang seperti Minnie.

Kami memeliki waktu hidup bersama hanya 4 bulan saja dan Minnie pergi meninggalkan aku untuk selamanya.

Aku beritahu semua anggota keluarga yang sedang menunggu kami turun untuk makan malam

"miane eomma Minnie tidak jadi bergabung untuk makan malam bersama kita semua. Minnie sudah pergi meninggalkan kita untuk selamanya" air mataku menetes tak dapat kubendung.

Heechul langsung berlari menuju lantai atas untuk melihat Minnie sementara eomma pingsan dan appa langsung menolongnya.

Aku terus pandangi wajah cantik Minnie yang sudah kaku yang terbaring didalam peti matinya. Dia memakai gaun pengantin saat kami menikah dulu.

Minnie tampaknya sudah beristirahat dengan tenang disana karena dia tidak akan merasakan sakit dan penderitaan lagi. Minnie dimakamkan dipemakaman milik keluarga Kim dihadiri banyak pelayat yang mengantar Minnie keperistirahatan terakhirnya.

Peti mati Minnie mulai diturunkan kedalam liang lahat. Aku, Heechul, eomma, appa juga noona yang sengaja datang dari Amerika menaburkan bunga melati dan kelopak mawar putih kesukaan Minnie

"selamat jalan istriku tercinta! Gumawao karena kamu sudah memberikan cinta yang begitu dalam buatku sehingga kamu rela mengkhianati Heechul eonnie-mu. Aku tidak pernah menyangka sebesar itukah arti diriku untuk hidupmu? Walau aku membagi hatiku untukmu dengan Heechul, tapi buatku kamu tetaplah yeoja yang sangat penting dan meninggalkan kesan yang amat dalam buatku. Tunggulah aku disana, aku pasti akan menyusulmu suatu saat nanti dan kita pasti akan kembali bersama lagi. Sarangheo Minnie" itulah kata terakhir yang aku berikan untuk mengantar Minnie kealam berikutnya.

Kim Heechul point of view

Kepergian Minnie yang amat mendadak membuat keluarga kami dirundung duka yang amat dalam. Aku yakin Siwon oppa juga pasti berduka karena aku dapat melihat dari matanya. Betapa sedih dan hancurnya dia saat Minnie meninggal lalu dimakamkan. Ternyata Minnie meninggalkan kesan yang begitu dalam buat oppa.

Meskipun aku pernah dan sempat sangat membencinya namun jauh dalam lubuk hatiku aku sangat menyayangi Minnie, Tuhan tahu itu dan aku harap Minnie juga merasakannya

"Minnie-ah kamu selalu mendahuluiku dalam segala hal seperti mengerjakan PR dari sekolah, menyusun skripsi, lulus kuliah, menikah dan pergi menemui Tuhanpun kamu selalu mandahuliku.

Aku telah belajar banyak hal dari kamu Minnie-ah kamu adalah guru terhebat dalam kehidupanku. Aku belajar bagaimana mempertahankan ambisi dan cita – cita untuk bisa hidup bahagia itu aku dapatkan dari kamu Minnie-ah.

Pesan terakhirmu tentang pernikahanku dengan oppa, miane aku tidak bisa mewujudkannya. Aku terlalu minder untuk bisa bersaing denganmu yang sudah mendampingi Siwon oppa selama ini.

Dia sudah menjadi milikmu seutuhnya dan akan selalu seperti itu aku tidak sanggup melanjutkan apa yang sudah kamu berikan untuk oppa" aku meneteskan air mataku saat mengucapkan itu dalam hatiku mengiringi turunnya peti mati Minnie kedalam kuburnya.

Seminggu setelah kepergian Minnie, Siwon oppa kembali ke appartementnya dan kembali melanjutkan rutinitasnya sebagai dokter. Eomma masih belum kambali pada dirinya yang dulu, dia terus saja berduka seperti hilang semangat untuk hidup.

Appa semakin sibuk saja dengan bisnisnya apalagi setelah membuka sebuah pabrik pemintalan jauh disana di Indonesia.

T B C

Mind to review?

minta masukannya untuk next chapter yah!

apakah Siwon dan Heechul akan menikah?

ataukah akan ada tokoh baru yang muncul?

apa kyuhyun akan dimunculkan kembali?

ditunggu reviewnya yah to all readers

gumawao *hugs

Paste your document here...

warning GS for Kim Kibum dan Kim Ryewook

Writter point of view

Setiap perpisahan memang meninggalkan duka. Begitu juga duka yang harus dihadapi Siwon, Heechul, Leeteuk dan semua orang yang pernah mengenal Sungmin. Tapi hidup harus terus berlanjut...

