FF Sichul/Simin with touchy story

this is my first FF actualy

I'll republish this for Shicul/Simin shipper

I present this ff for all Siwonest coz Vai is Siwonest

just read the pic

here we go

Choi Siwon point of view

"masa sih ditoko besar seperti ini tidak ada buku cerita Cinderella? Apa aku harus mencari ke luar negeri? Bukankah toko buku ini adalah toko buku terbesar dan terlengkap di Seoul?" aku mendengar keributan di lorong buku cerita membuatku merasa terganggu.

Aku lihat ternyata seorang gadis kecil yang masih memakai seragam SD sedang protes pada seorang pelayan toko buku

"miane nona! Buku itu sudah tidak kami import karena sudah kurang peminatnya. Lagipula sekarang kan cerita Cinderella sudah banyak di buat filmnya dalam beberapa versi, kenapa nona masih ingin mencari bukunya?" pelayan itu tampak membela nama naik toko buku tempat dimana dia bekerja

"eonnie tidak perlu mengatur apa yang saya ingin lakukan! Jika mau saya juga bisa membeli semua yang ada ditoko buku ini" gadis itu benar – benar angkuh saat mengatakan itu.

Gadis kecil itu menarik perhatianku karena dia terlalu kecil untuk membeli buku cerita yang mahal itu. Aku ikuti gadis itu menuju kasir karena kebetulan buku yang aku cari sudah aku dapatkan. Aku sudah berdiri tepat disamping gadis itu dan mengantri untuk membayar

"berapa semuanya?" Tanya gadis itu jutek

"semuanya jadi 150 ribu won nona" jawab sang kasir.

Harga yang lumayan mahal untuk satu buku cerita yang berjudul Snow White. Gadis itu segera mengeluarkan dompetnya lalu menyerahkan sebuah credit card pada sang kasir

"miane nona credit card anda tidak bisa dipakai" kasir itu mengembalikan credit card pada sang gadis.

Dia mengeluarkan kartu yang lainnya namun tetap saja reject. Aku lihat dia tampak kesal lalu mengeluarkan ponselnya

"appa! Kenapa credit cardku tidak bisa dipakai? Sekarang aku sedang ditoko buku membeli buku yang selama ini aku cari" keluh gadis itu pada appanya

"mwo? Baru nanti sore?" aku benci kamu appa" gadis itu menutup ponselnya

"aku tidak punya uang cash sebesar itu, kartuku baru bisa dipakai sekitar jam 2 nanti. Jadi aku harus gimana eonnie?" Tanya gadis itu pada sang kasir dengan wajah cemberut

"beli bukunya nanti sore saja nona!" jawab kasir itu ramah

"biar saya yang bayar!" aku merasa kasian pada gadis kecil itu karena sepertinya dia sangat menginginkan buku itu

"tuan yang akan membayarnya?" kasir itu tampak ragu

"wae? Apa saya tampak seperti orang yang tidak memiliki uang?" keluhku

"ani!" kasir itu menundukan kepalanya

"tolong sekalian hitung dengan buku ini" aku serahkan buku yang aku beli.

"oppa! Gumawao karena sudah meminjamkan aku uang!" gadis itu berterima kasih padaku

"kamu suka baca buku cerita?" tanyaku berjalan disamping gadis itu melangkah keluar took buku

"sangat suka!" jawab gadis itu yang memang sangat manis

"oppa jam 2 tinggal satu jam lagi, berarti credit cardku sudah bisa digunakan dan aku bisa mengembalikan uang oppa. Gimana kalau aku mentraktir oppa makan ice cream? Kalau sekedar membayar ice cream uang didompetku pastinya cukup" gadis itu hendak mentraktirku

"sebenarnya oppa ingin sekali menemanimu makan ice cream tapi oppa tidak bisa karena oppa harus cepat pulang" aku menolak dengan hati – hati karena takut mengecewakan gadis itu

"lalu bagaimana cara aku mengembalikan uang oppa?" gadis itu menatapku manja

"berapa nomer ponselmu?" aku keluarkan ponselku dari saku celana. Gadis itu mengeja satu persatu nomernya

"tunggu telpon dari oppa! Nanti kita pasti bertemu lagi" aku berikan gadis itu nomerku untuk disimpannya lalu pamit untuk segera pulang.

Kim Heechul point of view

Oppa itu benar – benar tampan membuatku ingin terus bertemu dengannya. Dia juga sangat baik dan mau membayarkan bukuku tanpa memaksaku untuk segera mengembalikannya. Ingin sekali aku tahu siapa nama oppa itu kami berdua lupa menyebutkan nama kami. Ya Tuhan jika engkau mengijinkan kamu untuk bertemu lagi maka ingatkan aku untuk bisa menyebutkan namaku.

