Title: Sacrifice
Cast: Huang Zi Tao ; Wu Yi Fan ; Other EXO Members
Pair: TaoRis ; Other
Summary: Tao mencintai Kris. Tapi cinta Tao itu bertepuk sebelah tangan. Tao sudah banyak berkorban untuk Kris. Tapi Kris tak menghargai penghorbanan itu. Lalu, akankah Tao menyerah? Bad summary. Yaoi. BoyxBoy. TaoRis. EXO fic. DLDR. RnR? Please?
Cinta itu butuh pengorbanan
Begitu kan?
Aku sudah banyak sekali berkorban
Tapi, kenapa aku tak kunjung bahagia?
Rasanya, makin hari makin sakit saja
Aku ingin pergi
Dan tak kembali
Tapi, sepertinya tak bisa
Karena, baik tubuhku dan hatiku..
Sudah terikat padamu
-0-
Aku memperhatikan bayangan diriku di cermin. Aku tersenyum getir ketika melihat beberapa luka memar yang tercetak jelas dibeberapa bagian tubuhku. Saat aku menyentuh luka memar itu, sakit, rasanya. Sakit, sekali. Tapi tak sebanding dengan sakit di hati-ku ketika mengingat siapa yang membuat luka memar tersebut. Kekasihku sendiri. Ani. Bukan kekasih. Ia sudah tidak menganggapku kekasih lagi, kan? Lebih tepatnya adalah orang yang kusayangi.
Mataku memanas. Aku dapat merasakan air mata akan jatuh sebentar lagi. Tidak. Air mata ini tidak boleh jatuh. Karena…
BRAKK
"HUANG ZI TAO!"
Ya. Karena 'ia' akan tiba. Dan sekarang, sudah tiba.
"HUANG ZI TAO! DIMANA KAU?!"
Suara itu makin lama makin keras. Aku menyeka air mataku yang sudah jatuh sedikit. Lalu, aku memberanikan diriku keluar dari kamar.
"Ada apa, ge?" tanyaku. Berusaha menyembunyikan perasaanku
"Apa yang kau katakan pada Lay? Hah?!" Ia membentakku. Rasanya perih sekali "APA YANG KAU KATAKAN?! Jawab aku, bodoh!"
"Aku, aku tidak mengatakan apapun pada Lay-ssi," jawabku "Bahkan bertemu dengannya saja belum,"
"Jangan berbohong! Kalau kau tidak mengatakan apa pun padanya, lalu kenapa ia meminta-ku mengakhiri hubungannya, eoh?! Kau pasti menceritakan perihal hubungan kita! Dasar bodoh!"
Aku menggigit bibirku keras. Berusaha agar aku tidak menangis. Aku juga mengepalkan tanganku.
"Aku benar-benar tidak mengatakan apapun. Aku tidak berbohong," kataku "Aku tidak pernah menceritakan perihal hubungan kau dan aku pada Lay. Karena kau melarangnya,"
Ia terdiam sejenak. Berusaha mengatur nafasnya yang memburu itu. Aku mengepalkan tanganku makin erat.
"Lalu kenapa? Kenapa ia mengakhiri hubunganku dengannya?! Ini semua pasti karenamu, bodoh! Pasti dengan suatu cara, ia mengetahui hubunganku denganmu! Dasar bodoh! Seharusnya aku tidak pernah berhubungan denganmu!"
Aku terdiam. Aku berusaha menahan air mataku yang sudah memohon untuk dijatuhkan. Sungguh, mungkin ini bukan pertama kalinya ia mengucapkan hal itu padaku, tapi, rasanya tetap saja sesakit biasanya.
"M-Maaf. Aku memang bodoh. Mianhae," hanya itulah yang dapat kuucapkan. Entahlah. Aku sudah kehabisan kata-kata.
"Ya sudah! Sana masuk kekamarmu! Aku jadi muak melihat wajahmu,"
Perkataannya yang menusuk itu hanya kubalas dengan anggukan kecil. Aku lalu buru-buru masuk kekamarku dan mengunci pintunya.
Aku menutup mulutku. Air mata mulai mengalir dari mataku.
Aku menangis. Untuk kesekian kalinya. Dan dengan penyebab yang sama. Wu Yi Fan.
-0-
"Tao! Aigoo~ Tubuhmu makin kurus saja!"
Aku tersenyum lemah ketika mendengar perkataan Luhan-ge. Apakah semua menyadari bahwa tubuhku makin kurus? Tapi, kenapa dia tidak menyadarinya?
Ah ya. Aku lupa. Dia tidak pernah mempedulikanku.
