Author: Athiya064
Title: { CHaptered} Twilight (Remake) Part 6
Genre: Yaoi. Romantic, Drama, SchoolLife, OOC(Out Of Character, beda banget sama aslinya!)
Rating: Teen, PG-13
Cast:
Xi Lu Han(Exo M Luhan)
Oh Sehun (Exo K Sehun)
Other cast:
Kim Joonmyeon (Suho) – Zhang Yi Xing (Lay) = Dr. Kim & Wife
Kim Jongin (Kai) – Do Kyungsoo (D.O) = Dr. Kim & Wife's stepchildren (A Couple)
Kris Wu (Kris) – Huang Zi Tao (Tao) = Dr. Kim & Wife's stepchildren (A Couple)
EXO's Other Member
SM's Member
Cari sendiri
Guest Cast:
Bang Yongguk (BAP) = James
Dongjun (Ze;A) = Lauren
Kim HyunA (4Minute) = Victoria
Ps: Yeah, my first remake FF. Listen well, this is a remake! Not a plagiarism, original story is belong to the Stephanie Mayer as the writer of Twilight Saga. But, all plot here is mine. Half story is same with the original text, but half others are different. I write it with my own idea, and i'll change it. :) gimme support guys~ (nb: i remake the movie)
Desclaimer: All cast belong to their self and god. PLOT IS MINE ATHIYA064! Kesamaan tempat dan nama hanya sebuah rekayasa ataupun kebetulan!
Contact me on:
1. fb: athiya almas
2. wp: athiya064 . wordpress . com
Cerita ini hanya untuk yang menyukainya. Kalo gak suka jangan dibaca ya, DON'T BE A PLAGIATOR! TIDAK TERIMA BASH… this is just my imagination. RCL please^^
Happy reading
Dan kini, aku berada dalam dekapan Sehun. Kalau memang ternyata aku benar-benar mati, dalam dekapannya yang menenangkan dan damai seperti ini... aku rela. Karena aku tahu satu hal dengan pasti..
Mati itu mudah dan tenang, sementara kehidupan jauh lebih sulit...
. . .
Aku datang di padang bunga yang biasa kukunjungi bersama Sehun, padang bunga itu jadi tambah indah. Aku menangkap sosok yang tak asing bagiku sedang duduk di sana, ya sosok yang selama empat tahun ini kurindukan. "Eomma~" panggilku.
"Luhan?" aku berlari dan buru-buru duduk di sampingnya, ya Tuhan.. apa aku sekarang sedang berada di surga? Aku bertemu eomma lagi, dia tampak begitu nyata. Ia masih secantik dulu, tatapan mata yang teduh, kulit putihnya.. dia benar-benar eomma. "Eomma, jeongmal bogoshippeoyo.."
"Arra, dan mengapa kau ada di sini hm? Anak nakal, cepat kembali! Kau tak tahu betapa khawatirnya ayahmu di sana!" eomma menyentil dahiku main-main. "Appo." Kataku manja, ya sudah lama sekali aku tak seperti ini bersama eomma. "Eomma, boleh aku memelukmu?"
"Tentu saja! Ayo peluk," aku merentangkan tanganku lebar-lebar dan memeluknya, bau eomma seperti aroma bunga di musim semi, wangi sekali. Dan ia nyata, ini tak seperti mimpi di malam hari dimana aku memimpikan eomma tapi tak bisa memeluknya, saat ini aku bahkan bisa merasakan tubuh eomma yang hangat. Dan aku benar-benar berharap aku sedang berada di surga saat ini. "Eomma, aku menyakiti ayah.."
"Eomma tahu, aku ada di sana sewaktu kalian bertengkar. Kau harus kembali dan meminta maaf padanya Luhan, ia terlalu melindungimu dan eomma tahu saat ini ia pasti merasa gagal menjadi ayah. Seandainya kau kemari bersama Hankyung dan kita bisa tersenyum bertiga," aku menangis, tanpa eomma kehidupan kami begitu datar, aku rindu pada kehangatannya.
"Anak eomma yang tampan sekaligus cantik tidak boleh menangis, Xiao Lu adalah anak yang kuat kan?" aku buru-buru mengangguk. "Eomma, cium aku!" wanita cantik ini tersenyum, setelah sekian lama akhirnya Kim Heechul mencium dahiku lagi seperti dulu.