Kim Heechul point of view

6 bulan sudah berlalu sejak kematian Minnie. Aku tidak pernah menjalin komunikasi dengan Siwon oppa. Walaupun beberepa kali dia mencoba menghubungiku. Tapi selalu aku abaikan.

Entah kenapa aku harus memperlakukan oppa seperti ini, aku selalu berfikir aku telah mengkhianati Minnie jika aku bersamanya. Jauh dalam lubuk hatiku aku selalu mencintainya dan masih mengharapkannya.

"nona! Boleh saya masuk?" ahjuma mengetuk pintu kamarku

"nee! Masuklah" jawabku merebahkan kepalaku diatas tumpukan bantal empuk diatas kasurku

"miane nona kalau ahjuma mengganggu! Ahjuma hanya ingin menyerahkan bungkusan ini pada nona" ahjuma memberiku sesuatu yang dibungkus kain renda berwarna emas dan diikat pita warna merah

"apa ini?" tanyaku sambil melihat – lihat bungkusan itu

"ahjuma menemukannya dibawah kasur mendiang nona Minnie" jawab ahjuma membuat dahiku mengerut

"kok bisa?" tanyaku heran

"nyonya meminta ahjuma membereskan kamar nona Minnie dan meminta ahjuma mengganti kasurnya. Nyonya bilang kalau nona Minnie akan segera pulang" jawab ahjuma dengan mimik muka yang aneh

"apa eomma tahu tentang bungkusan ini?" tanyaku sambil membuka ikatan pita merah yang mengikat bungkusan itu

"ani! Ahjuma sengaja menyimpannya untuk nona lihat. Ahjuma berfikir nona orang yang paling tepat untuk membukanya" jawab ahjuma

"baiklah tolong tinggalkan saya sendiri ahjuma. Gumawao" aku meminta ahjuma meninggalkan aku sendirian dikamar.

"eomma benar – benar kasihan, sampai sekarang eomma masih tidak dapat menerima kenyataan kalau Minnie sudah pergi" lihirku dalam hati

Aku buka ikatan pita berwarna merah itu dan mulai membuka kain renda yang membungkus sesuatu didalam situ. Ternyata sebuah buku harian milik Minnie.

Aku pandangi buku harian tebal berwarna pink dengan gambar mawar berwarna putih. Aku ragu untuk membukanya karena didalam buku itu pasti tersimpan rahasia Minnie.

Aku tarik nafas panjang dalam dilema. Apakah aku menyimpannya atau membuka lalu membacanya?

"Minnie, miane kalau eonnie membuka buku ini dan membacanya"

Dengan detak jantung yang berdebar lebih cepat, aku beranikan diri untuk membuka buku harian itu.

Lembar pertama buku itu kosong tanpa ada tulisan tangan minnie sedikitpun. Begitu juga dengan lembar berikutnya, berikutnya hingga aku menemukan tulisan mini dilembar ke-9.

Hatiku sakit sekali melihat tulisan tangan Minnie yang begitu rapi, aku ingat bagaimana Minnie menulis, dan membantu membuatkan PR-ku.

Akupun mulai membacanya...

24 oct 2009

Hari ini untuk pertama kalinya tuan Kangin memperhatikan penyakitku. Dia membuatkan scedule untukku dengan dokter Kim Joong Woon dokter pribadi keluarga ini.

Aku bahagia sekali walau bentuk perhatiannya hanya sebatas itu. Aku sungguh beruntung memiliki appa tiri yang baik apalagi eonnie yang sangat menyayangiku...

Aku tidak sanggup melanjutkan untuk membacanya lagi karena aku benar – benar sedih jika ingat bagaimana appa memperlakukan Minnie begitu dingin, sementara eomma tidak bisa berbuat banyak untuk merubah appa lebih hangat pada Minnie.

Aku coba membuka halaman berikutnya dan isinya sama sekali tidak menarik. Lembar berikutnya dan seterusnya. Isinya sama saja hanya seputar keluhan penyakit yang dideritanya.

Aku mulai mengantuk dan beberapa kali aku menguap dan sepertinya aku terlelap beberapa menit hingga suara ponselku berbunyi.

