Title : Our Last Time

.

Author : Ayugai Risa

.

Cast : Huang Zi Tao, Wu Yi Fan, and other EXO members

.

Pair : Kristao / Taoris (Kris x Tao) and other EXO official pairings

.

Rated : T

.

Genre : Romance, Angst

.

Warning : Yaoi, BL (Boys Love), Boy x Boy, Typo(s), Alur Ngebut, Gak Sesuai EYD

.

Disclaimer : Semua tokoh dalam fic ini bukan punya Risa, Risa cuma minjem nama mereka. Tapi fic ini 100% punya Risa

.

"…" = Talk

'…' = Think

.

^^ENJOY READING^^

.

.

Huang Zi Tao.

Dia hanyalah seorang namja berkebangsaan Cina yang tengah menjalani semester terakhirnya di sebuah universitas ternama di Korea Selatan.

Tao berasal dari keluarga tidak mampu, namun otaknya yang brilian berhasil membuatnya mendapatkan beasiswa dari universitas tersebut. Walaupun itu mengharuskannya untuk merantau ke negara lain, tapi orangtua Tao sangat mendukung keputusannya itu.

"Pergilah, Tao. Kesempatan sebaik ini tidak akan datang dua kali, kejarlah cita-citamu setinggi mungkin dan buatlah kami bangga." Itulah yang dikatakan orangtua Tao.

Dengan mengantongi izin dari orangtuanya, Tao pun pergi ke negara ginseng tersebut. Tapi kehidupannya di Korea Selatan tidak semulus yang dia bayangkan, tidak sedikit mahasiswa dan mahasiswi di universitas itu yang memandang rendah keberadaan Tao.

"Bagaimana mungkin namja miskin seperti dia bisa menuntut ilmu di negara lain?"

"Lihat cara berpakaiannya, kuno sekali!"

Tao sering sekali mendengarkan cemooh seperti itu tiap kali dia melewati gerombolan mahasiswa di koridor, tapi dia hanya menganggapnya sebagai angin lalu. Toh Tuhan mengetahui kebenarannya dan orang-orang itu akan mendapatkan dosa karena membicarakan hal yang tidak-tidak tentang Tao.

Meski begitu, tidak semua yang dihadapi oleh Tao adalah hal buruk. Dia juga mendapatkan teman baru yang menyenangkan, namanya Byun Baekhyun.

Baekhyun adalah anak dari salah satu dosen di universitas tempat Tao belajar. Baekhyun tahu kalau Tao mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di sana, jadi dia langsung menawarkan Tao untuk tinggal bersamanya saat mereka pertama kali berkenalan di semester satu.

"Orangtuaku baru saja membelikanku rumah karena aku berhasil masuk ke universitas ini, mereka juga memperbolehkanku untuk mencari teman serumah," ujar Baekhyun waktu itu. "Bagaimana kalau kau yang menempati rumah itu bersamaku?"

"Kenapa harus aku? Masih banyak orang lain yang bisa kau ajak, Baekhyun-ssi." Tao tentu saja kaget ditawari seperti itu.

"Siapa tahu kau bisa membantuku belajar selama kita menjadi teman serumah, orangtuaku pasti akan setuju karena teman serumahku akan membuat anak mereka menjadi pintar." Baekhyun tertawa. "Lagipula aku tidak menerima penolakan darimu, Huang Zi Tao. Apapun pilihanmu, aku akan tetap menyeretmu ke rumahku."

Tao menghela nafas. "Baiklah. Kau sama sekali tidak memberiku pilihan, Baekhyun-ssi."

"Jangan memanggilku seresmi itu, Baekhyun saja cukup."

Sejak saat itulah Tao tinggal di rumah baru Baekhyun, dia tidak memerlukan waktu lama untuk berkemas dari rumah sewaannya yang lama karena barang-barang miliknya memang tidak banyak.

Baekhyun sama sekali tidak pernah mempermasalahkan soal tagihan listrik, air, dan lain sebagainya selama Tao tinggal bersamanya. Dia juga memperbolehkan Tao untuk menggunakan semua barang di rumahnya dan memakan makanan yang tersedia tanpa harus meminta izin terlebih dahulu.

