Disclaimer: Masashi Kishimoto
.
SasuSaku's Fanfiction
.
HAPPY READING!
Setelah kejadian di cafe seminggu yang lalu hubungan Sasuke dan Sakura semakin dekat. Bahkan sudah tidak terlintas lagi rencana memanfaatkan Sakura demi mendapatkan cinta Hinata dalam pikiran Sasuke. Ia mulai merasa nyaman dengan kehadiran gadis pink itu.
"Sasuke-kun ini aku buatkan bento dengan ekstra tomat!" Sakura meletakan kotak makanan tersebut dimeja Sasuke.
"Hn, terima kasih." Ujar Sasuke. Ia langsung membuka kotak makan tersebut dan memakannya.
"Enak." Senyum lebar langsung terpasang di wajah Sakura mendengar pujian dari Sasuke. Ia pun membuka kotak makannya sendiri dan memakannya.
Saat pasangan itu sedang menikmati makan siang mereka, keempat sahabat mereka datang dan duduk di meja yang sama.
"Sepertinya kalian semakin romantis, Teme!" Ujar Naruto yang mengambil tempat disebelah Sasuke. Sakura merona saat mendengar perkataan Naruto, ia juga merasa semakin dekat dengan Sasuke. Lain dengan Sakura yang merona, Sasuke hanya diam dan tetap memakan bekalnya.
"Tumben kau membawa bekal, aku minta ya!" Baru saja Naruto akan mengambil makanannya Sasuke langsung menepis tangan Naruto dan menatapnya tajam.
"Sakura membuatkan ini untukku bukan untukmu, Dobe!"
Semua langsung terkejut dengan jawaban Sasuke, terlebih Sakura yang saat ini tersenyum bahagia. Sasuke sudah berubah, dia sudah mulai menerima Sakura.
Naruto yang tidak terima diperlakukan seperti itu mulai berdebat dengan Sasuke, yang lainnya hanya pasrah mendengar mereka berdua.
"Boleh aku bergabung?"
Enam pasang mata langsung menatap sosok yang baru datang. Ternyata itu adalah Neji. Menyadari itu Sakura langsung menunduk dan Sasuke menatap pemuda itu tajam.
"Tentu saja Neji!" Jawab Ino. Neji menanggapi itu dengan senyumnya dan mengambil tempat tepat disebelah kanan Sakura, sontak membuat gadis itu menegang.
Sakura dapat melihat rahang Sasuke mengeras. Sepertinya dia masih marah tentang kejadian minggu lalu. Ya, selama satu minggu baru kali ini Neji muncul lagi dihadapan Sasuke dan Sakura.
"Aku sudah selesai, Sakura ayo ke kelas." Ucap Sasuke datar, tidak ingin membantah Sakura pun mengangguk dan pamit kepada teman-temannya setelah itu mereka pergi dari kantin.
"Dasar bilang saja mau berduaan," gerutu Naruto.
Ino menyeringai, sepertinya Uchiha bungsu itu sudah masuk kedalam perangkap yang ia buat sendiri. Uchiha Sasuke mulai mencintai Sakura. Itulah yang ada dipikiran Ino saat ini.
"Neji-nii kenapa baru sekarang bergabung dengan kita lagi?" Tanya Hinata.
"Banyak tugas yang harus aku kerjakan jadi tidak sempat istirahat." Jawab Neji datar. Hinata mulai merasa ada yang salah dengan Neji, tapi ia putuskan akan menanyakannya dirumah nanti.
.
.
.
Sebuah kamar dengan warna pink terlihat seorang gadis dengan rambut senada mengobrak-abrik lemari bajunya.
"Baju apa yang harus aku pakai?" Tanya Sakura entah pada siapa. Tadi siang saat mengantarnya pulang, Sasuke mengatakan akan mengajaknya dinner malam ini. Itulah penyebabnya kenapa Sakura pusing memilih baju saat ini. Diliriknya jam dinding yang ada dikamarnya.
"Oh kami-sama, satu jam lagi Sasuke akan menjemputku!" Dengan cepat Sakura kembali menelusuri semua dressnya. Pilihannya pun jatuh pada dress berwarna merah panjang selutut dengan tali spaghetti. Setelah itu dia langsung mandi dan bersiap.
Tepat satu jam kemudian Sasuke sudah datang ke rumah Sakura. Dengan semangat Sakura langsung turun kebawah dan menghampiri Sasuke.
Sakura langsung terpesona melihat Sasuke mengenakan kemeja biru dongker yang terlihat pas dibadan berototnya dan disertai dengan celana jeana hitam.
'Tampan sekali.' Batin Sakura yang terpesona.
Sasuke juga sepertinya terpesona dengan penampilan Sakura. Dress itu sangat pas dibadan Sakura. Dia terlihat sangat cantik malam ini. Sasuke membelai pipi Sakura lembut.