"nona Heechul kenapa pulang terlambat? Supir Park mencari nona kesekolah tapi kata teman – teman, nona sudah pulang duluan. Sebenarnya nona pergi kemana?" ahjuma mengeluh

"tadi aku pergi ketoko buku memakai taxy, salah sendiri kenapa supir Park terlambat datang" aku membela diri

"ahjuma sangat mengkhawatirkan nona! Takut nona kenapa – napa" ahjuma membantu membawa tas belanjaanku

"apakah appa sudah pulang?" tanyaku pada ahjuma

"belum nona! Tuan bilang nanti malah akan mengundang tamu istimewanya untuk makan malam bersama! Tuan meminta ahjuma memesan menu istimewa dari hotel sepertinya tamu sangat penting buat tuan" beritahu ahjuma.

Aku masuk kedalam kamarku dan bertanya – Tanya sebenarnya appa akan mengundang siapa sampai – sampai makanan yang disajikanpun harus dipesan dari hotel? Ah rasanya cape jika aku harus memikirkannya lebih baik aku tidur sekarang.

.

"nona anda harus segera mandi dan mempersiapkan diri! Tuan sudah pulang dan meminta ahjuma untuk membantu nona berdandan menyambut tamu istimewa tuan" ahjuma membangunkanku yang masih mengantuk

"sebenarnya siapa sih tamu appa itu? Benar – benar membuatku pusing, aku masih cape dan mengantuk" protesku menarik selimutku menutupi semua tubuhku

"nona ahjuma mohon tolonglah" ahjuma memohon dan aku tidak sanggup menolaknya karena aku memang menyayangi ahjuma yang sudah merawatku sejak kepergian eomma.

.

Tamu istimewa itu akhirnya datang juga. Dia seorang ibu muda yang sangat cantik membawa puterinya yang sepertinya usianya tidak jauh denganku.

"Heechul-ah kenalkan ini calon ibu tirimu namanya Leeteuk-ssi dan ini puterinya namanya Lee Sungmin usianya dibawah kamu 1 tahun" appa membuatku syock karena tiba – tiba mengenalkan seorang yeoja untuk menjadi ibu tiriku

"mwo? Ibu tiri? Andwee" protesku kesal meninggalkan appa dan kedua tamunya sambil menangis dan berlari menuju kamarku dilantai atas

"Heechul-ah! Kamu mau kemana?" teriak appa dari ruang tamu aku terus berlalu tanpa menghiraukan teriakan appa.

Lee Sungmin point of view

Eonnie yang bernama Heechul yang akan menjadi kakak tiriku itu tampak sangat menakutkan. Dia begitu jutek dan tidak ramah pada kami, aku jadi sedih dan ragu apakah pernikahan eomma dan tuan Kim Youngwon akan bahagia? Apakah hubunganku dengan saudara tiriku itu akan berjalan baik? Padahal aku ingin sekali memiliki keluarga yang utuh. Setelah ditinggal appa pergi entah kemana tanpa meninggalkan pesan dan memberi kami kabar. Hidupku dan eomma sangat memprihatinkan, eomma harus banting tulang untuk bisa melanjutkan hidup dan merawatku. Beruntung eomma yang memang cantik juga sangat pintar bisa diterima bekerja diperusahaan milik tuan Kangin dan menarik perhatian tuan kangin sehingga ingin menikahi eomma.

Rencana makan malam bersama keluarga tuan Kim Youngwon batal karena penolakan Heechul eonnie yang sangat kasar. Eomma memutuskan untuk pulang dan mencoba untuk melakukan pendekatan terlebih dahulu pada Heechul eonnie. Aku juga ingin benar – benar mengenalnya dengan baik karena aku ingin sekali memiliki eonnie cantik dan manis seperti dia.

Choi Siwon point of view

Entah kenapa aku menjadi teringat terus dengan sosok gadis cilik yang manja dan cantik itu. Bayangan wajahnya yang lucu terus melintas dalam benakku. Padahal pertemuan singkat itu sudah berlalu seminggu lamanya. Betapa bodohnya aku, dulu aku tidak sempat menanyakan namanya. Sepertinya inilah saatnya aku menghubungi gadis itu dan mengajaknya bertemu dan menanyakan siapa namanya.

"Siwon-ah! Boleh noona masuk?" noona mengetuk pintu kamarku

"masuklah" aku bukakan pintu untuk noona ku yang sangat cantik

"apa noona mengganggumu?" noona berjalan masuk melewatiku lalu duduk diatas kasurku

"ani, wae?" tanyaku mengikutinya duduk dikasur

"kau sudah tahu? Eomma dan appa berencana pindah ke Los Angeles untuk mengurus bisnisnya dan meminta kita pindah?" noona menatapku serius

"tidak? Kapan kita akan pindah?" tanyaku penasaran

"eomma bilang menunggu kau lulus sekolah. Kita akan kuliah di Amerika" jawab noona dengan ekspresi senang