"Eomma soal Sehun.." ia menoleh. "Tak kusangka kau sudah besar Lulu, eomma kira kau akan jadi perawan tua selamanya." Aku menampilkan wajah malas, eomma ini selalu blak-blakan kalau berbicara. Ia mencubit pipiku, "KAU SANGAT BERUNTUNG LULU! DIA ADALAH VAMPIR PALING TAMPAN YANG PERNAH EOMMA LIHAT AH BENAR-BENAR ASDFGHJKL SEANDAINYA AKU MASIH HIDUP DAN BISA MEMELUK CALON MENANTUKU ITU!"
Aku sweatdropped seketika, kalau saja aku masih bisa ingat dia ini hantu. "Eomma terlalu histeris, jadi eomma tahu dia vampir?" eomma mengangguk, "Eomma, tahu Sehun akan melakukan apapun untuk melindungimu. Kau tak boleh meragukan cintanya, cintanya padamu hampir sama seperti cinta ayah pada eomma hampir sama seperti cinta kami padamu Lu. Dan kau adalah manusia yang beruntung,"
"Hm.. aku tahu. Sehun memang tampan, berwibawa dan.. menyenangkan." Pujiku. "Aigoo, kau benar-benar jatuh cinta rupanya. Haha, tapi sepertinya.. kau akan mengalami suatu kejadian besar di hidupmu kedepannya Lu. Yakinlah kau mampu melewati semua, dan kau akan mendapat ending bahagia nantinya setelah kau mengeluarkan tetes-tetes air mata dan peluh dari tubuhmu. Kau harus berjuang hingga kau merasa bangga dengan hasil yang kau dapat, apa kau bisa mengerti?"
"Ne eomma agashimnida!" jawabku semangat. "Bagus, sekarang waktumu menemui eomma sudah habis. Kembalilah! Dia, ayahmu, Ryeowook dan bibi Kim mencarimu. Kau mau kehilangan mereka? Tidak kan? Jadi cepat pergi dari sini!"
"Aih, iya-iya aku kembali. Mengapa eomma mengusirku, benar-benar ibu yang kejam. Tapi eomma bagaimana cara aku kembali?" tanyaku linglung. "Kau harus menemukan keinginan yang kuat, aku yakin Xiao Lu-ku bisa, dan kau harus kembali karena aku tak mau kau mati sebelum menikah dengan Sehun yang tampan itu."
Seandainya menendang ibu sendiri tidak dosa. "Well, selamat tinggal eomma. Beristirahatlah dengan tenang, aku menyayangimu, aku menyayangi ayah, aku menyayangi.. Oh Sehun atau Kim Sehun.." dan segalanya berubah jadi gelap.
. . .
"...Lu? Luhan? Kau sudah sadar?" tiba-tiba aku menangkap suara Ryeowook hyung, aku perlahan membuka kedua kelopak mataku dan menyesuaikan dengan cahaya yang akan masuk ke retina mataku. Dari bau dan suasananya, aku sudah bisa menebak bahwa aku di rumah sakit. Kukira Sehun menghisap darahku sampai habis dan aku tak pernah lagi bisa membuka mata di kehidupan manusia ini..
"Hyung, Sehun eoddigayo?" tanyaku lemah, aku masih bernafas menggunakan selang oksigen, sepertinya keadaanku cukup parah karena tubuhku mati rasa. "Dia sedang tidur, dia menunggumu sedari tadi Lu, ia bahkan tak pernah meninggalkanmu. Dan ayahmu ada di cafetaria kami semua menunggumu sadar. Kau beruntung, ternyata dia yang menarik perhatianmu ya?" Ryeowook hyung terkekeh pelan.
"A-apa yang terjadi hyung?" maksudku, aku ingin bertanya apa saja yang aku lewatkan selama aku tidak sadar. "Kau jatuh dari tangga hotel Lu, lalu kakimu patah, dan kau kehilangan banyak darah. Kau tak ingat apapun soal ini?" aku menggeleng, "Sehun dan ayahnya datang ke hotel tempat kau menginap di Incheon, mencoba menyakinkanmu agar kau kembali ke Jeju. Tapi kau menolak dan berencana kabur, kemudian kau tergelincir dan jatuh dari tangga, lalu menerobos jendela."
