Minna-san, this is my very first fanfiction, and luckily or maybe surprisingly,this is a GaaIno fic . hope you like it minna-san.

Mohon maaf kalo agak (atau bahkan cenderung sangat) mengecewakan dan banyak kesalahan penulisan,gramatika atau whatever you call it, saya mohon maaf tapi saya mohon dengan sangat, please kindly click and then type some review for me soalnya itu akan sangat berguna banget buat saya, kritikan ataupun bahkan bash saya terima soalnya saya anggap itu sebagai pil pahit yang menyehatkan

Finally i just wanna say "Hope you enjoy it, selamat membaca minna-san!"

Disclaimer Naruto is belong to Masashi Kishimoto

Rated : T

Genre : Friendship/Hurt/Comfort/Romance (?) / Teenage lifestyle

Pairing : Sabaku no Gaara and Yamanaka Ino

Warning : AU , OOC, misstyping , Gaje,alay,abal,ancur and etc whatever you call it


Red And Purple

Hari itu adalah hari yang sangat menyebalkan untuk Ino,pasalnya dia lupa untuk membawa buku tugas pelajaran Fisika yang tentu saja merupakan momok bagi setiap siswa kelas XI di Konohagakure High School. Betapa tidak? guru Fisika kelas XI terkenal dengan perangainya yang galak dan tak segan-segan untuk menghukum siswa yang kedapatan tidak mengerjakan tugas ataupun lupa untuk membawa buku tugasnya.

Dan hari itu Ino kedapatan tidak membawa buku tugasnya oleh Mei Terumi-sensei,demikianlah nama guru Fisika kelas XI di sekolah itu. Sebagai hukuman, Ino disuruh untuk mengerjakan ulang soal itu dan tentu saja dengan jumlah soal 20 kali lipat daripada jumlah soal semestinya.

"Tapi Sensei, saya kan belum mengerti soal soal ini!" Ino mencoba untuk memprotes.

"Bukankah sudah saya katakan, tidak ada yang boleh membantah tentang hukuman,kamu sudah seharusnya mengerti Yamanaka,atau kamu ingin saya skors?" jawab Mei-Sensei.

"Ba..Baik Sensei,wa katta" ucap Ino sambil tertunduk lesu.

Nasib sungguh tak adil kala itu bagi Ino,karena hanya dialah satu-satunya siswa yang mendapat hukuman dari Mei-Sensei. Bel istirahat pun berbunyi.

"Ino-Buta kamu sudah selesai dengan hukumanmu? Tanya Sakura salah satu teman terbaiknya.

"Ya begitu lah!" jawab Ino sekenanya sambil menyantap bento kegemarannya.

"Minna-san,tahu gak kalo besok kita bakalan kedatangan murid baru?" Tenten bertanya diiringi dengan gelengan kepala kedua temannya itu.

"Baru saja aku menguping saat aku sedang di ruang guru,katanya besok bakal ada anak baru di kelas kita,cowok,dan aku harap anak baru itu wajahnya tampan,kaya raya,pokoknya TOP deh!" sambung Tenten.

"Ah kamu! mimpi aja kerjaannya!" Sakura mendengus diiringi seringai Ino.

"Udah deh, kamu buruan pesen makanan sana,keburu masuk lagi!" Sakura berkata pada Tenten.

"Iya ya,tapii…pesen apa ya?" Tenten bertanya pada diri sendiri.

"Sudah, pesan takoyaki saja sana!" ujar Ino yang lebih terkesan memerintah.

"Ino-chan , Sakura-chan!" tiba- tiba Hinata memanggil

"Mengapa kalian meninggalkan aku sendiri? Aa..aku kan tidak ter.. terbiasa sendiri, ano.. gomenasai, tadi aku terlalu lama di kelas" sambungnya seraya duduk di dekat kedua temannya itu.

Belum sempat Ino dan Sakura menjawab, gadis yang bernama Hinata itu langsung menanyakan keberadaan Tenten.

"Tenten sedang memesan makanan, kamu sudah makan Hina-chan?" kata Sakura.

"Ano, sakura-chan, Ino-chan. Aaa… aku… aku… sedang berdiet"jawab Hinata nyaris berbisik sambil menunduk dan jelas terlihat mukanya memerah.

"APA? KAMU BERDIET HINATA?" timpal kedua temannya dengan volume suara yang kencang.

