7 Days Camp
NO SUMMARY FOR CHAPTER 6 AND 7
VOCALOID BY CRYPTON
THIS STORY BY MEEE!
Len: *pegang skripsi*
Rin: MANA NIH AUTHOR PEKOK?! KOK KAGA DATENG-DATENG?!
Luka: ya udah, biasa aja kali Rin...
Kaito: ngomong-ngomong, ini chapter terakhir, kan?
Gakupo: ah...iya tuh, baru inget gue
Lui: bener juga, ya...ngomong-ngomong, dari tadi kita disorot, tuh! *nunjuk kamera di depannya*
Rin: jiah...yang muncul kamera begituan, njing nih author ASDFGHJKL*** kaga dateng-dateng! Mana, sih?! Telat mulu!
Miku: daripada kelamaan...
Ring: KITA MULAIII!
.
.
.
.
.
Last Day: Let's Go Home!
.
.
.
.
GROMBYAAANNGG GEMBREEENNGG! PRAAAANNGNGG PREEEENNNGGG KROMMMPYAAANNNGGGG! Suara menggelegar super duper ribut ini terdengar sangat keras dari depan tenda anak-anak VocCo, mereka lagi sibuk-sibuknya ditambah lagi kalang kabut takut ditinggal karena bangun kesiangan.
Kenapa? Inget chapter sebelumnya? Gara-gara mereka ngakak-ngakak sendirian dan gara-gara Len dikejar-kejar sekumpulan fans cowok yang berteriak-teriak kawaii (setelah Gakupo, Lui, dan Kaito).
.
.
.
.
"PERALATAANNN?!"
"CEKK!"
"KOPER?!"
"KAGA ADA!"
"KOK BISAAAAA?!"
"BAWANYA KAN TAS RANSEL!"
"OH IYAAAAAA!"
.
.
.
.
Mereka sibuk bericek-cek ria, Gumi dari tadi ngikutin Rin dan maksain buat bawain tas Rin.
"Rin, gue bawain, ya?" Tanya Gumi. Rin menggeleng. "gak usah, kok!"
"Gue bawain, ya?"
"Gak usah!"
"Ya?"
"Gak-"
"Ya?"
"..." Rin nyerah menghadapi Gumi, akhirnya dia menyerahkan tasnya ke Gumi. Kemudian, mereka mengangkat barang-barangnya ke bus sebelum berangkat pulang
"Tidak ada yang tertinggal?" tanya Pak Kiyoteru.
"GA ADA PAAAKKK..." jawab murid-murid kompak, kemudian Pak Kiyoteru dan Bu Miriam naik ke Bus, disusul murid-murid dan anak-anak VocCo. Guru-guru lain juga naik ke bus yang lain juga#ya iyalah. Sebelum berangkat, mereka menunggu sopirnya yang lagi istirahat.
.
.
.
.
"LETS GO HOMEEEE! ASEEEKKK! SIK ASIK ASIK ASIK!"
"SATU DUA TIGA KITA PULANG! AW AW AW YEAH YEAH YEAHH!"
"GO HOME GO HOME! ASIIIKKK! GUE KANGEN LAPTOP GUE! GUE KANGEN CHAR GUE! GUE KANGEN SEMUANYAAAAA!"
.
.
.
.
Mereka teriak-teriak kaya orang stress, sementara Len diem aja di pojokkan, bengong. Di tengah acara bengongnya, dikagetkan dengan Lui, Kaito sama Gakupo yang tau-tau muncul kaya jin.
"Napa, lu?" tanya Lui sambil nyengir, Len manyun doang "Lu kaga liat raut ekspresi gue kaya apa? Malah dikasih cengiran dengan gigilu yang udah kaya batu karang, lagi! Kuning-kuning ada itemnya, jijay." Komentar Len. Giliran Lui manyun. Kaito sama Gakupo ketawa-ketawa ngakak.
"Heh, jangan ketawa deh lu, kaga nyadar kalo mulut lu berdua tuh baunya sama kaya ketek simbah Jengki!" komentar Len asem, basi, de el el.
"Halah! Belagu, lu! Lagi galau? Tumben! Dari dulu lu tuh kaga ada acara galau-galauan segala! Lagian ngapain lo nyambung ke mbah Jengki alias penjaga sekolah? Gak banget!" komentar Gakupo.
"Nih, gue tuh semalem mimpi, gitu. Gak tau, pokoknya mimpi aneh, dah." Ujar Len, Kaito manggut-manggut.
"Mimpi jorok, lu ya?" tanya Kaito ngasal. Len berdecak kesal.
"Mimpi jorok sih gue udah pernah, sama si bocah satu, noh!" Ujar Len sambil ngelirik Lui.
"Hah? Si Lui? Yang bener, lu? Lu maho, ya?" tanya Gakupo cengok, Len kembali berdecak kesal.