Aku lihat caller id ternyata dari Siwon oppa. Aku pandangi layar ponselku yang mendapatkan panggilan dari Siwon oppa tanpa menjawabnya. Aku pejamkan mataku dan air mataku menetes.

Sakit rasanya hati ini, aku masih ingin sekali menemuinya dan berbicara dengannya. Dia adalah oppa Prince-ku, cinta pertamaku yang higga saat ini posisinya tidak terganti oleh namja manapun.

Tapi separuh hatiku melarang aku untuk tidak menemuinya karena besar rasa sayangku terhadap Minnie dongsaengku yang adalah mantan istrinya.

Lalu suara pesan masuk aku dengar dari ponselku. Siwon oppa menyerah dan tidak lagi menelponku, kali ini dia mengirim pesan singkat padaku yang isinya;

Heechul-ssi oppa tahu kenapa kamu tidak mau mengangkat panggilan dari oppa. Tapi oppa sungguh – sungguh ingin memberitahu kamu oppa sangat merindukanmu dan ingin sekali bertemu denganmu.

Oppa mohon turunlah dan temui oppa diluar.

Itu isi pesan dari Siwon oppa.

Ternyata dia ada didepan rumahku. Aku semakin bingung apakah aku harus menemuinya atau membiarkan dia menungguku diluar tanpa kepastian? Jinja! Aku dibuat menderita jika terus – terusan seperti ini.

Aku turun dari tempat tidurku membuka lemari bajuku untuk mengambil mantel agar tubuhku hangat karena sudah aku putuskan akan menemui Siwon oppa diluar.

Aku sudah berada diluar rumahku, aku lihat Siwon oppa sedang berdiri menyandar dipintu mobilnya dengan kedua tangan masuk kesaku mantelnya karena diluar memang sangat dingin.

"apa yang oppa lakukan disini?"tanyaku mengagetkan Siwon oppa

"kamu keluar juga akhirnya" senyum Siwon oppa terlihar getir

"itu bukanlah jawaban atas pertanyaanku oppa" keluhku berdiri mendekat dihadapannya

"peluk oppa sebentar saja! Dingin sekali disini Heechul-ah" Siwon oppa menarik pinggulku mendekatinya lalu memelukku erat sekali.

Jujur aku ingin sekali berlama – lama dalam pelukannya itu karena saat – saat seperti inilah yang selalu aku inginkan jika bersamanya. Lalu bayangan wajah Minnie kembali terlintas dalam benakku

"lepaskan aku oppa" reflek aku lepaskan pelukan oppa

"wae? Apa kamu benar – benar sudah tidak menginginkan oppa lagi?" tanya Siwon oppa dengan wajah memelas

"aku mohon oppa! Jangan seperti ini" aku tatap Siwon oppa penuh duka

"Minnie, Heechul. ahh dua yeoja yang benar – benar membuatku gila. Aku seperti bukan diriku lagi. Aku tidak bisa melangkah untuk terus melanjutkan hidup" Siwon oppa mengangkat kepalanya menatap langit seolah ingin menahan agar air matanya tidak menetes

"oppa aku mohon jangan seperti ini" aku malah tidak sanggup menahan air mataku saat melihat air matanya menetes dikedua pipinya

"Cinderella i still love you and always" Siwon oppa menatapku dengan mata yang berkaca - kaca

"pulanglah oppa! Aku mohon jangan temui aku lagi" aku balikan badanku membelakanginya mencoba untuk melangkahkan kakiku walau terasa begitu berat

"oppa prince! Kalau Tuhan memberi kita takdir untuk kembali berjumpa maka saat itu aku akan sebutkan namaku" Siwon oppa menirukan kalimatku saat aku masih kecil dulu dengan suara parau menahan tangis

Dia kembali berhasil membuat air mataku mengalir semakin deras. Aku tarik nafas dalam dan panjang. Mengumpulkan energi untuk bisa kembali menatap wajahnya

"jika oppa prince memang masih terus mengingat Cinderella, kenapa harus ada Lee Sungmin dan Kim Heechul? Aku sempat menggetarkan hatimu bukan? Oppa sempat tergoda oleh pesonaku" aku beranikan diri untuk menatap matanya

"miane Cinderella, yeoja bernama Kim Heechul itu benar – benar telah mempesonaku, yeoja itu memang selalu membuatku terpesona setiap saat aku melihatnya" Siwon oppa menatap jauh kedepan bukan kearahku