"apa noona bahagia kita pindah keluar negeri?" tanyaku

"tentu saja! Noona sudah bosan tinggal disini. Apalagi sekarang hubungan noona dengan Jung Yunho sudah putus" noona beralasan

"jinja? Sejak kapan noona putus?" aku kaget karena yang aku tahu hubungan noona dengan Yunho bukanlah hubungan biasa, mereka sudah menjalin cinta sejak noona dan Yunho masih SMU

"baru seminggu karena Yunho telah mengkhianati noona dan berselingkuh dengan sahabat noona sendiri Jaejoong. Percayalah itu sangat menyakitkan dan membuat noona hampir ingin mati karenanya. Maka dari itu Siwon-ah jika kamu nanti memiliki pacar, perlakukan dia dengan sangat baik! Jangan pernah sekalipun kamu mengkhianatinya. Jika kamu melakukannya itu sama saja kamu telah melukai noona juga eomma" mata noona berkaca – kaca saat mengucapkan kata – kata itu.

"apakah kau sudah memiliki pacar?" noona tiba – tiba bertanya masalah pribadiku

"selama aku belum menemukan yeoja yang kecantikannya menyamai noona dan eomma, aku tidak akan jatuh cinta pada yeoja itu" jawabku apa adanya

"wae? Apakah diluar sana kau belum menemukan yeoja yang sesuai dengan selera kamu?" noona melangkah melihat – lihat meja belajarku

"opso! Semuanya tidak ada yang secantik noona juga eomma" jawabku menatap noona manja

"jika kau tidak menemukannya sampai kau tua, apakah kau tetap tidak akan jatuh cinta?" Tanya noona sedikit mengejekku

"sebenarmya aku sudah bertemu dengan yeoja yang sangat cantik dan benar – benar menarik perhatianku" aku sandarkan kepalaku pada sandaran ranjangku

"jinja? Siapa yeoja yang beruntung itu?" noona tampak penasaran lalu segera duduk dihadapanku

"dia hanya seorang gadis cilik yang masih berseragam SD yang tidak sengaja aku temui saat ditoko buku. Gadis itu sungguh menarik tidak seperti gadis cilik pada umumnya. Dia memiliki ambisi yang sangat kuat dan teguh pendirian, sepertinya gadis itu juga bukanlah gadis biasa, diusianya yang masih anak – anak, dia memiliki banyak credit card dan apa yang menempel dibadannya sangatlah berkelas dan bermerk, sama seperti kau noona! Menyukai merk mahal dan berkelas" aku tatap noona yang semakin penasaran.

"apa kau sudah gila? Menyukai gadis yang jauh lebih pantas menjadi dongsaengmu! Umurmu sekarang sudah 18 tahun kamu malah menyukai anak SD yang umurnya paling juga 9 atau 10 tahun" keluh noona menatapku heran "delapan tahun kedepan dia pasti akan tumbuh menjadi yeoja yang dewasa. Aku namja yang sangat tampan bukan? Aku yakin gadis itu pasti akan jatuh cinta padaku" aku narcissi

"pabbo! Ingat beberapa minggu lagi setelah kau lulus kita akan pindah keluar negeri. Noona yakin gadis itu pasti akan melupakanmu" noona berlalu meninggalkan aku.

Benar juga apa yang dikatakan noona. Kami akan pindah dan entah kapan kami akan kembali ke Korea. Aku benar – benar harus bertemu dengan gadis itu dan menanyakan siapa namanya aku juga harus memberinya sebuah hadiah sebagai kenangan agar dia bisa terus mengingatku jika melihat benda itu.

Saat aku hendak memjamkan mataku, ponselku berbunyi tanda ada panggilan aku segera melihat kelayar ponsel ternyata panggilan itu dari gadis cantik itu. Betapa aku sangat senang dan bersemangat saat tahu gadis itu yang menelponku, aku segera mengangkatnya

"anneyeo!" sapaku

"oppa! Apa kabar?" suara gadis itu tampak tidak bersemangat

"baik! Kamu sendiri gimana kabarnya?" tanyaku penuh perhatian

"tidak baik oppa! Aku ingin sekali bertemu oppa dan menceritakan semuanya" aku mendengar sepertinya gadis itu hendak menangis

"apa kamu menangis? Kamu baik – baik saja kan?" aku menjadi sangat khawatir dengan kondisi gadis itu

"oppa apakah besok oppa punya waktu untuk bertemu denganku?" gadis itu memintaku untuk menemuinya

"tentu saja! Jam berapa kamu ingin kita bertemu?" tanyaku

"saat makan siang oppa! Aku akan mentraktir oppa makan di mall dimana kita pertama bertemu" gadis itu sepertinya menyeka ingusnya

"baiklah sampai ketemu besok" jawabku menutup pembicaraan.

Betapa konyol dan anehnya aku, kenapa aku bisa bersemangat dan sebahagia ini memiliki kencan untuk makan siang bersama seorang gadis cilik yang masih berseragam SD. Hari esok benar – benar aku tunggu dan sepertinya aku tidak bisa tidur malam ini karena aku akan terus teringat kencan pertama dengan gadis cilik yang sangat cantik itu.