Belum sempat Hinata menjawab, tiba-tiba saja Tenten sudah datang dan diam mematung.

"Apakah itu benar Hinata?kamu diet?" kata Tenten.

Hinata mengangguk lemah dan tetap menunduk malu. Mulutnya sekarang terkatup seperti akan mengeluarkan kata namun yang terdengar hanya ucapan lirih berbisik" Ano, aaaa…aku berdiet karena…"

" Karena apa Hinata?" Sakura langsung menyambar begitu saja.

Yang ditanya hanya menjawab "kkkaa..karena..karena… Naruto-kun" hening sejenak namun tiba-tiba.

"HAH? HANYA DEMI ANAK SUPER BERISIK YANG MENYEBALKAN ITU? Ujar ketiga temannya itu.

Belum sempat Hinata mengkonfirmasi ketiga temannya, tiba-tiba seseorang telah berdiri di belakang mereka, seorang siswa laki-laki bernama Neji yang notabene adalah kakak Hinata.

"Apa aku tidak salah dengar, Hinata?" ujarnya datar nyaris tanpa intonasi dan emosi namun tetap terdengar ada nada keterkejutan dan sedikit nada kesal.

"Ne..Neji-niisan?" kata Hinata sambil mendongak dan syok mendapati kakaknya mengetahui rahasia terbesarnya tersebut.

"Eehhh, Neji-senpai sejak kapan?" Ino mencoba menetralkan suasana namun gagal.

"Ikut aku Hinata" perintah Neji.

"De..demo, a…aku..aku…" Hinata menjawab dengan ketakutan.

"Neji-senpai, biarkan Hinata istirahat sejenak bersama kami, dia butuh udara segar senpai, kasihan dia" Bela Tenten.

"Aku tidak berbicara pada kalian, yang aku ajak bicara hanyalah Hinata" kata Neji datar.

Terlihat Ino tengah berbisik-bisik pada Sakura dan Hinata tertunduk lesu. Jelas sekali Hinata enggan mengikuti ajakan (atau mungkin perintah) Neji untuk ikut dengannya.

"Ia masih ingin bersama kami, senpai!" Tenten masih berusaha menolong Hinata.

Terlihat Neji akan mengucapkan sesuatu namun bel tanda masuk sudah terdengar. Hinata bersyukur akan hal itu.

"Kami-sama, ariigatou!" batinnya.

-00000-

Saat Pulang

"Tenten,Sakura,Ino, ano…ariigatou,ne!" ujar Hinata di pintu depan kelasnya.

"Tak usah dipikirkan Hinata,kami kan sahabatmu!" jawab Ino yang diiringi anggukan Tenten dan Sakura.

Tiba-tiba saja Karin,Matsuri dan Tayuya menghadang jalan mereka yang akan pulang.

"Heh Ino-Babi apa kau tidak punya urat malu hah?" kata Matsuri pada Ino.

"Acuhkan saja Ino" bisik Sakura pada Ino.

Mereka berempat pun dengan entengnya pergi meninggalkan mereka sambil lalu, namun….

"Ino,kau pikir kau bisa mendapatkan Sai? Kau kan hanya seorang anak yatim miskin penjual bunga? Dan lagi otak udangmu, gayamu yang sok cantik bisa menjadi primadona sekolah ini?" Ujar Matsuri sengit.

"Dan kamu Sakura, dahimu yang lebar,kamu kan Cuma anak miskin yang tidak jelas, masih berani bersekolah disini, jangan bermimpi bisa mendapatkan Sasuke!"Kata Karin sengit kepada Sakura. Langkah mereka berempatpun terhenti.

Hinata pun berkata "Ano, sumimasen kalau ka..kalian masih menghina temanku, akan kulaporkan pada Neji-niisan!"

"Kamu mau mengadu Hinata?" kata Tayuya meledek.

"Ano, aa..aku tidak segan-segan!" Hinata menjawab.

"Baik, tapi akan kubeberkan rahasiamu, jangan menyesal ya Hinata" kata Karin seraya mengajak kedua temannya pergi.

Begitu mereka pergi, Hinata pun terkulai lemas, ketiga temannya mencoba menolong.

"Hinata, maaf, gara-gara aku dan Sakura, kamu jadi mohon maaf, Hina-chan" kata Ino sambil menahan air mata.

