Title : Our Last Time
.
Author : Ayugai Risa
.
Cast : Huang Zi Tao, Wu Yi Fan, other EXO members, and some OCs
.
Pair : Kristao / Taoris (Kris x Tao) and other EXO official pairings
.
Rated : T
.
Genre : Angst, Romance, Hurt/Comfort
.
Warning : Yaoi, BL (Boys Love), Boy x Boy, Typo(s), Speedy Plot
.
Disclaimer : Semua tokoh dalam fic ini bukan punya Risa, Risa cuma minjem nama mereka. Tapi fic ini dan 5 OC di dalemnya 100% punya Risa
.
"…" = Talk
'…' = Think
.
^^DON'T LIKE DON'T READ^^
.
^^ENJOY READING^^
.
.
Setelah memastikan kalau Kris sudah terlelap, Chanyeol dan Sehun memberitahu pada yang lainnya di kamar Tao. Dengan mengendap-endap, mereka bersebelas berjalan menuju ruang tamu tempat Kris tertidur.
"Ternyata namja pembuat masalah seperti dia bisa juga tertidur pulas," ejek Baekhyun dalam bisikan.
Chanyeol menghela nafas. "Jangan berkata begitu, chagi. Sebenarnya dia itu namja yang baik, lingkungan-lah yang membuatnya menjadi seperti sekarang."
Sementara itu, D.O dan Lay baru saja keluar dari dapur dengan membawa selusin cangkir dan sebuah teko berisi teh hijau. Sekarang keduanya tengah menuang dan membagi-bagikan teh tersebut pada teman-teman mereka.
Kai mengaduk tehnya sambil memandang keluar jendela ruang tamu. "Nampaknya hari sudah semakin sore, aku dan Kyungsoo harus pulang sekarang."
D.O mempout bibirnya. "Habiskan dulu tehmu, Jonginnie. Aku dan Lay sudah membuatnya dengan susah payah."
Kai malah tertawa kecil sambil mengacak rambut namjachingunya itu. "Arraseo, chagiya. Aish, kau tampak imut saat sedang mempoutkan bibir seperti itu."
Sehun memutar bola mata. "Kalian selalu saja bermesraan di depan umum, seperti orang yang tidak tahu malu saja."
Kai malah melirik Luhan, "Xi Luhan, lihatlah Oh Sehun-mu itu. Nampaknya dia iri dan ingin bermesraan denganmu di depan umum, sama seperti aku dan Kyungsoo."
Wajah Luhan memerah, sementara Sehun malah menghadiahi sebuah pukulan keras di bahu Kai. "Enak saja, jangan suka berbicara seenakmu."
Suho melirik arloji di pergelangan tangannya. "Tapi Kai benar, hari sudah mulai gelap dan kita harus segera kembali ke rumah masing-masing."
"Tao, apa tidak apa-apa kalau kau menjaga rumah sendirian? Aku harus mengantar Chanyeol ke rumahnya," tanya Baekhyun yang baru saja keluar dari kamarnya dengan menggenggam sebuah kunci mobil.
Tao hanya mengangguk kecil sebagai balasan. Sedari tadi dia melanjutkan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda, yaitu mengompres kening Kris.
"Tenang saja, aku tidak akan pergi terlalu lama." Lalu Baekhyun menunjuk Kris. "Kalau tiba-tiba bocah ini terbangun dan mengganggumu, telepon saja salah satu dari kami. Arra?"
"Arraseo, Byun Baekhyun~ Kau berkata begitu seakan-akan aku adalah bocah berumur lima tahun yang disuruh menjaga rumah oleh eomma-nya sendiri."
Otomatis semua yang ada di sana tertawa, termasuk Baekhyun.
"Kalau begitu kami pulang dulu, Tao." Chen memeluk pundak Xiumin, namjachingunya, dan membuka pintu rumah Baekhyun.
"Sampai jumpa besok, chingudeul~" D.O melambaikan tangan dan ikut keluar bersama Kai.
Sebelum menghilang di balik pintu, Luhan dan Sehun mengatakan sesuatu dalam bahasa Mandarin. "Zai jian, Huang Zi Tao~"
"Kalau ada apa-apa, teleponlah kami," kata Suho dan Lay sambil menepuk pundak Tao.
Baekhyun memandang ke arah pintu rumahnya dan menghela nafas. "Aku sudah tidak tahu lagi harus mengatakan apa, mereka semua sudah mengatakannya."