"Jiah...bukan! lu inget'kan? Waktu SD si Lui tuh suka ingusan!" ujar Len, Lui yang merasa dibicarain langsung nyongsor.
"Kok jadi bahas waktu SD, sih?!" protes Lui, "Yeee...dengerin dulu, dah!" ujar Len.
"Nah, waktu itu gue mimpi, si Lui tuh meperin ingusnya ke muka gue, amit-amit gila, gue sampe mau muntah, tuh waktu itu. Bangun-bangun gue langsung ke kamar mandi terus muntah, nyampe kagak nafsu gue buat makan!" jelas Len panjang lebar, Lui cengok.
"Idih, bukan mimpi jorok kayak gitu, bung! Mimpi Jorok tuh kaya 'main' gituloh." Jelas Kaito.
"Main apaan? Main kagak usah pake mimpi! Gue main game di dunia nyata juga bisa! Repot amat nyampe ke mimpi segala?!"
"Kagak ngerti, lu. Udah ah, puyeng gue! Back to topic!" ujar Gakupo yang mulai 'kagak mudeng'.
"Gini, gue semalem mimpi ke taman bunga sama si Rin, disitu ada semua bunga, dari yang wangi, nyampe yang bau kelek, kecuali bunga citra lestari..." ujar Len dengan begonya.
"Ya iyalah! Kalo ada sih gue juga mau!" ujar Lui.
"Kata engkong gue dulu, kalo mimpi dengan orang yang lagi deket, bisa aja cinta, bung!" ujar Kaito.
"jadi kata lu ini pertanda, nih?" tanya Gakupo. Len ngangkat bahunya, sambil muka bingung.
"Yeee, malah sok dibuat-buat, lu!" protes Kaito. Len mendengus kesal sambil menggaruk kepalanya. "Apa boleh buat kalo gue kagak tau?! Emang kata lu gue harus nembak sekarang, gitu?!"
"Ah! Namanya cinta, udah pasti bro! Bisa aja itu pertanda!" ujar Lui.
"Yah, gue sih, nunggu hati dan pikiran gue bertindak, meskipun gue juga deg-degan sih, kalo deket si Rin." Ujar Len sambil garuk-garuk kepala, semburat merah keluar dari wajahnya.
"Cielah, pertanda, pertanda!" goda Lui. Len lagi-lagi manyun.
"Berisik lu pada, bikin telinga gue berdengung ditambah mulut mangap mereka, noh!" Len nunjuk Ring, Akaito, Meiko, dan Miku yang lagi teriak-teriak kaya orang gila.
"ish...dasar Len, mending lu gue Grepe-grepe!" ancem Gakupo, Len langsung ngambil ancang-ancang kabur.
.
.
.
.
"PULANG! PULANG! MARI PULAAANNNGGG!"
"HARGA MURAAAAHH! HARGAAAAA MURAAAAHHH! GOBAN LIMAAAAA!"
"IKAN BAKAR MANA IKAN BAKAAARRR?!"
"PULANG MAIN PEBE! DISUSUL EL ES! ABIS ITU CE ES O! AKHIRNYA SETELAH SEMINGGU YANG MENYESATKAN INI GUE BERHASIL! OH YEAHH! SAATNYA NAIKIN PANGKAT GUE!"
.
.
.
.
"Ish...dasar gila!" omel Luka sambil ngelemparin novel miliknya, kemudian mendengus kesal sambil nutupin telinga pake headphone dan mulai mendengarkan lagu, daripada dengerin mereka-mereka yang lagi koar-koar gak jelas, mendingan menenangkan diri dan mengistirahatkan tubuh yang lelah karena tujuh hari tidur Cuma dengan tikar#eaa.
Lalu mata luka menangkap sosok(bukan setan, lho) dua orang murid kelas satu beh yang lagi ribut, yang satu berambut coklat dengan kunciran ekor kuda, yang satu lagi cowok yang tampangnya lumayan, Cuma yang ini rambutnya Navy Blue. Luka membisikan sesuatu ke Lily, Lily yang mengerti langsung mengangguk-angguk.
"Lo tau kagak?! Jangan asal ngangguk aja, lo!" omel Luka, Lily dengan terpaksa mengalihkan perhatian dari Iphone kesayangannya itu.
"Iye, iye! Gue mengerti! Cari informasi tentang mereka berdua, kaaann?! Calon anggota baru, kaaann?!"
"Diem lu! Jangan keras-keras! Nanti kedengeran yang lain, tauk!" protes Luka.
"Bodo!" Lily kembali memainkan Iphonenya, Luka Cuma bisa manyun sambil memperhatikan bus yang terparkir disebelahnya, kemudian mereka jambak-jambakkan, tak lama kemudian mereka tendang-tendangan, Luka ngakak-ngakak sampai- kedua orang itu menyadari Luka memperhatikan mereka berdua daritadi.
