Disclaimer : EXO punya agensi mereka, diri mereka, dan orang tua mereka masing masing.

Pair : Kris/Joonmyun

Genre : Romance?

Rating : K+? T aja deh seperti biasa.

Warning : Shou-ai, crack-pair?

+Saxophone+

"Tidak mau! Joonmyun! Jangan pergi! Jangan tinggalkan aku!" Chanyeol berteriak teriak sambil berlutut memeluk Joonmyun, dia persis anak umur lima tahun.

"Tidak bisa, Yeol. Aku harus pergi." Jawab Joonmyun.

"Tapi aku tidak bisa membiarkan kau pergi dengan orang tidak dikenal seperti dia!" Seru Chanyeol lagi.

"Tapi orang tidak dikenal itu adalah pacarku."

Pacar? Iya, pacar. Orang tidak dikenal itu adalah Kris, sepupu Lay sekaligus pacarnya.

"Tidak mau! Bagaimana kalau dia malah mencelakakanmu?!" Joonmyun sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi dengan anak bernama Park Chanyeol yang sudah seperti orang gila ini.

"Lay, bantu aku." Pintanya pada Lay yang sedang mengutak atik telepon genggamnya. Dia berniat menjauhkan diri dari Suho yang malang dan Chanyeol yang kekanakan.

"Kasihan sekali kau, Suho." Lay tertawa kecil, menyebalkan.

"Zhang Yixing!"

Lay tertawa lagi sementara Suho masih berusaha melepaskan diri dari cengkramam maut Chanyeol.

"Ayo kita hubungi Baekhyun dan bilang Chanyeol tercintanya berselingkuh dengan Kim Joonmyun." Kata Lay.

"Jangan!" Seru kedua bersamaan.

"Makanya, hentikanlah aksi romantis kalian itu, kalau Kris lihat dia bisa menerbangkan Chanyeol ke exo planet." Suho dan Chanyeol memisahkan diri, mereka tahu benar bahaya yang dijelaskan Lay.

Chanyeol masih terlihat seperti anak kecil yang kesal karena tidak dibelikan permen sementara Suho merapikan penampilannya untuk kencannya, pipinya memerah saat memikirkannya.

"Aduh, yang mau kencan." Ledek Lay, Suho hanya bisa tersenyum canggung.

"Hai." Itu Kris, suaranya yang rendah menggema di seluruh penjuru, kemudian menusuk jantung Suho, membuatnya berdebar tidak karuan.

"H-hai, Kris." Sapa Suho malu malu, Kris hanya tersenyum.

Setelahnya mereka pergi.

"Kencan, kencan, kencan… Untuk apa kencan?!" Tanya Chanyeol sinis.

"Kenapa kau bersikap begitu, adik manis? Kau cemburu, heh?" Tanya Lay, jangan salahkan dia atas pertanyaannya salahkan saja Chanyeol.

"Hei, Xing. Kau pikir Suho akan baik baik saja di tangan sepupumu itu?" Tanyanya pada Lay.

"Tentu, aku saja masih hidup sampai sekarang, kalau tidak ada dia aku mungkin sudah mati." Jawab Lay.

"Ayolah, Suho itu terlalu baik, terlalu mudah mengorbankan dirinya sendiri, terlalu seperti anak ayam yang diinjak langsung mati!" Seru Chanyeol.

"Dia itu sahabatku, hidup mati-ku, kalau dia celaka akulah yang sakit." Lay memutar mata mendengar kalimat Chanyeol yang hiperbolis.

"Kau seharusnya mengucapkan itu untuk Baekhyun, bukannya Suho." Kata Lay.

"Bagaimanapun sekarang dia sudah punya pacar, dia bukan untuk konsumsi kita lagi." Lanjut Lay.

Chanyeol menghela napas.

Seketika berubah jadi Chanyeol yang dewasa. "Aku hanya belum kenal siapa Kris itu, mungkin suatu saat nanti setelah aku mengenalnya, aku bisa merestui mereka."

+Saxophone+

Kalau ditanya tentang seberapa kenal dia dengan pemuda di sebelahnya ini, jawabannya adalah sama sekali tidak kenal, tapi gilanya mereka berani beraninya pacaran.

"Mau kemana?" Tanya Kris, inilah imbas dari saling tidak mengenal, mereka tidak tahu mau kemana.

"Hm, toko buku mungkin?"

"Oke, toko buku."