"lalu bagaimana dengan Lee Sungmin yang hamil mengandung anakmu?" emosiku semakin naik saat mengucapkan kalimat itu

"oppa memang namja babbo dan brengsek! Itulah kelemahanku. oppa hanya berusaha untuk lebih realistis menghadapi hidup. Walaupun kenangan yang ditinggalkan seorang putri Cinderella begitu dalam, tapi kemungkinan untuk bisa bertemu dengannya kembali tanpa tahu nama aslinya dan siapa keluarganya dikota Seoul yang besar ini, apa mungkin dengan mudah untuk bisa ditemukan?" Siwon oppa menyeka air matanya

"ini kehidupan nyata tuan putri! Bukan drama atau cerita dongeng yang selalu ada keajaiban terjadi didalamnya" Siwon oppa senyum sinis menatapku

"bagaimanapun juga apa pantas oppa terus menemuiku dan selalu bilang rindu padaku sementara Minnie isterimu baru meninggal 6 bulan yang lalu. Tidakkah oppa ingat Minnie menghabiskan sisa umurnya untuk mencintaimu dengan caranya?" aku terus memojokan Siwon oppa

"nee, arraseo. Miane Heechul-ah oppa sudah mengganggu malammu" Siwon oppa menarik nafas berat sekali. Dia mulai melangkah membuka pintu mobilnya lalu segera masuk.

"anyeong" pamit Siwon oppa lalu menstarter mobil Jaguardnya dan berlalu meninggalkan aku berdiri sendirian didepan rumahku.

Choi Siwon point of view

Heechul memang bukanlah yeoja biasa, dia selalu berhasil membuatku skakmat mati kutu dibuatnya. Itulah yang selalu membuatku semakin kagum dan semakin dalam mencintainya.

Walau Minnie memang membawa pengaruh besar dalam hidupku, meninggalkan kenangan indah penuh haru, aku juga namja biasa yang tidak bisa mengabaikan kehadiran Heechul dalam hatiku sejak dulu.

Tuhan apakah aku umat yang begitu berdosa? Sehingga Engkau mempermainkan hatiku seperti ini? Aku hanya bisa menikmati pernikahan dengan yeoja yang aku sanyangi hanya 4 bulan saja.

Dan membiarkan yeoja yang sangat aku cintai berlalu begitu saja di sisa umurku tanpa bisa memilikinya. 4 bulan dan aku harus membayarnya seumur hidupku? Kau memang sedang mempermainkan aku Tuhan.

Lirihku dalam hati.

Kim Heechul point of view

Dua hari sejak menemukan diary milik Minnie, aku memang tidak pernah membukanya kembali, aku hanya menyimpannya dilaci nakasku.

Aku menjadi penasaran untuk membaca halaman berikutnya. Aku ingin tahu seperti apa Minnie menuliskan Siwon oppa dalam buku hariannya.

Aku membuka laci nakasku dan mengambil buku harian itu lalu berbaring diatas kasur memposisikan badanku senyaman mungkin.

Aku mulai membuka lembar demi lembar sampai halaman tengah tidak ada yang menarik sampai 4 lembar selanjutnya...

03 Desember 2009

Tuhan mengirimku seorang dokter muda yang sangat tampan dan hangat bernama Cho Kyuhyun. Dokter Cho adalah murid dari Profesor Shindong dokter yang menanganiku sebelumnya. Dia sangat baik memperlakukanku membuatku nyaman dan tidak begitu mempedulikan rasa sakit saat melakukan tranfuse darah.

Sepertinya aku menyukainya sejak pandangan pertama

05 January 2010

Ini adalah pertemuaku yang ke-2 dengan dokter muda dan tampan itu. Kali ini komunikasi kami tidak sekaku saat pertama bertemu. Dokter Cho mulai bercanda denganku dan bertanya masalah pribadi padaku.

Malam ini aku sengaja tidak ingin eonnie datang mengantarku juga menungguku di rumah sakit. Karena aku takut saat dokter Cho melihat eonnie, dia akan langsung suka pada eonnie.

Aku memang sedang jatuh cinta

Minnie babbo. Jinja dia begitu minder dan merasa dirinya jauh dibawahku dia selalu menakutkan banyak hal tentang aku. Lalu aku baca lembar berikutnya

4 February 2010

Tuhan maafkan aku, umat yang pendosa ini. Aku membiarkan dokter Cho merenggut kehormatanku tadi malam.