Baik Chanyeol maupun Tao tertawa. Setelah berpamitan, Baekhyun dan Chanyeol pun keluar dari rumah dan menyusul teman-teman mereka yang lain, meninggalkan Tao sendirian.
Ah tidak, Tao tidak sendirian. Jangan lupakan namja berambut keemasan yang terlelap di sofa.
'Kira-kira kompresnya masih dingin tidak ya?' pikir Tao.
Ketika namja itu merunduk untuk mengecek kompres Kris, tiba-tiba terjadi pergerakan yang tidak terduga. Kris mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping dan wajah mereka berdua hanya berjarak beberapa sentimeter.
Tao terkejut, tapi bukan hanya itu yang membuatnya kaget. Kris ternyata sudah terjaga dan kedua matanya kini menatap mata panda Tao dengan tajam.
"K… Kau sudah bangun, Kris-ssi?" tanya Tao gugup.
"Sebenarnya aku sama sekali tidak tertidur, ocehan kalian yang berisik itu membuatku tidak bisa terlelap."
Saking dekatnya mereka, bahkan Tao bisa merasakan nafas hangat Kris yang menerpa wajahnya saat namja berambut keemasan itu berbicara.
Tao buru-buru bangkit agar bisa segera menjauh dari posisi yang membuat canggung itu. "A… Apa kau mau teh hijau, Kris-ssi? Tadi Kyungsoo membuatkannya untuk kita semua."
Karena Kris diam saja, Tao menghela nafas dan beranjak menuju dapur. Tak lama kemudian, dia datang dengan membawa dua cangkir di tangannya.
"Ini untukmu, Kris-ssi. Minumlah," ucap Tao sambil meletakkan satu cangkir di meja ruang tamu, tepat di hadapan Kris yang sudah berada dalam posisi duduk.
Kris menatap tajam cangkir tersebut, sementara Tao mendudukkan diri di seberang sofa yang diduduki Kris. Tao menunduk sambil menyeruput teh dengan kikuk.
"Kenapa kau menolongku?"
Tao mendongak, ternyata barusan Kris-lah yang bertanya dan lagi-lagi namja itu menatapnya tajam hingga Tao kehilangan kata-kata.
"Kenapa kau menolongku?" ulang Kris. "Padahal jelas-jelas aku hampir memukulmu tempo hari. Kau tetap berbuat baik padaku walaupun aku telah berbuat jahat padamu."
"Kenapa ya?" Tao malah berpikir terlebih dulu, dia menempelkan telunjuknya di pelipis. "Karena menurutku kejahatan tidak harus dilawan dengan kejahatan, lagipula aku ingin menambah teman."
"Teman?"
Tao mengangguk. "Aku ingin berteman denganmu. Sebenarnya Baekhyun dan yang lainnya juga, tapi kau itu terlalu dingin dan sulit didekati."
Kris tertegun, dia tidak menyangka kalau di dunia yang kejam ini masih ada orang sebaik dan selugu namja di hadapannya ini. Tao sendiri tidak menyadari kalau dirinya tengah diperhatikan, dia sibuk menghabiskan teh hijaunya.
Namja bersurai keemasan itu mengulurkan tangan perlahan dan mengambil teh hijaunya, dia menghirup uap hangat dari teh tersebut sebelum meminumnya.
"Xie xie…"
Tao mendongak dan menatap Kris tidak percaya, apa dia tidak salah dengar? Barusan namja itu berterima kasih padanya!
"Kenapa kau berterima kasih, Kris-ssi?"
"Karena kau telah memberikan banyak hal padaku. Kau memberi kebaikan, kau juga memberi teh ini, lalu kau menawarkan persahabatan padaku. Selain itu…"
Kris menggantung ucapannya dan bangkit dari tempatnya duduk, menuju ke arah Tao. Tao refleks memundurkan dirinya karena takut. Kris melembutkan tatapannya karena sadar kalau namja panda itu ketakutan, dia semakin mendekat dan…
Namja bersurai keemasan itu merengkuh tubuh sang namja berambut hitam dalam dekapannya, sekarang keduanya berpelukan. Saking kagetnya, Tao kini membelalak.
"Kris-ssi…?"
"Nampaknya… aku mulai menaruh rasa padamu."
~Author POV End~
.
.
~Kris POV~
"Nampaknya… aku mulai menaruh rasa padamu."
Mungkin di mata kalian aku terlihat gila, aku langsung menyukai Tao hanya karena dia berbuat baik padaku. Namun itulah cinta, tidak pernah masuk akal dan bisa datang kapan saja tanpa bisa dicegah. Contohnya orang yang langsung terpikat hanya dalam pandangan pertama.