"Cantik." Gumamnya yang tentu saja dapat didengar Sakura, karena saat ini posisi keduanya sangat dekat.
"Terima kasih, kau juga tampan Sasuke-kun." Jawab Sakura dengan wajah merona. Setelah itu mereka langsung kemobil dan berangkat.
"Kita akan kemana Sasuke-kun?" tanya Sakura memecah keheningan.
"Kaa-san ingin bertemu denganmu, jadi kita akan dinner di rumahku." Jelas Sasuke singkat. Tentu saja hal itu mengejutkan Sakura.
"T-tapi aku..."
"Tenang saja Kaa-san mudah akrab dengan orang tidak perlu takut." ucapan Sasuke langsung menghilangkan kegugupan Sakura apalagi saat ini pemuda itu sedang mengusap kepalanya lembut.
'Kami-sama, semoga Sasuke-kun terus bersikap manis seperti ini.'
Mereka pun sampai di kediaman Uchiha. Sakura terkagum melihat betapa mewahnya mansion ini. Saat mereka masuk, Uchiha Mikoto–ibu Sasuke–langsung menyambut Sakura dengan pelukan hangat.
"Selamat datang di kediaman Uchiha, Sakura-chan!" Sapa Mikoto.
"Senang bertemu denganmu baa-san." Sakura membungkuk sopan dan tersenyum. Dia kagum melihat ibu Sasuke yang sangat cantik walaupun usianya sudah tidak muda lagi.
"Hallo Sakura-chan, kenalkan aku Uchiha Itachi, kakak Sasuke." Ujar Itachi lalu menunjukkan senyum lima jarinya.
"Senang bertemu denganmu Itachi-nii."
"Kau sangat cantik malam ini, Saku-chan!" Sasuke langsung menatap tajam Itachi karena sok akrab dengan pacarnya.
"A-arigato, nii-san." Sakura menunduk dan merona. Hal itu membuat Sasuke semakin kesal. Mikoto tertawa kecil melihat ketiga anak muda dihadapannya ini. Dia pun menyadari bahwa makan malam sudah dihidangkan.
"Baiklah, makanan sudah siap, lebih baik kita makan sekarang."
Mereka pun pergi ke ruang makan dan makan bersama. Acara makan malam itu tidak dihadiri oleh Uchiha Fugaku karen saat ini sedang menjalani bisnis di New York.
Setelah makan malam selesai Mikoto mengajak Sakura untuk berkeliling rumah dengannya.
"Kau tahu Sakura-chan, kau gadis pertama yang dibawa Sasu-kun ke rumah." Ujar Mikoto sambil menatap lembut Sakura.
Ada rasa bangga dan bahagia dihati Sakura mendengar itu. Setidaknya dia yang pertama. Sakura tersenyum menanggapi perkataan Mikoto.
"Aku kenal baik dengan orang tuamu, mereka adalah teman sekolahku dulu. Tapi sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan mereka."
"Benarkah? Baa-san bisa main ke rumah jika ingin bertemu dengan mereka." Ucap Sakura.
"Baiklah, aku akan mencari waktu untuk bertemu mereka." Mikoto tersenyum lalu mereka melangkah menuju ruangan keluarga. Disana terdapat sebuah tempat yang penuh dengan foto.
Sakura pun medekati tempat itu dan mulai melihat foto-foto tersebut. Ada sebuah foto yang menarik perhatiannya, yaitu seorang anak kecil yang memakai gaun merah muda dan juga bandana. Wajah anak itu sepertinya ingin menangis.
"Itu foto Sasuke saat kecil." Kata Mikoto tiba-tiba. Sakura terkejut, jadi anak kecil itu Sasuke? Dengan gaun? Sakura pun langsung tertawa kecil.
"Saat itu aku iri melihat teman-temanku yang datang ke acara membawa anak perempuan mereka yang dipakaikan baju yang sama. Karena aku tidak mempunyai anak perempuan jadi Sasuke menjadi korbannya, saat itu dia menangis karena didandani seperti perempuan." Mikoto tertawa mengingat betapa lucunya Sasuke kecil saat itu.
Sakura juga tidak dapat menahan tawanya karena membayangkan bagaimana wajah Sasuke saat itu. Saat kedua perempuan itu tertawa Sasuke menghampiri mereka dengan wajah bingung. Ia langsung terkejut saat tau apa yang menyebabkan mereka tertawa. Foto aibnya memakai gaun perempuan.
"Kaa-san aku kan sudah bilang buang saja foto itu!" Ujar Sasuke kesal. Mikoto hanya tertawa. "Kau lucu sekali disini Sasu-kun, tidak mungkin Kaa-san membuangnya." Sasuke hanya bisa pasrah saat aibnya diketahui Sakura.
"Kau lucu lho Sasuke-kun!" Ucap Sakura.
"Hei berhentilah tertawa." Sasuke mencubit pipi Sakura karena gemas gadis itu tidak berhenti tertawa.