"Hehe, aku hanya malas makan ge," jawabku berbohong
"Aigoo. Jangan berbohong, Huang Zi Tao," kini giliran Baekhyun hyung yang menyumbang suara "Kami semua tau alasannya,"
Aku menatap mata penuh keprihatinan di sekelilingku. Mata Luhan-ge, Baekhyun hyung, Chanyeol hyung, Sehun, Kai, D.O hyung, dan Suho hyung.
Aku hanya dapat tertawa kecil menanggapi kata-kata Baekhyun hyung. Baekhyun hyung memang benar. Aku tidak seharusnya berbohong di hadapan sahabatku sendiri.
"Tao, kenapa kau tidak pindah saja?" suara Suho hyung membuyarkan lamunanku "Aku.. tidak tahan melihatmu yang seperti ini,"
"Benar," giliran Chanyeol hyung berbicara "Kemana sosok panda-ku yang manis itu? Sekarang hanya ada panda yang makin hari makin kurus. Tidak ada keceriaan yang dulu ada itu,"
"M-Mianhae," aku bersuara "Entah kenapa.. aku tidak dapat meninggalkan Kris-ge. Aku.. sangat mencintainya,"
Semua menghela nafas. Aku tau, mereka lelah mendengar alasanku yang berulang-ulang. 'Aku sangat mencintainya' tapi memang itu satu-satunya alasan aku bertahan.
"Tao hyung…," Kai berbicara "Bukan maksudku untuk meremehkanmu atau apa,"
"Tapi.. aku merasa, perjuangan hyung sia-sia," lanjut Kai "Kris-ssi tidak pernah berubah. Dan kurasa tidak akan, kalau sikap Tao hyung begini-begini saja,"
"Begini-begini saja? Maksudmu, Kai?" Luhan hyung mewakilkanku bertanya
"Maksudku, selama ini Tao hyung bersikap lemah dan lembut sekali pada Kris-ssi. Padahal, bukan sikap seperti itu yang diperlukan untuk melawan orang seperti Kris-ssi," jelas Kai "Tao hyung sesekali harus bertindak. Melawan atau semacamnya. Yah, tapi aku juga takut. Kalau Tao hyung melawan, Kris-ssi malah akan marah dan malah akan makin buruk sikapnya pada Tao hyung,"
Ya. Memang itulah yang aku takutkan kalau aku bersikap melawan pada Kris-ge. Bersikap lembut saja sudah seperti itu. Apalagi melawan?
"Jadi, sebenarnya yang seharusnya Tao lakukan ya…," Suho hyung menggantungkan ucapannya
"Apa?" tanyaku penasaran
"Pergi,"
Satu kata dari Suho hyung membuatku terdiam. Pergi dan pergi. Itulah yang selama ini orang lain katakan. Aku harus pergi agar terbebas dari kesakitan itu. Kesakitan yang makin lama makin sakit saja rasanya. Makin pahit.
Tapi, aku tidak pernah melaksanakan perintah orang-orang itu. Padahal, mereka menyarankan yang terbaik untukku. Tapi, aku sudah dibutakan oleh cinta. Entahlah. Cinta memang menyesatkan.
"Suho hyung," panggilku "Bagaimana kabar Lay-ge?"
Dihadapan Kris-ge aku memang memanggil Lay-ge dengan kata-kata –ssi. Agar Kris tidak tau, bahwa aku dan Lay sebetulnya.. sangat dekat.
"Kabar Lay?" Suho menghela nafas "Entahlah. Ia tak pernah menghubungiku lagi setelah kejadian kemarin itu. Kurasa ia malu atau apalah,"
Bukan rahasia lagi jika Lay memang menyukai Kris-ge. Dan aku sangat tau, ia sebetulnya terpaksa mengakhiri hubungannya dengan Kris-ge. Dan itu.. karena aku.
"Mungkin Lay hanya sedang memulihkan otaknya," kata Luhan-ge "Aku sendiri heran. Lay kan sudah tau kalau Kris sifatnya begitu. Tapi masih saja mendekatinya. Ckck,"
Sebenarnya Luhan-ge seperti menyindir diriku. Entahlah. Atau mungkin hanya perasaanku saja.
"Jam berapa sekarang?" tanyaku
"Jam?" tanya D.O hyung "Sebentar.. Jam 12,"
"EHH? JINJJA?" aku kaget "Jam 12? Kris-ge bilang dia akan pulang jam 1! Aishh, ottokhae?"