Ku rasakan Tao mengejang dalam pelukanku, apa dia kaget mendengar pernyataanku? Atau takut?
CKLEK!
Suara apa itu? Dan kenapa Tao mengejang sekali lagi?
"Baekhyun-ah…" gumam Tao di belakang kepalaku.
Ketika mendengar nama yang dibisikkan Tao, aku terkejut. Jangan-jangan Baekhyun sudah pulang? Segera ku palingkan wajahku ke belakang untuk memastikan, tapi ternyata namja itu sudah ada di belakangku. Dia menarik kasar kerah bajuku dari belakang hingga aku dan Tao terpisah, lalu…
BUAK!
Baekhyun meninju rahangku cukup keras hingga aku tersungkur di lantai, bisa ku rasakan sudut bibirku pecah dan mengeluarkan darah.
"Namja brengsek! Apa yang baru saja kau lakukan pada Tao, eoh?!" seru Baekhyun penuh amarah, kepalan tangannya telah terangkat dan siap menyerangku lagi.
Tao menjerit dan merentangkan tubuhnya persis di antara aku dan Baekhyun. "Andwae! Jangan pukul dia, Baekhyun-ah… Dia sama sekali tidak bersalah…"
Baekhyun menurunkan kepalan tangannya. "Kalau begitu kenapa dia memelukmu, Tao? Aku berjanji tidak akan memukulnya kalau dia sendiri yang menjelaskan semuanya padaku."
Aku menyeka darah di sudut bibir dan bangkit, ku tepuk pundak Tao sebagai isyarat agar dia bergeser. Sekarang aku dan Baekhyun saling tatap, aura kemarahan masih tergurat di wajahnya.
"Sebelumnya aku minta maaf jika telah berbuat lancang pada Tao, apalagi selama ini kalian beranggapan kalau aku adalah namja pencari masalah. Tapi aku sadar setelah menerima perbuatan mulia Tao, jadi mulai sekarang aku akan berusaha untuk mengintrospeksi diri menjadi namja baik-baik." Aku membungkukkan tubuhku sembilan puluh derajat.
"Angkat kepalamu, Kris." Dapat ku dengar Baekhyun berkata begitu di atasku, lalu aku mematuhinya. "Baguslah kalau kau memang ingin berubah, tapi itu belum bisa menjelaskan arti pelukanmu tadi."
"Kalau itu…" Aku melirik salah tingkah ke arah Tao.
Entah bagaimana, kelihatannya Baekhyun menyadari sikapku yang salah tingkah. Dia memandang aku dan Tao bergantian lalu menggangguk-angguk paham, sebuah seringai mencurigakan tersungging di bibirnya.
"Ah, arraseo~ Kalau begitu ku beri kau waktu untuk memperbaiki diri, kau harus menghilangkan sikapmu yang menyebalkan itu hingga sidang skripsi selesai. Jika tidak, bersiaplah untuk menerima hukuman dariku dan teman-temanku yang lain. Eotteokhe, Kris?"
Ku rasa dia tahu kalau aku menyukai Tao, dilihat dari seringainya itu. Aku mengangguk setuju, siapa tahu dia memperbolehkan berpacaran dengan Tao jika aku mengubah sikapku.
Tunggu, Baekhyun tidak berhak melarangku bukan? Dia hanya sahabat karib Tao, bukan orangtuanya.
"Dan satu hal lagi," tambah Baekhyun. "Jangan memeluk Tao dengan kondisi demam seperti itu, bisa-bisa dia tertular."
~Kris POV End~
.
*SKIP TIME*
.
Keesokan harinya, Tao menyantap makan siang bersama Baekhyun dan kawan-kawan di kantin kampus. Saat sedang berkumpul begini, tidak akan ada satu orang pun yang berani mengganggu Tao jika tidak ingin dikeroyok oleh kesepuluh temannya yang lain.
Mereka selalu makan di meja kantin terpanjang yang dapat menampung selusin manusia, karena hanya meja itulah yang bisa menampung mereka bersebelas. Para seme tidak akan segan-segan untuk mengusir orang yang menduduki 'tahta' mereka, sementara Tao dan para uke hanya menyaksikan dan langsung duduk dengan anggun setelah orang itu pergi.