Tapi Tao tetap merasa tidak enak hati, jadi dia memutuskan untuk mengambil kerja sambilan sebagai pelayan di café dekat universitas mereka agar tidak terlalu bergantung pada Baekhyun.

.

*SKIP TIME*

.

Kini keduanya sedang menjalani semester terakhir mereka di universitas itu, bahkan beberapa minggu lagi mereka akan menghadapi sidang skripsi untuk menilai hasil pembelajaran mereka selama empat tahun ini.

Tao tengah berjalan menyusuri koridor kampus dengan wajah tertunduk, karena dia ingin menghindari tatapan menghina dari mahasiswa dan mahasiswi di sekitarnya. Sudah hampir empat tahun Tao belajar di sana, namun masih ada mahasiswa dan mahasiswi yang tidak menyukai keberadaannya.

Biasanya Baekhyun selalu berada di sisi Tao agar namja Cina itu tidak tertekan, tapi hari itu jadwal kuliah Baekhyun masih sangat padat sehingga dia tidak bisa menemani Tao.

Tao berniat berjalan ke lokernya untuk meletakkan buku-buku yang dia dekap, karena setelah ini dia akan pulang untuk beristirahat. Tapi karena berjalan sambil menunduk, Tao tidak melihat kalau ada seseorang yang berjalan menuju ke arahnya.

DUG!

Tabrakan pun tak terhindarkan lagi, baik Tao maupun orang di hadapannya terjatuh bersamaan. Buku-buku yang dibawa Tao ikut jatuh berserakan di sekitar mereka.

"M… Mianhae, aku tidak melihatmu berjalan di depanku…" ucap Tao terbata-bata sambil memunguti buku miliknya.

Namun karena orang di hadapannya sama sekali tidak bereaksi, Tao mendongak. Ternyata yang dia tabrak adalah seorang namja yang cukup tinggi dan berambut kuning keemasan.

Celakanya, namja itu malah balas menatap Tao dengan penuh amarah. Dan kini keadaan bertambah buruk karena tabrakan antara keduanya berhasil menarik perhatian mahasiswa lain, mereka semua membentuk lingkaran dengan Tao dan namja itu berada di tengahnya.

"Aigoo, si namja miskin itu menabrak Kris~" Tao bisa mendengar bisikan salah satu mahasiswi di dekat mereka.

Mahasiswa lain ikut berkomentar. "Aku yakin riwayatnya pasti akan tamat, aku dengar Kris tidak kenal ampun terhadap orang yang membuatnya marah."

Tiba-tiba namja bernama Kris itu menarik kerah baju Tao dengan kasar, dia menatap tajam mata Tao. "Kau taruh di mana matamu, eoh?!"

"Mi… Mianhae, Kris-ssi. Aku sama sekali tidak melihatmu berjalan di depanku…"

"Bohong!" tukas Kris. "Karena kau sudah membuatmu kesal, aku akan memberimu pelajaran!"

Masih sambil memegangi kerah baju Tao, Kris pun menyeretnya keluar dari kerumunan mahasiswa. Tenaga Tao kalah kuat, jadi dia hanya bisa pasrah tanpa melakukan perlawanan apapun terhadap namja yang menyeretnya.

.

.

Baekhyun melihat kerumunan mahasiswa mengelilingi entah-apa di koridor kampus saat dia hendak pergi ke kelas berikutnya. Baekhyun hanya bisa geleng-geleng kepala.

'Apa Kris berulah lagi?' batinnya sambil menghela nafas.

Ternyata dugaannya benar, sosok Kris keluar dari kerumunan sambil menyeret kerah baju seseorang. Baekhyun tidak bisa melihat wajah orang itu dengan jelas karena Kris sudah terlanjur membawanya pergi.

Baekhyun baru saja akan berbalik ketika dia mendengar seseorang menyebutkan nama yang tidak asing baginya.

"Kasihan sekali namja miskin itu, bisa-bisanya dia membuat masalah dengan Kris di semester terakhirnya. Ngomong-ngomong, siapa nama si miskin itu? Huang Zi Tao?"

.

.

Sementara itu, Kris langsung mendorong tubuh Tao dengan kasar begitu mereka tiba di sebuah kelas kosong. Karena kehilangan keseimbangan, tak ayal lagi tubuh Tao terjatuh dan punggungnya menabrak lantai.