.

.

Hari yang ditunggu tiba juga, aku yang seharusnya menghadiri les privat fisikaku dengan guru pribadi, membolos demi menemui gadis cilik itu.

Aku sudah sampai dimall dan hendak menemui gadis cantik itu ditempat yang sudah kami tentukan. Ternyata gadis itu sampai lebih dulu, dia tampak manis sekali memakai terusan pendek selutut berwarna ungu muda dengan renda putih dileher, tampak pita melilit dipunggunya bawahnya. Dia berdiri didepan pintu masuk caffe sambil memainkan ponselnya. Aku segera menghampiri gadis itu

"anneyeo!" aku mengagetkan gadis itu

"oppa! Kau datang? Aku kira oppa tidak akan datang" gadis itu tersenyum manis padaku lalu tangannya menggandengku masuk kedalam caffe

"apa kabar?" tanyaku sambil terus memandangi gadis yang tinggi badannya tidak lebih dari dadaku

"kita duduk disana oppa!" gadis itu tidak menjawab pertanyaanku.

"oppa aku sudah membawa uang untuk aku kembalikan pada oppa" gadis itu mengeluarkan amplop kecil berwarna coklat dari tasnya

"apa kau memang harus mengembalikannya?" tanyaku tidak menyentuh amplop itu

"ya harus dong oppa! Akukan bukan pengemis yang suka meminta – minta" jawabnya

"tapi kalau oppa benar – benar tulus ingin membelikan kamu buku itu apa kamu tetap akan mengembalikan uang ini?" tanyaku lagi

"kalau oppa memang ingin memberikan aku hadiah beli saja yang lain! Uang ini oppa ambil lalu berikan aku sebuah hadiah yang manis dan indah karena hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke-11" jawab gadis itu manja

"jinja? Hari ini adalah hari ulang tahunmu?" tanyaku kaget

"yah benar oppa! Hari ini aku berulang tahun yang ke-11. Appa mungkin tidak mengingatnya dan malah memutuskan untuk pergi berbulan madu dengan istri barunya ke pulau Bali Indonesia. Appa menikah lagi dua hari yang lalu dan memberiku ibu tiri juga adik tiri tanpa meminta pendapatku terlebih dahulu. Seumur hidup inilah kado terburuk yang pernah appa berikan padaku" gadis itu tampak sangat emosi

"miane! Oppa ikut sedih" aku tatap gadis itu hati – hati

"eomma, dimana dia?" tanyaku

"sudah meninggal saat aku berumur 7 tahun. Eomma sakit gagal ginjal dan tidak mampu bertahan" mata gadis itu berkaca – kaca.

"miane! Oppa tidak tahu harus berkata apa untuk menghiburmu" aku tatap wajah cantik gadis itu penuh kasih

"berikan aku ucapan selamat ulang tahun oppa! Itulah yang harus oppa ucapkan" gadis itu menyeka air matanya

"ohh saengil chukkae semoga kamu selalu diberikan kebahagiaan" aku jabat tangan mungil gadis itu

"gumawao oppa! Ayo kita pesan makan!" gadis itu membuka menu.

.

.

Kami sudah selesai menyantap makanan kami. Aku benar – benar semakin menyukai gadis cilik itu

"bagaimana kalau sekarang kita naik keatas bermain untuk merayakan ulang tahunmu?" ajakku pada gadis itu untuk bermain diwahana fantasi yang ada dilantai paling atas di mall itu

"ide yang sangat cemerlang oppa!" gadis itu menyambut baik ajakanku.

.

Kami berdua berjalan bergandengan tangan layaknya oppa dan dongsaegnya. Banyak orang memperhatikan keakraban kami dan memberikan reaksi tersenyum kagum.

Mungkin banyak diantara mereka yang mengira aku adalah oppa dari gadis cilik yang super cantik itu. Kami sudah sampai dilantai paling atas

"kamu tunggu disini! Oppa akan membeli tiket agar kita bisa menikmati semua wahana" aku suruh gadis itu menunggu dikursi

"shiro! Aku ikut oppa!" gadis itu malah berlari mengejarku.

Kami jadi antri berdua membeli tiket untuk dapat masuk kedalam wahana mainan

"oppamu tampan sekali! Boleh tidak eonnie mengenalnya?" seorang yeoja genit yang antri disamping kami menggoda ku melalui gadis itu

"dia bukan oppaku! Dia namjachinguku" aku tidak menyangka dengan jawaban gadis itu yang terbilang ceplas ceplos

"jinja?" yeoja genit itu menatapku heran

"benar seperti yang kekasihku ini katakan" aku gandeng tangan gadis cilik itu lebih erat.

.