Kenapa aku begitu bodoh dan rendah?

Saat dokter Cho masuk kedalam kamar rawatku ditengah malam tanpa ditemani perawat, aku malah sangat senang.

Saat dokter Cho mulai menggodaku dengan kata – kata indah aku merasa energiku kembali dan begitu bersemangat

Juga saat dokter mulai naik keatas tempat tidurku, mulai menciumiku dan menyentuh...

Aku tidak sanggup meneruskan untuk membacanya lagi.

How come? Minnie yang selama ini lugu dan naif dalam pikiranku, begitu murah dan mudah untuk bisa tidur dengan namja yang baru dikenalnya. Dokter Cho yang menanganinya sebelum Siwon oppa adalah namja yang merenggut kehormatannya.

Aku membuka kembali lembar – lembar berikutnya

5 Maret 2010

Malam tadi adalah kedua kami. Kali ini kami lebih liar dari malam sebelumnya. Dokter Cho memang namja yang sangat hebat dan tahu bagaimana membuat yeoja bahagia.

Dia juga membuat kiss mark dipayudara kananku. Dia bilang untuk kenangan..

Aku lewati halaman itu dan membuka secara acak lembar lembar berikutnya

16 Juni 2010

Tuhan memang sudah menghukumku,

Siang tadi aku sengaja bolos dari jam terakhir kuliah untuk bisa berkencan dengan dokter Cho yang sengaja menjemputku kekampus.

Tidak kuduga ternyata dia membawaku ke appatementnya yang mewah.

Kami kembali melakukannya hingga 3 kali berturut – turut sampai aku pendarahan dari hidungku.

Dokter Cho yang sudah lemas karena bercinta, begitu mudah mengucapkan salam perpisahan padaku.

Dia bilang dia akan pindah ke Amerika karena mendapatkan sponsor dari rumah sakit untuk meneruskan pendidikannya disana.

Aku berusaha untuk membuatnya tinggal dengan alasan aku hamil. Tapi dengan begitu mudah juga dia menyangkal dengan mengatakan aku tidak mungkin hamil karena dia selalu memakai pengaman...

Brengsek memang namja bernama Cho Kyuhyun itu. Dia membuat Minnie rusak dan dengan mudah dia meninggalkannya begitu saja setelah puas menyetubuhinya.

Aku tidak akan tinggal diam, aku harus membuat perhitungan dengannya. Aku harus mencari tahu tentang keberadaan namja brengsek itu sekarang. Tapi bagaimana caranya?

Flash back to moment KyuMin

Cho Kyuhyun point of view

Pasienku bernama Lee Sungmin itu sungguh imut dan lugu. Dia seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru saat tahu aku akan menjadi dokternya. Yang paling aku suka darinya adalah bibirnya yang tipis dan mungil.

Aku bisa tersenyum tidak karuan jika teringat wajah imut dan senyum manisnya. Membuatku gemas ingin sekali mencubit pipinya yang agak chubby itu.

"Kyuhyun-ssi, anda harus fokus merawat pasien bernama Lee Sungmin itu. Ingat nama baik saya sebagai kepala bagian Internist dipertaruhkan disini. Kamu masih dokter umum dan aku sengaja menunjukmu untuk menanganinya dan anda tahu dengan pasti kenapa saya melakukannya" profesor Shindong terus saja mengingatkan aku akan kewajibanku.

"nee. Arraseo" jawabku mengikuti langkah profesor menuju residence para dokter Internist.

"Seohyun sudah dewasa sekarang! Sudah pantas kamu untuk cepat – cepat melamarnya" Prof Shindong terus saja membahas perjodohan aku dengan putri tunggalnya yang lesbian.

Yah Seohyun adalah yeoja cantik yang nyaris sempurna puteri tunggal Prof Shindong dan pewaris tunggal perusahaan farmasi terbesar di Seoul akan menjadi istriku. Dia juga adalah calon obgyn yang patut diperhitungkan.

Jika dia adalah yeoja yang normal, mungkin hidupku akan semakin sempurna. Tapi dia adalah yeoja lesbian dan sama sekali tidak pernah memandangku sebagai namja calon suaminya.

"tentukan tanggal pernikahan kalian secepatnya! Dan aku akan mempercepat untuk mempromosikan kamu mendapatkan beasiswa ke Amerika" Prof Shindong menatapku penuh ambisi

Aku yang memang hidup sebatang kara, diadopsi Prof Shindong sejak SMU berhutang banyak budi dan jasa pada keluarganya. Inilah saatnya aku membayar hutangku pada keluarganya.