Dari samping, Kris menendang pinggang Tao. "Berani-beraninya kau membuatku kesal, memangnya kau tidak tahu siapa aku?!"

Tao merasa kesakitan, tapi dia tidak merintih karena Kris pasti akan semakin menyiksanya.

"Aniya, aku sama sekali tidak mengenalmu," jawab Tao jujur.

Jawaban Tao malah membuat Kris semakin murka. "Apa kau bilang?!"

Kris mengepalkan tangan dan bersiap melayangkan tinjunya ke wajah Tao, sementara Tao hanya bisa memejamkan mata dan bersiap menghadapi yang terburuk.

Tapi Tao tidak merasakan apapun mendarat di wajahnya. Dia malah mendengar suara pintu dibanting, dengan ragu-ragu Tao pun membuka matanya. Rupanya bantingan pintu barusan membuat Kris menghentikan aksinya.

Baekhyun-lah yang membuka pintu dengan kasar, di belakangnya juga terdapat beberapa orang namja. Mereka adalah teman-teman Tao yang lain, selama empat tahun ini Baekhyun memperkenalkan Tao pada mereka dan Tao pun bisa berteman akrab dengan mereka.

"Hentikan, Kris!" seru Baekhyun sambil memasuki kelas, aura kemarahan tersirat di wajahnya. "Jangan lukai temanku!"

Mendengar Baekhyun berkata begitu, Kris malah menyeringai jahat. "Jadi dia temanmu, eoh? Gomawo atas informasinya, Baekhyun-ssi. Aku malah jadi semakin ingin menghajarnya sekarang."

"Andwaeee!" pekik namja bernama Do Kyungsoo atau D.O ketika Kris bersiap melayangkan tinjunya pada Tao.

Melihat tindakan Kris, secara refleks namja tinggi di samping Baekhyun langsung melesat maju dan berhasil memegangi pergelangan tangan Kris agar tidak jadi memukul Tao.

"Apa yang kau lakukan, Chanyeol?! Lepaskan!" geram Kris pada namja itu.

"Shireo~"

Kris mengedikkan kepalanya ke arah Baekhyun. "Jadi kau lebih memilih untuk berpihak pada namjachingu-mu daripada aku, temanmu sendiri?"

"Aku tidak berpihak pada siapapun, aku hanya membela apa yang ku anggap benar. Sayangnya, apa yang kau lakukan pada Tao termasuk dalam kategori salah," jawab Chanyeol santai.

Kris berdecih, lalu dia melepaskan tangannya dari Chanyeol hanya dalam sekali sentak.

"Kelihatannya kali ini Dewi Fortuna berpihak padamu, namja lemah," ujar Kris pada Tao. "Kalau tidak salah kau dari Cina bukan? Wo jiao Wu Yi Fan, jangan pernah muncul lagi di hadapanku atau kau akan merasakan akibatnya."

Kris pun berjalan meninggalkan kelas itu dan sengaja menabrakkan dirinya dengan kasar pada gerombolan namja yang berdiri di pintu. Begitu Kris menghilang di ujung koridor, gerombolan itu langsung menghambur menghampiri Tao.

"Gwenchanayo, Tao?" tanya Zhang Yixing alias Lay serta Luhan bersamaan.

Tao masih terlalu syok, sehingga dia hanya menjawab pertanyaan kedua temannya dengan anggukan.

Namja bernama Kim Jongin atau Kai geleng-geleng kepala. "Kenapa Kris menjadi seperti itu? Padahal dulu dia baik-baik saja, tidak temperamental seperti sekarang. Bukankah begitu, Chanyeol?"

"Ku rasa dia menjadi seperti itu sejak kematian eomma-nya setahun yang lalu, dia terlihat sangat terpukul saat aku menghadiri pemakaman eomma-nya waktu itu."

Kim Jongdae, atau yang biasa dipanggil Chen, mengeluarkan sehelai saputangan dari saku celana dan memberikannya pada Tao. "Gunakan ini untuk menghapus keringat dan air matamu, Tao."

Dengan tangan gemetar, Tao mengambil saputangan Chen dan menggunakannya. "G… Gomawo, Chen-ah."