Dan walaupun Kris mengiyakan, Suho tetap tidak tahu dia benar benar tertarik pada buku atau hanya mengikutinya.

Tapi ada banyak buku di toko buku, dari novel berat sampai buku yang bisa dibaca orang yang tidak suka membaca. Suho berjalan cepat menuju deretan buku ilmu kesukaannya, managemen bisnis, psikologi, kedokteran, walaupun Suho tidak benar benar bercita cita menjalani satu profesi yang bersangkutan dengan tiga bidang itu, membaca buku tentangnya sudah sangat menyenangkan.

Tangannya menyentuh satu buku tebal yang sudah menjadi incarannya, buku tentang bisnis, tentulah dia tertarik karena bekerja sebagai apapun nantinya dia harus tetap mengerti tentang managemen bisnis. Tapi dia menelah ludah setelah melihat harganya, dia masih ingin membeli beberapa novel tapi buku ini bisa membuatnya hanya bisa membeli satu.

Kris mengerti maksudnya, itu juga yang sering terjadi padanya saat krisis moneter melanda.

"Kau mau?" Tanya Kris, pada saat seperti ini pacar yang baik –katanya- akan membelikan buku itu. Suho menggeleng, walaupun mereka sekarang berpacaran tapi Suho bukan orang yang akan memeras pacarnya, tidak akan pernah.

Dia menggeleng, Kris hanya memandangnya. "Aku punya satu yang seperti itu, kalau mau pinjam." Katanya. Kenapa tidak dari tadi saja dia bilang begitu? Setidaknya meminjam lebih baik dari pada minta dibelikan.

"Nanti aku pinjam yah." Kata Suho, pada saat seperti ini atau saat seperti apapun seorang pacar biasanya akan mengucapkan kata kata rayuan yang membuai.

"Oke." Kris tersenyum, Suho jadi canggung sendiri, Kris bukan seperti orang kebanyakan dan gaya berpacaran mereka yang sama sama saja, dia itu berbeda.

"Kau mau melihat ke bagian novel? Atau komik?" Tanya Kris.

"Novel saja." Jawabnya, dia tidak begitu menyukai komik karena tidak ada yang pernah mengenalkan jenis bacaan itu padanya.

Suho lebih menyukai dan terbiasa dengan satu jenis bacaan di hadapannya ini, novel fiksi. Horror, komedi romantis, teenlit, apapun akan dibabat habis olehnya asal ceritanya bagus. Tangannya menggapai satu novel di rak bagian atas, tidak sampai! Sepertinya itu sudah jelas karena tubuhnya yang mungil.

"Yang mana?" Tanya Kris, sepertinya dia akan mengambilkannya untuk Suho.

"Yang cover biru." Jawabnya, dan Kris dengan mudah mengambilkannya.

"Terima kasih." Hanya itu yang bisa Suho katakan saat menerima novel itu.

"Sama sama." Kris tersenyum setelahnya terdiam.

Bagi orang setinggi dirinya Kris sangat sangatlah tinggi, Suho jadi sedikit iri, kapan dia bisa jadi setinggi itu?

"Ayo kita ke toko kaset." Ajak Kris, Suho jadi merasa seperti anak kecil yang masih harus ditemani kemana mana, tapi juga merasa dipimpin oleh Kris dan dia hanya tinggal mengiyakan. Sebenarnya tidak ada aturan siapa harus menuruti siapa, Suho hanya suka menuruti orang, dia terlalu baik.

Mereka hanya main pada awalnya, tapi dengan mudah jadi seperti pemilik dari toko kaset itu, pegawai di sana pasti akan mengamuk kalau mereka tidak beli apapun. Mereka tertawa saja sambil mendengarkan koleksi dati toko itu.

"Aku juga menyukai ABBA." Celetuk Suho.

"Oh iya?" Kris menanggapinya antusias. "Kau sudah lihat filmnya?"

"Mamma Mia! The movie?" Kris mengangguk.

"Menyenangkan sekali menonton film musikal seperti itu." Kata Suho.

"Ya, kau benar. Jadi apa kau mau menonton denganku karena setahuku Les Misérables juga film musikal?"

"Tentu."

Walau Chanyeol bilang Kris akan mencelakakannya, tapi berusaha mengenal pemuda ini lebih dekat juga tidak ada salahnya? Lagipula dia juga merasa nyaman dekat Kris.

+FIN+