Disclaimer: Jujur... saya hanya bisa bilang kalau Suki desu Suzuki-kun milik Ikeyamada GO-san! Saya... saya... gak mungkin bisa memilikinya *terus lari sambil nangis lebay dan nutup muka, gak nyampe 3 menit, Author kejeduk pintu*
Summary: Sayaka yang lemah lembut dan manis tiba-tiba berubah menjadi agresif! Dan Chihiro yang kuat dan tegar tiba-tiba berubah menjadi cewek lemah… bagaimana reaksi duo Suzuki-kun?!
Genre: Humor, Romance, School-Life
Rate: biar aman... T... mungkin... ._.
Author's Note: I hope reader-san like it... *bow*
Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi juga. Cobaan berat terus melanda makhluk-makhluk tuhan yang paling seks –eh, maksudnya makhluk-makhluk ababil tersebut yang sebut saja, coretDuocoretMacancoret eng... maksudnya Duo Suzuki.
Hikaru menghela napas lega mendengar bel tanda pulang berbunyi. Bel yang bunyi cempreng banget itu terdengar begitu merdu ditelinganya yang belum dibersihkan 3 abad,eh? Kelamaan? Suka-suka gue dong!
Eh, BTS ia bahkan ingin menangis sambil menciumi bel tersebut, bahkan kalau bisa ia ingin mengencaninya. Tak lama kemudian, background fict ini pun berubah menjadi gambar Hikaru tengah berlari berkejaran dengan bel (yang entah mengapa memiliki tangan dan kaki) bagai film-film bollywood yang judulnya "Perah Janda (?)" maaf, Author ngawur... dia tidak pernah hobi nonton film seperti itu.
Ia ingin cepat-cepat pulang dan menunggu hari esok tiba. Ingin cepat-cepat mengakhiri hari ini, begitulah ungkapan hatinya yang jernih habis dicuci pake harp*c. Tanya kenapa ia ingin cepat ganti hari?
Rasanya kegajean pada Sayaka membuatnya tidak nyaman. Aneh, tidak terbiasa, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata (padahal jelas-jelas ini cerita pakenya kata-kata). Saat Hikaru sudah siap sedia merangkul tasnya, tiba-tiba saja si pacar tercintanya yang baru selesai melakukan tindakan sakralnya (baca :Sayaka) datang menghampirinya.
"Hikaru-kun, kita jadi ke-n-ca-n kaaan?" tanyaSayaka, sambil lagi-lagi melemparkan wink super manis pada Hikaru. Ukh, Hikaru memalingkan wajahnya dengan sedikit jijik, ditambah lagi ia tidak bisa menatap pacarnya yang entah kenapa sekarang berseragam seperti preman-siap-malak. Tidak-tidak, dia tidak membenci Sayaka, hanya saja... dia lebih suka Sayaka yang normal, yang gak... emm... vulgar dan agresif?
"A-A-Aaah? Eh, i-iyaya… ano ta-tapi… aku harus segera pulang nih! Soalnya tadi ada FTV Indonesia baru yang musti kutonton. Sayaka juga musti nonton itu dirumah, biar kamu bisa belajar akting lebih banyak. Ju-ju-judulnya Tut*r Tinul*r, muncul di channel Indos*ar jam 12 siang." Hikaru gugup-gugup sampe pake acara gagap-gagapan, berusaha mencari coret-alibaba-coret-alibibi-coret alibi. (Author :gugup bisa ngurangin ion loh… nih minum pocari cuweeet! *promosi*/Author pun ditendang ke antariksa/ *plokk!*/maaflupakkan/)
Sayaka langsung manyun mendengar coret alibaba coret alibibi coret alibi Hikaru. Hikaru langsung meleleh melihat wajah super kawaii milik sang pacar. (SFX :kyun.. kyun.. kyun... A/N: ini kenapa banyak Alibaba ya? *efek habis baca komik di fandom sebelah milik temennya kali*)
"Huh, baiklah kalau kamu gak mau kencan. Loe, gue, END!" tangan Sayaka bergerak menunjuk Hikaru dan dirinya secara bergantian, terus mengakhiri ucapannya sambil memisahkan kedua tangannya.