Ketika sedang asyik mengobrol sambil melahap makan siang masing-masing, tiba-tiba seseorang mendatangi meja mereka. Namja itu meletakkan nampannya yang berisi makanan di satu-satunya kursi yang tersisa dan langsung duduk tanpa mengatakan apapun.
Dialah Kris, di sudut bibirnya terdapat plester untuk menutupi luka yang dibuat oleh tinju Baekhyun kemarin.
Tao malah menyapa namja di hadapannya dengan ramah, "Annyeonghaseyo, Kris-ssi~ Kau sudah sembuh dari demam?"
"Ya! Apa yang kau lakukan di sini?!" jerit Kai.
Kris mengangguk pada Tao, lalu dia menjawab pertanyaan Kai sambil mengunyah makanannya. "Meja lain sudah penuh, sedangkan meja ini masih tersisa satu."
Sehun baru saja akan ikut memarahi Kris, tapi tiba-tiba Baekhyun merentangkan tangannya untuk mencegah.
"Kris-ah," panggil Baekhyun dengan senyum yang tidak bisa diartikan. "Apa kau masih ingat perjanjian kita kemarin? Kenapa aku tidak melihat perubahan dalam sikapmu?"
Namja bersurai emas itu langsung tersedak mendengar ucapan Baekhyun. "I… Itu…"
Senyum Baekhyun nampak begitu mengerikan, campuran antara puas dan licik. "Karena moodku sedang baik, aku akan memberikanmu satu kesempatan lagi. Angkat nampanmu dan berdiri, lakukanlah hal yang harus kau lakukan jika ingin duduk di sini."
"Arraseo…" ujar Kris sebal, dia mengangkat kembali nampannya dan berdiri menghadap kesebelas namja tadi. Tinggi badan dan warna rambutnya yang mencolok membuat Kris sukses menjadi pusat perhatian dari semua orang yang berada di kantin.
Dia memasang senyum yang dibuat semanis mungkin. "Mianhamnida, yeorobeun. Meja lain sudah penuh, apakah aku boleh duduk di sini dan makan bersama kalian?"
Melihat apa yang dilakukan Kris, kesembilan namja selain Baekhyun dan Tao langsung mengerti maksud dari perjanjian yang dimaksud Baekhyun. Mendadak wajah mereka dihiasi senyum menyebalkan, mereka ingin mengerjai namja berambut emas itu.
"Kalau aku mengatakan tidak, apakah kau akan pergi dari hadapan kami?" tanya Chen.
Rahang Kris mengeras. "Ne, aku akan pergi dari sini setelah menghajar wajah kalian."
"Kris-ah~ Ingat isi perjanjiannya~" ujar Luhan usil.
"Err… Maksudku… Aku akan mencari meja lain kalau memang begitu."
Lay menghela nafas panjang. "Sudahlah, chingudeul. Jangan mempermainkannya begitu, apa susahnya mengizinkan Kris-ssi untuk duduk?"
"Kalian lihat? Bahkan Lay mengizinkanku untuk duduk," ujar Kris.
D.O menunjuk si namja bermata panda. "Coba kau tanyakan pada Tao, keputusan terakhir ada di tangannya."
Kai terkekeh. "Harusnya jangan menyuruh Tao yang memilih, chagiya. Dia pasti akan mengizinkannya."
"Aku sih tidak masalah, semakin banyak orang malah semakin bagus," ucap Tao riang.
Kris menyeringai penuh kemenangan lalu duduk di tempatnya semula, tepat di seberang Tao. Tanpa diduga, dia mengelus surai hitam Tao dengan sayang.
"Xie xie, panda," ujar Kris dengan senyum mempesona, entah kenapa senyum tersebut nyaris membuat jantung Tao melompat dari tempatnya.
"B… Bu keqi, Kris-ssi."
"Jangan panggil aku Kris-ssi, cukup Kris atau Wu Yi Fan gege saja. Sebenarnya aku ini satu tahun lebih tua dari kalian semua."
Kesepuluh namja lain hanya menatap Tao dan Kris bergantian, hanya Baekhyun yang menatap Kris dengan sengit. Sementara itu Kris sedang sibuk mempertajam pendengarannya untuk mendengarkan pembicaraan orang-orang di sekitar mereka.
"Kalian lihat tadi? Bahkan namjadeul itu bisa menyuruh-nyuruh Kris!"
"Aigoo, kenapa Kris yang pemberontak bisa takluk pada mereka?"
"Omo?! Kris mengelus rambut si miskin itu!"
