Disclaimer: Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadatoshi.

Note: AU. Insya Allah OOC (?). Gender bender. Alternate age; usia karakter rata-rata 23 ke atas. Awas ada typo. EYD yang tak rapih. Majas bertebaran. Bahasa sok IPA bertebaran. Parodi bertebaran.

Pairing: AominexFem!Kise (main) and another pair, that you'll found them later.


Pregnant


VIII. Akashi

.

.

.

Apa? Mantan apa? Mantan pemban— pacar?

Reddish Company?

Ini gila.

Mantan pemain basket nasional itu memijat pelipisnya. Cukup sudah. Ini semua pasti karena ia kecapekan dan terlalu banyak menemani istrinya menonton drama cinta untuk anak labil.

Reddish Company.

Tidak ada yang tidak bergidik setiap kali mendengar nama perusahaan itu. Perusahaan besar yang bergerak dibidang pelayaran, peminyakan, dan perhotelan. Di pimpin oleh Akashi Oshiki—ayahnya Akashi. Dan kabarnya perusahaan besar ini termasuk perusahaan paling berpengaruh bagi perekonomian Jepang. Bangunan berwarna merah adalah ciri khas dari perusahaan ini.

Setidaknya, itulah informasi yang Aomine dapat Ryuka, tv, dan sedikit refrensi dari google.

Tanpa diminta, Ryuka langsung memperkenalkan Akashi ke suaminya.

"Akashicchi ini Daicchi. Daicchi ini Akacchi." Yang sedang diperkenalkan hanya saling bertatapan dengan sinis. "Daicchi, waktu pernikahan kita. Aku mengundang Akashicchi, tapi waktu itu dia…"

Terlihat ada percikan api di antara Aomine dan Akashi.

"…ada urusan keluarga, dengan keluarganya yang ada di Inggris. Jadi ini adalah pertemuan pertama kalian."

Perkenalan berakhir.

Lalu Ryuka menjelaskan bahwa Akashi adalah teman sekelasnya di Teiko dulu. Selama tiga tahun mereka berada di kelas yang sama, kelas A—dimana anak-anak ber-IQ tinggi berkumpul.

Sedikit informasi: SMA Teiko itu sekolah elit dimana pelajar ber-IQ tinggi berkumpul.

"Kamu jenius, ya," Aomine memuji sang istri.

"Dan aku kasihan padamu punya suami seidiot dia," kata Akashi, penuh simpati, pada Ryuka.

Aomine ingin melempar buku menu pada Akashi, tapi dia takut.

Bukan karena titel pria surai merah itu yang membuatnya takut.

Hell, untuk apa dia takut? Aomine bahkan berani melempari kepala pemimpin negara dengan kaleng minuman.

Tapi dia takut Akashi akan melempar garpu, pisau makan, gelas—gelasnya bukan plastik—atau yang lebih parah, dilempar peralatan tulis milik pewaris Reddish Company itu—Aomine tidak sengaja melihat ada gunting, penggaris alumunium, jarum jangka dan alat tulis berbahaya lainnya di dalam tas sang guru, ketika resleting tasnya terbuka.

Terakhir Ryuka cerita bahwa Akashi Seijirou adalah mantan keduanya saat dia SMA. Dia dan Akashi pacaran saat mereka duduk di kelas dua sampai tahun pertama mereka di universitas.

Mereka putus karena Akashi yang pada saat itu terlalu sibuk dengan urusan kampus dan ayahnya yang selalu menyuruhnya untuk belajar menangani perusahaan.

"Mantan pertamamu siapa?" tanya pria berkulit tan itu, penasaran.

Senyum merekah di wajah sang model cantik. "Imayoshi Shoichi." Singkat, jelas, padat, dan hampir membuat yang bertanya tidak waras.

Sang calon ayah tahu kalau bosnya dan istrinya itu pernah satu sekolah. Tapi tidak pernah tahu kalau dua orang itu sangat akrab—SANGAT AKRAB! BAHKAN SAMPAI PACARAN!

"Aku pacaran sama Imayoshi-senpai hanya satu tahun, itu juga tidak full." Sang suami shock berat. Tidak full… "Aku kelas satu, Imayoshi-senpai kelas tiga. Makanya kita putus."