'Hoshino yang kuper itu ngerti "Loe, gue, END"!? plis deh demi kucing yang kejepit di celana Shinobu, "Loe, gue, END" kan udah ketinggalan jaman kale…' Begitulah pikir anak-anak sekelas yang mendengar percakapan Sayaka dan Hikaru, tak lupa mereka memasang wajah madesu layaknya gak bakalan ada pelajaran dari Hachiouji lagi, Author yang senantiasa meng-ababilkan mereka, dan lain sebagainya.
Oke, BTS.
Sayaka pun membalikkan badan, berniat sok ngambek kayak di drama-drama islamiah (?). Tapi, niatnya itu terhenti saat Hikaru menarik tangannya. Dan efek FTV pun muncul menemani adegan drama picisan tersebut. Pheronome mode: ON
"Tunggu, Hoshino! Maaf, bukan maksudku menyakitimu~ mengapa~?Jangan marah dong, yaaa? Ayo kita kencan hari ini…" sambil mengisi-isi adegan alay, Hikaru, dengan nada manis dan suara yang sumbang (habis pilek), membujuk gadis dihadapannya (walaupun dalam hati dia ngomong dengan nggak ikhlas).
Sayaka menjadi bersinar-sinar. "Benarkah, Hikaru-kun?" Pheronome mode: mendadak OFF, ditemani dengan keringet dingin dan wajah pucat pasi menghias wajah Hikaru. Hikaru pun dengan gugup-gugup menelan ludahnya sejenak, (antara gak tahan sama wajah manis Sayaka dan berusaha menutupi kebohongan) lalu mengangguk. Sayaka menjadi bersemangat, teman sekelasnya makin syok beberapa sudah menambahkan gerakan seperti di poster-poster chibi-chibi cherryb*lle.
"Jaa, LET'S GO!" seru Sayaka dengan semangat '98 sambil menarik tangan Hikaru keluar sekolah. Hikaru hanya bisa pasrah saja (terlihat dari mukanya).
Sementara itu, Shinobu dan Chihiro hanya bisa melihat betapa akrab (?)nya Sayaka dan Hikaru. Shinobu sangat iri pada Hikaru. Tanya kenapa? karena Sayaka berubah menjadi agresif (Shinobu: tapi itu bukan berarti aku ingin Itou agresif begitu). Sedangkan Chihiro, malah menjadi sangat pemalu seperti Sayaka dulu.
'Ada apa denganmu sih, Itou?!' Shinobu membalikkan badannya membelakangi Chihiro, posenya bagaikan orang yang tak menerima nasibnya. Tak lupa ia membungkuk sembari memegang kepalanya, biar keliatan tambah alay.
Tiba-tiba, Chihiro datang pada Shinobu. Ia menarik seragam pemuda itu sejenak.
"A-Ano... Shinobu-kun?" ucap Chihiro dengan suara gugup dan setengah berbisik. Shinobu yang baru menyadari kehadiran Chihiro pun menjadi agak tersentak kaget. Ia lompat dengan begitu ngeri dan langsung tancap gas melangkah 3 kali kebelakang.
"Ada apa... Itou?" ujarnya terputus-putus, mukanya pucat, kakinya gemeteran (moga-moga Shinobu gak ngompol *Author ditampar*)
"Hng... etto... sono... ha-hari ini Shinobu... ng... ada acara...?" tanya Chihiro malu-malu. Mukanya memerah seperti apel hijau (?) di rumah Author dan terlihat dari suaranya yang bergetar bahwa ia berusaha sekuat tenaga untuk mengucapkan kalimat itu.
Jedag... Jedug... jedag... (A/N: kok malah jadi kayak musik disko ya... ._.u) Shinobu menjadi berdebar-debar tak karuan melihat muka Chihiro yang memerah manis seperti buah plum.