Tanpa aba-aba, semua teman Tao langsung memeluk tubuh Tao secara bersamaan. Tao tentu saja kaget.

"Wa… waeyo, chingudeul?" tanyanya.

"Mianhae karena kami tidak bisa menolongmu tepat waktu, Tao." Baekhyun angkat bicara. "Aku membutuhkan waktu untuk mengumpulkan Yeolie dan yang lainnya, karena aku pikir aku tidak akan bisa menghadapi Kris sendirian."

"Mulai sekarang kami akan bergantian menemanimu agar Kris tidak mengganggumu lagi," tambah Kim Joonmyeon alias Suho.

Tao tertawa kecil mendengar perkataan Suho. "Tidak perlu seperti itu, Suho-ya. Aku bisa menjaga diri, lagipula tadi aku memang bersalah karena menabrak tubuh Kris."

"Tapi seharusnya dia tidak usah mengamuk seperti itu. Itu kan hanya kesalahan sepele, memangnya dia tidak bisa memaafkanmu?" Sehun menghela nafas.

"Pokoknya mulai sekarang kami akan menjagamu, dan kami tidak menerima penolakan dari seorang Huang Zi Tao." Xiumin atau Kim Minseok malah meniru gaya berbicara Baekhyun.

Lalu dengan polosnya, Luhan bertanya, "Ngomong-ngomong, kenapa kita bisa kompak memeluk Tao bersamaan? Seperti Teletubbies saja."

Tentu saja celetukan tersebut sukses membuat Tao dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak. Meski begitu, semua teman-teman Tao memiliki jawaban yang sama atas pertanyaan Luhan.

Walaupun mempunyai tatapan mata yang tajam, namun seorang Huang Zi Tao memiliki hati dan perasaan yang lembut. Itulah yang membuat mereka bertekad untuk menjaga dan memeluk Tao ketika dia merasa rapuh.

.

*SKIP TIME*

.

Beberapa hari kemudian, Tao dan teman-temannya yang lain berencana untuk menginap di rumah Baekhyun. Karena jadwal kuliah mereka sudah selesai, Tao dan Xiumin berangkat ke rumah Baekhyun bersama-sama.

"Xiumin-ah, sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan pada kalian sejak beberapa hari yang lalu," celetuk Tao.

"Kau ingin bertanya apa?"

"Sebenarnya ada hubungan apa di antara Kris dan Baekhyun? Kelihatannya mereka saling membenci satu sama lain."

Xiumin berpikir sejenak. "Ayah dari Kris dan Baekhyun sama-sama bekerja sebagai dosen di sini. Keduanya sama-sama populer, hanya saja sifat mereka sangat bertolak belakang seperti yang kau lihat. Kris merasa Baekhyun adalah saingannya, padahal Baekhyun sama sekali tidak pernah menganggapnya begitu. Dan Kris semakin membenci Baekhyun saat Chanyeol, yang notabene teman akrab Kris, malah menjadi namjachingu dari Baekhyun."

Tao mengangguk-angguk paham, mereka pun terus berbincang-bincang ketika Tao mendengar suara seperti sesuatu menabrak kursi atau meja di salah satu kelas kosong yang mereka lewati. Karena penasaran, Tao melangkahkan kakinya mendekati salah satu jendela kelas itu.

"Mwo? Apa yang kau lakukan, Tao?" tanya Xiumin.

Tao menjawab sambil mengintip dari jendela tadi. "Aku mendengar suara-suara aneh dari dal-"

Tapi ucapan Tao terhenti ketika dia melihat sesuatu yang mengejutkan di dalam. Dengan panik, Tao langsung menghambur masuk ke dalam kelas tersebut, diikuti oleh Xiumin yang masih kebingungan.

"Ya, Huang Zi Tao! Sebenarnya ada apa dengan-"

Seruan Xiumin terpotong ketika dia melihat Tao menghampiri sosok Kris yang pingsan dan berwajah pucat.

"Omo?! Tubuhnya panas!" pekik Tao saat menyentuhkan punggung tangannya ke dahi Kris. "Xiumin-ah, bantu aku mengangkat tubuhnya. Kita bawa dia ke rumah Baekhyun."