Wahana pertama yang kami naiiki adalah kereta gantung yang memuat hanya 2 penumpang. Saat ditengah jalan kereta gantung itu tiba – tiba berhenti mengejutkan kami berdua

"oppa apa kereta ini berhenti?" gadis itu melihat keluar dari jendela kereta

"sepertinya begitu. Apa kamu takut?" tanyaku mengkhawatirkan gadis cilik itu

"ani! Aku malah senang. Ini seperti adegan di film barat yang pernah aku tonton dimana sang kekasih mencium gadis pujaannya didalam kereta gantung untuk pertama kalinya" gadis itu tertawa geli membuatku semakin gemas saja

"apa kamu ingin oppa menciummu sekarang seperti adegan didalam film itu?" candaku menggoda gadis itu

"aku masih kecil oppa! Adegan dalam film itu mereka berciuman dibibir tapi karena aku masih kecil, oppa boleh mencium pipiku atau keningku saja" jawab gadis itu polos dan menganggap serius candaanku.

Kami berdua saling menatap dan tatapan kami berdua sangatlah tidak biasa. Seperti ada cinta didalam tatapan kami itu. Aku menelan air liurku untuk mengontrol diri karena aku ingin sekali mencium bibir gadis kecil itu dan memperlakukannya seperti gadis yang sudah dewasa

"oppa! Apakah oppa menyukaiku?" tiba – tiba gadis itu bertanya membuatku gugup dan tidak sanggup menjawabnya

"chua e!" celetuk gadis itu sambil mencium pipiku lalu pipinya memerah

"jinja? Apa yang membuatmu menyukai oppa?" tanyaku tersenyum padanya

"oppa adalah namja yang sangat tampan yang pernah aku temui. Oppa juga namja yang sangat baik dan harum. Aku suka mengkoleksi perfume dan sangat menyukai wangi dari oppa" jawab gadis itu polos

"nado chua e" jawabku mengecup tangan gadis itu.

.

Kami mengakhiri permainan diwahana. Kencan itu kami lanjutkan dengan berkeliling disekitar lorong yang memamerkan accessories untuk aku hadiahkan pada gadis itu.

"kita lihat counter itu" ajakku diamini gadis yang belum aku ketahui namanya.

Aku melihat sepasang cincin yang sangat indah seperti cincin kawin . jika dipakai bersamaan cincin itu akan membentuk hati yang utuh

"kamu suka tidak cincin itu?" tanyaku menunjukan cincin yang menarik perhatianku

"suka, kenapa?" tanyanya terus memandangi cincin itu

"oppa akan hadiahkan cincin itu sebagai hadiah ulang tahunmu" aku meminta pelayan mengeluarkan cincin itu

"cincin ini berbahan emas putih asli 24 karat tuan" pelayan itu memberitahu kami dan memberikannya kepadaku

"ukurannya hanya selisih 2 nomor dari cincin untuk namja-nya, jika disatukan cincin ini akan membentuk hati" pelayan itu menunjukan keistimewaan dari cincin itu

"coba kamu pakai!" aku sematkan cincin yang ukurannya lebih kecil dijari gadis itu dan sangatlah longgar

"oppa cincin ini terlalu besar buatku" keluh gadis itu cemberut

"sementara ukurannya masih longgar, kamu jadikan liontin saja dikalungmu itu!" aku menyarankan

"baiklah aku juga suka cincin indah ini" gadis itu tersenyum riang

"berapa harganya " tanyaku "

sepasang cincin ini satu dua won tuan" jawab pelayan itu.

Harga yang memang sangat mahal untuk dijadikan hadiah ulang tahun buat seorang gadis yang masih berseragam SD

"saya ambil" aku mengeluarkan kartu debit dari dompetku

"oppa apa ini tidak berlebihan?" gadis itu tampak ragu

"tidak kok! Tadi kamu bilang appamu telah memberikan kado terburuk diulang tahunmu ini. Oppa ingin memberikan kamu kado terindah yang tidak akan pernah kamu lupakan" jawabku memegang bahunya

"tolong pahatkan nama pada cincin itu!" aku meminta palayan itu untuk membuatkan nama dikedua cincin itu

"silahkan tuan tulis nama apa yang ingin tuan pahatkan pada cincin ini" pelayan itu memberiku secarik kertas berikut ballpointnya.

"ini saatnya kita saling member tahu siapa nama kita"aku tatap gadis itu

"oppa apakah oppa percaya takdir?" gadis itu malah berkata demikian

"maksudmu?" tanyaku heran

"aku ingin namaku menjadi alasan buat oppa untuk terus ingin bertemu denganku. Jika Tuhan memang mentakdirkan kita untuk bertemu lagi aku akan memberitahukan namaku sesungguhnya" gadis itu tampak sangat dewasa

"baiklah jika begitu oppa juga tidak akan member tahu nama oppa sekarang. Lalu nama apa yang akan kita pakai dicincin itu?" tanyaku pada gadis itu

"Cinderella dan Prince aja oppa!" jawab gadis itu

"baiklah" aku segera menuliskan nama yang diminta gadis itu.