"A-Aaah... acara ya? Ng... sepertinya nggak ada... Emang kenapa, Itou?" tanya Shinobu, berusaha untuk tetap terlihat cool. Padahal jelas-jelas wajahnya juga begitu merah. Kemudian dilihatnya Chihiro yang kini matanya tampak berbinar-binar. Ukh, Sekali lagi insiden murid-murid sekelas syok kembali terjadi, bedanya kali ini pada menyemburkan minuman yang sudah mereka siapkan biar terkesan dramatis.
"Yokatta..." Walaupun Chihiro berkata dengan berbisik, tapi Shinobu dapat mendengarnya walau sedikit samar. Dengan kepala menunduk, Chihiro tersenyum lega.
"Kalau begitu... mau nggak, mmm... te-temani aku jalan?" tanya –atau mungkin tepatnya ajak—Chihiro pada Shinobu. Shinobu tersentak kaget mendapat ajakan tiba-tiba dari Itou Chihiro yang sangat disukainya itu. Yang selama ini hanya menatap pada Hikaru. Yang selalu memarahi Shinobu. Aah... entah kenapa tiba-tiba Shinobu malah jadi bernostalgia ria ya, pemirsa/maafabaikan/
Di saat kesadarannya telah kembali, Shinobu pun tanpa berpikir dua kali atau bahkan 5 kali (?), langsung mengangguk tanda setuju. Membuat Chihiro yang berbinar-binar semakin berbinar-binar, rasanya ada banyak debu (?) masuk menghiasi mata gadis itu.
"Kalau begitu, ayo!" seru Shinobu yang sudah tak tahan dengan sikap Chihiro. Wajah pemuda surai gelap tersebut masih merah, dari tadi ia berusaha menahan mimisannya setelah disuguhi penampilan imut dari gadis satu itu. Chihiro mengangguk senang sambil tersenyum cerah. Dalam hati Chihiro, ia berdebar-debar saking bahagianya.
Sementara itu, kita kembali ke dua pasangan bodoh itu... (Author ditendang Sayaka dan Hikaru).
"Hai, Hikaru-kun. Aaang~" Sayaka, dengan sebuah sendok dengan es krim di bagian cekungnya, menyuapi Hikaru sambil cengar-cengir nggak jelas layaknya om-om mesum baru kumat.
"Ukh..." Hikaru, yang wajahnya memerah antara malu dan senang, lagi-lagi hanya bisa pasrah menerima segala cobaan dari Dewi Cinta eng, mungkin Author lebih hobi menyebutnya Dewi Jahil deh.
Ya, Hikaru menganggap ini adalah cobaan dari Dewi Cinta yang ingin mengetes seberapa kuat cintanya pada Sayaka. Atau mungkin ini karma, karena mungkin tanpa Hikaru sadari ia telah menyakiti hati Sayaka, atau juga karena diam-diam dia selingkuh dengan salah satu uke di beberapa doujinshi Yaoi R-18 yang ia baca. Tidak, Hikaru masih terlalu suci untuk membaca buku keramat para fujoshi jaman sekarang (maaf, tapi Author tidak fujoshi).
'Menyakiti hati Sayaka...' kalimat itu kembali terketik di cerita ini.
Hikaru sendiri tidak tahu jelasnya. Tapi mungkin saja Hikaru pernah tanpa sengaja membuat Sayaka sedih, dan Sayaka hanya memendamnya sendiri. Ia jadi kepikiran, kemudian di saat Sayaka hendak menyuapi sesendok es krim lagi, Hikaru dengan sigap menangkap tangan Sayaka dan menatap Sayaka dengan serius. Sayaka terhenyak untuk kurang lebih 10 detik, saat tersadar ia segera angkat bibir (mungkin maksud Author angkat bicara).
"A... Ada apa, Hikaru-kun? Kenapa dengan tatapanmu itu?"
"Aku..." Hikaru memutus satu katanya. "aku... KEBELET PIPIS! AKU IZIN KE TOILET YA! –eh bukan itu maksudnya!"Hikaru menenggelamkan wajahnya ke meja dihadapannya sejenak sambil asik histeris karena salah skrip.