Kuping Kris panas mendengar semua ucapan negatif itu, tapi dia terpaksa menahan keinginannya untuk meneriaki semua orang itu agar Tao tidak takut. Dia lalu melanjutkan makannya dengan hati panas.
Ternyata tidak hanya Kris yang mendengar ucapan miring mahasiswa dan mahasiswi di sekitar mereka, sedari tadi Chanyeol juga menyadarinya. Tanpa diduga, dia berdiri di atas kursinya dan menghadap ke seluruh penjuru kantin.
"Kalau ada salah satu dari kalian yang tidak menyukai sikap kami, silahkan bicarakan sekarang juga pada kami," teriaknya lantang. "Kami menerima kritik kalian dengan lapang dada, tapi kalian harus menghargai kami juga. Jangan bicarakan hal-hal buruk tentang orang lain di belakang punggungnya, belum tentu yang kalian bicarakan itu terbukti kebenarannya."
"Selain itu, jangan pernah sekalipun kalian menyinggung status seseorang. Toh kita semua sederajat di mata Tuhan, kekayaan sama sekali tidak menentukan apakah kalian akan masuk surga atau neraka. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan bukan?" lanjut Chanyeol. "Apa ada yang keberatan dengan ucapanku?"
Baik Kris, teman-teman Chanyeol, maupun mahasiswa lain di kantin tersebut menatap Chanyeol dengan takjub setelah namja itu selesai berbicara.
Park Chanyeol terkenal blak-blakan dan menjunjung tinggi nilai kebenaran, sifatnya itulah yang membuat seisi kampus mengenal Chanyeol sebagai mahasiswa nomor tiga yang patut disegani, setelah Kris dan Baekhyun. Julukan Phoenix pun dia dapatkan karena sifatnya yang berapi-api bagaikan burung legendaris tersebut (walaupun sebenarnya julukan itu diberikan oleh Baekhyun dkk).
Sehun berdecak kagum. "Aigoo, Park Chanyeol the Phoenix is in action."
Xiumin menyikut pundak Baekhyun. "Lihatlah, Baekhyun-ah. Namjachingumu sedang berapi-api."
Mendengar ucapan Xiumin, Baekhyun hanya meringis bangga, sifat Chanyeol inilah yang membuat Baekhyun jatuh hati padanya. Kris malah menarik-narik tangan Chanyeol untuk menyuruhnya duduk.
"Berhentilah bersikap seperti pembela kebenaran, pabbo. Pasti setelah ini akan banyak orang yang membencimu," bisik Kris setelah Chanyeol kembali duduk ke tempatnya, suasana di kantin tersebut berangsur normal.
"Biarkan saja, mereka tidak boleh terus-terusan mengejek begitu. Apalagi target utama mereka adalah…" Chanyeol tidak meneruskan, dia hanya melirik Tao yang sedang diajak berbicara oleh Lay dan Chen. "Aku tidak akan membiarkan mereka bertindak semena-mena pada temanku."
"Kau benar, aku juga tidak akan membiarkan ada orang yang menyakiti namja sepolos dia."
Chanyeol menatap Kris cukup lama, lalu beralih meneguk sodanya dengan sebuah senyuman di bibir. "Kau tahu? Ku rasa aku akan mendukung hubunganmu dengan Tao, dia butuh namjachingu yang bisa melindunginya setiap saat."
"Xie xie karena sudah mendukungku, tapi ada satu hal yang perlu kau ingat. Aku ini bukan hanya sekedar bodyguard untuk Tao, aku akan melakukan apapun untuknya."
.
*SKIP TIME*
.
Seusai makan siang, Tao dan yang lainnya melanjutkan kembali aktivitas mereka masing-masing. Sidang skripsi sudah semakin dekat, mahasiswa dan mahasiswi semester akhir semakin sibuk mengejar materi untuk bahan skripsi masing-masing. Hal itulah yang (lagi-lagi) terpaksa membuat Tao pulang sendirian, karena teman-temannya yang lain masih sibuk.
Saat meletakkan buku di lokernya, Tao malah teringat akan pertemuan pertamanya dengan Kris. Seandainya mereka tidak bertabrakan, seharusnya Tao juga sedang meletakkan buku di loker seperti sekarang. Bukannya malah diseret ke kelas kosong untuk dihajar.
Secara tidak sadar, senyum Tao mengembang saat dia membayangkan wajah rupawan Kris. Entah sejak kapan, akhir-akhir ini wajah itulah yang memenuhi pikiran si namja bermata panda.