"Saya serahkan pada anda saja Prof, saya ikuti saja" jawabku pasrah karena aku tidak punya pilihan.

"baiklah tanggal 3 February tepat hari ulang tahun Seo yang ke 21 kalian akan menikah" Prof Shindong berkata ringan sekali.

Padahal dari apa yang dia katakan baru saja menentukan nasib seseorang dimasa depan.

Apa yang akan terjadi padaku jika aku benar – benar menikahi Seohyun? Apakah dia mau aku sentuh? Sementara dia hanya menyukai yeoja?

Lee Sungmin point of view

Pulang kembali kerumah setelah mendapatkan tranfuse kali ini menjadi tidak menyenangkan lagi. Rasa – rasanya aku malah menjadi betah tinggal di rumah sakit karena ada dokter muda yang tampan yaitu dr. Cho.

Aku ingin sebulan cepat berlalu sehingga aku bisa kembali bertemu dengan dokter Cho.

"Minnie-ah kenapa eonnie tidak melihat keceriaan dalam wajahmu saat pulang dari rumah sakit?" tanya eonnie saat masuk kedalam kamarku

"ani eonnie! Aku hanya sedikit lelah saja eonnie" jawabku berbohong

"kamu tidak sedang berbohong kan?" ledek eonnie

"tidak eonnie" jawabku mengerutkan dahiku.

Cho Kyuhyun point of view

Pernikahanku akan berlangsung besok pagi di sebuah hotel mewah di kota Seoul. Seohyun calon istriku memilih bermalam dirumah yeoja chingu-nya.

"pernikahan kita semata hanya untuk menyenangkan hati appa bukan? Aku sama sekali tidak tertarik sama kamu! Ingat kita menikah hanya pura - pura saja! Kamu sama sekali tidak boleh menyentuhku bahkan tidak akan pernah" itulah kalimat yang keluar dari mulut Seo saat kami berdua dalam perjalanan menuju butik untuk fitting wedding dress

"ingat! Saat malam pertama kamu harus meninggalkan kamar pergilah mencari pelacur sana untuk memuaskan hasratmu. Karena akupun akan menikmati malam itu bersama Tae Yoon" kata – kata yang keluar dari bibir tipis Seo berhasil membuatku menahan muntah.

The day has come

Akhirnya aku menikahi Seohyun dan resmi menjadi suaminya. Pesta belum usai Seo sudah berakting menarikku keluar dari keramaian pesta untuk segera naik keatas dimana kamar mewah yang dimiliki hotel itu disiapkan untuk malam pertama kami.

Tapi ditengah jalan, dia mengusirku untuk pergi meninggalkan dia

"pergilah cari pasanganmu untuk bertarung diatas kasur" ejeknya sambil berlalu meninggalkan aku menghampiri Tae Yeon yang sudah berdiri menunggunya.

Hidupku memang sangat menyedihkan.

Aku berjalan menuju lift untuk kembali turun sambil membuka – buka ponsel pintarku. Aku lihat schedule ku untuk memeriksa Minnie tadi pagi. Dan dokter yang lainlah yang menggantikan aku.

Setelah melihat scheduleku di ponsel pintar miliku, entah kenapa tiba – tiba langkah dan fikiranku menuju rumah sakit dimana Lee Sungmin dirawat malam ini.

Aku berlari menuju lobby hotel dan segera keluar menstop taxy untuk mengantarku ke rumah sakit. Dalam perjalanan menuju rumah sakit aku merasa begitu bersemangat dan ingin segera melihat Lee Sungmin.

Aku sudah berada di halaman rumah sakit. Aku segara turun dari taxy dan segera membayar tagihannya. Aku bergegas masuk menuju ruanganku untuk memakai jas putihku.

Aku lihat jam ditanganku dan waktu yang ditunjukan sudah hapir jam 1 malam. Langkahku semakin aku percepat dan kebetulah lorong menuju ruangan Sungmin sangatlah sepi.

Aku lihat ruang perawat juga sepi, sepertinya mereka sedang beristirahat atau entah kemana. Yang jelas aku tidak berpapasan dengan seorangpun.

Kamar Sungmin sudah didepan mata. Jantungku tiba - tiba berdebar kencang. Aku ketuk dua kali pintu kamarnya dan berharap Sungmin hanya sendirian tidak ada seorangpun yang menunggunya.