"mampus gue..." batin Luka sembari nunduk-nunduk biar kagak ketahuan oleh kedua mahluk yang akhirnya nyerocos, meskipun gak kedengeran suaranya.
.
.
.
.
Sementara itu, mari kita dengarkan cerocosan kedua mahluk yang tak teridentifikasi tadi.
"IIHHH! NYEBELIN BANGET SIH ELO! GARA-GARA LO NYARI RIBUT SAMA GUE DILIATIN SAMA ANAK SEBELAH, TUUHHH!" teriakan cewek ini sukses bikin telinga cowok disebelahnya pecah.
"HEH! DIEM LU PENDEK! EMANG SIAPA DULUAN YANG CARI GARA-GARA?!"
"WOI! LU BERDUA DIEM SEBELUM GUE POTONG-POTONG!" omel satu orang cowok dibelakang mereka yang udah berurat delapan #karena empat terlalu mainstream#.
"Udah, deh...biasa aja lagi..." ujar seorang cewek berambut hitam yang lagi baca buku di sebelahnya.
"TA-TA-TAPI DIANYA! DIANYA!"
"ENGGAAKKK! DIA! BUKAN GUEE!"
"BERISIK! BERISIK!"
"LU BERDUA GUE POTONG *PEEEPP* -NYA NIH!"
"AMPUN KAKAK! DIA YANG MULAI!"
Daripada denger mereka teriak-teriak nista, mending kita balik lagi, yuk.
.
.
.
.
"Rame amat, ya? Yah...udah jalan..." gumam Luka yang lagi seru-serunya liat pertengkaran di bus sebelah, Luka menyenderkan kepalanya ke jendela bus dan menikmati pemandangan.
'Sebentar lagi udah UN, ya...?' batin Luka. 'Gimana kalo anak-anak VocCo pisah kelas? Atau ada yang keluar? Atau nanti kalo kelulusan gimana, yah?' batin Luka dengan pertanyaan-pertanyaan yang datang menghampiri kepalanya.
'Enjoy aja, masih lama ini.' Batin Luka sambil cengar-cengir sendiri dalam imajinasinya, Lily yang lagi ngelirik Luka yang cengengesan itu masang tampang geli.
'Sejak kapan si Luka jadi gini? Ketularan mereka, kah?' batin Lily sambil merinding pas ngelirik mereka yang lagi ribut sendiri.
.
.
.
.
"Heh! Sebelum pulang, tunggu dulu!" Luka menyuruh anak-anak VocCo berkumpul di markas biasa, yaitu Ruang komputer sekolah. Iya, mereka sekarang sudah pulih dari penyakit gilanya di bus.
"Hah? Kenapa?" tanya Gumi. "Ngumpul pas libur? Males, ah!" protes Len.
"Harus. Dateng!" ucap Luka dengan penuh penekanan, otomatis mode mereka langsung berubah dengan senyuman setulus hati (baca: terpaksa).
"Ada orang yang harus kita masukkan dengan tulus dan halus (Baca lagi: dengan penuh paksaan) ke dalam Vocaloid Community!"
"O-oke..." yang lain ngacungin jempol, sebelum mereka berpisah, Len ngelirik Rin yang lagi sibuk nelponin mamanya dengan hape Blackberry orangenya.
"Eh, Rin." Panggil Len tepat setelah Rin menutup telepon.
"Apaan?!" tanya Rin. "Aduh...ngomong apa, ya? Gak jadi, deh!" Len wajahnya kembali panas, Rin terlihat kecewa. "O-oh... ya udah, gue duluan!"
"Ke-kenapa muka gue jadi merah, ya?! Aaahh! Tau ah!" Len berlari pulang ke rumahnya.
.
.
.
.
END
.
.
.
.
Aduuuh! Gaje gila endingnya. Oke, ini baru tahap awal dari Vocaloid Community, selanjutnya ada fict lagi yang isinya tentang calon-calon anggota VocCo, yah, meskipun OC alert dan sebagiannya juga bukan anggota Vocaloid, tapi yang penting fict ini disukai, bukan? Ah, iya, iya. Emang sih, isi fanfiction juga penting, tetapi visi misi saya Cuma mau membuat para readers senang, so...di chapter terakhir ini, saya harap disukai dan gak terlalu gaje, aminn! Bye-bye! Note: Seperti yang saya bilang, ada OC dan karakter yang diambil dari fanfic di fandom lain, tetapi nama karakter itu saya acak, oke?
Last from me:
Thanks for reading ^^
Rin: gaje super duper mega ultimate!
Miku: apaan, tuh?
Kaito: kita bakalan muncul lagi, kan?
Ring: dialog gue dikit banget!
Lui: ini tahap awal Vocaloid Community series, ya?
Meiko: gue dikit banget!
Len: asem
Akaito: no comment, dah
Gakupo: kok gue hampir kaga muncul?
Luka: siapa tuh karakter barunya?
me: SEMUANYA MASIH RAHASIA! AHAHAHAHAHA!