Seketika Aomine merasa, kalau sekarang, ia sedang terjebak dalam genjutsu-nya Itachi.

Ia tidak sanggup menanyakan hal lain lagi.

Satu lagi, untuk pertama kalinya ia kapok menjadi orang kepo.

xXx

"Nee… Akashicchi—"

"Seicchi juga tak apa Ryuka."

Ryuka melirik suaminya. Memberi isyarat apakah ia boleh memanggil mantannya dengan sebutan pada saat mereka pacaran. Aomine mengangguk.

"Na, Seicchi. Di Teiko kamu jadi guru apa?" tanyanya.

"Apa saja," jawab Akashi, singkat, kurang jelas, dan sama sekali tidak padat. "Ah Ryuka."

"Ya?" Empunya nama membalas dengan ceria membuat yang tidak bersangkutan—Aomine—juga menoleh.

Si pemanggil melipat kedua tangannya dan memposisikannya di depan dadanya. "Aku sedikit prihatin padamu," Ryuka dan Aomine bertanya-tanya dalam hati, "ini perasaanku saja atau pria itu memang memberi pengaruh buruk padamu?"

"Hei!"

Ryuka bingung.

"Sejak kapan kamu senang baca manga full dirty-jokes seperti ini?" tanya Akashi sambil menunjukkan manga Gintama. "Dulu kan kamu senang manga psychological, sci-fi, dan kalau bosan dengan genre keras seperti itu, kau membaca yang ada slice-of-life."

Wajah Ryuka memerah. "E-eh!? Itu punya Daicchi!" sergahnya.

Yang disebut namanya langsung merampas manga yang karakter utamanya selalu terobsesi untuk menguasai bankai itu dari tangan jahanam Akashi. "Tanganmu tangan maling, ya," desisnya.

"Maling elit? Ya, aku memang keturunan Luphin."

Urat-urat di pelipis Aomine beradu. Dua puluh empat tahun—tahun ini hampir dua puluh lima tahun—hidup baru ini ia merasa sekesal ini.

Bahkan level menyebalkan orang ini 11:12 dengan Kuroko.

"Ma, ma, Daiki, Seicchi…" kata Ryuka berusaha menenangkan dua orang itu. "Anyway, Seicchi, kamu ke sini sebenarnya mau apa? Aku kira kamu ke sini untuk melayani dua muridmu yang konsultasi pelajaran, hihi…"

"Melayani murid konsultasi? Absolutely not. Mereka berdua tidak sengaja menemukanku di sini," jawab Akashi. "Aku ke sini karena ingin bertemu seseorang."

Salah satu alis Ryuka terangkat. "Who?"

"Ah, harusnya dia sudah ada di sini dari lima belas menit lalu. Tapi… I wonder where is she—"

"Koko ni iru yo*, Akashi-kun," potong seseorang.

Dan suara orang itu membuat Akashi, Aomine, dan Ryuka kaget. Aomine sampai hampir merobek majalah playboy-nya—yang baru saja ingin ia baca.

Hal yang paling membuat Aomine kaget adalah suara yang memotong Akashi itu… dia kenal suara itu. Dan fakta bahwa pemilik suara kini sedang duduk di sampingnya… Ah ia tahu orang ini…

"Ah, I've waited for—"

"TAYUYA!" pekik Aomine, dengan gaya ibu-ibu kaget di drama-drama.

Akashi langsung melemparnya dengan buku menu—Aomine bersyukur dalam hati karena tidak dilempar dengan pisau atau garpu atau alat tulisnya. "Jangan memotong pembicaraanku, idiot!"

.

.

.


.::To be Continued::.


*Minta bantuan gtranslate. Betul nggak?

Okki's note: Crack lagi =3= ImaKise, haha. Dan...

SORACHI HIDEAKI-SENSEI GOMENNASAI ...

Huh, episode kali ini bakal jadi episode terpanjang—tiga chapter! Oke, menurut kalian mungkin biasa, tapi menurut saya selaku author males, ini terlalu panjang. Harusnya bisa selesai dalam satu chapter, tapi males, bakal jadi 3k+ words... Ya, jadi intinya gitu... sebenernya buat dua chapter ke depan udah siap update. Tapi daku males update-nya T_T