Beberapa detik kemudian, ia mengangkat wajahnya. Dengan tatapan yang kembali serius ia mulai angkat bicara (lagi). "Ada yang ingin kutanyakan padamu." Ujarnya serius, membuat keheningan kembali melanda. (BGM: shock theme (?)- tegang bro!)
Masih dengan tatapan serius, Hikaru melanjutkan pembicaraannya. "Apakah selama berpacaran denganku, kamu tidak pernah sekalipun merasa tersakiti olehku? Apa aku tak pernah berbuat sesuatu yang menyakitimu?"
Sayaka, si little devil itu, melongo mendengar pertanyaan Hikaru. Ia yang tadinya memasang muka tegang, seketika mengulas senyum kecil yang lama-lama melebar, dan akhirnya ia tertawa terkekeh-kekeh. Mirip nenek lampir keselek sepatu Author (oi).
Hikaru yang tadinya memasang muka serius, langsung ciut melihat tingkah Sayaka. Ia ingin sekali kabur, takut banget! Itulahnya yang masih terlintas dikepala surai merah tersebut.
'Ou emm jih, Hoshino kok bisa ketawa kayak nenek lampir gini sehh? Plis... plis... Mami! Biarin aku pulang! Hikaru atut! Kok bisa dapet pacar yang serem gini sih! Mami! Helep mi! Tasukette kudasai!' pekik inner Hikaru yang sekarang tengah gelundung seperti bayi ngambek.
Oke, Hikaru berubah jadi alay, mungkin dia mulai lapar reader-san. Tapi, mungkin juga... Efek Sayaka's change kali ya.
"Apa sih, Hoshino? Kok ketawa sampe segitunya..." Hikaru jadi malu (padahal dalem hati ia sudah siap langkah seribu kalau Sayaka makin menjadi-jadi) gara-gara sudah pasang muka serius, eladalah si Sayaka malah ngakak koyo ngono (translate: kayak gitu).
"MUAHAHAHAHHAAHAHAHAHAHAHAHAHAHA! Ohook... ohhokk... WAKAKAKAKAKAKAKAKAKAK!" tawa Sayaka menggelegar tak henti-henti. Bagai cintanya Sayaka pada Hikaru #eak #okestop #pakehestekbiargreget/udahabaikandeh/
"Ahahaha... duh... mou, Hikaru-kun! Pertanyaan macam apa itu! Gak masuk saraf deh!" kata Sayaka yang akhirnya bisa menghentikan tawanya dan kembali bernapas dengan normal. Dan, dari kalimat Sayaka barusan, kita tahu bahwa Sayaka memerlukan pendalaman pada pelajaran Biologi.
Hikaru masih bengong, nggak mengerti. 'Why gak masuk saraf, eh, akal?' Hikaru pun sekarang sudah menirukan gerakan Shinobu disaat mereka pergi dari kelas-jatuh terduduk sambil memegang kepala kayak orang stress berat-.
Sayaka paham maksud dari wajah bengong Hikaru (ditambah gerakan yang kayak power ranger gak jadi). Kemudian ia kembali berbicara. "Aku? Tersakiti olehmu? Basi banget pake pertanyaan gitu... Karena mencintaimu adalah pilihanku. Sakit itu mungkin ada, tapi karena aku sudah memilih untuk mencintaimu, maka tak kuhiraukan rasa sakit itu. Aku selalu dibuat bahagia olehmu, se-la-lu. Do u understand?"
Kali ini, bukan wink super cute dari Sayaka yang Hikaru terima, melainkan the best smile ever. Hikaru tak bisa mendeskripsikan bagaimana senyum itu terlihat, begitu pula sang Author (yah, wajarin saja... Author tidak pernah sudi mengerror-kan otaknya hanya buat berpikir seperti apa senyum itu).
Yang jelas, "superduper extra unordinary"kata Hikaru sih. Ditambah kalimat manis yang tak biasa diucapkan Sayaka itu. Ukh, rasanya seperti ada garam sekeranjang yang sudah menodai mata Hikaru, ia ingin menangis keras-keras, tapi dibandingkan pamornya turun. Yah, urungkan saja deh...