Cincin ukuran namja bertuliskan Cinderella menjadi milikku dan cincin yeoja longgar bertuliskan Prince dipakai gadis itu sebagai liontin dikalungnya.

"selama oppa belum tahu tama kamu yang asli untuk sementara oppa panggil kamu Cinderella" aku gandeng tangan gadis itu keluar dari toko accessories itu

"aku akan tetap memanggilmu oppa" gadis itu berkata manja sekali padaku.

.

Kami pulang masing – masing karena gadis itu menolak saat aku menawarinya untuk mengantarnya pulang.

Pertemuan itu menjadi pertemuan kami yang terakhir karena satu masalah yang sangat mendesak berhubungan dengan penyakit yang di idap eomma, menyebabkan kami harus segera pindah keluar negeri esok hari dan ponselku hilang entah dimana sehingga aku tidak dapat menghubungi gadis itu lagi untuk sekedar mengucapkan selamat tinggal pada cinta pertamaku.

.

Kim Heechul point if view

Sudah sebulan berlalu sejak kencan indah dihari ulang tahunku, aku sudah tidak bisa menghubungi oppa Prince itu lagi. Kanapa ponselnya mati dan tidak dapat dihubungi? Apakah dia memang sengaja ingin melupakanku? Aku sangat menyesal kenapa menolak untuk memberitahukan namaku padanya saat itu dan tidak meminta namanya atau alamat rumahnya? Aku sungguh sangat sedih karena tidak bisa lagi curhat tentang keluhanku memiliki ibu dan saudara tiri.

Sejak pernikahannya dengan nyonya Leeteuk appa menjadi sangat cuek dan tidak lagi memperhatikanku. Hanya ahjuma yang memperhatikanku

"ahjuma aku benar – benar ingin lari dari rumah ini" keluhku pada ahjuma sambil menangis

"sabar nona! Tuan sedang dilanda asmara nanti juga kalau tuan sudah bosan, tuan pasti akan kembali memperhatikan nona lagi" hibur ahjuma

"aku sangat tidak menyukai adik tiriku yang sok manis itu" wajahku cemberut

"nona justru harus saling menyayangi dengan saudari tiri nona! Ternyata nona Minnie itu sangat baik dan perhatian, dia selalu menanyakan kabar nona jika nona tidak turun untuk makan bersama. Selain itu nona Minnie itu penyakitan nona! Ahjuma sering sekali melihat dia mimisan mengeluarkan banyak darah dari hidungnya juga mulutnya" beritahu ahjuma padaku

"jinja? Lalu seperti apa kondisinya saat dia mengeluarkan darah sebanyak itu?" tanyaku penasaran

"dia langsung lemas tidak berdaya wajahnya sangat pucat seperti orang yang sudah mati" jawab ahjuma membuatku ketakutan.

Mungkin benar juga apa yang dikatakan ahjuma. Aku harus mulai mengakrabkan diri dengan saudara tiriku itu. Selama ini, dia ataupun eommanya memang tidak pernah menggangguku atau merebut apa yang aku miliki tidak sama seperti cerita dongeng tentang kejamnya ibu tiri juga saudara tiri.

Aku putuskan untuk menemuinya didalam kamarnya dimana nyonya Leeteuk sedang bekerja membantu appa dikantor

"boleh aku masuk?" tanyaku mengetuk pintu kamar Minnie

"tentu saja eonnie! Masuklah" sambut Minnie membuka pintu kamarnya

"apa aku mengganggumu?" tanyaku pada Minnie yang tampak sedang sibuk dengan pekerjaan rumahnya dari sekolah

"tidak saya hanya sedang mengerjakan PR saya eonnie!" jawab Minnie ramah

"apa yang suka kamu lakukan saat tidak belajar?" tanyaku melihat – lihat buku pelajarannya

"membaca dan bermain piano eonnie" jawabnya lembut

"kamu bisa bermain piano?" tanyaku kaget

"nee! Dulu saat kami masih tinggal dirumah Plat, ada tetangga kami yang seorang pemusik mengajariku bermain piano jadi aku bisa sedikit memainkannya. Organ ini hadiah dari ahjussi itu untukku sebagai salam perpisahan sebelum eomma menikah dengan appa Kangin" Minnie menunjukan organ murahannya padaku

"bisa kamu memainkannya untukku?" tanyaku mengakrabkan diri

"tentu saja eonnie semoga eonnie menyukainya" Minnie mulai memainkan organnya membuatku terhanyut oleh merdunya lantunan nada dari organ itu

"kamu hebat juga! Apakah kamu tidak les?" tanyaku penasaran

"aku pernah meminta eomma untuk memasukanku ke tempat les music dekat plat, tapi eomma menolak karena biayanya sangat mahal" jawab Minnie membereskan buku – bukunya