'Apakah ini yang namanya jatuh cinta? Pantas saja teman-teman yang lainnya memiliki pasangan, ternyata cinta terasa begitu manis. Kenapa aku baru mengetahuinya sekarang?' batin Tao riang.
Tao menutup dan mengunci kembali pintu lokernya, tapi dia terkejut saat hendak berbalik. Rupanya beberapa mahasiswa dan mahasiswi telah berdiri tepat di belakangnya, senyuman iblis terpatri di wajah mereka semua.
"Ni hao, Huang Zi Tao~" sapa salah satu yeoja berambut pirang.
Mahasiswi lain yang berambut coklat menegur temannya, "Untuk apa kau memanggil nama asli namja miskin ini, Moon Seyoung? Aku jijik mendengarnya."
"Aku hanya ingin terkesan 'ramah' di matanya, Oh Jungri. Memangnya tidak boleh?"
Sementara kedua yeoja itu mengobrol, mendadak dua namja di sebelah Tao memegangi kedua tangannya dengan kasar. "Bisakah kau ikut kami sebentar? Jangan melawan atau kau akan rasakan akibatnya!"
"A… Apa yang akan kalian lakukan?!" pekik Tao, mata pandanya mulai mengernyit ketakutan.
"Kami akan bersenang-senang denganmu~" kata namja yang tidak ikut memegangi Tao, lalu dia berpaling pada Seyoung dan Jungri. "Ya, yeojadeul! Lihatlah ke sekitar, pastikan tidak ada seorang pun yang melihat aksi kita!"
Seyoung dan Jungri langsung celingukan dan mengecek koridor yang sedang sepi itu. "Situasi aman terkendali, Kang Ryeojin."
"Arraseo. Song Hanwoo, Hwang Dongbi, bawa namja miskin ini!" perintah Ryeojin pada dua namja yang memegangi lengan Tao.
Mendengar perintah Ryeojin, Tao segera berontak dari cengkraman Hanwoo dan Dongbi. "Lepaskan!"
Tapi tubuh kedua namja itu jauh lebih besar, sehingga tenaga Tao kalah kuat. Dia masih berusaha melepaskan diri, namun usahanya tersebut sia-sia dan malah membuat tenaganya terkuras banyak. Tubuhnya gemetar hebat.
"Kris gege… Baekhyun… Siapapun, ku mohon tolong aku… Jebal…"
.
.
.
TBC
^Risa's Note^
Eaaa benih-benih cinta mulai tumbuh di antara naga sama panda~ *digetok Taoris shipper* Kayaknya Kris mulai takluk di tangan Tao, tunggu aja tanggal mainnya kapan mereka jadian :3
Semoga Kris bisa ngebuktiin ke Baekhyun dkk kalo dia bisa berubah jadi baik, walopun harus dikerjain Baekhyun dkk sekalipun wkwkwk (amiin!) Tapi pas sebelum TBC ada yang mau ngebully Tao, andwae~! T_T
Kira-kira apa yang akan terjadi di chap depan? Siapa yang bakal nolongin Tao? Stay tune at this fic! ;)
Time to reply the reviews!
Leoni: Udah dilanjut ya chingu~ Ini bukan sekuel lho, tapi next chap. Kan ficnya chaptered, bukan oneshoot hehe. Gomawo udah review~ *bow*
nandamahjatia97: Di chap ini Bang Kris udah gak terlalu galak kok, malah udah bertekuk lutut sama Tao wkwk. Tao mah emang baik, tidak sombong, rajin menabung pula *plak* Udah Risa lanjut kok, makasih RnR-nya ^^
NanaFujoshi: Hehehe ini belum apa-apa kok, masih fic yang biasa banget *ngerendah* Risa udah usahain update cepet kok, thanks for the review! :3
PrinceTae: Gak kok, Risa malah gak terlalu tau cerita Meteor Garden kayak apa haha. Kamu Baekyeol shipper ya? Itu kebetulan doang kok mereka jadi couple pertama, tanpa ada maksud apapun haha. Di fic ini gak ada NC, abis Risa gak tega bikinnya -_- Udah Risa lanjut ya, gomawo udah RnR~
Choujiro21: Mungkin Kris-nya kesambet makanya jadi galak gitu *duak* Di chap ini Kris udah mulai gak galak kok~ Lanjutannya udah tiba, makasih udah review :)
Huge thanks for:
Leoni / nandamahjatia97 / NanaFujoshi / PrinceTae / Choujiro21
Also for the Silent Readers and everyone who follow and favorite this fic. Thank you for your appreciation! ^^