"Ahaha..iya Sasuke-kun, maaf, lepaskan pipiku," Sasuke melepaskannya dan mengusap pipi Sakura yang memerah itu.
"Ow so sweet!" Seru Mikoto saat itu langsung membuat Sasuke melepaskan tangannya salah tingkah, begitu juga dengan Sakura.
"Hn. Ini sudah jam sembilan, sebaiknya aku mengantar Sakura pulang." Ucap Sasuke mengalihkan perhatian. Mikoto pun mengangguk dan memeluk Sakura.
"Datang lagi yah Saku-chan, Baa-san senang kau datang kemari." Sakura pun mengangguk dan pamit. Setelah itu Sasuke langsung mengantar Sakura pulang.
Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara sampai mereka sudah berada di kediaman Haruno.
"Sasuke-kun terima kasih ya." Ucap Sakura sambil tersenyum. Sasuke hanya bergumam dan menatap Sakura dalam.
Sakura yang menyadari itu merona. Saat dia akan turun Sasuke menahan tangannya.
"Ada apa?"
Mata Sakura membulat sempurna saat menyadari Sasuke tengah menciumnya saat ini. Tepat dibibirnya. Ini adalah ciuman pertama Sakura maupun Sasuke selama mereka berpacaran. Sakura memejamkan matanya saat Sasuke sedikit memangut bibirnya. Sakura merasa ada kupu-kupu yang berterbangan di perutnya saat ini. Jantungnya juga berdekat begitu cepat. Selang beberapa menit Sasuke melepaskan ciumannya. Ia menatap Sakura dalam.
"Good night, my cherry." Bisik Sasuke. Sakura langsung merona saat itu. Dia hanya bisa mengangguk dan turun dari mobil Sasuke lalu masuk ke rumahnya.
Sasuke saat ini terdiam didalam mobilnya. Dia tidak percaya apa yang sudah dia lakukan tadi. Dia mencium Sakura. Apakah dia mulai mencintai gadis itu? Kenapa jantungnya berdekat sangat cepat tadi. Bahkan perasaan ini tidak pernah dia rasakan saat berdekatan dengan Hinata.
"Haruno Sakura apa yang sudah kau lakukan padaku?" Gumam Sasuke. Setelah itu dia langsung menjalankan mobilnya pergi dari kediaman Haruno.
Sementara didalam kamar Sakura. Gadis itu tak membenamkan wajahnya yang memerah dibantal.
"Sasuke-kun menciumku! Sasuke-kun menciumku KYAAA!"
Dikediaman Hyuuga saat ini Neji berdiri di balkon kamarnya sambil menatapa langit malam. Pikiran dan hatinya kacau saat ini. Sasuke dan Sakura terlihat semakin dekat dan celah untuknya masuk di hati Sakura pun terlihat sudah tertutup. Ia sengaja tidak istirahat bersama dengan Hinata dan yang lainnya karena tidak ingin melihat kedekatan Sakura dan Sasuke. Selama satu minggu ini dia menghabiskan waktu istirahatnya di atap sekolah.
Perasaan itu muncul begitu saja saat pertama kali dia melihat Sakura. Neji merasa Sakura adalah gadis yang berbeda, dia sangat polos, cantik, baik dan mau berteman dengan siapa saja. Itu adalah tipe gadis yang Neji cari selama ini, tapi sialnya Sakura sudah menjadi milik orang lain.
Karena terlalu larut dalam pikirannya, Neji tidak menyadari Hinata yang sudah masuk kekamarnya.
"Neji-nii kau terlihat frustasi belakangan ini."
Neji menatap Hinata dengan datar. "Tidak, itu perasaanmu saja." Dia kembali menatap langit.
"Kau menyukai Sakura-chan?"
Neji tidak terkejut dia hanya tertawa kecil dan itu membuat Hinata khawatir.
"Jadi aku ketahuan ya?" gumamnya.
"Neji-nii, Sakura-chan sudah menjadi milik Sasuke-kun. Jangan pernah mencoba untuk merebutnya!" Seru Hinata. Sungguh dia tidak ingin persahabatan mereka hancur hanya karena cinta.
"Aku tidak menjamin hal itu Hinata, perasaanku ini sangat menginginkan mendapatkan hatinya," Neji menunduk dan wajahnya yang semula datar langsung terdapat seringaian yang terlihat menakutkan dimata Hinata saat ini.
"Neji-nii..." lirih Hinata pelan.
TBC
HAI! Udah lama banget ya gak update -' haha maafin author yang gak becus ini ya! Awalnya chapter 4 ini udah kelar tapi filenya hilang gak tau kemana dan aku lagi gak mood buat nulis lagi dan setelah bertahun-tahun fic ini ditelantarin XD *plak akhirnya bisa update juga. Sekali lagi maaf ya buat readers yang udah nunggu lama buat kelanjutan fic ini.
Last but not least
Mind to RnR?
SIGN
Ms. Blossom~~~