Tiba-tiba otakku merangkai kejadian yang lalu, tidak bukan seperti itu jalan ceritanya.. "Ya, sepertinya aku lupa kalau aku mengalami hal itu." Ucapku. "Maafkan aku Lu, seandainya aku membaca pesanmu lebih cepat. Dan.. Yesung hyung mengirimimu pesan, ia begitu khawatir denganmu."
"Kau mengabarinya tentang kejadian ini?" ya Tuhan Ryeowook hyung selalu seperti ini membocorkan hal yang menurutku tak penting dan membesar-besarkannya. "Ya, begitulah. Dan aku mengatakannya agar tak perlu menuju kemari, dan Luhan kau pasti akan menyukai Incheon. Letaknya yang strategis, tak sepanas di Daegu, cuaca bersahabat, orang-orang yang ramah. Kau bisa tinggal di rumahku, karena rumahku mengalami renovasi, kita akan bersenang-senang.."
"Shireo! A-aku masih ingin tinggal di Jeju, bukankah Jeju juga destinasi wisata yang cukup diminati? Jeju menarik, a-aku ingin tinggal di sana." Ryeowook hyung menaikkan sebelah alisnya, mungkin ia bingung karena selama ini aku kerap mengeluhkan Jeju. "Mwoya? Baiklah mungkin kita bicarakan hal ini lain waktu."
"Oh hyungie, bisa panggilkan aku ayah? A-aku harus meminta maaf kepadanya," Ryeowook hyung mengangguk dan meninggalkanku setelah mengacak rambutku pelan. Aku menoleh menatap Sehun dan akting tidurnya. "Sehunna, apa yang terjadi? Dimana Yongguk?"
"Hm, Yongguk telah kami tangani dan Hyuna ia melarikan diri." Jawab Sehun dingin dan duduk di samping ranjang rumah sakitku. "Oh, begitu. Dan.. gumawo Sehunna, aku hidup karenamu." Kataku tulus. "Tidak! Luhan, kau malah hampir mati karenaku. Dan aku beruntung bisa menghentikan racun itu dan gigitan Yongguk tepat waktu. Kalau tidak kau pasti takkan selamat, dan hyungmu benar Luhan. Kau harus tinggal di Incheon, itu lebih aman, aku takkan bisa melukaimu juga vampir lain."
"Mwo? Shireo.. shireo! Wae geura Sehunnie? A-aku tak tahu apa yang kau pikirkan! Apa maksudmu Sehunnie, a-aku bahkan tak sanggup hanya untuk membayangkan bahwa aku meninggalkanmu atau kau meninggalkanku!" bentakku. "Arrayo," Sehun menjawab tidak yakin. "Kita tak bisa berpisah, kau tak boleh meninggalkanku Sehunna!"
"Aku disini Luhan chagi.." aku mengangguk, "Baiklah, kalau begitu berhentilah berkata hal seperti itu. Aku akan membencimu.." ia mengangguk, lalu mencondongkan tubuhnya ke arahku. "Seperti aku memiliki tempat lain untuk pergi saja, tidak Luhan.. selamanya tempatku hanya di sisimu." Ia mengecup dahiku lembut, aku menikmatinya. Aku menikmati bagaimana Sehun menimbulkan kejutan-kejutan seperti tegangan listrik di dalam tubuhku, aku memejamkan mata dan membiarkan Sehun menina-bobokanku kembali, ia menciumi surai keemasanku dan membuat aku tertidur saat itu juga.
. . .
"Tidak Kyungsoo! Tidak! Jangan paksa aku jadi wanita, ayolah ini hanya pesta dansa tanpa ada tema crossdressing okay?" aku mengenyahkan segala gaun yang Kyungsoo bawa, Kyungsoo tertawa dengan nyaring, suaranya bagaikan lonceng yang menenangkan. "Baiklah, baiklah lalu kau mau pakai baju apa? Aku lelah menghadapimu Luhan gege." Anak ini memiliki sopan santun dengan memanggilku gege, ia memang telah menemui keabadiannya di umur tujuh belas tahun sama seperti Sehun.
"Er.. kau tahu Super Junior? Atau SHINee? Atau apapun itulah, berikan aku baju seperti mereka. Menurutku itu kesannya chic dan menggemaskan." Kyungsoo menjetikkan jarinya seperti mendapat ide, dan aku menghabiskan waktu untuk tidur.