"masuk!" jawab Sungmin dari dalam

"dokter Cho! Kenapa dokter datang malam sekali?" aku lihat ekpresi wajah Sungmin begitu terkejut melihatku

"aku khawatir kamu tadi tidak mendapatkan perlakuan yang baik dari dokter yang menggantikanku" jawabku segera mendekati Sungmin

"ohh dia dokter yang baik, tapi saya selalu berharap dokterlah yang akan memeriksaku setiap aku check up" wajah Sungmin merona

"mianata, tadi saya ada keperluan yang tidak bisa ditunda" jawabku berdosa yang tentu saja aku tidak mungkin menceritakan kejadian sesungguhnya bahwa aku telah menikah dengan seorang lesbian.

"kenapa kamu belum tidur?" tanyaku mulai memeriksa Sungmin

"aku baru saja menerima panggilan dari eonnieku yang sedang shooting di Jepang untuk iklan terbarunya" jawab Sungmin menatapku

"apakah malam ini kamu sendirian?" tanyaku menatap mana Sungmin dengan tatapan tajam

"nee, eomma harus menemani appa yang kurang sehat, eonnie seperti yang tadi saya bilang dia sedang berada di Jepang" jawab Sungmin kembali mengancingkan pajamas pasiennya

"Sungmin-ah, apakah kamu menyukaiku?" aku duduk diatas kasur Sungmin

"kenapa dokter Cho bertanya hal seperti itu?" wajah Sungmin memerah

"karena aku sangat menyukai kamu Sungmin-ssi" jawabku semakin mendekati Sungmin

"nado dokter" jawab Sungmin malu – malu

"jinja?" aku ingin kembali memastikan pendengaranku

"nee" jawab Sungmin menunduk

Aku angkat dagu Sungmin dan mulai mencium bibirnya. Tidak kuduga Sungmin menyambutnya dengan penuh gairah.

Aku lepas sepatu dan kaus kakiku sambil bibirku terus menciuminya dan aku naik keatas kasur.

Ciuman kami penuh hasrat dan sangat bergelora. Aku mulai membuka kancing pajamas sungmin satu per satu sehingga aku bisa melihat selurus tubuh Sungmin yang putih dan mulus itu, walau sebenarnya itu bukanlah pemandangan pertamaku.

Aku mulai menyentuh payudara Sungmin diiringi desahan Sungmin yang terdengar geli.

"apakah kamu mau melakukannya malam ini dengaku?" tanyaku berbisik ditelinganya

"lakukanlah dokter" jawab Sungmin pasrah

Aku mulai melepas celana panjang Sungmin lalu underwearnya sehingga Sungmin naked dihadapanku.

Aku sentuh intimnya dan Sungmin menggeliat menahan rasa nikmat yang luar biasa

Sungmin membentuku melepas semua pakaianku dan aku benar – benar naked dihadapannya

"apa kamu sudah siap?" tanyaku berbisik

"nee" jawabnya mencium bibirku

Aku langsung menggaulinya yang ternyata masih perawan. Aku sempat berfikir untuk menghentikannya karena resiko pendarahan yang akan dialaminya tapi hasrat dan nafsuku lebih besar dan menguasai diriku. Sehingga aku terus saja menjalankan niatku.

Aku tidak peduli saat Sungmin sedikit menjerit menahan sakit saat aku berhasil menerobos merusak selaput daranya. Aku malah terus mempercepat gerakanku diatas tubuhnya.

Aku benar – benar merasakan kenikmatan yang luar biasa malam itu. Dan aku berharap Sungmin juga merasakannya.

Setelah puas aku segera memakai pakaianku kembali lalu membantu Minnie memakai pajamasnya

"apa kamu menyesal telah menyerahkannya padaku?" tanyaku menatap Sungmin ragu

"ani" jawabnya singkat

"malam ini adalah malam terindah yang pernah aku lewati. Gumawao" aku kecup kening mini penuh kasih

"cheonma dokter" jawab Sungmin memelukku

"bulan depan jika kita ada kesempatan, apakah kamu mau melakukannya lagi?" tanyaku sambil terus memeluknya

"tentu saja dokter" jawabnya ringan tanpa beban.

Writter point of view

Hubungan terlarang antara Cho Kyuhyun dan Lee Sungmin hanya berlangsung saat Sungmin harus menjalani medical check up sebulan sekali. Bulan berikutnya saat Sungmin kontrol dan tidak ditemani Heechul maupun Leeteuk mereka kembali melakukan hubungan intim itu dikamar rawat Sungmin yang memang jarang dikunjungi perawat.