"Kau serius ingin menolongnya? Dia bahkan nyaris memukulimu beberapa hari yang lalu."

Tao malah berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Ckckck, kenapa pikiranmu jadi sepicik itu? Jangan melawan kejahatan dengan kejahatan, Xiumin-ah. Siapa tahu kalau kita memperlakukannya dengan baik, maka Kris juga akan baik pada kita."

"Kau ini tidak pernah berubah, Tao-ya. Selalu polos dan tidak pernah berprasangka buruk." Xiumin menghela nafas dan ikut mengalungkan salah satu lengan Kris di pundaknya.

.

*SKIP TIME*

.

Setelah sampai di rumah Baekhyun dan membaringkan tubuh Kris di kasur Tao, Xiumin langsung menelepon sang pemilik rumah dan teman-temannya yang lain. Sementara itu Tao sibuk menyiapkan kompres dingin untuk Kris.

"Kau sudah menelepon Baekhyun?" tanya Tao sambil membawa baskom berisi air dingin dan kompres ke dalam kamarnya.

Xiumin mengangguk. "Luhan, Lay, D.O, dan Chen sedang dalam perjalanan ke sini. Sementara Sehun, Kai, Suho, Baekhyun, dan Chanyeol baru saja selesai dengan pelajaran mereka dan akan segera berangkat."

Benar saja, terdengar suara bel pintu beberapa saat setelah Xiumin berbicara.

"Aku akan membuka pintu, kau teruskan saja mengompres dahi Kris," kata Xiumin pada Tao.

Xiumin pun berjalan meninggalkan kamar Tao, sementara itu sang pemilik kamar mulai memeras kompres basah dan menaruhnya di kening Kris. Beberapa menit kemudian, pintu kamarnya menjeblak terbuka dan beberapa orang namja yang dikenalinya menghambur masuk.

"Kau membawa Kris ke sini?!" pekik Chen kaget.

Dengan lugunya Tao mengangguk, membuat Chen hanya bisa menghela nafas.

"Memangnya apa yang terjadi hingga kalian membawa Kris kemari?" tanya Lay. "Xiumin tidak menceritakannya secara mendetail di telepon."

Setelah Lay menanyakan demikian, Tao pun menceritakan kejadian yang sebenarnya pada keempat namja yang baru datang. Lay, Chen, Luhan, dan D.O mendengarkan cerita Tao dengan seksama.

"Gwenchana, Tao-ya. Aku akui tindakanmu sangat mulia, kau tetap berbuat baik pada Kris walaupun dia nyaris berbuat jahat padamu waktu itu," puji D.O setelah Tao selesai berbicara.

Luhan bertanya-tanya sendiri, "Kira-kira apa reaksi Kris saat dia terbangun nanti?"

"Semoga saja dia berterima kasih pada Tao dan tidak membencinya lagi," harap D.O.

Setelah D.O berkata demikian, lagi-lagi pintu kamar Tao menjeblak terbuka. Keenam namja yang ada di dalamnya serempak menoleh ke arah sumber suara dan mendapati lima namja lain masuk ke dalam kamar Tao, mereka adalah Baekhyun dan yang lainnya.

Kai menanyakan hal yang sama seperti Chen, "Bagaimana bisa Tao membawa Kr-?"

Tapi pertanyaannya terpotong saat mendengar erangan seseorang dari arah kasur, kesebelas namja yang ada di sana menoleh dan mendapati Kris mulai berusaha membuka matanya.

"Nggh… Ini dimana…?" tanyanya pelan, kompres yang ada di dahinya terjatuh ke pangkuannya saat dia mencoba duduk.

Tao, yang berada paling dekat dengan Kris, menjawab, "Syukurlah kau sudah sadar, Kris-ssi. Ini rumah Baekhyun, kau pingsan saat berada di kampus, jadi aku dan teman-teman yang lainnya membawamu ke sini."

Perkataan Tao langsung membuat Kris membelalakkan mata karena kaget. Tanpa mengatakan apapun, dia menyingkirkan selimut yang menutupi dirinya dan bangkit dengan cepat dari tempat tidur Tao.