"Are u sure?" Hikaru tak tau harus berkata apa, akhirnya kalimat tersebutlah yang terlontar. Hikaru berubah jadi cowok bule. Ih, bule kok rambutnya merah kayak preman ya? *Author sweatdrop*
Sayaka tersenyum lagi, kali ini bersama dengan wink(lagi). "Sure! Trust me."
Hikaru pun tersenyum; dengan berbagai makna. Senang, lega, terharu, lebay, dll. Ia pun menggandeng tangan Sayaka. "Ayo, selanjutnya kita kemana?"
Sayaka berbinar-binar. "Yosh! Banyak tempat yang menunggu kita lho, Hikaru-kun "
Dengan semangat '85, Sayaka melompat dan segera berada di depan memimpin Hikaru ke berbagai tempat yang ingin ia kunjungi bersama Hikaru.
Hari ini, Hikaru mendapat pengalaman yang tak terduga dan harus ditulis di dalam diary. Harus. Mau tahu apa yang akan ia tulis? Berikut cuplikan singkat...
Dear Diary, Hoshino menggila! Aku ingin ia kembali, Tuhan kalo ngasih cobaan jangan berat-berat plis! Tapi hari ini aku mempelajari hal baru setelah berjalan dengan Hoshino. Setelah mendengar kalimatnya tadi aku jadi kepikiran deh...
Lama-kelamaan posisi sebagai lelaki akan dia raep sendiri... itulah pelajaranku hari ini
-Hikaru Ucul Clalyu cemungudtzs
Baiklah, nampaknya itu terlalu OOC untuk Hikaru dan lagipula pasangan bodoh itu sedang dalam masa mesra. Mari kita beralih ke kediaman Shinobu dan Chihiro...
Chihiro mengajak Shinobu ke Harajuku. Suzuki Shinobu, seorang tuan muda tampan yang mirip kayak mas-mas minta digrepe-grepe om-om homo, tentu sangat jarang bepergian tanpa menaiki mobil pribadi. Ia tidak terbiasa berada di tempat yang dipenuhi oleh lautan (?) beribu manusia (Author: anggap ini majas hiperbola).
"Oi, Itou, kita mau kemana sih?" tanya Shinobu tak sabaran. Baru 10 menit berada di Harajuku, tubuhnya sudah dipenuhi oleh keringat, biasalah... atlet yang tidak sempat kena napas buatan dari kebo sebelah. Omg, dasar tuan muda alay *Author mengibaskan tangannya sembari menutup hidung, dan langsung diusir begitu saja*.
Chihiro yang berjalan disamping Shinobu, menatap Shinobu dengan malu-malu. Sebenarnya ia ingin mengkomentari bau dan pakaian basah Shinobu, tapi urungkan saja mbak.. dikau terlalu baik untuk itu.
"Ehm... sebetulnya..."
Shinobu memerhatikan Chihiro dengan serius. Ia mulai penasaran, kemana Chihiro ingin pergi bersamanya.
"Sebenarnya..."
Mata Shinobu melebar, tak berkedip sekalipun menyebabkan matanya mulai merah-merah. Dengan seksama ia menatap Chihiro, melebarkan kupingnya ingin mendengar jawaban Chihiro.
"Sebenarnya... kita tersesat... aku gak sengaja masuk kereta ke sini! dan juga aku... gak tahu ini mau kemana..." Chihiro jongkok, kepalanya ia tundukkan sembari tangannya menutupi telinganya, gemetaran.
GUBRAK. Tak ada hujan tak ada badai, tak ada batu maupun kerikil, Shinobu terjatuh hingga wajahnya yang *kata orang-orang* tampan itu mencium tanah. Dung durung dung dung cess *bedug lewat*.
"APA MAKSUDMU ITOU!? JADI KITA JALAN SEJAUH INI ADALAH HASIL DARI TERSESAT DAN GAK PUNYA TUJUAN!? JADI MAKSUDMU KITA MESTI BALIK LAGI JALAN!?" Shinobu tanpa malu-malu dan tanpa berpikir dua kali, membentak Itou Chihiro yang sangat disukainya itu.