"sekarang kan eomma sudah menikah dengan appaku yang pengusaha kaya! Apa kamu tidak mencoba untuk memintanya lagi?" tanyaku memancing

"pernah sekali! Tapi eomma bilang kalau nanti eomma mendapatkan gaji bulanan dari kantor eomma janji akan memasukanku ketempat les. Eomma bilang uang appa Kangin bukan untuk aku hambur – hamburkan" jawab Minnie membuatku sedikit haru

"jinja? Apakah eommamu berkata demikian?" aku sedikit ragu dengan ucapan Minnie

"nee! Tolong eonnie jangan membenci atau berburuk sangka padaku juga eomma! Percayalah kami tidak akan merebut apapun yang eonnie miliki, kami hanya ingin memiliki keluarga baru" Minnie membuatku haru.

Aku sekarang paham kenapa ahjuma begitu mudah menyukai Minnie dia memang dongsaeng tiri yang baik.

Kami mengobrol kesana kemari membahas namja chingu yang tampan dan banyak hal. Saat tengah asyik mengobrol tiba – tiba hidung Minnie mengeluarkan darah membuatku kaget lalu berteriak memanggil ahjuma. Seketika ahjuma datang menghampiri kami berdua

"nona Minnie gwencana?" Tanya ahjuma menyandarkan kepala Minnie dibahunya

"saya hanya merasa sedikit pusing" jawab Minnie menampung darahnya yang terus saja keluar

"kita bawa Minnie kedokter!" aku panic sekali

"tidak usah eonnie nanti juga darahnya akan berhenti sendiri. Aku sudah sering mengalami ini" tolak Minnie

"sebenarnya kamu sakit apa?" aku membantu ahjuma memapah Minnie keatas kasur

"aku mengidap penyakit ITP singkatan dari Idiopathic Trombocytopenic Purpura dimana gejalanya seperti yang eonnie lihat barusan, aku selalu mengalami pendarahan baik dari hidung, mulut, anus bahkan jika sudah pada tahap yang sangat parah, darah ini bisa keluar dari mata. Penyebabnya masih belum diketahui karena dokter baru menvonis aku mengidap penyakit ini saat aku duduk dikelas 3 SD kira – kira 3 tahun yang lalu. Jika aku mendapat luka iris atau sayat, maka darah yang mengalir tidak akan pernah berhenti atau membeku karena sel – sel pembeku darahku sangatlah sedikit, dan jika aku terkena benturan baik ringan ataupun keras maka lebam ditubuhku baru akan hilang beberapa minggu atau bulan kedepan. Lihat luka lebam dipahaku ini eonnie! Lebam ini aku dapatkan saat pahaku menyenggol meja disekolah sekitar 2 minggu lalu" Minnie menunjukan lebam yang sangat parah dipahanya.

Kebencianku pada Minnie seketika hilang yang ada aku manjadi sangat perhatian dan selalu mengkhawatirkan keadaannya. Aku bisa menjadi sahabat baik baginya dan menjadi teman curhat. Aku juga menceritakan tentang cinta pertamaku pada oppa Prince yang telah memberiku cincin indah sebagai kenangan.

Hubunganku dengan nonya Leeteuk yang kini aku panggil eommapun semakin membaik saja.

Eomma Leeteuk bukanlah eomma tiri yang kejam seperti yang diceritakan dalam drama atau film. Dia menyayangiku dengan tulus seperti anak kandungnya sendiri bahkan dia suka memberiku hadiah saat menerima gajinya dari kantor appa, dia tidak pernah membedakan perhatiannya padaku ataupun Minnie.

Berbeda dengan appa yang tampak tidak begitu memperhatikan Minnie membuatku selalu protes padanya bahkan akulah yang meminta appa untuk memasukan Minnie les music. Appa sepertinya hanya mencintai eomma Leeteuk tapi tidak menyayangi Minnie, aku bisa melihat itu dari cara appa memperlakukan Minnie.

Aku menjadi tidak tega melihat Minnie diperlakukan seperti itu oleh appa, aku harus menempatkan diri menjadi pelindung bagi Minnie yang memang lemah dan penyakitan.

10 tahun kemudian

Choi Siwon Point of view

Sejak eomma meninggal sebulan yang lalu, aku sudah tidak memiliki keinginan untuk tetap tinggal di Los Angeles karena terlalu menyakitkan dan begitu banyak kenangan yang bisa mengingatkanku akan sosok eomma yang sangat sempurna. Aku putuskan untuk kembali ke Korea menjadi dokter disana dan berharap bisa menemukan kembali cinta pertamaku bernama Cinderella.

Berkat nama baik yang disandang appa, dengan mudah aku diterima sebagai dokter muda baru dirumah sakit Seoul International Hospital. Aku seorang Internist, diusiaku yang relative masih muda 28 tahun, aku sudah mendapatkan gelar dr. Choi Siwon .Spd.