"Gege~ ireona~" aku bangun setelah er... tiga atau empat jam? Entahlah aku tak ingat dengan pasti. Kyungsoo menyuruhku untuk mematut diri di depan cermin, dan... the hell kemana rambut keemasanku tadi pergi? "Kyungsoo.." panggilku. "Ya gege?"
"Kau mewarnai rambutku?" ia mengangguk, "Ya sedikit, warna merah itu cocok untukmu ge. Err.. dulu aku selalu ingin jadi hairstylist tapi appa, eomma, Kai, Kris gege, Tao gege, bahkan Sehun melarangku. Dan sekarang ada kau! Ya sudah aku jadikan percobaan." Dasar vampir polos, seenaknya saja ia menjadikan rambutku bahan eksperimen. Tapi dia benar, warna merah keunguan ini cocok denganku sepertinya.
Dan bajuku telah berganti, anak ini apa ia menelanjangiku tadi? -_- baiklah aku sedikit berlebihan dan akhir-akhir ini aku terus berkata kotor. Kyungsoo memberikanku pakaian, sebuah jaket berwarna hitam dan kemeja santai berlengan pendek di dalamnya. Lalu celana panjang yang rasanya nyaman sekali. (*author note: bayangin rambut Luhan kaya sekarang, dan bajunya itu baju yang dia pake di MAMA 2012 kemarin)
"Nah uri gongjunim Lulu, silahkan turun. Pangeranmu menunggu di bawah." Kyungsoo nyengir lebar, aku menepuk kepalanya yang lebih pendek dariku lembut. "Gumawo Kyungie~"
Aku menggerakkan kakiku sedikit susah, ya dokter bilang tulang keringku patah dan setelah operasi ia menyuruhku memakai gips. Tapi dengan alat bantu -yang aku bahkan tak tahu namanya apa, bentuknya mirip kaki palsu- aku bisa berjalan lebih sempurna tanpa kruk. Aku menuruni tangga rumah, dan menjumpai ayah serta Sehun di sana. "Er.. Kyungsoo yang mendandaniku, ia juga yang mengganti warna rambutku. Aku tahu hasilnya mungkin.."
"Sempurna," ucap Sehun, entah itu disengaja atau tidak. Aku merona, berusaha menunduk agar Sehun tak mengetahuinya. "Aku akan menjaganya chief Hankyung." Ucap Sehun. "Hng, aku pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya." Ayah sedikit menyindir, Sehun hanya tersenyum kecil lalu membuka pintu rumah mempersilahkan aku keluar terlebih dahulu.
"Em, Lu.. kau terlihat cantik malam ini." Aku melebarkan mata rusaku (ibu menyebutnya seperti itu) well ayah jarang sekali memujiku terang-terangan, apalagi menggunakan kata 'cantik' "Well, dad.. aku lelaki ingat kan? Huh untung saja Kyungsoo tidak jadi mendandaniku dengan kostum wanita hehe." Ayah tertawa. "Baiklah hati-hati Lu, cepat pulang." Aku mengangguk dan masuk ke Audy milik Sehun.
.
..
Sehun membantuku turun dari Audy miliknya, aku duduk di salah satu bangku sementara Sehun akan memarkirkan mobilnya. "Hey Luhan~" aku menoleh, itu Minho muncul dari balik pepohonan. "Kau terlihat manis," aku mengulum senyum, setidaknya dia tidak menggunakan kata 'cantik' yang menyebalkan itu. "Kau juga." Balasku, ia memang terlihat tampan. Badannya yang berotot di umur yang muda, itu sangat menakjubkan. Seandainya aku memiliki badan yang seperti itu juga..
"Oh, Lu.. aku ingin menyampaikan suatu hal. Ayahku ingin kau tahu tentang ini, aku bertaruh dua puluh ribu won untuk ini, tapi aku mohon jangan marah ya hehe." Aku mendongakkan kepalaku penasaran, "Ehm jadi begini, ayahku ingin kau putus dengan si Sehun itu. Well, bukan berarti ayahku membencinya hanya saja.. ah entahlah yang jelas ia bilang kalau kami akan mengawasimu."