"Biar aku mengantarmu pulang, hyung," Sehun mengeluarkan suaranya "Kebetulan aku membawa motorku,"
"Jinjja? Bolehkah?" tanyaku
"Ne, tentu saja. Ayo cepat, daripada nanti Kris-ge mu itu marah," kata Sehun sambil beranjak dari duduknya
"Baiklah. Emm, hyungdeul, Kai, aku pulang dulu yaa, kapan-kapan kita berkumpul lagi," pamitku pada semuanya
"Ne, hati-hati dijalan!"
"Sehun, jangan ngebut-ngebut! Kalau sampai terjadi sesuatu pada Tao, kuapakan kau!"
"Ne, ne. Hyungdeul ini berisik sekali,"
Sehun menarik tanganku. Sesaat sebelum benar-benar meninggalkan tempat pertemuan kami, aku melihat raut sedih pada wajah Luhan-ge.
Satu pertanyaan timbul di otakku. Kenapa?
-0-
"Sudah sampai, hyung," kata Sehun begitu motornya berhenti tepat di depan rumahku
"Ne. Ahh, gomawo Sehunnie~" kataku "Untung saja Kris-ge belum pulang. Gomawo, ne?"
"Ne hyung. Sudah sana cepat masuk," kata Sehun sambil memberikan senyum lembutnya
"Ne, hati-hati dijalan!"
Setelah Sehun pergi, aku buru-buru masuk kerumah. Untunglah. Sepertinya Kris-ge belum pulang.
"Kau darimana saja, baby panda?"
Langkahku terhenti. Tubuhku membeku.
"Terdiam, eoh? Jadi, selama ini kau bermain di belakangku?"
Aku tidak menjawab. Aku takut jawabanku malah akan memperburuk segalanya.
"JAWAB AKU! Jadi selama ini, jika kutinggal, kau bermain dengan namja lain? Iya?! Kau keterlaluan!" bentak Kris-ge "Hhh. Selama ini ternyata anggapanku tentang dirimu salah, ya. Ternyata kau bukan namja baik-baik. Ternyata kau sama seperti namja manis lainnya. Bitch,"
Ucapan Kris-ge yang terakhir menusuk diriku. Aku ingin melawan. Ingin sekali. Ingin mengatakan semua hal yang membebani dirku selama ini. Tapi, tidak. Aku harus sabar. Aku tidak boleh mengatakan hal-hal itu. Karena, semuanya pasti akan berubah menjadi lebih buruk.
"HEY! Jawab aku! Jangan hanya diam di situ seakan tidak tau apa-apa, bodoh!" bentak Kris-ge lagi
"A-Aku.. aku tidak bermain di belakang gege, tidak sama sekali," jawabku pelan
"Iya kah?" tanya Kris-ge meremehkan "Tidak perlu bohong. Huang Zi Tao,"
"Aku, aku tidak bohong! Aku mengatakan yang sejujurnya!" jawabku "Aku memang tidak bermain di belakangmu!"
"Oh ya? Lalu kalau begitu, siapa namja yang mengantarkanmu tadi?"
"Dia hanya temanku! Sehun hanya temanku!" jawabku "Dia hanya temanku! Tidak lebih dari itu, ge!"
"Teman, ne? Dan namanya.. Sehun? Khh,"
Aku terdiam. Aku menundukkan kepalaku.
"Sudahlah! Aku malas melihatmu. Sana masuk kekamar! Dan jangan keluar sampai kupanggil! Hari ini Jessica mau datang,"
"J-Jessica? Siapa itu, ge?" tanyaku memberanikan diri "A-Apakah, kekasih gege yang baru?"
"Tentu saja bukan kekasihku!Aku tidak punya kekasih sekarang, haha," jawab Kris-ge "Dia hanya seorang yeoja yang biasa memberiku uang,"
'Yeoja yang biasa memberiku uang'. Aku tau itu berarti 'Yeoja yang biasa kupuasi'. Itu dia artinya. Dan berarti, aku harus menutup kupingku hari ini.
"B-Baiklah,"
Aku melangkahkan kakiku pergi dan masuk kekamarku. Aku melempar tas yang kubawa ke sembarang arah. Untung saja Kris-ge tidak sedang dalam moodnya untuk menghajarku.
Untung saja.
-TBC-
Annyeong~ Aku balik bawa FF baru, castnya TaoRis. Yeyy~ xD Ini FF Hurt/Comfort pertama yang kubuat. Entahlah. Lagi seneng baca FF yang Taonya tersakiti. Kkk~
Mian kalau part ini terlalu pendek. Aku memang sengaja *plakk. Oh ya, jangan lupa review ne? Kalau yang review banyak ceritanya bakal kulanjut secepet mungkin. Kalau dikit yaa.. bakal dilanjut lama atau malah mungkin ga akan dilanjut sama sekali. Hehe .-.v
Jadi, review, ne? Semuanya tergantung kalian~