"Kris-ssi, apa yang kau lakukan? Kau belum benar-benar sembuh!" jerit Tao cemas.

Sambil beranjak pergi dari kamar Tao, Kris menjawab dengan kasar, "Aku tidak sudi menginjakkan kaki di sini! Berani-beraninya kalian membawaku sesuka kalian, memangnya kalian pikir kalian siapa?!"

Namun saat Kris hendak membuka kenop pintu utama dari rumah tersebut, kepalanya terasa pusing. Tubuhnya pasti akan ambruk ke lantai seandainya Chanyeol dan Sehun tidak segera memegangi tubuhnya.

"Lepaskan…!" Dengan nafas tersengal-sengal, Kris berusaha melepaskan lengannya yang dipegangi oleh Chanyeol.

Chanyeol malah mempererat genggamannya pada lengan Kris. "Jangan keras kepala, pabbo. Dengan kondisimu yang sekarang, apa kau mau pingsan di jalan dan membiarkan tubuhmu terlindas mobil?"

"Itu masih jauh lebih baik daripada harus berada di tempat seperti ini!"

"Untuk sekali ini saja, tolong turuti aku dan teman-temanku. Toh ini untuk kesehatanmu sendiri, setelah ini kau boleh membenci kami lagi."

Setelah terdiam beberapa menit, akhirnya sang namja bersurai keemasan menjawab, "Terserah kau saja!"

Sehun tersenyum. "Kami anggap kau mengiyakan perkataan Chanyeol, kajja~"

Sebenarnya Kris sangat tidak sudi menginjakkan kaki di 'markas musuh' , tapi tubuhnya sendiri sudah sangat lemah dan membuat dia terpaksa menuruti Chanyeol.

"Aku bisa berdiri sendiri…" Sekali lagi Kris menepis tangan namja di kiri-kanannya, dan kali ini Sehun serta Chanyeol membiarkannya.

Terhuyung-huyung, Kris berjalan menuju sofa di ruang tamu dan menjatuhkan tubuhnya begitu saja di sana. Sehun dan Chanyeol hanya mengamatinya dari tempat mereka, di depan pintu rumah Baekhyun.

"Kau tidak ingin tidur di kamar tadi?" tanya Chanyeol.

"Bukankah kau ini temanku, Park Chanyeol? Masa kau tidak sifat-sifatku?"

Chanyeol terkekeh. "Ne, aku tahu. Sebenarnya kau tidak suka menjadi pusat perhatian."

"Baguslah kalau kau masih ingat." Setelah berkata begitu, Kris menutupi wajahnya dengan bantal sofa dan tertidur tak lama setelahnya.

'Tapi kau malah menjadi pusat perhatian dengan kelakuanmu belakangan ini, temanku yang bodoh,' kekeh Chanyeol dalam hati.

.

.

.

TBC

^Risa's Note^

Risa's back, back, back, back, back, back! *ala Sherlock* Risa kembali setelah mengalami kebuntuan ide~ *digampar reader* Gara-gara kelamaan hiatus dan ngehadapin ulangan dsb, kreativitas Risa jadi agak tumpul dan bahkan sempet ngalamin Writer's Block juga. Pabboya Risa… :'(

Buat yang nungguin fic Risa yang judulnya Element Bracelets (Emangnya ada yang nunggu? -_-), sabar ya. Lagi dalem masa pengetikan kok ;)

Sebagai pemanasan lagi supaya kemampuan nulisnya keasah lagi (dikira piso), Risa bikin fic ini~ Ini pertama kalinya Risa bikin fic dengan chara EXO oppadeul dan pairing Taoris/Kristao, pairing naga dan panda (?) Walopun aku bukan EXOtic/EXOstan, tapi Risa harap readers bisa dapet feelnya :3

Supaya reader gak bingung, di sini ceritanya umur EXO oppadeul sama. Soalnya Risa masih belom hafal tanggal lahir mereka *diinjek* Tapi gak tau kenapa Chanyeol jadi agak dingin, padahal aslinya dia Happy Virus -_-

Akhir kata, boleh Risa minta review dari readerdeul? Gak baik lho jadi Silent Reader terus, lagian Risa gak bakal gigit (?) kalian kok, jebal~ *aegyo bareng Tao & Kai*