Barulah, ketika ia melihat muka Chihiro yang sangat terkejut, yang kemudian matanya mulai berkaca-kaca, Shinobu tersadar dengan apa yang telah ia perbuat pada Chihiro, padahal gadis itu tadi sudah tampak begitu ketakutan. 'Ukh, so far, so bad yeah, great.' Batin Shinobu sambil berdecak kesal.
"Hiks..." Chihiro merunduk, air matanya mulai menetes. Ia tak bisa berkata-kata, hatinya menjadi terlalu sensitif. Author yang gak tega sebenernya mau banget ngemasukin air mata Chihiro balik kematanya kayak di chp 1, tapi ia udah kebawa arus sayangnya.
"I-Itou? Ja-jangan menangis... Maafkan aku! Itu spontan..." ujar Shinobu gelagapan, ia bergerak kanan-kiri dengan ketakutan. 'Oh tidak. Bodohnya aku, apa yang telah kuperbuat?!'
Shinobu kelabakan. Ia tak tahu bagaimana harus meminta maaf. Mungkin ia akan memilih untuk menusuk dirinya daripada memandang Chihiro menangis hingga air matanya kering, ok, itu lebay.
Di tengah kebingungannya itu, ia melihat toko bunga tak jauh dari tempat ia berdiri. Tanpa pamit, ia meninggalkan Chihiro dan berlari menuju toko bunga tersebut. Chihiro yang kaget ditinggal begitu saja oleh Shinobu, menangis semakin deras. Berita pun sekarang langsung meliput hal baru "Telah ditemukan sungai dengan rasa asin di tengah Harajuku. Menurut kabar, sungai tersebut bergerak mengikuti seorang gadis." oke, itu lebay.
"Shinobu-kun... Kenapa kau tinggalkan aku? Maaf, aku akan berhenti menangis... Shinobu-kun kembalilah..." berbisik sambil terus menangis, ia merengek meminta Shinobu kembali. Ia mengira Shinobu meninggalkannya karena muak padanya yang terus menangis. Yah, walaupun kenyataannya mungkin bisa berkata begitu.
1 menit...
2 menit...
3 menit...
1 abad...
Shinobu tak kunjung kembali. Buset dah ni anak beli bunga aja lama amat ye! Keburu lumutan nih tokohnya! padahal tempatnya nggak jauh-jauh amat. (temennya Author yang gak sengaja ngeliat: lu gak usah ceriwis nape -_- Author: *peace*)
Chihiro pasrah, lalu duduk di bangku yang tersedia. Ia menunduk. Terus menunduk. Air matanya sudah kering, dan sekarang hanya penyesalan yang tersisa. 'Kenapa aku begini sensitif...' batin Chihiro sembari menatap telapak tangannya sesekali ia menghisap kembali ingusnya biar tidak tumpah. Membaca batin Chihiro, Author pun terlonjak senang.
'Akhirnya kau sadar juga nak kalau kau aneh!' sorak-sorai Author, tak lama kemudian makhluk jejadian itu pun hilang antah berantah.
Set. Tiba-tiba, berdiri seseorang di depan Chihiro. Perlahan-lahan, ia mengangkat kepalanya. Ia berharap, 'Mungkinkah Shinobu? Ah, Shinobu aja dong, amin deh... amin...'
Upssy. Fault. Bukan Shinobu yang ada, melainkan seorang pria tak dikenal. Chihiro mengerutkan kening, jangan-jangan!?
"Buset, kenapa tuh toko rame amat sih!? Antrinya panjang bingitz, gue harus ngantri 5 menit, belum milih bunganya 3 menit, ditambah si mbak kasir pake acara minta nomer gue pula. Duh, resiko jadi cowok ganteng nan alay tuh gini deh." Shinobu mengomel dengan bahasa alay sambil berlari ke tempat Chihiro berada. Ia berharap Chihiro masih berada di sana. Ya, masih ada. Tapi, bersama dengan seorang pria tak dikenal.
Seorang pria tak dikenal.
Darah Shinobu langsung naik. Ia berlari sekencang kuda adu balap, semarah banteng di film-film matador. Ketika tiba di hadapan Chihiro, DUAK! Shinobu langsung melayangkan tangannya ke muka pria tersebut tanpa pamrih *eh* tanpa ampun.