Kehidupan rumah tangga Kyuhyun dengan Seohyun istrinya memang jauh dari kata BAHAGIA. Seohyun semakin liar dan terang – terangan membawa pulang yeojachingunya keappartement mereka berdua dan melakukan hubungan intim dikamar yang seharusnya Kyuhyun dan Seohyun nikmati.

Kyuhyun yang merasa tertantang memiliki niat yang sama membawa Sungmin masuk keruang pribadinya. Kyuhyun sengaja menjemput Sungmin dikampusnya dan mengajaknya masuk keappartement untuk melakukan hal yang sama seperti yang Seohyun lakukan tadi malam.

Kyuhyun langsung mengakhiri hubungan terlarangnya dengan Sungmin saat itu juga dengan alasan dia harus pindah Amerika untuk belajar disana karena beasiswa yang dia dapatkan. Padahal masih ada waktu sebulan untuk Kyuhyun tinggal di Seoul.

Kyuhyun sengaja melakukan hal itu karena dia sadar, dia hanya memanfaatkan tubuh Sungmin juga keluguannya untuk memuaskan hasratnya yang tidak bisa dia dapatkan dari Seohyun istrinya.

Kyuhyun menjadi tidak tega pada Sungmin jika hubungan terlarang itu berlangsung lebih lama lagi maka Sungmin akan semakin terluka. Itu sebabnya Kyuhyun memutuskan untuk mengakhirinya saat itu juga. Ditambah kedatangan dokter Choi Siwon lulusan Amerika yang sudah siap menggantikan posisinya.

Sebulan berikutnya Kyuhyun dan Seohyun pindah ke Amerika untuk meneruskan pendidikan kedokterannya. Seminggu kemudian Taeyeon menyusul dan tinggal satu atap bersama Seohyun juga Kyuhyun.

Bisa dibayangkan betapa Kyuhyun sangat tertindas dan menderita oleh penjajahan yang dilakukan Seohyun pada dirinya.

Present day

Kim Heechul point of view

"nona! Nona! cepat buka pintunya" teriak ahjuma dari luar kamarku mengagegatkan ku yang sedang melamunkan isi buku harian Minnie.

Aku segera berlari kearah pintu untuk membuka pintu

"ada apa? Kenapa ahjuma teriak begitu keras membuatku kaget saja?" keluhku pada ahjuma

"nyonya Leeteuk!" jawab ahjuma gugup menunjuk kearah kamar eomma

"ada apa dengan eomma?" aku segera berlari menuju kamar eomma

Saat masuk kedalam kamar aku tidak dapat menemukan eomma disana. Lalu aku menuju kamar mandi dan betapa syock-nya aku mendapati tubuh eomma terbujur kaku dengan mata melotot diatas bath tube yang dipenuhi air.

"eomma!" teriakku histeris menarik tubuh eomma yang sudah kaku dan basah kuyup keluar dari bath tube.

"nona, nyonya Leeteuk sepertinya sudah meninggal" ahjuma membantuku mengeluarkan eomma dari bath tube dan membaringkannya diatas lantai tiolet.

"wae? Wae? Eomma" aku menangis menggoyang – goyangkan tubuh eomma

"nona ahjuma sudah menghubingi tuan dan meminta tuan besar untuk segera kembali dan sebentar lagi tuan muda Siwon akan segera datang. Miane ahjuma langsung menghubungi tuan muda karena ahjuma benar – benar panik" ahjuma mengelus pundakku

Aku tidak sanggup berkata apapun lagi. Aku harus kehilangan sosok eomma untuk kedua kalinya dalam hidupku.

"eomma aku mohon jangan sekarang. Aku benar – benar tidak sanggup menghadapi semuanya sendirian" lirihku dalam hati mengiringi air mataku yang terus saja menetes.

Dadaku terasa sesak, kepalaku terasa pusing, pandanganku tidak fokus seperti memutar dan mulutku terasa pahit. Aku tidak dapat merasakan apapun lagi karena semua terasa gelap.

tbc

miane jeongmal miane kalo updatenya super lama yah

miane kalo typos vai gak sempet retyping soalnya ini ff vai yang udah laaaaaaamaaaaaaaa banget

yang penting isi ceritanya kan #kedipkedip