Aku terkekeh, "Baiklah katakan padanya terima kasih atas pengawasan yang kalian belikan haha." Kami tertawa berbarengan, "Jadi biarkan aku membantumu berdiri." Minho memegang lenganku, "Minho dia adalah tanggung jawabku." Tiba-tiba Sehun datang dan menggandeng lenganku, kilat kesal terpatri di mata Minho.
"Kita akan bicara lagi nanti Lu," aku hanya mengangguk tak tahu mau berkata apa. "Hm, aku hanya meninggalkanmu selama dua menit untuk parkir tapi 'serigala' itu mengambil-alih dengan cepat. Dasar anjing liar," Sehun setengah mengejek aku hanya tertawa, kurasa ia melakukannya untuk mencairkan suasana. Lagipula aku tak mengerti apa makna serigala yang ia maksud.
Kami masuk dan ini adalah pesta dansa pertama yang kuikuti sekaligus pesta dansa pertama yang kudatangi bersama lelaki. Kami masuk dan disambut oleh sesi photoshoot, "Sehunna aku tidak menyangkau kau akan memintaku melakukan ini," aku menggeleng-geleng. "Nikmati saja pestanya, uri gongjunim."
"Mengenaskan, banyak wanita cantik disini dan kau masih menyebutku 'ratu'." Gerutuku. "No one as beautiful as you, princess." Aku memukul bahu Sehun main-main, ini aneh karena aku merona mendengar gombalan seseorang padahal sebelumnya tak pernah seperti ini. Kami masuk ke pusat pesta, musik menyala keras dan orang-orang mulai berdansa di tengah ruangan. Ini seperti suasana club malam.
"Oh Sehunna, kau sedang membunuhku saat ini." Keluhku, aku memang tak pernah suka dengan keramaian apalagi yang seperti ini. "Ini adalah pesta dansa, dan aku tak ingin kau melewatkan pesta semacam ini di usia muda." Aku hanya mengangguk-angguk. Aku melihat Chanyeol dan Baekhyun yang mulai menyibukkan diri, mereka berisik tapi menjadi pusat perhatian saat ini. Well mereka terlalu cocok untuk jadi sepasang kekasih.
Lalu Chen dan Xiumin yang menikmati coctail mereka, ah.. pasangan yang malu-malu. Tapi terlihat lucu, aku suka ketika Xiumin tersenyum karena Chen. "Apa kau mau pergi?" bisik Sehun karena ruangan ini terlalu berisik, aku mengangguk.
Kami menuju taman, di sana tak banyak orang. Tapi ada sebuah tempat yang dihiasi lampu warna-warni yang indah, sangat romantis untuk dijadikan tempat berdansa. Sayup-sayup terdengar lagu klasik yang cukup romantis namun tak familiar di telingaku, "Shall we?" Sehun mengulurkan telapak tangannya. "Ugh Sehunna, haruskah kita melakukannya?"
"Em, kenapa tidak?" ia melingkarkan lengannya di pinggangku, di sebelahku ada Tiffany Hwang dan kekasihnya, kemudian Im Yoona dan kekasihnya, dua wanita cantik yang berdansa dengan lelaki tampan. Sementara aku dan Sehun? Aku bergidik ngeri membayangkannya. "Percayalah, mereka justru iri dan kagum pada kita." Sehun berbisik di telingaku, aku percaya-percaya saja toh Sehun memang bisa membaca pikiran.
Kemudian Sehun melingkarkan lengannya di pinggangku, aku mengalungkan kedua lenganku di lehernya. "Sehunna, katakan padaku ketika aku menginjak kakimu." Ucapku malu-malu, aku memang buruk dalam berdansa. "Lihat Luhan, sekarang kita berdansa dan tidak seburuk yang kau pikirkan kan?" aku tersenyum lalu mengangguk, bergerak seirama dengan tubuh Sehun yang terlatih.
Kemudian Yoona dan Tiffany noona meninggalkan kami, seakan memberi waktu khusus bagi aku dan Sehun. "Sehunnie, mengapa kau menyelamatkanku? Maksudku.. bila kau biarkan racun Yongguk menyebar, tentu saat ini aku pasti bisa menjadi sepertimu kan? Hidup dalam keabadian dan merangkai kisah yang indah berdua." Ucapku lirih, "Kau tak tahu apa yang sedang kau ucapkan Luhan. Kau takkan pernah menginginkan sesuatu seperti ini, duniaku sama sekali tidak cocok untukmu, kau seharusnya hidup di negeri dongeng yang indah bukan di dunia vampir."