"MAU APA KAMU SAMA PACARKU HAH?!" bentak Shinobu. Pria itu menatap Shinobu tidak suka, kemudian menatap Chihiro. Mendadak muncul seringai licik dan mengejek diwajah Author (yang muncul tiba-tiba lagi) dan Chihiro. "Sejak kapan aku (Chihiro)/Chihiro (Author), berpacaran denganmu, Shinobu?" tanya mereka berbarengan.
Shinobu memerah, dia hanya asal ngomong sih buat nyari-nyari kesempatan. Tapi yasudah! Lanjut bro!
"Cih, sialan. Bilang dong kalo punya pacar!" Sambil berkata begitu, pria itu berlari menjauh. Shinobu dan Chihiro hanya melongo. 'Segampang itu?' rasanya adegan ini membuatnya ingin membuka rumah untuk lalat numpang beranak. Tidak disangka hanya dengan 1 kalimat mujarab a la komik sho*jo, dapat membuat pemuda alay yang numpang eksis itu langsung hilang.
Fuh... Shinobu menghela napas lega. Untunglah, Chihiro baik-baik saja. Tiba-tiba, Chihiro menarik baju Shinobu dan menatap Shinobu dengan super cute face.
"Ano... Arigatou, Shinobu-kun..." ucap Chihiro dengan setengah berbisik. Meski begitu, Shinobu dapat mendengarnya. Sekejap saja, dewi cinta yang sepertinya habis bersemedi di dekat sana, langsung menembakkan panah asmara-nya pada Shinobu. Tapi demi imej yang tersusun rapih dan moralnya sebagai makhluk alay paling alay, ia tersenyum hangat dan menepuk kepala Chihiro.
"Ya, kau baik-baik saja kan? Tak terluka?"
"Un... aku baik-baik saja berkat Shinobu-kun."
Shinobu kembali tertusuk panah baru. Ia pun sekarang mengutuk dirinya sendiri yang sudah memarahi dewi cinta yang sudah memberikannya Chihiro versi malaikat ini. "... Yokatta..." ujarnya singkat dengan nada manis setelah berpose tertunduk kesal karena kalah.
Hening. Mereka sama-sama terdiam, tak tahu harus bicara apa. Chihiro terlalu malu untuk mengajak Shinobu mengobrol lagipula kalaupun ia mengajak ngomong itu hanya akan berakhiran dengan Chihiro mentertawakan tuan muda itu yang sudah memasang pose-pose alay versi jadul.
Sedangkan Shinobu, ah... ia hanya memaksakan senyum sambil menahan panas-dingin, dan beberapa gas yang sudah memuncak di satu daerah karena kegugupannya (maksudnya nahan kentut). Dengan keadaan seperti itu, mereka berjalan pulang sambil bergandengan tangan.
Setelah mengantar Chihiro pulang, dan setelah Shinobu tiba di rumah, ia baru teringat hal penting yang lupa ia lakukan; memberi Chihiro bunga. Shinobu shocked.
"KENAPA AKU BISA LUPA, DASAR BODOH!" pekiknya begitu kencang, membuat beberapa tetangga Chihiro menyiram pemuda itu dengan air bekas cucian beserta dengan ember yang digunakan. Dan malam itu pun membuat Shinobu dapat pelajaran baru juga. Jangan berani teriak-teriak dekat rumah Chihiro.
~TBC~
Terima kasih sudah membaca chapter2 "Bad Sayaka, Cute Chihiro"! Author meminta maaf sebesar-besarnya karena telah membuat kalian menunggu satu tahun. Untuk chapter 3, atau kita sebut last chapter, tidak bisa kukerjakan dengan cepat berhubung sebentar lagi mau UN ^^" Tapi saya janji kali ini tidak sampai satu tahun! Makanya, tunggu ya!
Ohya, maaf kalau chapter 2 nya kurang menarik. Author menunggu review dari kalian ^_^ sekali lagi saya sangat berterima kasih pada semuanya!