Belum sempat Hinata menjawab Neji telah datang menjemput Hinata, "Ada apa ini, kenapa Hinata?" Tanya pemuda itu pada mereka.

"Gomenasai senpai, tadi Hinata …" Sakura mencoba menjawab namun dipotong oleh Hinata,

"Ano, aku tidak apa2, ayo pulang nii-chan, jaa ne Sakura,Ino,Tenten sayoonara"

Neji dan Hinata pun pergi.

"Ino, aku benar-benar tidak enak sama Hinata, dia terlalu baik, lebih baik nanti malam kita conference call untuk meminta maaf pada Hinata, bagaimana Ino?" Tanya Sakura.

Ino dan tenten pun mengangguk, "ayo pulang !" ajak tenten mencairkan suasana.

-00000-

Sorenya di Kediaman Yamanaka

Kriiiiiiiiinggggg kriiiiiiiiiiiiingggg

"Ino angkat telponnya, Hime" Teriak ayahnya dari dapur.

"Iya Tou-san!"

"Moshi moshi,Yamanaka disini"

"Ino, apa itu kau Ino? Ini aku Konan-Sensei"

"Oh sensei, ano…ada apa Anda menelepon saya malam ini?"

"Justru itu Ino, aku ingin meminta tolong padamu, apa kau bersedia?"

"Ano, Konan-sensei, anda meminta tolong apa ya?"

"Begini Ino, besok sekolah kita akan kedatangan murid baru, aku tidak bisa menyambutnya tepat waktu,jadi kuharap besok pagi jam 06.30 kau bisa menemaninya di ruangan Tsunade-sama sampai aku atau beliau datang, selain itu aku ingin kau bertukar tempat duduk, nanti kau duduk bersama dia, sedangkan khusus untuk sakura,Ino dan tenten akan kusediakan bangku tiga orang di belakang, bagaimana, kau bersedia kan?"

"Soo desu ka, aku bisa Konan-Sensei"

"Oh ya, aku lupa memberitahu, gomenasai, dia itu anak laki-laki,dia pindahan dari Sunagakure High School"

"Nani? Anak laki-laki,sensei?

"Ya Ino, dia anak laki-laki, dia tampan loh, cocok untukmu… kau mengerti kan?

"Wakarimashita" ujar Ino seraya blushing

"Bagus kalau begitu, sampai nanti ya Ino, oyasuminasai"

"Chotto matte sensei, demo…siapa namanya sensei?" ujar Ino namun terlambat, sambungan telepon telah terputus.

"Bagaimana aku bisa mengenali dan menemaninya , aku bahkan tidak tahu nama dan ciri-cirinya"

KRIIIINGGGGGGGG

"Moshi-moshi Konan Sensei, siapa nama anak laki-laki itu, bagaimana ciir-cirinya, benarkah dia tampan?" ujar Ino saat mengangkat teleponnya dan sambil pipinya merona

"Kau bicara apa Ino, ini aku Sakura"

Ino terdiam dan sangat malu

"Hey Ino-Buta kamu masih disitu, bukankah kita harus conference call? Dan hey siapa anak laki-laki yang kau bicarakan? Apakah si anak baru yang dibicarakan tenten itu, jangan bilang Konan-Sensei yang memintamu untuk menjadi guide-nya? Dan heyy chotto matte ne, kau tadi bilang dia tampan?"

Ino diberondong pertanyaan yang makin membuatnya menciut.

"Ano, gomenasai aku harus membantu Tou-san,jaa nee dekorin!" langsung Ino menutup teleponnya.

"Huh dasar Ino-Buta, kau berhutang cerita padaku, lihat saja akan kubuat kau membuka mulutmu besok" ujar Sakura di seberang sana.

"Baka Ino, kenapa kau bodoh sekali sih?" Tanya Ino pada dirinya sendiri. "pasti besok mereka akan menginterogasiku" pikirnya.

To Be Continued

Minna-san maaf kalau chapter ini sangat sangat disappointing, alurnya mudah ketebak, buruk, jelek, hancur, alurnya buru2, dan apapun itu

I admit it that it is a very short chapter, tapi tenang aja, saya bakal effort supaya serial ini bisa cepet selesai ('_')9

But please, i need your review.

Jangan ragu untuk memberikan saya review ya

Btw, HIDUP GAARA-INO! MERDEKA *plak gara2salah tempat -_-