"Tapi aku menginginkanmu Sehun, selalu. Tak ada waktu dimana aku bisa melupakan sesuatu tentangmu dan aku menyakininya." Sehun menggeleng lemah. "Aku tak ingin kau menjemput ajalmu lebih cepat Lu, bahkan appa tak akan merubah orang itu jika orang itu memiliki kesempatan yang lain." Aku menyentuh pipi Sehun yang putih pucat dan sempurna bak porselen itu. "Demi kau, aku siap mati. Karena kau tahu.. setiap detik dan menitnya, aku terus bertambah tua."
"Memang itulah Lu, takdirmu akan seperti itu. Kau akan hidup bahagia sampai Tuhan memutuskan ajalmu." Aku menggeleng. "Kyungsoo bilang ia melihatku sebagai vampir sepertimu ketika aku sekarat kemarin kan? Itu berarti ada kesempatan." Sergahku. "Penglihatan Kyungsoo bisa berubah Luhan."
"Ya, tapi penglihatannya akan berubah ketika orang yang dilihatnya itu juga merubah keputusannya, dan aku tidak merubah keputusanku untuk ingin menjadi vampir sepertimu Hunnie." Ucapku sungguh-sungguh. "Jadi, itu keinginanmu? Kau meninggalkan kehidupan manusia yang sempurna ini dan ingin menjadi sesosok monster?"
"Itu karena aku menginginkan untuk bersamamu selamanya Sehun.." Sehun tersenyum, "Baiklah, untuk bersama selamanya." Ia memegang leherku dengan tangannya yang dingin, aku sudah siap untuk merasakan rasa panas dan sakit untuk yang kedua kalinya. "Apa kau siap Lu?" aku mengangguk kecil, rasa sakit yang aku rasakan nanti takan pernah sebanding dengan imbalan hidup bahagia bersama Sehun untuk waktu yang tak bisa ditentukan.
Aku menjenjangkan leherku, membiarkan Sehun menemukan titik yang pas untuk menancapkan taringnya dan memasukkan racunnya ketubuhku. Aku memejamkan mata, setelah ini kehidupanku akan berubah.. nafas Sehun terasa begitu menggelitik di leherku.
Chu~
Aku membuka mataku kaget, Sehun buru-buru menjauhkan bibir dinginnya yang baru saja mencium leherku. "Sehunna.." ucapku kaget. "Luhan, tidakkah cukup bagimu untuk hidup bersamaku dan mengarungi kehidupan dengan sisa umur kita?" aku menampilkan senyum simpul, "Baiklah, itu cukup saat ini."
Dan detik berikutnya bibir kami bertautan untuk yang kedua kalinya, tak perduli betapa dinginnya bibir Sehun ini. Aku melumat bibir bawah Sehun dan membiarkan ia yang memegang kendali atas ciuman kita kali ini. Ciuman yang akhirnya menjadi saksi bahwa aku milik Sehun dan ia secara pasti adalah milikku, meski kelak perpisahan tetap akan ada di antara kami berdua.
Dan malam ini, baik aku dan Sehun sama-sama mengalah. Tapi aku takkan pernah berhenti meminta Sehun untuk merubahku menjadi makhluk imortal sepertinya, karena aku Xi Luhan telah mengetahui apa yang aku pikirkan dengan pasti, untuk menjadi sama seperti seorang Oh/Kim Sehoon..
END!
Sudah end pemirsah :3 dan aku gatau mau nambahin gimana lagi._. buat yang nanya apakah ada New Moon atau Eclipse atau Breaking Dawn? Waduh mampus saya bingung abis, karena jujur bikin New Moon itu nyebelin abis-_- paling benci saga yang itu, lagian saya udah gapunya film new moon jadi susah pas mau ngeremake._. hehe but its all up to you my beloved readers, so pick one.
New Moon | FF baru? ^^~ kamsahamnida Saranghae :3
Btw Luhan ngomong: "Actually i'm close with Minho, and become closer lately. We often hang out together." Terus Sehun pas denger Luhan bilang kaya gitu langsung natap sinis gitu._. Jengjeng ngasih saya ide buat bikin New Moon masa -_-
Last, Review jusseyo^^