Hari ini adalah hari pertamaku bertugas dirumah sakit yang elite ini. Aku langsung ditugaskan menangani seorang pasien penderita ITP bernama Lee Sungmin. Karena dr. Cho Kyuhyun dokter yang sebelumnya merawat dan menangani pasien tersebut mendapatkan sponsor untuk meneruskan pendidikannya di Amerika tempat aku mengenyam pendidikan dulu.

Menurut jadwal hari ini pasien bernama Lee Sungmin itu akan menjalankan trasfusi darah karena trombositnya turun diakibatkan pendarahan akibat syock yang diterimanya

"dr. Choi pasien bernama Lee Sungmin sudah menjalankan tranfusi dan kini sudah kembali keruang rawatnya, silahkan dokter memeriksanya" beritahu seorang perawat padaku

"baiklah! Diruang berapa pasien ini dirawat?" tanyaku membaca status pasien bernama Lee Sungmin itu

"ruang VVIP kamar Bougenvile dok" jawab perawat itu.

Aku segera berjalan menuju kamar yang dimaksud diikuti dua orang perawat dan 4 orang KOAS yang masih belajar.

Pintu kamar VVIP itu sudah didepan mataku, perawat membukakan pintu kamar itu untukku

"selamat siang nona Minnie" sapa perawat itu memanggil nama panggilannya.

Ternyata pasien yang bernama Minnie itu adalah seorang yeoja yang sangat cantik dan manis. Dia sedang duduk termenung menatap layar laptopnya, tampaknya dia sedang chat bersama seseorang

"halo nona Minnie! Nama saya dr. Choi Siwon! Saya dokter baru yang ditugaskan untuk merawatmu" aku mengenalkan diri pada pasien cantik itu

"halo dok! aku sudah tahu kalau aku akan dirawat oleh dokter baru. semoga tidak merepotkanmu dok" Minnie menyambutku dengan sangat ramah dan hangat

"sekarang apa yang kau rasakan? Apakah ada keluhan?" tanyaku mulai memeriksanya

"hanya pusing saja dok!" jawab Minnie sambil matanya sesekali menatap kearah layar laptopnya

"sepertinya kau sedang chat dengan kekasih yah?" aku berlaga sok tahu untuk sekedar mengakrabkan diri

"dokter salah besar aku sedang chating dengan eonnieku tercinta yang saat ini sedang menikmati hadiahnya traveling keluar negeri bersama agency-nya" Minnie membalas chatnya pada eonnienya

"kau tampaknya begitu dekat sekali dengan eonniemu itu! Aku juga punya seorang noona yang sangat aku kagumi, dia tinggal di Canada bersama keluarga kecilnya. Dia memberiku dua keponakan lucu – lucu" aku pamerkan foto keponakanku yang menjadi wallpaperku di I phone milikku

"mereka anak – anak yang sangat lucu dok! Pasti noona dokter adalah yeoja yang sangat cantik" Minnie memuji

"aku juga punya foto eonnie" Minnie meminimize layar chatnya dan membuka foto untuk menunjukan foto eonnie yang dibanggakannya.

Ternyata Minnie memang sangat pantas untuk bangga memiliki eonnie yang sangat cantik dan berkelas.

Dalam foto dilayar laptop itu, sang eonnie sedang berfose layaknya seorang model professional memakai gaun pengantin yang indah, tangannya memegang buket bunga yang sama indahnya. Wajahnya tampak seperti ratu kecantikan dan begitu sempurna

"dia eonniemu?" tanyaku penasaran

"nee. Dia sangat cantik kan dok?" jawab Minnie bangga

"sama cantiknya denganmu! Dia sudah menikah yah? Pengantin yang sangat cantik" aku terus memandangi wajah dalam foto itu

"ani! Dia masih lajang dia baru berumur 21 tahun. Dia seorang model tetap di salah satu salon Bridal" Minnie terus membanggakan eonnienya

"sampaikan salamku untuknya" candaku tersenyum

"dia sudah punya pacar dok!" Minnie membalas candaanku

"baiklah pemeriksaan sudah selesai. Kau harus beristirahat agar kau bisa cepat pulang dan kembali beraktivitas" aku pamit lalu keluar dari kamar rawat Minnie. entah kenapa aku menjadi terus membayangkan wajah cantik yang ada dilaptop milik pasienku yang baru aku temui. jujur aku ingin sekali bisa bertemu yeoja cantik itu secara langsung

tbc

annyeong Sichul shipper!

ini hadiah buat kalian yang udah setia nunggu ff vai publish

FF lama sih miane klo banyaaak sekali typos dan ketidaknyamanan saat kalian baca ff ini

coz ff ini adalah ff vai pertama dan pernah vai publish saat masih memakai akun Vai Siwon

review yah yang banyaaak

biar bisa update tiap hari

sekian chitchatnya

gomawo saranghae kisseu

muaaccchhh